Anda di halaman 1dari 17

JDM Vol. 4, No.

2, 2013, pp: 115-131

Jurnal Dinamika Manajemen


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm

PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI KUALITAS PRODUK DAN


KUALITAS LAYANAN

Made Virma Permana

Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang, Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas desain, inovasi produk,
Diterima Juli 2013
kompetensi sosial, kompetensi teknis, kualitas produk, kualitas layanan terhadap
Disetujui Agustus 2013
Dipublikasikan September 2013 kepuasan pelanggan dengan mengembangkan sebuah model penelitian dan 6 hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 150
Keywords: responden, yaitu pengguna kendaraan Toyota di Semarang. Teknik analisis data
Design Quality;
Product Innovation;
menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dari software AMOS 16.0 dalam
Social Competence; model dan pengkajian hipotesis. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan
Technical Competence, bahwa model tersebut dapat diterima dengan baik dan selanjutnya hasil penelitian
Product Quality; ini memberikan implikasi teoritis bahwa pengaruh variabel kualitas desain, variabel
Service Quality;
Customer Satisfaction.
inovasi produk, variabel kompetensi sosial, variabel kompetensi teknis, variabel
kualitas produk, variabel kualitas layanan terhadap variabel kepuasan konsumen
adalah positif dan signifikan. Variabel yang dominan berpengaruh terhadap kualitas
produk adalah kualitas desain, dan terhadap kualitas layanan adalah kompetensi
sosial, sedangkan terhadap kepuasan pelanggan adalah kualitas layanan.

THE INCREASE OF CUSTOMER SATISFACTION BY HAVING PRODUCT


QUALITY AND SERVICE QUALITY

Abstract
The aim of this research is to analyze the effect of design quality, product innovation, social
competence, technical competence, product quality, service quality to customer satisfaction
by developing a research model and proposing six hypotheses. The numbers of samples
were 150 respondents. They are the users of Toyota vehicles in Semarang. The technique
for analizing the data is Structural Equation Modeling (SEM) from 16.0 AMOS. Based
on the results of data analysis, it can be concluded that the model can be well accepted. The
results of this study also provide a theoretical implication; it is the influence of design quality
variable, product innovation variable, social competence variable, technical competence
variable, products quality variable, service quality variable to the variable of consumers
satisfaction is positive and significant. The variable that dominantly influences the product
quality is design quality and the variable that dominantly influences the service quality is
social competence. Finally, service quality becomes the dominant variable that influences
customer satisfaction.

JEL Classification: M2, M20


Alamat korespondensi: ISSN
Gedung E Fakultas Ekonomi USM, Jln Arteri Soekarno-Hatta, Semarang. 2086-0668 (cetak)
E-mail: made.virma@gmail.com 2337-5434 (online)
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 115-131

PENDAHULUAN ini bisa berasal dari produk, pelayanan, atau se-


suatu yang bersifat emosional. Jika pelanggan
Perusahaan merupakan suatu bentuk or- mengatakan bahwa value adalah produk yang
ganisasi produksi yang berusaha melayani ke- berkualitas, maka kepuasan terjadi jika pelang-
butuhan masyarakat selaku konsumen. Untuk gan mendapatkan produk yang berkualitas. Jika
keperluan itu pihak produsen berupaya meng- value bagi pelanggan adalah kenyamanan, maka
kombinasi berbagai faktor produksi sedemikian kepuasan akan datang jika pelayanan yang dipe-
rupa untuk menghasilkan suatu produk yang da- roleh benar-benar nyaman (Irawan, 2004).
pat dikonsumsi oleh konsumen. Pada saat seka- Ada berbagai macam cara pengukuran ke-
rang, gejala mengkonsumsi bermacam-macam puasan pelanggan, salah satunya adalah metode
produk telah menjadi bagian dari gaya hidup indeks. Perusahaan yang melakukan studi ini
masyarakat terutama kota-kota besar. Hal ini adalah JD Power Asia Pasific yang dinamakan
terlihat dari semakin tingginya konsumsi pro- Indonesian Customer Satisfaction Index (ICSI),
duk mulai produk pakaian, makanan, minuman, dimana hasil-hasilnya telah menjadi tolok ukur
kosmetika hingga produk otomotif seperti mo- bagi para pemilik merek di Indonesia untuk
bil. melihat kinerjanya dalam memberi kepuasan
Setiap perusahaan dari waktu ke waktu kepada pelanggan dibandingkan dengan merek
selalu berusaha untuk memberikan kepuasan pesaing.
kepada pelanggannya, karena memberi kepu- Penelitian ini tentang kepuasan pelanggan
asan kepada pelanggan sama artinya dengan pada PT New Ratna Motor Semarang sebagai
mempertahankan bahkan meningkatkan usaha dealer mobil merk Toyota. Berdasarkan catatan
dari perusahaan itu sendiri. Dengan memberi indeks konsumen dari JD Power Asia Pasific
kepuasan kepada pelanggan maka pelanggan dapat diketahui bahwa Toyota mendapatkan
cenderung menjadi loyal, dan bahkan mengajak peringkat pertama dalam studi ICSI ini pada ta-
orang lain untuk menggunakan produk/ jasa hun 2009 dan 2010 yaitu sebesar 764 dan 763.
yang telah memberi kepuasan kepadanya. Pada Sedangkan pada tahun 2011 Indeks Kepuasan
kenyataannya pelanggan memang tidak selalu Konsumen Toyota turun menjadi 749 dan dire-
terpuaskan dengan apa yang telah dilakukan pe- but oleh Honda (751). Hal ini menjadi pertany-
rusahaan, tetapi paling tidak perusahaan telah aan mengapa Toyota tidak dapat mempertahan-
berusaha untuk melakukan yang terbaik guna kan ICSI tersebut. Ada beberapa parameter yang
memberi kepuasan kepada pelanggannya (Liu digunakan dalam mengukur indeks kepuasan
et al., 2001). tersebut, diantaranya adalah kepuasan terhadap
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas produk atau kualitas pelayanan (Quali-
persepsi pelanggan atas kinerja produk atau ty Satisfaction Score/ QSS), kepuasan terhadap
jasa dalam memenuhi harapannya. Kepuasan harga berdasarkan kualitas yang diterima (Value
pelanggan akan tercapai apabila setelah pelang- Satisfaction Score/ VSS), dan persepsi bahwa
gan menggunakan suatu produk/ jasa, apa yang merek yang dipergunakan secara keseluruhan
diinginkan dan dibutuhkan pelanggan dapat merupakan merek yang paling baik dibanding-
terpenuhi bahkan melebihi harapannya. Ada kan dengan merek-merek lainnya (Perceived Best
lima hal utama yang mempengaruhi kepuasan Score/ PBS).
pelanggan, yaitu: kualitas produk, kualitas pela- Ketiga hal tersebut dijadikan ukuran atas
yanan, harga, faktor emosional, dan kemudahan dasar asumsi bahwa pelanggan akan puas jika
untuk mendapatkan produk atau jasa tersebut merek yang digunakan berkualitas, pelanggan
(Irawan, 2004). akan puas jika harga dari merek yang digunakan
Seorang pelanggan yang puas adalah pe- sesuai dengan kualitas yang diterima, dan pe-
langgan yang merasa mendapatkan value dari langgan akan puas jika pelanggan sudah merasa
pemasok, produsen atau penyedia jasa. Value bahwa merek yang dipergunakan adalah paling
116
Made Virma Permana / Peningkatan Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Produk dan Kualitas ...

