Penilaian :
BAB VII / 7.2.3 ep 1
Nomor :
Revisi ke :
Berlaku Tgl. :
PEDOMAN
PENANGGUNG JAWAB
1.1.LATAR BELAKANG
Keberhasilan penanggulangan penderita gawat darurat antara lain
ditentukan oleh tersedianya sumber daya yang sesuai dengan standar dan
terlaksananya sistem penanggulangan gawat darurat, karena bilamana keadaan
tersebut memerlukan waktu tanggap (respon time) yang sangat terbatas.
1.2.TUJUAN PEDOMAN
Tujuan dari tersusunnya buku Pedoman Pelayanan Unit Gawat Darurat
Puskesmas Bobotsari Kec. Bobotsari Kab. Purbalingga Provinsi Jawa Tengah ini
adalah menata Unit Gawat Darurat Puskesmas Bobotsari Kec. Bobotsari Kab.
Purbalingga Provinsi Jawa Tengah agar dapat meningkatkan kemampuan dan
mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan, perubahan peraturan perundang-undangan yang
diberlakukan, dan harapan masyarakat.
1.3.RUANG LINGKUP
1. Pelayanan pendaftaran pasien
2. Informasi pelayanan gawat darurat
3. Pengaturan jaga
4. Pelayanan triase
5. Transportasi pasien
6. Sistem komunikasi
7. Pelayanan false emergency
8. Sistem rujukan
1.4. BATASAN OPERASIONAL
– Pasien tidak akut dan gawat adalah pasien yang mengalami sakit lama,
tidak mengancam nyawa (false emergency).
– Visum et repertum adalah laporan tertulis yang dibuat oleh dokter atau
permintaan tertulis dari pihak yang berwajib mengenai apa yang
dilihat/diperiksa berdasarkan keilmuan dan sumpah dokter untuk
kepentingan peradilan.
1.5.LANDASAN HUKUM
Unit Gawat Darurat disuatu puskesmas adalah merupakan bagian yang
harus terselenggara sesuai dengan :
Tabel 2.2. Pola Ketenagaan Unit Gawat Darurat Puskesmas Bobotsari Kec.
Bobotsari, Kab. Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah
No Jenis Pendidikan Jumlah Tenaga
1 Dokter 2
2 S1 Keperawatan 2
3 D3 Keperawatan 8
4 D4 Keperawatan
5 D3 Kebidanan
6 D4 Kebidanan
2.2.DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan dilakukan sesuai dengan daftar dinas perawat per
bulan. Kebutuhan tenaga di peroleh berdasarkan perhitungan standar tenaga
perawat Puskesmas Bobotsari Kec. Bobotsari Kab. Purbalingga Provinsi Jawa
Tengah yang telah dibuat.
2.3.PENGATURAN JAGA
1. Dokter Konsulen
b. Jadwal dokter jaga UGD disusun setiap bulan oleh Kepala UGD dengan
sepengetahuan Koordinator UKP dan diperbanyak untuk didistribusikan
pada minggu terakhir setiap bulan kepada setiap dokter jaga UGD , Unit
Gawat Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, dan Unit / bagian lain
yang terkait.
c. Bila dokter jaga UGD berhalangan memenuhi jadwal jaga yang sudah
ditentukan, maka harus berkoordinasi mengupayakan mencari
penggantinya dan melaporkan kepada Koordinator UGD .
d. Jadwal jaga dokter terpasang di papan informasi UGD .
