Anda di halaman 1dari 9

UJI KETANGGUHAN MATERIAL BAJA A36

BERDASARKAN METODE PENGUJIAN IMPAK ASTM


E23
Zulkifli*, Mufti Fathonah Muvariz, and Nurman Pamungkas
 Batam Polytechnics
Mechanical Engineering Study Program
Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia
E-mail: zullqifli@gmail.com

Abstrak

Uji ketangguhan material baja ASTM A36 (American Standard Testing & Material Section A Designation 36)
dengan menggunakan metode pengujian yaitu uji impak, menggunakan standar ASTM E23 (American Standard
Testing & Material Section E No 23). Uji impak adalah pengujian pada material dimana material dapat menyerap
gaya atau beban yang diberikan secara tiba tiba (beban kejut) untuk mengetahui ketangguhan material tersebut, baik
dalam temperatur normal maupun transisi. Pengujian dilakukan karena suatu bahan logam yang dalam keadaan
biasa bersifat ulet dapat menjadi getas akibat tumbukan tiba-tiba pada suatu kondisi/temperature. Tujuan dari
penulisan ini adalah mampu menganalisa hal yang diketahui dari pengujian impak yaitu hasil/harga impak (Joule),
lateral expansion (mm) dan shear area (%) dari setiap pengujian uji impak pada beberapa suhu yang di tentukan
yaitu 100oc, 50oc, 30oc, 0oc, -10oc, -20oc dan -40oc. Pengujian impak dilakukan menggunakan standar ASTM E23
(American Standard Testing & Material Section E No 23) dengan metode charpy impact test dengan preparasi
takikan V-notch. Analisa dan pengujian uji impak yang dilakukan memperoleh hasil untuk dibandingkan dengan
standar material yang sudah ada, dan mendapatkan nilai dari hal yang diperoleh dari pengujian impak. Hasil tersebut
memiliki range yang tidak jauh berbeda, dijelaskan pada tulisan ini.

Kata kunci: Perancangan, perhitungan dan impak


Abstract
A test of toughness of steel materials ASTM A36 (American Standard Testing & Material Section A Designation
36) using the testing method the impact is using standard ASTM E23 (American Standard Testing Material &
Section E No 23). The impact test is a test on the material where material can absorb the mass or the given load
unexpectedly arrives (shock loads) to know the material toughness, whether in normal temperature or transition.
Tested to be done because a metal material that in normal circumstances are tenacious can become brittle due to the
sudden collision on a condition/temperature. The purpose of this writing is being able to analyze things resulted
from testing impact i.e. results/price impact (Joules), lateral expansion (mm) and shear area (%) of any test testing
the impact on several temperature are set i.e. 100oc, 50oc, 30oc, 0oc,-10oc,-20oc and-40oc. Impact testing is done
using standard ASTM E23 (American Standard Testing & Material Section E No 23) and charpy impact test method
of preparation of notch with V-notch. Analysis and testing of the impact test that was done it gained results for
comparison with the standard material that already exists, and get the value of the thing obtained from testing of the
impact. Those results have a range that is not much different, explained at this writing.