baik dibandingkan merek lainnya. Terhadap dibelinya. Kepuasan konsumen terhadap pro-
ketiga variabel tersebut kemudian dilakukan duk yang dibelinya, juga dipengaruhi dari kua-
analisa regresi dengan tingkat loyalitas sehingga litas layanan inti dan tambahan yang diberikan
menghasilkan (TSS/ Total Satisfaction Score), penjual. Jika konsumen puas, maka konsumen
yang menjadi ukuran peringkat dalam ICSI. akan dengan sukarela menyebarkan informasi
Dari peringkat ICSI tersebut, maka terdapat fe- produk tersebut pada konsumen lain. Dengan
nomena gap berupa penurunan indek kepuasan demikia, mekanisma word of mouth (dari mulut
pelanggan Toyota sehingga diperlukan peneliti- ke mulut) menjadi perpanjangan tangan penjual
an tentang faktor-faktor penyebabnya. untuk menyebarluaskan produknya (Nuryatno,
Suatu produk dinilai unggul oleh konsu- 2012).
men apabila produk tersebut dianggap memiliki Kualitas layanan dapat dilihat dari ke-
nilai (value) yang lebih dibanding produk kom- mampuan para tenaga penjualnya, karena te-
petitior. Zeithaml dan Bitner (1996) mendes- naga penjual merupakan ujung tombak keber-
kripsikan bahwa suatu produk dianggap bernilai hasilan suatu perusahaan dimana mereka yang
apabila manfaat atau kualitas produk tersebut langsung berhadapan dengan konsumen. Dian-
sebanding dengan pengorbanan yang diberikan tara kemampuan tersebut adalah kompetensi
oleh konsumen. Selain itu suatu produk dinilai sosial. Kompetensi sosial dapat diartikan seba-
lebih baik atau lebih unggul dibanding kompe- gai kemampuan untuk mengembangkan pertu-
titor apabila konsumen merasa puas terhadap karan hubungan yang baik dan menggambarkan
produk tersebut, seperti desain yang ditawar- tingkat relational yang tertinggi. Tidak hanya
kan. kemampuan membangun hubungan yang di-
Desain produk harus melalui permintaan perlukan oleh seorang tenaga penjual, tetapi
dan harapan dari konsumen dan lebih baik dari juga kemampuan teknis dalam memberikan so-
pesaing sehingga dapat meningkatkan kualitas lusi kepada konsumennya. Kompetensi teknis
produk dan pangsa pasar. Untuk memperbaiki adalah pengetahuan yang dimiliki tenaga pen-
desain produk, staf desain harus mempunyai ke- jual, seperti misalnya pengatahuan mengenai
mampuan dalam meningkatkan kualitas produk desain dan keistimewaan produk, pengetahuan
tersebut. Tidak hanya kualitas desain saja yang tentang pemakaian dan fungsi produk, pengeta-
harus ditingkatkan, tetapi juga bagaimana peru- huan tentang teknis (keahlian engineering), dan
sahaan dapat berinovasi agar produk perusahaan prosedur yang diberlakukan oleh kebijakan pe-
tersebut menjadi berbeda dari produk pesaing. rusahaan (Rentz et al., 2002).
Perusahaan yang mampu menciptakan product Berdasarkan parameter yang disebutkan
differentiation melalui inovasi, maka konsumen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
dapat memandang produk tersebut sebagai pro- produk dan kualitas layanan dari Toyota me-
duk yang berkualitas dan berbeda dari produk nurut persepsi pelanggan masih kurang baik,
pesaing (Sumarwan, 2008). tidak seperti merek Honda yang dipersepsi-
Di sisi lain kualitas pelayanan sulit untuk kan lebih baik dari merek Toyota. Banyak fak-
dievaluasi bila dibandingkan dengan kualitas tor yang mempengaruhi kepuasan konsumen
produk, konsumen tidak semata-mata meng- antara lain kualitas produk yang diwujudkan
evaluasi kualitas pelayanan berdasarkan hasil melalui keunggulan spesifik dari suatu produk
akhir melainkan juga menghubungkan dengan dibandingkan dengan produk kompetitornya
proses pemberian pelayanan itu sendiri, persep- dan kualitas produk ini dapat dipengaruhi oleh
si terhadap kualitas pelayanan timbul dari sebe- desain produk dan inovasi produk (Hollanders
rapa jauh perusahaan memberikan pelayanan & Cruysen, 2009). Sedangkan kualitas layanan
seperti yang diharapkan oleh konsumen (Zeit- ditentukan oleh kompetensi sosial dan kompe-
haml & Bitner, 1996), yang pada akhirnya dapat tensi teknis (Rentz et al., 2002). Oleh karena itu
memberikan kepuasan terhadap produk yang tujuan penelitian ini adalah menganalisis penga-
117
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 115-131

ruh kualitas desain, inovasi produk, kompetensi yang terjadi selama proses produksi sehingga
sosial, kompetensi teknis, kualitas produk, kua- dapat meningkatkan kualitas produk. (Dubra-
litas layanan terhadap kepuasan pelanggan. veik et al., 2011).
Kualitas produk merupakan salah satu Inovasi merupakan suatu mekanisme
unsur yang dijadikan bahan pertimbangan oleh perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkun-
konsumen dalam memutuskan untuk melaku- gan yang dinamis. Oleh sebab itu dituntut un-
kan pembelian ( Jahanshahi et al., 2011). Kuali- tuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran
tas produk yang baik tidak selalu dikaitkan den- baru, gagasan-gagasan baru dengan menawar-
gan harga yang tinggi. Kualitas produk berkaitan kan produk yang inovatif serta peningkatan ku-
dengan kualitas desain. Desain produk merupa- alitas produk yang dapat memuaskan pelanggan
kan variabel yang penting dalam manajemen ku- (Prakosa, 2005). Inovasi produk yang sangat
alitas. Desain produk harus melalui permintaan intensif sejalan dengan keunggulan teknologi
dan harapan dari konsumen dan lebih baik dari sebagai andalan, menyebabkan produk yang di-
pesaing sehingga dapat meningkatkan kualitas hasilkan semakin padat teknologi dan dengan
produk dan pangsa pasar. Untuk memperbaiki demikian daur hidup produk akan semakin pen-
desain produk, staf desain harus mempunyai dek. Pengembangan produk dengan cara inovasi
pengalaman dilantai produksi dan bidang pe- akan nampak pada penciptaan produk yang ber-
masaran untuk meningkatkan kemampuan me- kualitas (Iwu, 2010).
reka dalam kualitas desain produk, permintaan Konsumen Indonesia sangat menuntut
pelanggan dan biaya produksi harus dipertim- untuk memperoleh barang dan jasa yang berku-
bangkan selama proses desain produk. Kualitas alitas baik, memiliki kesadaran yang tinggi akan
desain produk tidak dapat menjadi tanggung ja- hak-haknya, dan selalu menyuarakan kepenti-
wab staf desain saja tetapi departemen fungsio- ngan dan memperjuangkan kesejahteraan, maka
nal yang lain harus terlibat dalam desain produk karakter konsumen seperti ini akan mendorong
(Hollanders & Cruysen, 2009). produsen atau industri untuk bekerja lebih efisi-
Desain kerekayasaan (engineering design) en dan inovatif sehingga menghasilkan produk
dalam produk industri telah lama diakui dalam yang lebih berkualitas untuk memenuhi tuntu-
pemasaran ditambah dengan desain penampi- tan konsumen. Inovasi akan menciptakan pro-
lan produk yaitu suatu tipe desain yang mem- duk yang berbeda dari pesaing, sehingga peru-
punyai nilai penting dalam pemasaran. Desain sahaan dapat melakukan product differentiation
produk yang baik dapat meningkatkan pemasa- kepada konsumen. Perusahaan yang mampu
ran produk dalam berbagai hal, misalnya dapat menciptakan product differentiation melalui ino-
mempermudah operasi pemasaran produk, me- vasi dan mampu mengkomunikasikan produk
ningkatkan nilai kualitas dan keawetan produk tersebut kepada konsumen sehingga konsumen
dan menambah daya penampilan produk. Se- memandang produk tersebut sebagai produk
ringkali desain yang efektif juga bisa membantu yang berkualitas dan berbeda dari produk pe-
penghematan dalam biaya pembuatan produk saing maka pada hakekatnya perusahaan terse-
(Dubraveik et al., 2011). but telah memenangkan persaingan (Sumar-
Quality Function Deployment (QFD) me- wan, 2008).
rupakan suatu pendekatan yang digunakan un- Kompetensi sosial menurut Baron dan
tuk menginkorporasi suara pelanggan ke dalam Markman (2003), diartikan sebagai keperca-
spesifikasi desain suatu produk dengan meng- yaan dalam hubungan kerjasama yang terjadi
gunakan tim interfungsional dari pemasaran, pada hubungan yang terus menerus yang sangat
teknik desain, produksi, pembelian. Sebelum penting sebagai jaminan usaha untuk meme-
melakukan proses produksi, desain produk telah liahara kerjasama yang mereka lakukan. Juga
ditinjau kembali untuk menghindari masalah dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah

