Tujuan:
Membuat media pemeliharaan Drosophila yang baik
Landasan Teori:
Pemeliharaan dan pembiakan Drosophila membutuhkan media yang tepat
supaya Drosophila dapat hidup dan berkembang dengan baik. Untuk pemeliharaan
Drosophila dapat digunakan bermacam-macam medium yaitu medium yang
sederhana yang hanya terdiri dari pisang ambon dan tape ketela pohon dengan
perbandingan 6 : 1 atau medium lengkap yang terdiri dari pisang ambon, agar-
agar, gula merah dan ragi roti.
Bahan:
1. Gula merah
2. Air
3. Asam benzoat Ragi roti
4. Gula aren
5. Aquadest
6. Corbid Acid
7. Metil Paraben
8. Pisang ambon lumut
9. Pepaya
10. Tape ketela pohon
11. Agar
Cara pembuatan media
A. Media pisang-tape
Pisang ambon dan tape dengan perbandingan 6 : 1 dihaluskan sampai
rata/homogen
Masukkan ke dalam botol kultur yang sebelumnya telah disteril.
Masukkan/pasangkan kertas saring pupasi dengan posisi miring.
Tutup dengan penyumbat busa.
B. Media Pepaya-tape
Caranya sama dengan medium pisang-tape, hanya perbandingan yang
dianjurkan adalah pepaya 40% : tape 60%.
Tujuan:
Membius Drosophila dengan cara yang tepat.
Landasan Teori:
Dalam melakukan praktikum genetika kits akan selalu berhubungan dengan
pembuktian Hukum-hukum Genetika melalui cara pengamatan dan penghitungan
jumlah fenotip. Pads praktikum ini yang digunakan sebagai objek adalah lalat
Drosophila. oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang tepat cara membius
Drosophila untuk tujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktikum, yaitu
pengamatan mutan Drosophila dalam keadaan tetap hidup. Sehingga usahakan
pembiusan yang dilakukan tidak menvebabkan Drosophila menjadi mati, karena
Drosophila mati akan berubah warnanya, terutama warns mata dan tubuhnya.
Drosophila yang mati dapat dikenali dengan cara mengamati posisi sayap
Drosophila yang umumnya naik ke atas (berbeda dengan posisi sayap Drosophila
hidup)
Prosedur:
1. Botol kultur disentakkan pelan-pelan pads bantalan karet atau styrofoam
hingga semua lalat yang ada dalam ruangan di sebelah atas botol akan
jatuh ke bawah.
2. Bukan sumbat busanya dan perautkan botol eterisasi dihadapan mulut
botol biakan tersebut. Arahkan kedua botol dengan mulut sating
berhadapan kearah datangnya cahaya (Drosophila bersifat geotaksis
negatif dan fototaksis positif) dengan memegang kedua botol itu pada
tempat pertautan dengan tangan kiri. (lihat gambar)
3. Dengan tangan kanan yang masih bebas botol kultur diputar perlahan-
lahan untuk merangsang lalat di dalam botol keluar ke arah botol
esterisasi.
4. Apabila sejumlah Drosophila telah masuk ke dalam botol esterissi,
sumbatlah kedua botol tersebut dengan cepat tetapi hati-hati.
5. Teteskan beberapa tetes eter atau etil asetat. Biarkan beberapa saat samapi
semua lalat pingsan dan tunggu antara 30 sampai 60 detik (tidak boleh
lebih)
6. Lalat dikeluarkan dan dapat diamati selama kurang lebih 5 menit. Lalat
yang bangun kembali sebelum selesai perhitungan dapat dibius dengan
mengguakan cawan petri berkapas.
7. Lalat yang sudah dihitung dan tidak dipergunakan lagi harus dibunuh
dalam botol yang berisi larutan deterjen untuk menghindari kontaminasi
dari mutan-mutan lain yang tidak dikehendaki.
8. Dalam melakukan pemisahan dan penghitungan mutan gunakan kuas kecil
(no. 1-3) yang tersedia.
Tujuan:
Mengisolasi Drosophila virgin dengan cars yang tepat.
Landasan Teori:
Drosophila dikenal sebagai organisms yang tidak mempunyai pasangan
tetap dan dapat kawin berulang kali. Selain dari pads itu hewan betina mempunyai
spermateca yang digunakan untuk menyimpan hasil inseminasi untuk waktu yang
cukup panjang. Jadi kalau kita akan menyilangkan Drosophila, kita harus vakin
bahwa lalat betina yang akan kita silangkan belum pernah kawin (masih virgin).
Prosedur:
1. Kultur Drosophila yang sudah jadi berisi lalat dewasa, pupa dan larva
disiapkan.
2. Kosongkan botol kultur tersebut (lalat dewasa dikeluarkan) sehingga tidak ada
satupun lalat dewasa yang tertinggal. Botol kultur tinggal berisi larva dan pupa
saja.
3. Menjelang jam ke delapan atau sebelumnya pupa akan berubah menjadi imago
yang dapat dipastikan belum pemah kawin (virgin)
4. Pisahkan imoago/virgin betina dari yang jantan dan dapat dipakai dalam
percobaan persilangan.
Isolasi virgin dapat pula dilakukan pads stadium larva dan pupa. Pads saat
stadium pupa, isolasi virgin dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Ambil pupa yang sudah tua dari botol kultur dengan menggunakan kuas.
2. Letakkan pupa tersebut dalam cawan petri dan periksa di bawah mikroskop
3. Amati pupa, bila terdapat warna hitam di bagian tengah (sex comb)
menunjukkan calon lalat jantan, sedangkan bila tidak ada warna hitam adalah
calon lalat betina.
4. Pisahkan pupa jantan dan betina tersebut dan pindahkan/tempatkan pads cawan
petri yang lembab (disisi kertas saving basah)
5. Kurang lebih satu hari kemudian pupa betina akan menjadi imago dan siap
untuk dipakai dalam percobaan persilangan.
Pertanyaan:
1. Dari hasil pengamatan saudara, cobs berikan ciri-ciri lalat virgin
2. Apakah lalat jantan yang dipakai harus virgin pula? Berikan alasan saudara
3. Mengapa pemilihan lalat virgin harus dilakukan sebelum 8 jam?
4. Mengapa lalat betina yang sudah pernah kawin tidak dapat digunakan dalam
persilangan? Apakah hal ini juga berlaku bagi organisms lain?