Keywords : Design, calculations and impact


untuk menguasai bidang keteknikan, industri dan dapat
1 Pendahuluan bersaing dengan orang lain. Ilmu material adalah ilmu
Pada dunia industri, material merupakan sebuah bahan yang mempelajari hubungan antara struktur dengan
yang sangat penting karena material tersebut harus bisa sifat – sifat dari material. Berdasarkan pengertian dari
memenuhi syarat untuk membuat suatu produk yang ilmu material maka material teknik adalah material
baik dan diterima oleh masyarakat sehingga yang digunakan untuk menyusun dan mendisain
dibutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan struktur material untuk mendapatkan sifat – sifat yang
diinginkan [1].
Pemilihan material dilakukan dengan mengetahui
terlebih dahulu sifat-sifat material tersebut. Sifat yang
paling sering digunakan sebagai bahan pertimbangan
adalah sifat mekanik dari material tersebut. Sifat
material tergantung kepada suhu, pembebanan dan
regangan tinggi. Kekerasan dan ketangguhan material
dapat diketahui dengan melakukan pengujian. Salah
satu pengujian yang dapat dilakukan adalah dengan uji
ketangguhan material baja dengan metode impak, uji
ini perlu dilakukan agar perancang mampu mengetahui
kemampuan material menahan pembebanan secara
tiba-tiba [2].
Uji impak adalah pengujian pada material dimana
material dapat menyerap gaya atau beban yang Gambar 1: Contoh Standard Grafik Pengujian Pada A36 [3]
diberikan secara tiba tiba (beban kejut) untuk
mengetahui ketangguhan material tersebut, baik dalam
temperatur normal maupun transisi. Suatu bahan Batasan masalah tugas akhir tentang analisa pengaruh
logam yang dalam keadaan biasa bersifat ulet dapat perubahan temperatur terhadap suatu material
menjadi getas akibat tumbukan tiba-tiba pada suatu mengacu pada standar ASTM A-36 dengan
kondisi/temperatur tertentu. Logam atau baja yang menggunakan metode pengujian ASTM E23-07a€1
digunakan dalam pengujian untuk dianalisa adalah
material baja ASTM A36 [3]. 2 Metodologi Penelitian
Pengujian ini dilakukan dengan jalan memukul
specimen dengan kecepatan tertentu oleh pendulum
yang diayunkan metode impak yang digunakan pada
sample uji ini adalah: ASTM E23-07a [4]. Logam yang
bersel satuan BCC (seperti baja) bersifat ulet pada
temperatur tinggi, tetapi berubah menjadi getas
(brittle) pada temperatur rendah. Dengan pengujian
impak dapat ditentukan temperatur transisi dari sifat
ulet ke sifat getas tersebut. Logam yang bersel satuan
FCC (seperti kuningan, aluminum) tidak menunjukkan
adanya perubahan harga impak yang berarti pada suhu
rendah.
Uji ketangguhan pada material baja dengan metode
impak sudah banyak yang melakukan penelitian dan
analisa dari berbagai segi aspek dan jenis, diantaranya
analisis pengujian impak metode izod dan charpy
menggunakan benda uji baja ST37 [6], pengaruh
pengujian charpy impak menggunakan tipe takikan key
hole [7], dan jenis lain dari pengujian impak yaitu
pengujian impak menggunakan alat uji impak
drop-weight dengan sensor strain gage [8].
Tujuan pengujian impak untuk mengetahui nilai
ketangguhan material logam saat menerima tumbukan
tiba – tiba yang terjadi pada material A36 dengan
menggunakan temperatur 1000C, 500C, 300C, 00C,
-100C, -200C dan -400C, mengetahui suhu transisi pada
material A36 dengan variasi suhu pengujian.,
mengetahui proses pengerjahan bahan uji dan proses
pengujian

Gambar 2. Diagram Alir Perancangan Alat


Studi literatur ; Penulis tugas akhir ini berdasarkan
faktor-faktor yang mempengaruhi harga Uji Impak,
ada beberapa faktor, antara lain:
a. Jenis material : yang dipilih adalah material A36
dengan spesifikasi standar minimum ; [3]
b. Bentuk dan ukuran takikan : Pada pengujian pukul
takik, ada beberapa jenis tipe takikan yang terjadi.
Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Tipe takikan pada uji ketangguhan material baja
dengan metode impak ada beberapa jenis, yaitu :

Gambar 6: Ukuran Toleransi Spesimen pada ASTM E23 [4]

Gambar 3: Skematik Takikan V pada Uji Pukul Impak Charpy


[4]

Gambar 7: Dimensi Subsize Spesimen Berdasarkan ASTM E23


Gambar 4: Skematik Takikan Key Hole pada Uji Pukul Impak [4]
Charpy [4]

TABLE I
TABEL KONVERSI SUBSIZE SPESIMEN PADA ASTM E23 [4]