118
Made Virma Permana / Peningkatan Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Produk dan Kualitas ...

Gambar 1. Model Penelitian

pusat hubungan pemasaran (marketing relation- penjualan dalam menjalankan pekerjaannya di-
ship). Baron dan Markman (2003), menambah- pengaruhi oleh tingkah laku tenaga penjualan,
kan kompetensi sosial merupakan kemampuan pelatihan, dan pengalaman yang dimiliki.
untuk mengembangkan pertukaran hubungan Kepuasan konsumen merupakan suatu
yang baik dan menggambarkan tingkat relatio- perasaan senang atau kecewa dari seseorang
nal baonding yang tertinggi, kompetensi sosial konsumen ketika dia membandingkan persep-
juga meliputi kegiatan untuk kemampuan peru- sinya terhadap kinerja suatu produk atau jasa
sahaan dalam memberikan pelayanan dan me- dengan harapan yang diinginkannya. Kepuasan
melihara sebuah hubungan. Penelitian Andres- juga dapat diartikan sebagai perbandingan anta-
sen (2004), menyatakan kompetensi sosial dan ra kinerja yang diharapkan dengan kinerja yang
kualitas intraksi berpengaruh positif terhadap diterima konsumen (Nandan, 2010). Peneliti-
kinerja pelayanan. an Jahanshahi et al. (2011), menyatakan bah-
Kemampuan teknis yang merupakan ke- wa kepuasan akan tetap menjadi komponen
mampuan/keahlian tenaga penjualan adalah yang sangat penting dalam mencapai kesetiaan
pengetahuan khusus yang terkait dengan hu- konsumen, sangat sulit memperoleh kesetiaan
bungan bisnis yang dimiliki (Liu et al., 2001). konsumen tanpa terlebih dahulu memperoleh
Kualitas layanan yang baik tidak hanya didasar- kesan pertama yang disebut sebagai kepuasan.
kan pada perilaku tenaga penjualnya tetapi juga Oleh karena itu faktor-faktor yang berpengaruh
keahlian seorang tenaga penjualan yang memi- terhadap kepuasan yaitu kualitas produk dan
liki pengetahuan yang luas tentang produknya. kualitas layanan perlu mendapat perhatian pim-
Kemampuan seorang tenaga penjualan untuk pinan perusahaan. Berda-sarkan uraian tentang
memberikan solusi pada pelanggannya juga da- antar hubungan variabel di atas, maka dapat di-
pat menunjukkan tingkat keahlian tenaga penju- kembangkan sebuah model penelitian, seperti
alan tersebut. tampak pada Gambar 1.
Kemampuan tenaga penjualan adalah ke-
sanggupan atau ketrampilan seseorang dalam METODE
mempresentasikan produknya kepada pembeli,
sehingga terjadi transaksi penjualan. Menurut Sampel dalam penelitian ini mengacu
Baldauf et al. (2001), kemampuan tenaga pen- pada pendapat Hair et al. (2010) bahwa res-
jualan merupakan ketrampilan yang diperlukan ponden jumlahnya antara 5 sampai dengan 10
dalam melakukan presentasi penjualan, selan- untuk setiap indikator atau menggunakan krite-
jutnya dijelaskan bahwa kemampuan tenaga ria MLE (Maximum Likehood Estimation). Ber-

119
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 115-131

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel dan Indikator

Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator


Kualitas Produk Persepsi atau pernyataan konsumen ten- Keunggulan spesifik produk
(Iwu, 2010) tang keunggulan/ superior produk se- Kinerja yang sesuai dengan
cara keseluruhan spesifikasi
Daya tahan yang cukup lama

Kualitas Desain Persepsi atau pernyataan konsumen Desain yang aerodinamis


(Dubraveik et al., tentang tampilan interior dan eksterior Penggunaan material yang
2011) suatu produk secara keseluruhan berkualitas
Bahan cat yang tidak mudah
pudar

Inovasi Produk Kemampuan perusahaan untuk mencip- Penggunaan teknologi baru


(Sumarwan, takan produk yang berbeda dari produk Perubahan desain
2008) pesaing Deferensiasi produk

Kualitas Layanan Pemenuhan dari harapan konsumen atau Pelayanan yang dijanjikan
( Johanshahi, kebutuhan konsumen yang memband- Tepat janji
2011) ingkan antara hasil dengan harapan Layanan yang cepat dan tepat

Kompetensi Kemampuan dalam membina hubungan Empati kepada pelanggan


Sosial kerjasama yang terjadi pada hubungan Jaringan rekanan yang luas
(Baron et al., yang terus menerus Memelihara hubungan yang
2003) dibangun

Kompetensi Pengetahuan tentang produk yang harus Kemampuan bernegosiasi


Teknis dimiliki dalam rangka mendukung kuali- Menguasai product knowledge
(Rentz et al., tas pelayanan Memiliki keahlian engineering
2002)

Kepuasan Pelang- Perasaan senang/ kecewa dari pelanggan Kesesuaian harapan


gan dengan membandingkan persepsinya Kepuasan keseluruhan
(Liu et al., 2001) terhadap kinerja suatu produk atau jasa Word of mounth positif
dengan harapan yang diinginkan.

dasar kriteria MLE ini, maka besarnya sampel ponden. Kemudian metode pengumpulan data
ditetapkan 150 responden, disesuaikan dengan menggunakan kuesioner dengan skala Likert 10
rekomendasi Hair et al. (2010), bahwa solusi pilihan jawaban mulai dari sangat tidak setuju
MLE yang stabil adalah maksimal 200 respon- (skor 1) sampai dengan sangat setuju (skor 10).
den. Jumlah ini sesuai dengan pendapat Ferdi- Analisis data menggunakan SEM (Structural
nand (2006) yang menyatakan bahwa ukuran Equation Modeling) (Hair et al., 2010).
sampel untuk analisis SEM (Structural Equation Variabel penelitian terdiri dari tujuh va-
Modeling) antara 100 sampai dengan 200 res- riabel yaitu: kualitas produk dengan variabel

