Anda di halaman 1dari 2

Nama saya Tiwi Nugraheni dari S-1 Pendidikan Tata Boga 2015 jurusan Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik. Saya merupakan mahasiswi UNESA semester 7 yang saat ini
sedang mengampu mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sebenarnya mata kuliah KKN telah saya
program di semester 6, namun terdapat kendala atau jadwal yang crash dengan mata kuliah lainnya.
Sehingga terpaksa harus mengikuti gelombang ke – 3 yaitu periode bulan September di semester 7.

Kesan pertama ketika mendapatkan pengumuman tentang kelompok KKN 41 desa Cangkring
Sidoarjo adalah “kenapa harus sidoarjo? Kenapa harus literasi lagi?”. Pertanyaan ini muncul karena
situasi saya yang sedang melaksanakan mata kuliah PPP (Program Pelatihan Pembelajaran) merasa
akan terjun ke dunia pendidikan lagi ketika di mata kuliah KKN. Sempat tidak ingin berangkat karena
iri dengan teman – teman yang mendapatkan tema posdaya waktu itu. Namun, saya berusaha
memotivasi diri, “mungkin memang ini saatnya menggunakan ilmu ke-pendidikan saya ditengah –
tengah ilmu murni dari teman – teman saya”. Sehingga saya tidak merasa kecewa lagi terhadap
keputusan dari pihak kampus.

Minggu – minggu menuju hari – H KKN teman – teman dari KKN 41 Cangkring mengadakan
meet up. Karena saat itu saya juga sedang melaksanakan kegiatan PPP, saya tidak banyak mengikuti
kegiatan meet up yang diagendakan teman – teman. Kami, anggota lengkap KKN 41 Cangkring
akhirnya bertata muka dengan formasi lengkap ketika mengahdiri acar pelatihan KKN di gedung FBS
kampus UNESA Lidah Wetan. Belum banyak yang dapat dibicarakan selain membicarakan tentang
program kerja dan apa saja yang harus dilakukan ketika terjun di lokasi KKN yaitu desa Cangkring
kecamatan Kembung Sidoarjo. Sehingga obrolan pada saat itu termasuk dalam obrolan yan benar –
benar serius dengan orang yang belum benar – benar dikenal.

H – 1 pembukaan KKN Literasi kecamatan Krembung, kami serombongan berkumpu di salah


satu kos teman kami yang beralamat di ketintang wiyata. Berangkat dari Surabaya pukul 16.00
secara terpisah. Karena barang yang dibawa sangat banyak. Rombongan pertama sampai di lokasi
KKN tepatnya desa Cangkring pada pukul 17.30 WIB. Sedangkan gelombang kedua sampai pada
pukul 19.00 WIB. Sudah puas beristirahat, kami mulai berkemas untuk menata barang di rumah yang
akan digunakan untuk tinggal selama 21 hari.

Rumah yang akan kami tinggali berada di dsn Cangkring RT 001. Kesan pertama ketika
memasuki rumah ini yaitu “gelap”. Memang rumah ini telah lama tidak ditempati. Sehingga aura
yang muncul pun sedikit tidak baik. Namun saat itu kami masih senang – senangnya sampai dirumah
yang akan kami tinggali bersama selama 21 hari. Hari makin hari ada saja yang kami alami dari
rumah tersebut yaitu gangguan dari makhluk gaib. Mulai dari teman yang kerasukan, pintu yang
digedor, atap yang dipukul, dan suara – suara memanggil nama salah satu nama teman kami.

Namun, selain pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut, kamipun juga mengalami hal
yang sangat menyenangkan. Yaitu dapat hidup bersama dengan 16 orang didalamnya. Mengobrol,
bercanda, makan bersama, menyelesaikan permasalahan secara bersama – sama. Sehingga apa yang
dirasakan tidak dirasakan sendirian, melainkan dirasakan bersama – sama. Banyak kegiatan yang
telah kami lakukan bersama misalnya ketika pagi datang kami melaksanakan sholat subuh
berjamaah, selesai sholat anak yang bertugas untuk memasak pada hari tersebut melakukan
kegiatan berbelanja ke pasar. Selesai belanja melakukan kegiatan memasak dan menyiapkan sarapan
sebelum anggota lain berangkat melaksanakan aktivitas selanjutnya. Pagi selesai sarapan anggota
dibagi menjadi beberapa bagian yang akan dipisahkan untuk bertugas melaksanakan kegiatan literasi
di sekolah. Kelompok dibagi menjadi Satgas – Satgas kecil yang bertanggung jawab terhadap apa
yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung. Satgas – satgas tersebut yaitu Satgas SDN Cangkring
1, Satgas SDN Cangkring 2, Satgas MI NU Cangkring, Satgas PAUD dan Pra PAUD. Selesai
melaksanakan kegiatan literasi di sekolah, satgas – astgas tersebut melakukan kegiatan perbaikan
dan pengembangan perpustakaan di masing – masing sekolah. Selesai melaksanakan kegiatan di
sekolah, satgas – satgas tersebut dibagi lagi untuk kegiatan selanjutnya yaitu pengembangan TBM
dan Taman TOGA.

Di TBM, Satgas melakukan kegiatan pengembangan perpustakaan desa dengan melakukan


penambahan buku dan sedikit perubahan tampilan dalam ruangan perpustakaan. Perpustakaan yag
terletak di lantai dua balai desa Cangkring dirasa kurang efisien sehingga perlu dipindah tempatkan.
Akhirnya perpustakaan berhasil dipindahkan ke balai desa Cangkring lantai 1 berkat dukungan dari
kepala desa Cangkring. Dengan sentuhan tema tropical yang dicetuskan oleh salah satu teman kami,
perpustakaan desa Cangkring berhassil dirombak dan memiliki tampilan yang menarik sehingga
banyak pengunjung yang mengunjungi perpustakaan tersebut.

Lain dengan TBM yang menggunakan perpustakaan desa, Taman TOGA memang belum ada
di desa Cangkring. Sehingga kami menggunakan halaman depan rumah dari pak kepala desa sebagai
media membuat taman TOGA. Sosialisasi kami lakukan mulai dari pengenalan jenis tanaman yang
kami tanam kepada warga setempat, kemudian bagaimana mengolahnya, apa saja manfaatnya dan
terakhir bagaimana perawatannya. Respon yang didapatkan dari warga yaitu positif. Warga telihat
antusias dengan info tentang TOGA.

Setelah 21 hari tinggal bersama, melakukan berbagai kegiatan bersama – sama akhirnya
sampai juga di waktu untuk berpisah. KKN 41 Cangkring mau tidak mau harus selesai dan kembali ke
UNESA tercinta untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan yang lainnya. Perpisahan penuh haru yang
kami rasakan dipenghujung hari saat itu membuat kami merasakan “inilah keluarga sesungguhnya”.
Walaupun berbagai masalah kami hadapi, namun kami tetap dapat melewatinya bersama –
bersama. Kemas barang, beres – beres rumah, berpamitan dengan warga sekitar dan kepada kepala
desa beserta keluarga. Pukul 19.00 WIB, kami meninggalkan rumah penuh cerita, meninggalkan desa
penuh makna untuk kembali ke dunia kampus lagi. Semoga apa yang telah kami alami bersama,
persahabatan yang kami bentuk, keluarga yang kami bangun dapat terus berlanjut hingga nanti.

Anda mungkin juga menyukai