Gambar 5: Skematik Takikan U pada Uji Pukul Impak Charpy


[4]
c. Kecepatan pembebanan atau kecepatan
peregangan. Nilai kecepatan yang dilakukan
dalam pengujian tugas akhir kali ini dilakukan
dengan menggunakan mesin yang telah di
kalibrasi [5].
d. Perlakuan panas ataupun dingin yang didapat oleh
material, perlakuan panas yang dilakukan
dilakukan dengan cara menggunakan air mendidih
dan dengan mengunakan cairan ethanol/ methanol
dicampur dengan menggunakan dry ice [5]

Pemilihan dan dimensi bahan uji impak : Pada


pengujian impak ini hal pertama yang harus dilakukan Skema mesin penguji
adalah mempersiapkan spesimen. Dimana spesimen  Nama Mesin :TINIUS OLSEN
yang disiapkan untuk pengujian adalah spesimen TESTING MACHINE [5]
berjenis material A36 yang dipotong
longitudinal/transverse dan memiliki ukuran panjang  Nomor Seri : ISO 14556 [5]
55 mm lebar 10 mm dan tinggi 10 mm serta takikan  Kapasitas : 406.75 Joule
yang berbentuk V dengan kedalaman 2 mm, sudut 450
 Metode Pengujian : ASTM E-23 [4]
dan radius 0.25 mm sebanyak 3 set atau 9 buah untuk
kondisi temperatur 1000C, 500C, 300C, 00C, -100C,  Standar Pengujian Mesin (kalibrasi) :
-200C dan -400C EN10025-2 : 2004 [5]
ini sangat sederhana, dimana notch pada
sampel uji diperbesar 50 X pembesaran,
sehingga pengukuran dapat dilakukan dengan
mudah

Gambar 8: Alat Uji Impak [5]

Gambar 10: Alat Cek Takikan Profile Projector [5]


Go No Go adalah alat pengecekan pada
dimensi notch dengan cara masukkan takikan
ke Go atau No Go, jika masuk di Go maka
sampel uji tersebut sesuai dengan dimensi
yang diperbolehkan, tetapi jika masuk ke No
Gambar 9: Alat Perlengkapan Perendaman Spesimen [5] Go maka sampel uji tersebut tidak lolos untuk
diuji
Keterangan :
1. Pengunci Pendulum
2. Angka Energi
3. Penunjuk Angka
4. Pemukul dan Penahan
5. Termometer digital
6. Center tong
7. Kotak perendaman
8. Stopwatch
Gambar 11: Alat Cek Takikan GO dan NO GO [5]

Prosedur pengujian impak : lakukan langkah-langkah  Siapkan sampel uji impak dan cek semua
berikut ; dimensi sampel uji, siapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pengujian (mesin uji impak,
 Siapkan spesimen uji sesuai dengan yang
perlengkapan perendaman spesimen, dry ice
dipersyaratkan ASTM E23 [4].
dan methanol).
 Spesimen Uji adalah Charpy V Notch
 Campurkan dry ice dengan cairan metanol ke
 Spesimen diberi takikan kemudian diukur dalam kotak pendingin sampai ketinggian
dengan menggunakan Profile Projector atau metanol sekurangnya bisa 10 mm di atas
Go No Go. specimen.
Profile Projector adalah alat pengecekan pada  Ukur temperatur yang dihasilkan oleh
dimensi notch dengan cara mengukur takikan campuran dry ice dan cairan metanol
sesuai dengan standar yang ada. Cara pakai alat menggunakan termometer digital.
 Rendam setiap atau masing-masing spesimen b. Patah Ulet :
untuk temperatur yang dinginkan  Energi impak besar
menggunakan dry ice (00C, -100C, -200C dan
-400C) dan dengan air panas untuk suhu  Temperatur Tinggi
(1000C, 500C ) dan tunggu selama ± 10 menit.  Bekas patahan berserabut
Sesuai rekomendasi mesin uji minimum
perendaman adalah 10 menit sehingga  Terjadi pada butir
perendaman mengikuti rekomendasi dari
mesin uji).
 Sebelum memulai pengujian letakan penunjuk
angka dalam kondisi maksimum, kemudian
ayunkan pendulum sekali untuk melihat
penunjuk angka pembacaan kembali ke Nol,
kemudian diayunkan kembali dan dikunci pada
posisi tergantung.
 Letakan penunjuk angka pada pembacaan Gambar 13: Bentuk Patahan Baja A36 pada Berbagai
maksimum skala (406.75 Joule) pada setiap Temperatur [4]
akan memukul sampel uji.
 Letakan spesimen dengan menggunakan Hal yang dihasilkan dari pengujian Impak
Centre tong pada penghalang yang ada di  Lateral Expansion : Lateral expansion adalah
mesin impak jarak lebar suatu material sebelum uji impak
 Lepaskan pendulum secepatnya (kurang dari 5 dengan jarak lebar material sesudah uji impak.
detik dimulai dari pengangkatan sampel uji Dimana pada lateral expansion ini dapat dilihat
dari tempat perendaman hingga sampel jenis material yang dihasilkan dari uji impak dan
tersebut patah) dengan melepas “kunci pengaruhnya terhadap hasil dari pengujian.
pengaman” bersamaan secara berurutan. Lateral expansion dapat dilihat berdasarkan
 Catat pembacaan hasil energi uji impak dalam gambar dibawah ini.
satuan joule ke format laporan yang sudah ada.
 Lakukan setiap pengujian pada tiap-tiap
sampel di berbeda suhu dengan langkah kerja
yang sama sampai selesai.
 Analisa data yang didapat, bandingkan dengan
standar material

