HAL HAL YANG DIEVALUASI PADA PEMBINAAN SKPD 2017
NO Uraian Paket Pengadaan dan Proses Pengadaan
Barang dan Jasa
1 Pada DPA permasing masing kegiatan terdapat
belanja yang pagunya diatas 50 juta
2. Belanja Per Rincian Obyek belanja yang pagunya
diatas 50 juta , tidak dibuat dalam 1 paket
pengadaan melainkan SPJ/paket pengadaannya
dipecah pecah
3. Belanja dengan rincian objek belanja berbeda
tetapi kualifikasi sama , tidak dibuat dalam 1
HAL HAL YANG DITEMUKAN
Pada setiap perangkat Daerah ada
belanja diatas 50 juta seperti :
Pengadaan ATK, makanan minuman,
Belanja Sewa Kendaraan , Mebeler ,
Belanja alat alat angkutan Darat
Bermotor, Belanja Buku, dll
a. Adanya pemecahan Paket
untuk Pengadaan Barang
seperti ATK dll dengan nilai
diatas 50 s/d 200 juta tetapi
tidak dibuatkan SPK contoh
Belanja Alat Tulis Kantor Rp.
84.913.900,- pengSPJ an tidak
memakai SPK , tetapi dipecah
pecah .
b. Terdapat paket-paket yang
semestinya bisa dilelang
namun pelaksanaan
pengadaannya dilaksanakan
dengan pengadaan langsung
misalnya Belanja Peralatan
Kebersihan dan Bahan
Pembersih sebesar
Rp.237.253.500,-.
1. Ada pengadaan Kontruksi
yang dipecah pecah padahal
Rekomendasi
Sesuai Perpres 54 Tahun 2010 Pengadaan
Barang/ Jasa Kontruksi dan Jasa lainnya
diatas 50 juta sampai 200 juta dilakukan
dengan Pengadaan Langsung dengan
memakai SPK kecuali apabila lokasi
kegiatan di tempat yang berbeda
Untuk kedepan Sesuai Perpres 54 Tahun
2010 dan perubahannya bahwa
pengadaan Barang / Kontruksi / Jasa
Lainnya diatas diatas 50 juta sampai 200
juta dilaksanakan secara pengadaan
langsung , untuk paket diatas 200juta
sampai 2,5 milyar dilaksanaan secara
Lelang /Pemilihan Langsung untuk jasa
konstruksi . Untuk Pengadaan Jasa
Konsultansi sampai 50 juta dilaksanakan
secara pengadaan langsung dan diatas 50
juta sampai 200 juta secara seleksi
sederhana .
Sesuai Perpres 54 Tahun 2010 Pengadaan
dengan klasifikasi yang sama dan lokasi
 paket pengadaan melainkan dipecah pecah
4. Apakah ada pengadaan yang seharusnya
melalui e purchasing tetapi tidak dilakukan
melalui e catalog
dari kualifikasi sama yaitu
dengan SBU Bangunan
Arsitektur Contoh :
- Rehab Gedung Kantor Rp.
150.000.000
- Interior Lobby dan Interior
Ruang Kaban Rp. 142.000.000,- Di
sirup ditulis dilakukan dengan metode
Pengadaan Langsung
Ada beberapa SKPD yang tidak
melaksanakan pengadaan secara e
purchasing padahal barang/ jasa ada
di e catalog dikarenakan :
a. Harga di catalog lebih mahal
daripada harga dengan
pengadaan langsung dengan
penyedia lokal
b. Spesifikasi barang yang
dibutuhkan tidak sesuai
dengan spesifikasi yang ada di
e catalog sehingga skpd
memtuskan
untuknmengadaan barang
secara Pengadaan Langsung
c. SKPD sudah belanja lewat e
purchasing tetapi dari pihak
penyedia tidak memberi
tanggapan/konfirmasi/ tindak
lanjut sehingga pihak skpd
melanjutkan pengadaan
secara Pengadaan langsung.