2. Perawat
a. Pengaturan jadwal jaga perawat UGD terbagi dalam 3 shift, yaitu sebagai
berikut :
3.1.DENAH LUAR
3.2.DENAH RUANG
S
4
2
3.3.STANDAR FASILITAS
1. Ruang Resusitasi
Ruang yang difungsikan untuk pasien yang membutuhkan pertolongan
tindakan resusitasi segera dan memerlukan pengawasan ekstra, misalnya :
- Kasus henti nafas
- Kasus henti jantung
- Pasien yang dicurigai sakit jantung
- Pasien tak sadar karena berbagai penyebab (misalnya karena hipoglikemia,
stroke, syok, dan sebagainya)
- Kasus kejang demam
- Kasus cedera kepala berat
- Kasus tenggelam
Kelengkapan alat yang diperlukan di ruang resusitasi, antara lain :
- Tempat tidur
- Tensimeter
- Oksigen sentral dan selang O2
- Monitor set
- Oksimeter
- Defibrilator
- Suction set
- EKG
- Syringe pump set
- Nebulizer
- Lampu senter
– Stetoskop
– Papan keras
– Neck collar
– Catheter set (dengan berbagai ukuran)
– Nasigastric tube set (dengan berbagai ukuran)
– Tempat sampah
– Emergency trolley
– Ventilation bag dewasa
– Ventilation bag anak
– Ventilation bag bayi
– Laryngoscope + blade
– Endotracheal tube (dengan berbagai ukuran)
– Stilet
– Spuit (dengan berbagai ukuran)
– Jelly
– Sarung tangan
– Plester
– Gunting plester
– Oropharyngeal tube/guedel (dengan berbagai ukuran)
2. Infus Trolley
– Infusion set (microdrip, macrodrip, blood set)
– Intravenous catheter (dengan berbagai ukuran)
– Tourniquet
– Alkohol swab
– Plester
– Gunting plester
3. Cairan infus, obat dan alat kesehatan
a. Cairan infus
– RL
– NaCl 0,9%
– D 10% (500 cc)
– Asering
– Manitol
b. Obat
– Adrenalin injeksi
– Atropine sulfate injeksi
– Morphine injeksi
– Pethidine injeksi
– Diazepam injeksi
– Diazepam suppository
– Dexamethasone injeksi
– Aminophyline injeksi
– Dextrose 40%
– NaCL 0.9% 25 ml
– Aquadest 25 ml
– Natrium bicarbonate
– Lidocaine injeksi
– ISDN
– Asam asetilsalisilat
– MgSO4 20%
– Dopamin injeksi
– Furosemide injeksi
c. Spuit (dengan berbagai ukuran)
d. Jarum suntik (dengan berbagai ukuran)
e. Glucometer set
4. Ruang Administrasi
Kebutuhan kelengkapan administrasi yang diperlukan, antara lain:
a. Buku register UGD
b. Buku laporan UGD
c. Formulir pemeriksaan penunjang medis
d. Formulir dokumen keperawatan
e. Telepon dalam dan luar
f. Rak brosur
g. Meja komputer
h. Komputer
i. Printer
j. Kursi
Adapun kelengkapan alat kesehatan yang dperlukan, antara lain :
a. Stetoskop
b. Termometer
c. Tensimeter
d. Otoscope
e. Palu reflek
f. Lampu senter
5. Ruang Bedah Minor
Ruang ini berfungsi untuk pasien yang membutuhkan tindakan bedah minor,
misalnya :
– Jahit luka karena kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, dan sebagainya.
– Pasien yang akan dilakukan tindakan incision and drainage.