Bentuk patahan : yang mungkin terjadi ada 2 jenis


patahan yaitu patah getas dan patah ulet. Adapun
ciri-ciri dari masing-masing patahan ini adalah sebagai
berikut : Gambar 14: Lateral Expansion Brittle dan Ductile [4]
Untuk mencari berapa besar lateral expansion pada
material dapat digunakan rumus
LE = Lakhir – Lawal
Keterangan :
LE = lateral expansion
Lakhir = lebar material pada patahan yang
diakibatkan oleh uji impak
Lawal = lebar material sebelum dilakukan uji
Gambar 12: Bentuk Patahan dari Uji Impak [4] impak
a. Patah Getas :
 Energi impak kecil  Shear Area : Shear area adalah daerah patahan
 Temperatur rendah yang diakibatkan oleh pengujian impak. Shear
area ini dapat dilihat pada patahan permukaan
 Bekas patahan datar dan mengkilap pada spesimen yang telah patah dan dapat
 Terjadi pada batas butir mengetahui kekasaran permukaan dari spesimen
tersebut. Shear area dapat dilihat pada gambar 3 Analisa Data dan Pembahasan

Gambar 15: Shear Area pada Material [4]

Perhitungan nilai shear area adalah dengan cara visual


inspeksi yaitu dengan membandingkan hasil patahan
yang dihasilkan dengan tampilan yang sudah baku
yang ada pada standar ASTM E23 [4].

Gambar 17: Sampel Uji Ketangguhan Metode Impak V-notch


Data setelah dilakukan pengujian dan analisa, maka
berikut adalah nilai atau harga impak, lateral
expansion dan shear area percentage dan gambar
bentuk spesimen yang telah dilakukan uji impak :

TABLE III
SPESIMEN UJI DI SUHU -40OC

Gambar 16: Appearance Shear Area % [4]

TABLE II
TABEL KONVERSI SHEAR AREA PERCENTAGE

Jumlah
Jenis Temperatur
spesimen
material ◦C
(1)
Harga Impak
10
(J)
Lateral
Expansion A36 -40OC 0.21
(mm)
Shear Area
10
(%)
TABLE IV TABLE VII
SPESIMEN UJI DI SUHU -20OC SPESIMEN UJI DI SUHU 30OC

Jumlah Jumlah
Jenis Temperatur Jenis Temperatur
spesimen spesimen
material ◦C material ◦C
(1) (1)
Harga Impak Harga Impak
14 119
(J) (J)
Lateral Lateral
Expansion A36 -20OC 0.38 Expansion A36 30OC 1.10
(mm) (mm)
Shear Area Shear Area
10 100
(%) (%)
TABLE V TABLE VIII
SPESIMEN UJI DI SUHU -10OC SPESIMEN UJI DI SUHU 50OC

