Anda di halaman 1dari 4

Energi Kuantum Planck (Efek Fotolistrik)

Cahaya bukan satu-satunya contoh gelombang elektromagnetik. Walaupun semua sifatnya


memiliki pokok yang sama seperti interaksi dengan banyak materi yang bergantung dengan
frekuensi gelombang. Gelombang cahaya merupakan frekuensi pendek yang terentang antara
4,3 x 1014 Hz hingga 7,5 x 1014 Hz (dari warna merah hingga warna ungu) – cepat rambat cahaya
sebesar 3 x 108 m/s.
Karakteristik gelombang elektromagnetik seperti pula gelombang cahaya, dapat mengalami
superposisi atau bergabungnya amplitudo gelombang-gelombang yang satu fase atau satu arah
dalam amplitudo sesaat. Amplitudo adalah nilai maksimum dari perut gelombang.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/

Selain itu gelombang dapat mengalami interferensi konstruktif dan interferensi destruktif,
interferensi berarti gabungan gelombang yang bertemu dapat menghasilkan gelombang baru
atau saling meniadakan pengaruh satu sama lain. Salah satu contohnya melalui percobaan
difraksi (oleh Young) pada pelajaran optik fisis. Ada nilai-nilai yang terekam sebagai daerah
pita terang dan daerah pita gelap.

Percobaan Hertz menunjukkan bahwa pada salah satu celah pemancar (transmiter) jika cahaya
ultraviolet diarahkan pada salah satu logam target akan memancar loncatan elektron saat diberi
frekuensi cahaya yang sangat tinggi. Gejala ini dinamakan Efek Fotolistrik.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/50/Heinrich_Rudolf_Hertz.jpg

Gelombang cahaya membawa energi dan sebagian energi diserap oleh logam yang
terkonsentrasi pada permukaan (terutama elektron pada kulit valensi di permukaan logam)
yang dengan serta merta spontan menyerap energi cahaya pada frekuensi tinggi tersebut untuk
dipertukarkan dengan energi statisnya, jika terjadi transaksi energi yang memadai maka
elektron pada permukaan logam (kulit valensi) akan terlempar dan muncul sebagai energi
kinetik.
Distribusi energi fotoelektron (foton) tidak bergantung dengan intensitas cahaya (kekuatan
cahaya yang datang) melainkan bergantung dengan panjang pendek gelombang cahaya yang
mengenai logam atau tinggi rendahnya frekuensi cahaya yang dikenakan terhadap logam target.
Tidak terdapat keterlambatan waktu antara sinar datang dengan terpancarnya elektron saat
peristiwa efek fotolistrik (sekitar 10-9 sekon jedanya).
Pemahaman ini mengasumsikan bahwa elektron sebagai partikel pembawa energi memenuhi
hukum mekanika klasik momentum dan tumbukan saat mengenai elektron pada logam sasaran.
Energi gelombang beralih rupa menjadi energi mekanika sederhana.

Contoh :
Arus fotolistrik terdeteksi saat intensitas energi elektromagnetik mencapai 10-6 W/m2 mengenai
permukaan logam Natrium (Sodium), logam target tebalnya 1 atom mengandung 1019 partikel
(jejari atom 0,528 Ă) luasnya 1 m2. Lapisan teratas elektron menerima data sebesar 10-25 Watt
dengan waktu perambatan 1,6 x 10-6 sekon – diperlukan waktu 14 hari agar sebuah atom
mencapai energi sebesar 1 eV. Dengan energi tersebut diperlukan waktu 2 bulan agar elektron
target terlepas dari logam Natrium. Ketelitian waktu eksperimen 10-9 sekon .
Frekuensi yang lebih tinggi menghasilkan energi fotoelektron maksimum yang semakin tinggi pula.
Cahaya biru yang lemah menimbulkan elektron dengan energi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan cahaya merah yang kuat walaupun cahaya merah banyak menyebabkan elektron logam
terlepas dari cangkangnya. Maka terdapat hubungan matematis :

EKmaksimum = hf – hf0 = hv – hv0


(v = f = frekuensi cahaya yang datang)
EK = energi kinetik (Joule); 1 eV = 1,609 x 10-19 Joule
Dengan v0 sebagai frekuensi ambang, di bawah frekuensi tersebut tidak akan terjadi pancaran
foton atau tidak terjadi efek fotolistrik. Tetapan h (konstanta Planck) = 6,626 x 10-34 Js , nilai
ini selalu sama walau disinari pada logam yang berlainan.