120
Made Virma Permana / Peningkatan Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Produk dan Kualitas ...

,75 ,87
e3 X3

,70 ,84 Kualitas


e2 X2
Desain
,81
e1 X1
,90
,31
,74 ,86
e6 X6

,72 ,85 Inovasi


e5 X5 ,39
Produk
,78 Chi Square = 49,984
e4 X4
,88 Probability = ,394
,37 ,41 CMIN/DF = 1,041
GFI = ,947
,69 ,83
e9 X9 AGFI = ,913
TLI = ,997
,79 ,89 Kompetensi ,40
e8 X8 CFI = ,998
Sosial
RMSEA = ,017
,71
e7 X7
,84
,41
,65 ,81
e12 X12

,74 ,86 Kompetensi


e11 X11
Teknis
,50
e10 X10
,71

Gambar 2. Hasil Analisis Konfirmatori Variabel Eksogen


Sumber: data yang diolah (2012)

Tabel 2. Hasil Pengujian Kelayakan Variabel Eksogen

Goodness of Fit Indeks Cut off Value Hasil Evaluasi Model


Chi-Square (df = 48) Kecil (< 65,171) 49,984 Baik
Probability 0,05 0,394 Baik
GFI 0,90 0,947 Baik
AGFI 0,90 0,913 Baik
CMIN/DF 2,00 1,041 Baik
TLI 0,95 0,997 Baik
CFI 0,95 0,998 Baik
RMSEA 0,08 0,017 Baik
Sumber: data yang diolah (2012)

pendahulu kualitas desain dan inovasi produk, zed loading) variabel eksogen maupun variabel
kemudian kualitas layanan dengan variabel pen- endogen tiap-tiap indikator >0,5. Dengan demi-
dahulu kompetensi sosial, kompetensi teknis, kian semua item/ indikator adalah valid. Kemu-
selanjutnya variabel kepuasan pelanggan. Difini- dian seluruh variabel laten memenuhi kriteria
si operasional variabel dan indikatornya tampak contruct reliability (CR) >2,0 dan variance ext-
pada Tabel 1. raact >0,05, sehingga indikator mencerminkan
unidemensionalitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data dilakukan dengan teknik
Structural Equation Modeling (SEM), estima-
Uji validitas melului perhitungan regresi si dilakukan secara bertahap, yaitu pertama
menunjukkan bahwa factor loading (standardi- dengan melakukan teknik comfirmatory Factor

121
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 115-131

e13 e14 e15


,56 ,53 ,61
X13 X14 X15

,75 ,73 ,78

Kualitas
Produk

,42
,46 ,68
e21 X21 Chi Square = 35,595
Probability = ,060
,67 ,82 Kepuasan
e20 X20 ,45 CMIN/DF = 1,483
Pelanggan GFI = ,949
,54 AGFI = ,904
e19 X19
,73 TLI = ,960
,59 CFI = ,973
RMSEA = ,057

Kualitas
Layanan

,79 ,70 ,65


X18 X17 X16

,62 ,50 ,42


e18 e17 e16

Gambar 3. Hasil Analisis Komfirmatori Variabel Endogen


Sumber: data yang diolah (2012)

Tabel 3. Hasil Pengujian Kelayakan Variabel Endogen

Goodness of Fit Indeks Cut off Value Hasil Evaluasi Model


Chi-Square (df = 24) Kecil (< 36,415) 35,595 Baik
Probability 0,05 0,060 Baik
GFI 0,90 0,949 Baik
AGFI 0,90 0,904 Baik
CMIN/DF 2,00 1,483 Baik
TLI 0,95 0,960 Baik
CFI 0,95 0,973 Baik
RMSEA 0,08 0,057 Baik
Sumber: data yang diolah (2012)

Analysis dan kedua dengan teknik Full Equation sebesar 0,394 demikian pula dengan nilai kela-
Model (Ferdinand, 2006). Gambar 2, menyaji- yakan yang lain yang memenuhi kriteria fit se-
kan hasil analisis konfirmatori variabel eksogen hingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
(kualitas desain, inovasi produk, kompetensi perbedaan antara matriks kovarians sampel de-
sosial dan kompetensi teknik). Hasil penguji- ngan matriks kovarians populasi yang diestimasi
an kesesuaian model pada konfirmatori faktor atau dengan kata lain model adalah fit. Sehingga
analisis variabel eksogen tampak pada Tabel 2. secara keseluruhan model dapat diterima untuk
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai memberikan konfirmasi yang cukup untuk da-
Chi Square = 49,984 dengan tingkat signifikansi pat diterimanya hipotesis unidimensionalitas

122
Made Virma Permana / Peningkatan Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Produk dan Kualitas ...

,75 ,87 e13 e14 e15


e3 X3
,58 ,53 ,58
,71 ,85 Kualitas
e2 X2 X13 X14 X15
Desain
,79 ,39 ,76 ,73 ,76
e1 X1
,89 ,30
Kualitas
,31 Z1
Produk
,74 ,86
e6 X6
,28
,71 ,85 Inovasi ,22 Z3
e5 X5 ,41
Produk
,77 ,72 ,52
e4 X4 ,38 X19 e19
,88
,43 Kepuasan ,81 ,66
,39 X20 e20
Pelanggan
,70 ,84
e9 X9 ,46
X21 e21
,88 ,68
,77 Kompetensi ,41
e8 X8
Sosial
,54
,72 ,42
e7 X7
,85
,41 Chi Square = 191,378
Kualitas ,34
,64 ,80 Layanan Z2 Probability = ,218
e12 X12
CMIN/DF = 1,081
,73 ,86 Kompetensi ,26 ,76 ,71 ,66 GFI = ,891
e11 X11
Teknis AGFI = ,857
X18 X17 X16
,52 TLI = ,989
e10 X10 ,57 ,50 ,44 CFI = ,991
,72 e18 e17 e16
RMSEA = ,023

Gambar 4. Analisis Full Model


Sumber: data yang diolah (2012)

bahwa ke-12 indikator yang digunakan dapat unidimensionalitas bahwa kesembilan indikator
mencerminkan variabel laten yang dianalisis yang digunakan dapat mencerminkan variabel
yaitu variabel kualitas desain, inovasi produk, laten yang dianalisis yaitu variabel kualitas pro-
kompetensi sosial, dan kompetensi teknis. duk, kualitas layanan, dan kepuasan pelanggan.
Analisis konfirmatori dilakukan variabel Setelah dilakukan analisis konfirmatori
endogen (kualitas produk, kualitas layanan dan faktor untuk variabel eksogen maupun variabel
kepuasan konsumen. Hasilnya tampak pada endogen dan hasil pengujian mememenuhi kri-
Gambar 3. Hasil pengujian kesesuaian model teria fit (baik), maka selanjutnya dilakukan ana-
pada konfirmatori faktor analisis variabel endo- lisis full model yang tampak pada Gambar 4. In-
gen disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3, menun- deks-indeks kesesuaian model yang digunakan
jukkan bahwa nilai Chi Square = 35,595 dengan sama seperti pada konfirmatori faktor analisis.
tingkat signifikansi sebesar 0,060 demikian pula Pengujian model SEM ditujukan untuk melihat
dengan nilai kelayakan yang lain yang memenu- kesesuaian model. Adapun hasil pengujian good-
hi kriteria fit sehingga dapat disimpulkan bahwa ness of fit pada full model yang dikembangkan da-
tidak terdapat perbedaan antara matriks kova- lam penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.
rians sampel dengan matriks kovarians popula- Berdasarkan hasil yang disajikan da-
si yang diestimasi atau dengan kata lain model lam Tabel 2, terlihat bahwa nilai Chi Square =
adalah fit. Sehingga secara keseluruhan model 191,378 dengan probabilitas = 0,218 selain itu
dapat diterima untuk memberikan konfirmasi indeks CMIN/DF, TLI, CFI, dan RMSEA juga
yang cukup untuk dapat diterimanya hipotesis berada dalam rentang nilai yang diharapkan, hal