Jumlah Jumlah
Jenis Temperatur Jenis Temperatur
spesimen spesimen
material ◦C material ◦C
(1) (1)
Harga Impak Harga Impak
57 146
(J) (J)
Lateral Lateral
Expansion A36 -10OC 0.96 Expansion A36 50OC 1.22
(mm) (mm)
Shear Area Shear Area
20 100
(%) (%)

TABLE VI TABLE IX
SPESIMEN UJI DI SUHU 0OC SPESIMEN UJI DI SUHU 100OC

Jumlah Jumlah
Jenis Temperatur Jenis Temperatur
spesimen spesimen
material ◦C material ◦C
(1) (1)
Harga Impak Harga Impak
46 174
(J) (J)
Lateral Lateral
Expansion A36 0OC 0.75 Expansion A36 100OC 1.41
(mm) (mm)
Shear Area Shear Area
20 100
(%) (%)
Dari pengujian impak dibeberapa temperatur dapat
diketahui hasil atau harga impak (Joule). Data yang
didapat pada setiap temperatur adalah -40OC (10
Joule), -20OC (14 Joule), -10OC (57 Joule), 0OC (46
Joule), 30OC (119 Joule), -50OC (146 Joule), 100OC
(174 Joule). Harga impak dari penelitian yang
dilakukan, secara keseluruhan sesuai dengan standar
hasil dari pengujian material A36. Setelah pengujian
terdapat satu ketidaksesuain atau penyimpangan yang
tidak sesuai dengan standar hasil pengujian pada
material A36, yaitu pada suhu -10OC (57 Joule) lebih
besar dibandingkan pada suhu 0OC (46 Joule).
Berdasarkan dari pengujian material yang dilakukan di
berbagai suhu, maka dapat digambarkan temperatur
transisi material A36 ada pada daerah yang terlihat
pada grafik gambar 18.

Gambar 19: Grafik Lateral Expansion Material A36 Hasil


Pengujian
Untuk mendapatkan nilai shear area (%) adalah
dengan cara inspeksi kemudian membandingkan
profile bentuk patahan hasil pengujian, dengan profile
bentuk patahan yang telah ditetapkan pada standar
ASTM E23. Data yang didapat pada setiap temperatur
adalah -40OC (10 %), -20OC (10 %), -10OC (20 %),
0OC (20 %), 30OC (100 %), -50OC (100 %), 100OC
(100 %).

Gambar 18: Grafik Harga Impak (Joule) pada Suhu Transisi


Material A36 Hasil Pengujian Uji Impak
Dari pengujian dapat diketahui perhitungan hasil
lateral expansion (mm) dari patahan-patahan specimen
impak dengan menggunakan alat ukur caliper. Data
yang didapat pada setiap temperatur adalah -40OC
(0.21 mm), -20OC (0.38 mm), -10OC (0.96 mm), 0OC
(0.75 mm), 30OC (1.10 mm), -50OC (1.22 mm), 100OC
(1.41 mm).