http://upload.wikimedia.org/
Teori Kuantum Cahaya
“Cahaya dengan frekuensi tertentu terdiri dari foton yang energinya berbanding lurus dengan frekuensi
tersebut”
Tahun 1905, Einstein mengusulkan paradoks yang timbul dalam efek fotolistrik dengan
pengertian radikal sebagaimana pernah diusulkan pada tahun 1900 oleh Max Planck, bahwa
sepotong benda hitam padat yang menimbulkan cahaya tampak sebenarnya memancarkan
panjang gelombang yang terlihat dan “cahaya” yang tak terlihat oleh mata manusia. Benda
tidak memerlukan panas yang sangat tinggi untuk memancarkan gelombang elektromagnetik,
sebab semua benda memancarkan energi semacam itu secara kontinu tanpa peduli pada
temperatur yang dialami benda. Pada temperatur kamar 200C – 250C, sebagian besar radiasi
gelombang elektromagnetik berada pada rentang inframerah dari spektrum gelombang
elektromagnetik.
Planck menyatakan adanya rasio kecerahan (rasio kecemerlangan benda berdasar pada panjang
gelombang yang dipancarkan sebagai fungsi temperatur yang dialami benda saat radiasi) pada
unit yang sangat kecil dan terjadi secara tidak terus-menerus (diskontinu). Sebutan untuk
satuan rasio ini adalah kuanta. Kuanta yang terpadu dalam frekuensi tertentu (mirip dengan
frekuensi cahaya pada rentang gelombang elektromagnetik) mestinya memiliki energi E yang
berbanding lurus dengan frekuensi cahaya pancaran diskontinu tersebut.

E = hv = hf
tetapan Planck x frekuensi = Energi Kuantum
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 Js)
Energi elektromagnetik yang diradiasikan benda muncul secara terputus-putus (diskontinu)
dan penjalarannya dalam ruang merupakan gelombang elektromagnetik yang kontinu.
Sementara menurut Einstein :

hv = EKmaksimum + hv0
bahwa kuanta menjalar tidak hanya berkelompok dalam gelombang tetapi bisa bergerak
sendiri-sendiri layaknya sebuah partikel. Bagian “hv” disebutkan sebagai isi energi dari
kuantum cahaya datang, EKmaksimum adalah energi kinetik maksimum elektron foto dari logam,
hv0 = energi minimum yang diperlukan elektron untuk melepaskan diri dari permukaan logam
yang disinari.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/

Einstein menyebutkan harus ada fungsi kerja yang diperlukan elektron untuk melepaskan diri
dari permukaan logam (target) walaupun tidak ada cahaya yang datang. hv0 selanjutnya disebut
sebagai “Fungsi Kerja”. Setiap logam memiliki karakteristik fungsi kerja yang berbeda
walaupun dihuni oleh elektron yang sama, hal ini disebabkan interaksi ikatan antara elektron-
elektron pada logam-logam yang berlainan dengan energi ikatan logam awalnya.
Contoh :
Untuk melepaskan elektron dari permukaan logam biasanya diperlukan separu dari energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom bebas logam yang bersangkutan. Misal energi
ionisasi logam Caesium adalah 3,9 eV memiliki frekuensi kerja 7,5 x 1014 Hz yang bersesuaian
dengan energi kuantum (Planck) sebesar 1,7 hingga 3,3 eV. Separuh nilai Energi Ionisasi
logam Caesium adalah 1,95 eV. Maka fungsi kerja logam ini sebesar 1,95 eV.
Tabel Fungsi kerja Logam :

Logam Simbol Fungsi Kerja (eV) Logam Simbol Fungs

Cesium Cs 1,9 Kalsium Ca 3,2

Kalium K 2,2 Tembaga Cu 4,5

Natrium Na 2,3 Perak Ag 4,7

Lithium Li 2,5 Platina Pt 5,6

Emisi Termionik Einstein


Benda panas menambah konduktivitas listrik udara yang ada di sekelilingnya. Pada awal abad
ke sembilanbelas sudah diketahui bahwa gejala tersebut adalah pancaran elektron dari benda
panas yang disebut Emisi Termionik. Emisi termionik memungkinkan bekerjanya tabung layar
televisi (tabung sinar katode) yang di dalamnya terdapat kawat pijar filamen atau katode
berlapis khusus yang pada tempeatur tinggi dapat menghasilkan arus elektron yang rapat.

Elektron yang terpancar seperti foton harus mendapat asupan atau provokasi dari agitasi termal
partikel pada logam, elektron harus mendapat energi minimum agar dapat lepas dari logam
dan selanjutnya elektron dikendalikan menuju logam lain sebagai tempatnya bertumbukan dan
menghasilkan energi lain atau kejadian lain. Energi minimum ini ditentukan pada berbagai
permukaan logam dan memenuhi teori fungsi kerja fotolistrik pada permukaan yang sama.
Pancaran fotolistrik memastikan bahwa foton cahaya menyediakan energi yang memadai
untuk elektron pada logam agar bisa melepaskan diri sementara pada pancaran termionik kalor
yang paling berperan memberikan kontribusi energi minimum agar elektron logam dapat
terlepas (bukan cahaya).

REF: https://fisikarudy.wordpress.com/2015/01/13/teori-kuantum-planck/

Anda mungkin juga menyukai