123
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 115-131

Tabel 4. Goodness Of Fit Test Full Model

Goodness of Fit Indeks Cut off Value Hasil Evaluasi Model


Chi-Square (df = 177) Kecil (< 209,042) 191,378 Baik
Probability 0,05 0,218 Baik
GFI 0,90 0,891 Marginal
AGFI 0,90 0,857 Marginal
CMIN/DF 2,00 1,081 Baik
TLI 0,95 0,989 Baik
CFI 0,95 0,991 Baik
RMSEA 0,08 0,023 Baik
Sumber: data yang diolah (2012)

Tabel 5. Regression Weight

Std Est Est SE CR P


Kualitas Kualitas
 .391 .350 .088 3.973 ***
Produk Desain
Kualitas Inovasi
 .277 .230 .079 2.905 .004
Produk Produk
Kualitas Kompetensi
 .421 .329 .089 3.714 ***
Layanan Sosial
Kualitas Kompetensi-
 .264 .223 .088 2.525 .012
Layanan Teknis
Kepuasan Kualitas
 .219 .210 .101 2.079 .038
Pelanggan Produk
Kepuasan Kualitas
 .538 .603 .145 4.146 ***
Pelanggan Layanan
Sumber : data yang diolah (2012)

ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbe- Berdasarkan nilai regression weight pada
daan antara matriks kovarians sampel dan ma- Tabel 5 dapat diketahui bahwa hipotesis per-
triks kovarians populasi yang diestimasi. tama (H1) sampai dengan hipotesis ke enam
Pengujian hipotesis pengaruh antar varia- (H6) dapat diterima, karena semua hasil perhi-
bel ditunjukkan oleh nilai regression weight (Ta- tungan menunjukkan CR >2,0 atau P <0,05.
bel 5) pada kolom CR (Cretical Ratio) atau P Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
(Probabilitas). Jika CR > nilai kritis (2,0) atau P kualitas desain terbukti berpengaruh positif
(Probabilitas) <0,05, maka hipotesis penelitian dan signifikan terhadap kualitas produk. Hasil
diterima (Ferdinand, 2006). penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

124
Made Virma Permana / Peningkatan Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Produk dan Kualitas ...

dilakukan oleh Dubraveik et al. (2011). Desain ngikuti atau sejalan dengan perkembangan tek-
dikatakan berkualitas apabila desain dari pro- nologi. Teknologi tersebut digunakan sebagai
duk yang ditawarkan mampu memenuhi ke- andalan untuk meralisasikan pemikiran-pemi-
butuhan dan keinginan pelanggan terlebih lagi kiran baru dan gagasan-gasan baru yang menye-
sesuai dengan kemampuan pelanggan. Suatu babkan produk yang dihasilkan dapat semakin
produk dikatakan berkualitas tidak berdasarkan berkualitas.
kemampuan perusahaan memberikan yang ter- Dalam jangka panjang, kemampuan ber-
baik akan tetapi berorientasi pada kemampuan saing sebagian besar perusahaan tergantung dari
perusahaan untuk memberikan produk sesuai kemampuan perusahaan untuk berinovasi, yaitu
apa yang dinginkan, apa yang dibutuhkan, dan menyediakan terus menerus bagi pelanggan ba-
kemampuan keuangan pelanggan. Pengemba- rang dan jasa yang baru. Inovasi memang men-
ngan kualitas fungsi desain merupakan suatu gandung resiko, tetapi merupakan proses yang
pendekatan yang digunakan untuk menyerap berpotensi akan menguntungkan di kemudian
suara pelanggan ke dalam spesifikasi desain hari. Inovasi amat krusial dalam pemasaran, ka-
suatu produk dengan menggunakan tim inter- rena pasar selalu berubah. Sebuah perusahaan
fungsional dari pemasaran. Melalui pendekatan yang tidak menyadari perubahan, akan terlindas
ini sebelum melakukan proses produksi, desain oleh perubahan itu. Inovasi dapat dikerjakan
produk telah ditinjau kembali untuk menghin- untuk merespon perubahan bagi perusahaan
dari masalah yang terjadi selama proses produk- pengikut pasar (market follower) atau menjadi
si sehingga dapat meningkatkan kualitas produk pelopor beberapa perubahan bagi perusahaan
(Dubraveik et al., 2011). pemimpin pasar (market leader).
Desain dalam produk industri yang sering Iwu (2010) menyatakan inovasi adalah
disebut dengan desain kerekayasaan (enginee- konsep yang lebih luas yang membahas pene-
ring design) telah lama diakui dalam pemasaran rapan gagasan, produk atau proses yang baru
disertai dengan desain penampilan produk atau sehingga inovasi mempunyai pengaruh yang
prototipe product mempunyai nilai penting da- positif terhadap market share dari produk dalam
lam pemasaran. Desain produk yang baik dapat merebut pasar untuk meningkatkan kepuasan
meningkatkan pemasaran produk dalam berba- pelanggan. Oleh karena itu adanya kesamaan
gai hal, misalnya dapat mempermudah operasi tampilan produk sejenis maupun sistem peru-
pemasaran produk, meningkatkan nilai kualitas sahaan sejenis dari pesaing merupakan faktor
dan keawetan produk dan menambah daya pe- pendorong terjadinya inovasi, biasanya produk
nampilan produk. Seringkali desain yang efektif pesaing itu muncul tanpa mengalami perubahan
juga bisa membantu penghematan dalam biaya yang berarti bahkan cenderung statis. Keadaaan
pembuatan produk (Dubraveik et al., 2011). tersebut dapat menjadi hal yang menguntung-
Dengan demikian perbaikan secara bertahan kan, karena persaingan yang timbul dengan
desain produk akan mendorong peningkatan munculnya produk pesaing dapat diatasi dengan
kepuasan konsumen karena konsumen memer- melakukan inovasi produk.
lukan perubahan-perubahan desain produk se- Inovasi merupakan suatu mekanisme
hingga konsumen merasakan harapan dalam perusahaan untuk beradaptasi dengan lingku-
memenuhi kebutuhan dan keinginan dapat ter- ngan yang dinamis. Oleh sebab itu dituntut un-
penuhi. tuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran
Inovasi produk terbukti berpengaruh po- baru, gagasan-gagasan baru dengan menawar-
sitif dan signifikan terhadap kualitas produk. kan produk yang inovatif serta peningkatan ku-
Hasil penelitian ini mendukung hasil peneliti- alitas produk yang dapat memuaskan pelanggan
an yang dilakukan oleh Sumarwan (2008) dan (Prakosa, 2005). Kompetensi sosial terbukti
Prakosa (2005); Iwu (2010). Produk yang ino- berpengaruh positif dan signifikan terhadap ku-
vatif merupakan produk yang selalu intensif me- alitas layanan. Hasil penelitian ini mendukung
125
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 115-131