– Pasien yang akan dilakukan tindakan plueral puncture (thoracentesis)
Kelengkapan alat yang diperlukan di ruang bedah minor, antara lain:
a. Tempat tidur
b. Tensimeter
c. O2 set
d. Surgery desk
– Berbagai macam cairan antiseptik (savlon, povidone iodine cair, H2O2,
alkohol 70%, NaCl 0,9%, aquadest)
– Tromol gauze + gauze steril
– Jarum kulit + benang (dengan berbagai ukuran)
– Jarum dalam + benang (dengan berbagai ukuran)
– Plester + gunting plester
– ABD, berbagai tampon
– Sofratulle
– Gauze gulung (dengan berbagai ukuran)
– Elastis bandage (dengan berbagai ukuran)
– Pisau aesculap
– Berbagai salep antibiotik
– Lidocaine injeksi + chlor ethyl spray
– Set pemasangan infus + berbagai cairan infus
– Set pemasangan nasogastric tube
– Set pemasangan foley catheter
– Berbagai ukuran spuit dan jarum suntik
– Spalk/bidai (berbagai ukuran)
– Operating lamp
– Tempat sampah
– Sarung tangan
– Korentang dan tempatnya
– Scoop strecher
– Skort plastik (apron)
e. Lemari instrumen set
– Sprei lobang
– Baskom kecil
– Cath kawat
– Alat buka jahit
– Alat jahit wajah
– Alat jahit isi 6, 7
– Haemostat bengkok
– Haemostat lurus
– Tangkai pisau
– Speculum hidung
– T. Jarum biasa
– T. Jarum besar
– Ring forcep
– Selang karet
– Gunting mets
– Catheter tray
– Tabung enema
– Baskom irigasi
– Hak bergigi
– Korentang klem
– Alat vena sectie
– Alat thoracentesis
– Alat umbilikel
– Alat THT
– Selang dubur
– Foley catheter (dengan berbagai ukuran)
– Tromol kasa
– Bak instrumen
– Sarung tangan steril (dengan berbagai ukuran)
f. Ruang Triase
Triase adalah sistem penyeleksian problem pasien untuk memberikan
pertolongan dengan tepat, efektif, dan efisien sesuai dengan tujuan utama
UGD , yaitu :
– Mencegah kematian dan cacat
– Menerima rujukan pasien gawat darurat
– Menanggulangi korban bencana
– Menanggulangi “false emergency” sebagai tujuan tambahan
Kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang diperlukan di ruang triase, antara
lain :
– Tempat tidur
– Lembar status emergency
– Tensimeter
– Stetoskop
– Termometer
g. Ruang pemeriksaan (Kasus Bedah dan Non-Bedah) Ruang ini dapat
dipergunakan untuk pasien yang akan :
– Dilakukan pengukuran tanda-tanda vital
– Dilakukan pemeriksaan fisik
– Menunggu hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi)
– Menunggu masuk ke ruang rawat inap
– Dilakukan tindakan keperawatan (pasang infus, pasang catheter), pasang
nasogastric tube, dan sebagainya)
– Menunggu obat
– Menunggu proses penyelesaian administrasi
– Observasi setelah dilakukan di ruang bedah minor Adapun kelengkapan
sarana dan alat kesehatan yang diperlukan di ruang pemeriksaan kasus
bedah maupun non-bedah, antara lain:
– Tempat tidur
– Tempat sampah
– O2 set (sentral)
– Tensimeter dinding
– Tongue spatel
– Sarung tangan
– Jelly
– Masker
7. Ruang Spool Hock
Ruang ini berfungsi untuk mencuci alat-alat keperawatan,
seperti pispot, urinal, dan baskom mandi.
Kelengkapan sarana dan peralatan yang diperlukan di ruang
spool hock, antara lain :
a. Bak spool
b. Tempat sampah
c. Urinal, bed pan
d. Berbagai cairan (lysol, tepol)
e. Bak rendam alat
f. Bubuk detergent
g. Sikat
h. Sarung tangan on steril
i. Rak
j. Tempat jarum dan pisau bekas
k. Sapu
l. Alat pel + cairan
m. Tempat tenun kotor
n. Cikrak
8. Ruang Penyimpanan Oksigen
Ruang ini berfungsi untuk penempatan oksigen beserta
perangkatnya.