d. Adanya kesulitan mantainance
dan after sales service barang
berdekatan / sama untuk kedepan
dijadikan satu kecuali untuk pengadaan
yang lokasinya berbeda . Dilarang
memecah paket untuk menghindari
lelang
Kedepan PPK/ PA/ P2BJ agar bila
melakukan pengadaan diluar e
purchasing agar berpedoman pada
ketentuan Surat Edaran Kepala LKPP no 3
Tahun 2015 tentang perkecualian
pengadaan secara e purchasing
diantaranya :
a. Barang/Jasa belum tercantum dalam e-
Catalogue;
b. Spesifikasi teknis barang/jasa yang
tercantum pada e-Catalogue tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dibutuhkan oleh K/L/D/I;
c. Penyedia barang/jasa tidak
menanggapi pesanan sedangkan
kebutuhan
terhadap barang/jasa tersebut mendesak
dan tidak dapat ditunda lagi;
e. Penyedia barang/jasa tidak mampu
melayani pemesanan barang/jasa
karena keterbatasan jangkauan layanan
penyedia barang/jasa;
f. Penyedia barang/jasa tidak dapat
menyediakan barang/jasa sesuai
 apabila ada kerusakan
terutama barang barang
elektronik
e. Adanya kesulitan Instalasi
terutama untuk barang barang
elektronik dan yang
memerlukan aksesoris
tambahan waktu pemasangan
karena harus belanja lagi
diluar epurchasing ex :
pengadaan AC
5. Rencana Umum Pengadaan sudah diumumkan s-
6. Hal Hal lain yang ditemukan 1. Nama paket/ pekerjaan tidak
sama antara di SIRUP dengan
di DPA
Contoh
a. Di Dinas Lingkungan Hidup
SIRUP Belanja Jasa
Konsultasi Penelitian (
Penyusunan KLHS ( Kajian
lingkungan hidup Strategis
) Kabupaten Buleleng , di
DPA Belanja Jasa Pihak
Ketiga (Pengukuran
kualitas air dan
Pengukuran Kualitas
udara
2. Adanya keasalahan dalam
penulisan metode Pemilihan
Penyedia seperti : Paket
dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan setelah Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK)/Pejabat yang ditetapkan
oleh Pimpinan Institusi
menyetujui pesanan barang/jasa;
h. Harga Katalog Elektronik pada
komoditas online shop dan hasil negosiasi
harga barang/jasa melalui e-Purchasing
untuk komoditas online shop
pada periode penjualan, jumlah, merek,
tempat, spesifikasi teknis,dan
persyaratan yang sama, lebih mahal dari
harga barang/jasa yang
diadakan selain melaluie-Purchasing.
-
1. PA/KPA agar lebih teliti dalam
penginputan nama
kegiatan/pekerjaan di sirup agar
disamakan dengan DPA
2. PA / KPA kedepan agar
menggunakan metode pemilihan
penyedia sesuai Perpres No. 54
Tahun 2010 dan perubahannya
3. PA, PPK dan operator Sirup
kedepan agar melakukan cross
cek kembali Sirup sebelum
diumumkan.
 Pekerjaan Kontruksi yang
diatas Rp 200.000.000 ditulis
Lelang sederhana , Contoh :
Pembangunan IPAL Komunal
dan Perpipaan di Banjar Dinas
Pabean
3. Adanya kesalahan pemilihan
penyedia dalam SIRUP contoh
: Pengadaan Kendaraan Dinas
/ Operasional , paket
pekerjaan Pengadaan
Kendaraan Dinas Operasional
Rp. 213.000.000,- metode
pemilihan penyedia di SIRUP
ditulis Pengadaan Langsung
4. UntukKegiatan Peningkatan
Pengelolaan terminal
angkutan darat , paket
pekerjaan : Peningkatan
pengaspalan areal terminal
Banyuasri Rp. 900.000.000,- di
SIRUP ditulis lelang Sederhana
5. Untuk Paket Pembangunan
Lapangan Umum Kecamatan
Rp. 1.276.000.000,- ditulis di
sirup dengan lelang umum
6. Perbedaan Jumlah Total
Belanja Langsung di SIRUP
dengan di DPA berbeda . di
SIRUP RP .2.407.000.000,-
yang di DPA. 2.438.477.250