penelitian yang dilakukan oleh Baron dan Mark- yang kuat dalam mempengaruhi pembeli. Den-
man (2003). Kompetensi sosial merupakan inti gan kemampuan interpersonal yang tinggi maka
dari hubungan pemasaran yang menunjukkan salesman tersebut akan memiliki kemampuan
adanya kemauan untuk berkorban dalam meme- menjual lebih tinggi pula.
lihara dan mempertahankan hubungan. Konsep 2) Salesmanship Skill (keahlian dalam
tersebut mengarahkan perusahaan untuk senan- strategi penjualan), adalah kemampuan dalam
tiasa mengembangkan hubungan stabil dengan melakukan presentasi dan melakukan closing
pelanggannya yang berorientasi pada keinginan (menutup penjualan). Salesmanship ini lebih
dan harapan pelanggan. mengarah pada cara bagaimana melakukan stra-
Hubungan kerjasama sangat menentukan tegi menjual, dimana masing-masing individu
seperti yang dikemukakan Baron dan Markman mempunyai kemampuan yang berbeda. Untuk
(2005), bahwa komitmen hubungan kerjasama meningkatkan kualitas layanan ini dapat dila-
adalah konsep kunci, memposisikan mereka kukan, misalnya dengan cara, menghubungi
sebagai variabel penghubung antara lima an- customer untuk membuat janji, mengumpulkan
teseden yang penting yaitu biaya penghentian informasi sebanyak-banyaknya tentang rencana-
hubungan, manfaat hubungan, nilai keuntungan rencana customer terhadap barang/ jasa yang di-
bersama, komunikasi dan perilaku oportunitis jualnya, menunjukkan empati tentang pengala-
dari lima hasil keluaran yaitu persetujuan ber- man yang kurang memuaskan terhadap produk
sama, keinginan untuk putus hubungan, konflik yang dipakai, dan menyediakan informasi yang
fungsional dan ketidakpastian. menolong konsumen.
Kompetensi teknis terbukti berpengaruh 3) Technical Skill (keahlian teknik), ada-
positif dan signifikan terhadap kualitas pelaya- lah pengetahuan yang dimiliki tenaga penjual
nan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dalam rangka mendukung kualitas layanannya,
yang dilakukan oleh Rentz et al. (2002). Kom- seperti misalnya pengetahuan mengenai desain
petensi teknis berkaitan dengan keterampilan dan keistimewaan produk, menguasai product
dan kemampuan yang dimiliki oleh tenaga pen- knowledge, pengetahuan tentang pemakaian
jual untuk menjalankan tugasnya sebagai tenaga dan fungsi produk, pengetahuan tentang teknis
penjual. Kompetensi tersebut berkaitan dengan (keahlian engineering) dan prosedur yang diber-
kemampuan mengatasi masalah, kemampuan lakukan oleh kebijakan perusahaan. Kompeten-
dalam strategi penjualan, dan pengetahuan yang si teknik yang dimiliki tenaga penjualan sangat
mendukung pelayanan. Penguasaan terhadap berarti dalam peningkatan kualitas layanan, di-
kemampuan-kemampuan tersebut memung- mana dengan kompetensi yang dimiliki, konsu-
kinkan tenaga penjual untuk memberikan pe- men akan merasa puas akan layanan yang dibe-
layanan yang berkualitas kepada pelanggannya. rikan oleh tenaga penjual tersebut.
Menurut Rentz et al. (2002) ada tiga Kualitas produk terbukti berpengaruh
keahlian penjualan yang dipelajari oleh tenaga positif dan signifikan terhadap kepuasan pelang-
penjualan dalam menyelesaikan tugas penju- gan. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang
alannya, yaitu meliputi: 1) Interpersonal Skill dilakukan oleh Zeithaml dan Bitner (1996); Ja-
(keahlian interpersonal), merupakan keahlian hanshahi (2011). Produk yang berkualitas atau
seseorang dalam menangani konflik atau masa- tidak berkualitas harus dipandang dari sudut
lah. Dalam hal ini ditekankan bagaimana seo- pelanggan bukan dari perusahaan. Jadi suatu
rang salesman mampu mengatasi konflik yang produk dikatakan berkualitas oleh pelanggan
terjadi dalam proses menjual maupun bernego- apabila produk tersebut mampu mmeberikan
siasi. Interpersonal yang dimiliki oleh seseorang manfaat yang sesuai dengan harapan yang se-
terlihat jika orang yang mempunyai pengaruh banding dengan perngorbanan yang diberikan

126
Made Virma Permana / Peningkatan Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Produk dan Kualitas ...

Gambar 5. Peningkatan Kepuasan Pelanggan Proses – 1

Gambar 6. Peningkatan Kepuasan Pelanggan Proses – 2

Gambar 7. Peningkatan Kepuasan Konsumen Proses – 3

Gambar 8. Peningkatan Kepuasan Pelanggan Proses – 4

oleh pelanggan. Kualitas dijabarkan secara le- produk (product quality) dapat diukur melalui,
bih kompleks sebagai superior atau keunggu- penilaian konsumen, membandingkan dengan
lan, sehingga kualitas yang dipersepsikan dapat pesaing, dan promosi yang berpengaruh pada
diartikan sebagai pernyataan konsumen tentang kepercayaan konsumen terhadap produk yang
keunggulan atau superioritas produk secara ke- ditawarkan dengan kualitas yang baik.
seluruhan. Zeithaml dan Bitner (1996), lebih lanjut
Melalui persepsi konsumen, dipertim- menyatakan bahwa persepsi konsumen terha-
bangkan sebagai batasan yang sangat penting dap kualitas produk merupakan penambahan
dari perilaku pembelian dan pemilihan merek informasi, kompetisi dalam kategori produk
produk (Zeithmal & Bitner, 1996). Kualitas di- dan persepsi konsumen, pemasar mungkin da-
maksudkan sebagai sebuah penekanan antara pat mempelajari konsumen disegala aspek un-
pengharapan konsumen dengan persepsi kiner- tuk mengevaluasi kualitas produk, periklanan,
ja berdasarkan dimensi kualitas produk dan ni- penyediaan informasi, kemasan serta penggabu-
lai, sebuah pendekatan yang memperbolehkan ngan isyarat tampilan produk dapat diatur untuk
masing-masing pelanggan membedakan subyek membangkitkan keinginan tentang persepsi ku-
dalam tanda-tanda kualitas tersebut. Kualitas alitas produk.