sarana
Kelengkapan dan peralatan yang diperlukan di gudang
antara lain :
besar, pipa saluran dan
– Tabung O2 kran
– Etiket O2
9. Gudang
Ruang ini berfungsi untuk penempatan
stock obat dan alat di
UGD . Kelengkapan sarana dan peralatan yang diperlukan di
gudang, antara lain :
– Form Permintaan laborat
– Persetujuan tindakan medic
– Form cairan keluar masuk
– Surat persetujuan perawatan
– Data pasien
– Peraturan opname pasien
– Form pemeriksaan fisik
– Catatan/ Pesan-pesan dokter
– Plastik sampah
– Rinso
– Pipet
– Envelope uk. 95 x 152 mm
– Envelope uk. 110 x 230 mm
– Karet gelang
– Clear pembersih kaca
– Pengharum ruangan
– Tissue gulung
– Clips
– Batu baterai kecil
– Batu baterai sedang
– Batu baterai besar
– Lem
– Buku tulis biasa/quarto
– Buku folio kecil panjang
– Form permintaan pemeriksaan UGD
– Resep
– Surat rujukan
– Surat keterangan dokter
– Memo
– Pemeriksaan radiologi
– Form penolakan tindakan medis/opname
Kelengkapan sarana dan alat kesehatan yang diperlukan di gudang medis, antara
lain :
– Inf. Cath 14 gr x 2’
– Inf. Cath 16 gr x 2’
– Inf. Cath 18 gr x 1¼’
– Inf. Cath 20 gr x 1¼’
– Inf. Cath 22 gr x 1¼’
– Inf. Cath 24 gr x ¾’
– Spuit 1 cc
– Spuit 3 cc
– Spuit 5 cc
– Spuit 10 cc
– Spuit 20 cc
– Spuit 50 cc
– Infus set pediatrik
– Infus set dewasa
– Infus set darah
– Jarum suntik 18
– Jarum suntik 20
– Jarum suntik 23
– Jarum suntik 25
– RL 500 cc
– NaCl 3% 500cc
– NaCl 500 cc
– NaCl 1000cc
– D5 500 cc
– Asering
– Kaen 3B
– D 10% 500cc
– Folleycath No. 8
– Folleycath No. 14
– Folleycath No. 16
– Folleycath No. 18
– Folleycath No. 20
– Slang lambung No. 4
– Slang lambung No. 16
– Slang lambung No. 18
– Jelly
– Sofratul
– Electroda
– Hansaplast
– Leukopon 2,5 cm x 9,2 m
– Leukocrefe 7,5 cm x 4,5 m
– Leukocrefe 10 cm x 4,5 m
– Leukocrefe 15 cm x 5 m
– Verband gulung 5 cm
– Verband gulung 10 cm
– Kondom cath
– Urine bag
– Endotracheal tube No. 6
– Endotracheal tube No. 7
– Endotracheal tube No. 7,5
– Endotracheal tube No. 8
– Meylon 84 25 cc
– Dextrose 40% 25 cc
– Spatel tongue
– Catheter tip
– Spinal needle No. 23
– Sarung tangan No. 6½
– Sarung tangan No. 7
– Sarung tangan No. 7½
– Alkohol
– Savlon
– Kapas
– H2O2
– Bethadine cair
– EKG rol
– Formalin 10%
10. Toilet
Kelengkapan sarana yang diperlukan di toilet, antara lain :
a. Kloset
b. Pegangan
c. Tissue gulung
d. Tempat sampah
e. Ember
f. Gayung
11.Ruang Istirahat Petugas
Kelengkapan sarana yang diperlukan di ruang istirahat, antara lain :
a. Tempat tidur
b. Telepon dalam
c. Televisi
d. Kursi
12. Ruang Tunggu pasien
Ruang ini berfungsi untuk pasien yang sedang :
– Menunggu pemeriksaan fisik/ukur tanda-tanda vital
– Menunggu hasil (laboratorium )
– Menunggu penyelesaian proses administrasi
– Menunggu proses masuk ke Unit Rawat Inap
Kelengkapan sarana yang tersedia di ruang tunggu pasien, antara lain :
a. Kursi
b. Tempat sampah
c. Rak brosur
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
4.2.SISTEM KOMUNIKASI
Komunikasi sangat penting dalam penanggulangan penderita gawat
darurat “time saving is life limb saving”. Selain itu kondisi kegawat daruratan
yang mungkin terjadi sehari-hari atau bencana tertentu dapat menimbulkan
korban individu atau korban massal.