Gambar 20: Grafik Shear Area Percentage Material A36 Hasil


Pengujian

Analisa berdasarkan pengujian yang telah dilakukan


didapatkan nilai rata – rata dari harga impak pada
beberapa temperatur, sehingga dapat dianalisa bahwa
temperatur dapat mempengaruhi harga impak. Dimana
temperatur berbanding terbalik dengan harga impak.
Semakin rendah temperatur maka harga impak yang
didapatkan akan semakin rendah sehingga material
yang dihasilkan semakin getas, begitu juga sebaliknya
semakin tinggi temperatur maka harga impak yang
didapatkan akan semakin tinggi dan material yang dihasilkan pada suhu -10OC (57 Joule) lebih besar
dihasilkan akan semakin ulet. Selain dari harga impak, dibandingkan harga impak pada suhu 0OC (46 Joule)
dari pengujian yang telah dilakukan dapat juga dilihat
nilai dari lateral expansion material. Dimana
temperatur juga mempengaruhi nilai lateral expansion.
Referensi
Dari table data dapat dilihat bahwa lateral expansion
berbanding lurus dengan harga impak. semakin besar [1] Callister, W.D. “ Material science & Engineering
nilai impak maka lateral expansion nya juga semakin an Introduction “ John Willey& Son’s, 1991
besar. Hal ini sesuai dengan teori dimana nilai impak
[2] Tim asisten metallurgy. “Modul Praktikum
berbanding lurus dengan lateral expansion dan
Material Teknik”. Universitas Andalas. Padang.
berbanding terbalik dengan temperatur.
2013
Setelah dilakukan pengujian, dapat dilihat juga shear
[3] ASME Boiler and Pressure Vessel Code An
area dari permukaan patahan dari spesimen. Dari
International Code , The American Society of
patahan tersebut dapat dilihat perbedaan antara patahan
Mechanical Engineer, Section II, Part A, 2010
getas dan ulet. Dan hasil dari data pengujian
didapatkan bahwa pada temperatur yang tinggi nilai [4] ASTM International, Metals Test Methods and
shear areanya besar dan pada temperatur rendah maka Analytical Procedures, ASTM International,
nilai shear areanya akan semakin kecil. Hal ini Section 3, Volume 03.01, 2008
diakibatkan oleh hubungan temperatur dengan [5] PT. Hi-Test (Laboratory of Mechanical Testing),
kekuatan material akibatnya semakin rendah Manajemen Mutu, PT. Hi-Test (Laboratory of
temperatur maka material tersebut akan semakin getas Mechanical Testing), 2009
dan sebaliknya semakin tinggi temperatur maka
material tersebut akan semakin ulet. Sehingga data [6] Chaerul Umam Wardani, 2016. “Analisis
yang didapatkan dari pengujian sama dengan teori. Pengujian Impak Metode Izod dan Charpy
Adapun perbedaan nilai impak pada tiap spesimen Menggunakan Benda Uji Aluminium dan Baja
disetiap temperatur dapat diakibatkan dari kekuatan ST37”
material tersebut, sehingga pada setiap pengujian pada http://jurnal.unma.ac.id/index.php/ST/article/dow
spesimen dengan temperatur yang sama didapatkan nload/248/232
nilai impak yang berbeda – beda. [7] Muhammad Zuchry M, 2012. “Pengaruh
Temperatur dan Bentuk Takikan terhadap
Kekuatan Impak Logam”.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Mektek/
4 Kesimpulan
article/viewFile/1029/824
Selama melakukan pengambilan data dan pengujian [8] Risqi Pebriyanto, 2011. “ Pengujian Impak
ini, dapat disimpulan bahwa : Menggunakan Alat Uji Impak Drop-Weight
1. Mesin uji yang digunakan harus masih dalam dengan Sensor Strain Gage”
masa kalibrasi. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-26698-210
2. Pengujian dilakukan berdasarkan standar yang 8030060-pdf
dibutuhkan beserta acuan pengujian lainnya
(seperti metode pengujian)
3. Pengujian impak pada temperatur 100OC, 50OC,
30OC didapatkan nilai impak yang dihasilkan
tinggi dengan bentuk patahan ulet dan shear area
yang besar.
4. Pengujian impak pada temperatur 0OC, -10OC,
-20OC, -40OC didapatkan nilai impak yang
dihasilkan cukup rendah dengan bentuk patahan
getas dan shear area yang kecil.
5. Hasil pengujian yang dilakukan memperoleh hasil
yang berbeda dengan referensi [3] terdapat pada
suhu -10OC.

Dengan penelitian, analisa dan hasil yang didapatkan


pada tulisan ini yang memiliki ruang lingkup pada uji
ketangguhan material baja dengan metode impak,
disarankan pada tulisan dan penelitian selanjutnya
untuk meneliti dan menganalisa penyimpangan yang
dihasilkan pada tulisan ini, yaitu harga impak yang

Anda mungkin juga menyukai