127
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 115-131

Hollanders dan Cruysen (2009) suatu harapan dan menentukan apakah konsumen
produk dinilai unggul oleh konsumen apabila sudah menerima layanan yang berkualitas. Me-
produk tersebut dianggap memiliki nilai (value) nurut Zeithaml dan Bitner (1996) kualitas
yang lebih dan diwujudkan melalui keunggulan pelayanan sangat penting karena merupakan
dari produk tersebut dibanding dengan produk tingkat keunggulan untuk memenuhi harapan
kompetitor dan kepercayaan konsumen terha- konsumen, dan kualitas layanan dibentuk oleh
dap produk yang dipersepsikan pada frekuaensi perbandingan antara idealis dan persepsi dari ki-
keberhasilan dan kegagalan produk. Zeithaml nerja dimensi kualitas. Kualitas layanan melipu-
dan Bitner (1996) mendeskripsikan bahwa ti penilaian konsumen terhadap inti pelayanan
suatu produk dianggap bernilai apabila manfaat tersebut, pemberian layanan atau keseluruhan
atau kualitas produk tersebut sebanding dengan organisasi pelayanan. Sedangkan kualitas me-
pengorbanan yang diberikan oleh konsumen rupakan pertimbangan umum yang berhubu-
yang berupa harga. Selain itu suatu produk dini- ngan dengan produk secara umum dan diakui
lai lebih baik atau lebih unggul dibanding kom- bahwa kualitas layanan menentukan kepuasan
petitor apabila pelanggan merasa puas terhadap konsumen. Pada saat sekarang semakin banyak
produk tersebut. Oleh karena itu perbaikan dan perhatian pada kualitas layanan yang diberikan
peningkatan kualitas produk akan meningkat- perusahaan Hal ini disebabkan karena kualitas
kan kepuasan pelanggan. layanan dan kepuasan konsumen mempuanyai
Pada akhirnya, kualitas layanan juga ter- konstruksi hubungan yang nyata dan ada hu-
bukti berpengaruh positif dan signifikan terha- bungan sebab akibat antara keduanya.
dap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini Kebutuhan pelanggan sangat menen-
mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh tukan kualitas yang akan diberikan oleh pe-
Zeithaml dan Bitner (1996); Nandan (2010). rusahaan sehingga kualitas yang tinggi bukan
Perjumpaan jasa merupakan interaksi antara pe- berdasar pada persepsi perusahaan melainkan
langgan dengan perusahaan yang menyediakan berdasar pada persepsi pelanggan. Seperti yang
produk atau jasa. Tingkat keterlibatan pelang- dikemukakan oleh Jahanshahi (2011), bahwa
gan dan jenis perusahaan dalam menerima jasa perusahaan harus menetapkan customer defined
berpengaruh terhadap kualitas jasa yang diberi- standards yang merupakan pelaksanaan standar
kan sehingga strategi pemasaran berbeda untuk layanan berdasarkan kebutuhan pelanggan se-
tingkatan kontak yang berbeda. hingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan
Kualitas layanan/ jasa lebih sukar dipaha- kebutuhan pelanggan walaupun penyusunan
mi dibandingkan dengan kualitas produk. Hal standar pelayanan lebih sukar dibandingkan
ini disebabkan karena keduanya memiliki ki- standar produk, namun standar layanan tetap
nerja yang berbeda. Kualitas jasa tidak dibentuk harus dirumuskan secara jelas agar pelanggan
melalui proses produksi di pabrik sebagaimana merasa puas.
kualitas produk. Kebanyakan jasa sukar untuk Penelitian ini dilakukan sebagai usaha
dihitung, diukur, disimpan dan diuji. Kinerja untuk melakukan pengkajian secara lebih men-
layanan khususnya yang banyak melibatkan te- dalam mengenai bagaimana meningkatkan
naga manusia seringkali berbeda diantara peker- kepuasan pelanggan Toyota di Semarang. Ber-
ja, konsumen dan dari waktu ke waktu, sehingga dasarkan hasil analisis full model yang dilakukan
lebih sukar untuk dilakukan standarisasi seba- telah menjawab masalah penelitian tersebut se-
gaimana produk/ barang. cara signifikan yang menghasilkan empat proses
Kualitas layanan merupakan pemenuhan dasar untuk meningkatkan kepuasan pelanggan,
dari harapan konsumen atau kebutuhan konsu- yaitu: Pertama, kepuasan pelanggan ditingkat-
men yang membandingkan antara hasil dengan kan melalui kualitas layanan yang diupayakan

128
Made Virma Permana / Peningkatan Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Produk dan Kualitas ...

melalui peningkatan kompetensi sosial. Adapun Ketiga, kepuasan pelanggan ditingkatkan


peningkatan kepuasan pelanggan pada proses melalui kualitas produk yang diupayakan mela-
pertama ini digambarkan dalam Gambar 5. lui kualitas desain. Adapun peningkatan kepu-
Hasil analisis deskriptif dengan meng- asan pelanggan pada proses ketiga ini digambar-
gunakan nilai indeks menunjukkan bahwa ke- kan dalam Gambar 7. Hasil analisis deskriptif
puasan pelanggan termasuk dalam kategori se- dengan menggunakan nilai indeks menunjuk-
dang, hal ini disebabkan oleh kompetensi sosial kan bahwa kepuasan pelanggan termasuk dalam
yang mempengaruhi kualitas layanan dipersep- kategori sedang, hal ini disebabkan oleh kualitas
sikan sedang oleh responden. Penilaian tersebut desain yang mempengaruhi kualitas produk di-
diperkuat dengan berbagai temuan kualitatif persepsikan sedang oleh responden. Penilaian
yang berkaitan dengan kompetensi sosial, yaitu tersebut diperkuat dengan berbagai temuan ku-
petugas customer service di bengkel resmi Toyota alitatif yang berkaitan dengan kualitas desain,
hanya ramah dan hangat kepada pelanggan yang yaitu responden mengeluhkan gejala limbung
sering berkunjung, tenaga penjual kadang ku- pada kecepatan tinggi, terutama pengguna To-
rang menanggapi keluhan dengan baik. Jika ada yota Avanza. Kebanyakan dari mobil yang ada
masalah pada kendaraan tenaga penjual hanya sekarang pasti mengorbankan salah satu faktor
menyarankan dibawa ke bengkel resmi dan ti- tadi untuk memperkuat faktor lainnya, misal jika
dak memberikan alternatif yang lain, petugas kita memilih mobil yang memiliki aerodinamis
penjualan tidak pernah berkomunikasi dengan tinggi pasti memiliki kekurangan di bagian yang
pelanggan pasca pembelian, rekanan tidak ter- lain, responden tidak terlalu mengetahui bagai-
lalu luas dan biasanya petugas penjualan akan mana kualitas dari material yang digunakan, ba-
menyarankan menggunakan jasa bengkel dan nyak spare part yang sudah dapat dikerjakan di
asesoris dari dealer Toyota, tenaga penjualan Indonesia sehingga harganya bisa lebih murah.
hanya menghubungi jika ada produk baru atau Keempat, kepuasan pelanggan ditingkat-
program kredit yang menarik saja, selebihnya ti- kan melalui kualitas produk yang diupayakan
dak pernah menghubungi pelanggan. melalui kualitas desain. Adapun peningkatan
Kedua, kepuasan pelanggan ditingkatkan kepuasan pelanggan pada proses keempat ini
melalui kualitas layanan yang diupayakan me- digambarkan dalam Gambar 8. Temuan yang
lalui peningkatan kompetensi teknis. Adapun berkaitan dengan inovasi produk meliputi tek-
peningkatan kepuasan pelanggan pada proses nologi yang digunakan sudah up to date hanya
kedua ini digambarkan dalam Gambar 6. Te- saja tidak selengkap varian produk yang dita-
muan yang berkaitan dengan kompetensi teknis warkan oleh pesaing, responden kurang menge-
meliputi kemampuan bernegosiasi yang dimiliki tahui teknologi terbaru dari Toyota, perubahan
oleh petugas penjualan kurang optimal, tenaga desain yang ditawarkan terlalu lama, sehingga
penjualan kadang salah dalam memberikan har- banyak konsumen yang berpindah ke produk
ga dan diskon, dan harus mengkonfirmasikan pesaing, diferensiasi produk yang ditawarkan
dulu ke supervisornya, petugas penjualan ku- Toyota belum terlihat dengan produk otomotif
rang berani memberikan jaminan bahwa pelang- lainnya, tidak adanya kekhususan tersendiri dari
gan akan dilayani dengan baik, misal jika pe- produk yang ditawarkan Toyota, misal Toyo-
langgan ingin membayar dengan menggunakan ta khusus menawarkan mobil untuk keperluan
jasa pembiayaan maka pelanggan diminta untuk usaha (pick up).
menghubungi sendiri petugas perusahaan pem- Pimpinan perusahaan perlu meningka-
biayaan, product knowledge yang dikuasai oleh tan kualitas desain melalui penerapan teknologi
petugas penjualan cukup baik tetapi hanya se- yang dapat memberikan perlindungan terhadap
batas spesifikasi produk saja, tenaga penjualan produk yang dihasilkan seperti memperbaiki
hanya sebatas menjual produk. J suspensi dan keaerodinamisan. Inovasi produk