Komunikasi sebagai subsistem penunjang penanggulangan penderita
gawat darurat perlu untuk menjamin kelancaran dan kecepatan. Komunikasi Unit
Gawat Darurat Puskesmas siap 24 jam menggunakan sarana komunikasi intern
dan extern.
– Intern dengan aipon
– Extern dengan hotline 0281 758678
4.3.PELAYANAN TRIASE
Triase adalah sistem seleksi pasien untuk pengelompokkan korban dalam
menentukan tingkat kegawatan serta prioritas dan kecepatan penanganan serta
pemindahan. Pasien diseleksi berdasarkan tingkat kegawatdaruratannya dengan
kategori :
1. Pasien gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya serta anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
2. Pasien gawat tidak darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat, misalnya penyakit kanker stadium lanjut.
3. Pasien darurat tidak gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam
nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
4. Pasien tidak gawat tidak darurat
Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit, dll
5. Kecelakaan
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cidera (fisik, mental,
sosial).
6. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat/ dialami sebagai akibat kecelakaan.
7. Bencana
Peristiwa/ rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia,
kerugian, harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan
prasarana umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
dan penghidupan masyarakat serta pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.
Dalam pelaksanaan pelayanan di UGD diberlakukan kategori kasus
emergency dan false emergency. Dalam hal ini yang termasuk pasien emergency
adalah kasus :
1. Prioritas 1 (P1) yaitu pasien gawat darurat.
2. Prioritas 2 (P2) yaitu pasien gawat tidak darurat dan/ atau pasien darurat
tidak gawat.
Sedangkan yang termasuk pasien false mergency adalh kasus :
1. Prioritas 3 (P3) yaitu pasien tidak gawat tidak darurat dan kasus prioritas 0
(P0) yaitu pasien yang datang dalam keadaan sudah meninggal dunia (death
on arrival).
3. HIJAU
Kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian
pengobatan dapat ditunda, misalnya :
– Fraktur minor
– Luka minor, luka bakar minor, atau tanpa luka
- Pasien dengan kecelakaan disalurkan ke ruang tindakan bedah.
4. HITAM
4.4.TRANSPORTASI PASIEN
Transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan
gawat darurat. Melalui transportasi kita dapat membantu penanganan
penderita gawat darurat. Dalam memberikan pelayanan transportasi kepada
penderita gawat darurat, perlu diperhatikan beberapa petunjuk di bawah ini :
1. Persiapan alat
a. Ambulans
b. Kursi roda
c. Brankard
d. Alat-alat penunjang hidup yang diperlukan.
2. Cara kerja
a. Ke ruang perawatan, diantar minimal oleh 1 orang perawat.
b. Ke Puskesmas lain :
– Bila tidak ada masalah ABC, pasien boleh tidak diantar petugas dan
membawa surat rujukan.
– Bila ada masalah ABC, pasien harus diantar 1 orang perawat
dengan membawa surat rujukan dan memakai ambulans.
petugas.
1. Alih Rawat
Alih rawat dapat dilakukan pada keadaan :
– Permintaan pasien
– Pelayanan medis tidak dapat dilakukan di puskesmas
2. Pemeriksaan diagnostik
– Pemeriksaan penunjang lain yang dianggap perlu, yang tidak dapat
dilakukan di Puskesmas Bobotsari
3. Spesimen
– Darah
– Urin
– Jaringan
– Mukus/sekret
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1.PENGERTIAN
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana
puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
6.2.TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas .
2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas .
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
7.1. PENGERTIAN
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana puskesmas
membuat kerja/aktifitas keryawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun
puskesmas .
7.2. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Puskesmas Bobotsari Kec.
Bobotsari Kab Purbalingga Provinsi Jawa Tengah.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Dr. Kustiyah
NIP.19690310 200312 2 005