Anda di halaman 1dari 3

Skrip

Pemain
Rayi Lugina : Perawat
Ferina Dhika Thalia : Dokter
Wiwin Septi : Ahli Gizi
Mastifah : Pasien
Umi Magfiroh : Anak Pasien
Tn. A berusia 65 tahun tinggal di panti wredha. Saat ini klien mengeluh
tidak bisa buang air besar (BAB) selama seminggu, mengeluh selama 3 bulan
terakhir. Setelah 1 minggu Tn. A bisa BAB namun mengalami nyeri saat
defekasi dan kesulitan mengeluarkan feses (konsistensi keras). Tn. A merasa
nyeri dan penuh perjuangan dalam mengejan. Saat dikaji, klien mengatakan
bentuk fesesnya keras dalam minggu ini sampai sekarang. Klien tampak pucat.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 150/90 mmHg, HR : 106 x/menit,
RR : 22x/menit, S : 36,2 oC, TB : 158 cm, bising usus 2x/menit. Tn A bercerita
bahwa sehari minum air kurang lebih 1000 cc saja. Tn A jarang berolahraga
karena berpen dapat olahraga itu tidak penting, serta jarang melakukan aktivitas
pekerjaan rumah.

Perawat : “Assalamuaialkum bu, perkenalkan nama saya perawat rayi yang


bertugas merawat ibu ifa pada pagi hari ini.” Apa yang ibu keluhkan pada hari
ini bu ?

Anak Pasien: “Begini sus, ibu saya sudah seminggu ini tidak bisa BAB.”

Perawat: “Selain itu adakah keluhan lain yang dirasakan ibuknya ?”

Anak Pasien: “Tidak ada keluhan yang lain sus selain hal itu.”

Perawat: “Kalau boleh saya tahu, selama ibunya mengalami sulit BAB. Apa
yang dikonsumsi ibu selama mengalami hal tersebut ?”
Anak Pasien: “Akhir-akhir ini ibu tidak mau makan sayuran sama sekali sus. Sus
saya ingin bertanya apa saja yang menyebabkan ibu saya mengalami sulit BAB
?”

Perawat: “Begini mbak saya akan menjelaskan, salah satu penyebab terjadinya
sulit BAB pada ibu kamu dikarenakan kurang mengkonsumsi makanan yang
berserat seperti sayuran dan buah. Adapun hal lain yang menyebabkan terjadinya
sembilit diantaranya yaitu karena kurang minum, kurang berolahraga, kurang
bergerak.”

(Dokter datang menghampiri pasien dan perawat saat diruangan).

Dokter: “Selamat pagi, bagaimana sus dengan keadaan ibu ifa hari ini?.”

Perawat: “Begini dok, bu ifa mengalami sulit BAB selama seminggu ini.”

Dokter: “Owh sudah seminggu ya, ya sudah saya akan meresepkan obat
pencahar untuk ibu ifa. Tolong ya sus nanti jam 07.00 tolong diberikan ke ibu
ifa.”

Perawat: “Iya dok.”

Dokter: “ Ya sudah saya permisi dahulu ya.”

(Dokter keluar ruangan).

Anak Pasien: “Terus apa yang harus saya lakukan ya sus, agar ibu saya tidak
mengalami sulit BAB lagi ?”

Perawat: “Ibu anda harus melakukan diit tinggi serat. Saya akan panggilkan ahli
gizi untuk menjelaskan kepada mbak, apa saja yang boleh dikonsumsi dan apa
saja yang tidak boleh di konsumsi ibu anda.”

(Ahli gizi masuk ruangan).

Ahli Gizi: “Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya wiwin disini saya
sebagai ahli gizi akan menjelaskan makananan apa saja yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi oleh ibu ifa, makanan yang boleh dikonsumsi ibu ifa adalah
makanan yang mengandung banyak serat seperti: biji-bijian, sereal, beras merah,
buah, sayur, kacang-kacangan. Perlu diingat serat tidaklah efektif tanpa cairan
yang cukup. Makanan yang perlu dihindari antara lain: daging merah, produk
susu, pisang dan minuman yang mengandung kafein. Apakah mbaknya sudah
mengerti ?”

Anak Pasien: “Iya saya mengerti mbak, terima kasih ya. Saya akan melakukan
apa yang sudah mbaknya beritahu.”

Ahli Gizi: “Iya sama-sama. Baik saya permisi dulu ya.”

(Perawat akan melakukan bowel training pada pasien).

Perawat: “Saya akan melakukan bowel training untuk ibu anda, apakah mbak
setuju ?”

Anak Pasien: “Iya mbak saya setuju.”

Perawat: “Sebentar ya bu saya persiapan dahulu alatnya.”

(Perawat datang dan melakukan bowel training pada bu ifa).

Anda mungkin juga menyukai