129
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 4, No. 2, 2013, pp: 115-131

hendaknya juga ditingkatkan melalui pencip- kan oleh Dubraveik et al. (2011), yang menyata-
taan diferensiasi produk sehingga produk ber- kan bahwa kualitas desain berpengaruh positif
beda dengan produk saingan dengan menam- terhadap kualitas produk dan loyalitas konsu-
bahkan tipe-tipe kendaraan untuk usaha tidak men, serta mendukung pula hasil penelitian Iwu
hanya kendaraan untuk keperluan keluarga. Ke- (2010) yang menunjukkan adanya pengaruh
mudian kompetensi sosial dapat ditingkatkan inovasi produk, terhadap kualitas produk dan
melalui membina hubungan dan rasa empati kepuasan konsumen.
kepada pelanggan melalui penanganan keluhan Kedua, kompetensi sosial dan kompe-
pelanggan secara cepat dan simpatik. tensi teknis berpengaruh positif dan signifikan
Peningkatan kompetensi teknis dapat di- terhadap kualitas layanan, artinya semakin baik
lakukan melalui pelatihan tentang spesifikasi kompetensi sosial dan kompetensi teknis, maka
dan penggunaan fitur-fitur yang benar sehingga kualitas layanan juga semakin baik. Temuan ini
tenaga penjual mempunyai tanggung jawab atas secara empiris mendukung penelitian yang dila-
produk yang dijual. Selanjutnya kualitas layanan kukan oleh Baron dan Markman (2003), yang
dapat ditingkatkan melalui pelatihan kepada menyatakan kompetensi sosial dan kualitas in-
tenaga penjual tentang cara melayanani konsu- teraksi berpengaruh terhadap kepuasan atas ki-
men yang memiliki karakter yang berbeda-beda nerja pelayanan publik, serta mendukung pula
sehingga kesepakatan tentang transaksi jual beli penelitian Rentz et al. (2002), yang menunjuk-
dan penyerahan barang dapat dilakukan dengan kan kompetensi teknis berpengaruh terhadap
cepat dan tepat waktu. Selain itu layanan purna kualitas layanan dan kepuasan konsumen.
jual juga sangat penting diperhatikan dengan Ketiga, kualitas produk dan kualitas laya-
memberi informasi yang jelas tentang servis nan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kendaraan secara berkala dengan segala kemu- kepuasan pelanggan. Hal ini mempunyai makna
dahannya. Pelanggan akan merasa senang jika bahwa peningkatan kepuasan pelanggan dapat
dihargai dan ditempatkan sebagai raja yang se- dilakukan melalui peningkatan kualitas produk
lalu diperhatikan, dilayani kebutuhan dan kein- dan kualitas layanan. Temuan ini mendukung
gi-nannya. Dengan cara demikian diharapkan penelitian Zeithaml dan Bitner (1996); Nandan
kualitas produk dan kualitas layanan semakin (2010); Jahamshahi (2011). Kemudian anali-
meningkat sehingga kepuasan pelanggan me- sas deskriptif nilai indeks menunjukkan kualitas
ningkat pula. desain, inovasi produk, kompetensi sosial dan
kompetensi teknis tergolong kriteria sedang.
SIMPULAN DAN SARAN Hal ini menunjukan bahwa kualitas desain, ino-
vasi produk, kompetensi sosial dan kompetensi
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat teknis pada Toyota belum baik.
ditarik simpulan yaitu: pertama, kualitas desain
dan inovasi produk berpengaruh positif dan DAFTAR PUSTAKA
signifikan terhadap kualitas produk. Ini berarti
semakin meningkat kualitas desain dan inovasi Andreassen, T. W. 2004. Satisfaction, Loyalty, and
produk, maka semakin meningkat pula kualitas Reputation as Indicators of Customer Ori-
produk. Oleh karena itu perbaikan pada desain entation in the Public Sector. International
Journal Of Public Sector Management. 7 (2):
yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan
16-34.
perubahan keinginan pelanggan dan disertai Baldauf, A. C., David, W & Piercy, N. F. 2001. Exam-
dengan peningkatan penggunaan teknologi ining Business Strategy, Sales Management
yang baru akan meningkatkan kualitas produk. &Sales person Antecendents of Sales Orga-
Temuan ini mendukung penelitian yang dilaku- nization Effectiveness, Journal of Personal Sell-
ing & Sales Management. 21(2): 109-122.

130
Made Virma Permana / Peningkatan Kepuasan Pelanggan melalui Kualitas Produk dan Kualitas ...

Baron, R. A & Markman, G. D. 2003. Beyon social Liu., Annie, H & Leach, M. P. 2001. Developing
capital: the role of entrepreneurs’ social com- Loyal Customer with a Value-Adding Sales
petence in their financial succes. Journal of Force: Examining Customer Satisfaction
Busines Venturing. 18: 41-60. and The Perceived Credibility of Consulta-
Dubraveik, M., Babjak, S & Kender, S. 2011. Prod- tive Salespeople. Journal of Personal Selling &
uct Design Technique in Automotive Pro- Sales Management. 2: 2.
duction. American International Journal of Nandan, G. S. 2010. Determinants of Customer Sat-
Contemporary Research. 2 (5): 43-55. isfaction on Service Quqlity. Journal 0f Public
Ferdinand, A. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Transportation. 13 (1): 97-106.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Nuryatno, Y. J. 2012. Pengaruh Kualitas Layanan
Hair, J. R., Rolph, J. F., Anderson, E., Tatham, R. L & Inti dan Tambahan terhadap Positive Word of
Black, W. C. 2010. Multivariate Data Analysis Mouth. Jurnal Dinamika Manajemen. 3 (2):
with Readings. Fourth Edition, Prentice Hall 148-154.
International. Prakosa, B. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi
Hollanders, H & Cruysen, A. 2009. Design, Creativ- dan Orientasi Pembelajaran terhadap Kinerja
ity and Innovation: A Scoreboard Approach. Perusahaan untuk Mencapai Keunggulan
Irawan, H. 2004. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Bersaing (Studi Empiris pada Industri Manu-
Jakarta: PT. New Ratna Motor Elex Media faktur di Semarang). Jurnal Studi Manajemen
Komputindo. dan Organisasi. 2 (1).
Iwu, C. G. 2010. Impact of Product development Rentz, J. O., Shepherd, C. D., Taschian, A., Dabhol-
and innovation on market share. American kar, P. A & Ladd, R. T. 2002 A measuren of
Journal of Business Management. 4 (13): 659- Selling Skill : Scale Development and Valida-
657. tion. Journal of Personal Selling and Sales Man-
Jahanshahi., Asghar., Afshar., Gashi, M. A & Mir- agement. 22 (1): 13-21.
damadi, S. A. 2011. Study the Effects of Cos- Sumarwan, Ujang, 2008, Inovasi produk, Kepuasan
tomer Service and Product Quality and Cos- Konsumen, dan Loyalitas Konsumen Sebagai
tomer Satisfaction and Loyalty. International Penentu Pertumbuhan Perusahaan, Jurnal
Journal of Humanities and Social Science. 1(7): Agribisnis, Manajemen dan Teknologi, 13 (1).
253-262. Zeithaml, V. A & Bitner, M. J. 1996. Service Market-
ing. New York: McGraw-Hill Companies Inc.

131

Anda mungkin juga menyukai