Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

Dua masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat adalah pengangguran dan inflasi, cara
untuk mengatasi kedua masalah ekonomi tersebut dibutuhkan peran pemerintah untuk membuat
kebijakan ekonomi. Karena hal ini menunjukkan bahwa perekonomian tidak selalu mencapai
kesempatan kerja penuh. Masalah dari berbagai negara adalah masalah pengangguran dan
menunjukkan bahwa mekanisme pasar tidak mampu mengatasi masalah ini.
Sehingga peran pemerintah dalam membuat kebijakan ekonomi sangat diperlukan guna
mengatasi masalah perekonomian yaitu pengangguran dan inflasi. Adapun tiga bentuk kebijakan
pemerintah adalah kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran. Pada
pengangguran dibagi menjadi dua jenis yaitu berdasarkan penyebab dan berdasarkan ciri.

Kebijakan yang akan dibahas yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal
yang dilakukan pemerintah merupakan kebijakan di dalam bidang perpajakan (penerimaan) dan
pengeluarannya, sedangkan kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang dijalankan oleh
Bank Sentral untuk mengawasi jumlah uang yang berada di tangan masyarakat. Kedua kebijakan
ini merupakan wahana utama bagi peran aktif pemerintah dibidang ekonomi.

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam kegiatan
perekonomian. Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh
dua variabel utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah (goverment expenditure).
Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga.
Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan kegiatan
perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor rumah tangga,
sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar negeri. Ke-empat sektor
ini memiliki hubungan interaksi masing – masing dalam menciptakan pendapatan dan
pengeluaran.
PEMBAHASAN

Pengertian Kebijakan fiskal (fiscal policy) adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui
manipulasi instrumen fiskal seperti pengeluaran pemerintah (G) dan/atau pajak (T) yang
ditujukan untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat di dalam perekonomian (Nanga,
2005).

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk


mengelolah/mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi, kebijakan fiskal mempunyai tujuan
yang sama persis dengan kebijakan moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang yang
beredar maka dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan dan
pengeluarannya (Arif Apendi, 2006).

Secara ekonomi, pajak dapat didefinisikan sebagai pemindahan sumber daya yang ada disektor
rumah tangga dan perusahaan (dunia usaha) ke sektor pemerintah melalui mekanisme
pemungutan tanpa wajib memberi balas jasa langsung. Jika, pungutan pemerintah sifatnya
memberi balas jasa langsung, maka pengutan tersebut disebut retribusi (Budiarto, 2008).

Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu
negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan Fiskal
berbeda dengan kebijaka moneter, yang bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara
mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar.Instrumen utama kebijakan fiskal
adalah pengeluaran dan pajak. Berikut adalah pengertian Kebijakan Fiskal meurut Para Ahli :

1. Sadono Sukirno, 2003 Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat
perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk
mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.

2. Menurut Tulus TH Tambunan, kebijakan memiliki dua prioritas, yang pertama adalah
mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan masalah-masalah APBN
lainnya. Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya.
Dan yang kedua adalah mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain ;
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran.

3. Sedangkaan menurut Nopirin, Ph. D. 1987, kebijakan fiskal terdiri dari perubahan pengeluaran
pemerintah atau perpajakkan dengan tujuan untuk mempengaruhi besar serta susunan permintaan
agregat. Indicator yang biasa dipakai adalah budget defisit yakni selisih antara pengeluaran
pemerintah (dan juga pembayaran transfer) dengan penerimaan terutama dari pajak.

Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi
suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Berdasarkan dari beberapa teori dan pendapat yang dijelaskan diatas dapat kita simpulkan bahwa
kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dalam
pengelolaan keuangan negara untuk mengarahkan kondisi perekonomian menjadi lebih baik
yang terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum
dalam APBN.

Faktor utama dari kebijakan fiskal sendiri adalah pajak dan pengeluaran pemerintah. Yang jika
tingkat dan komposisi dari kedua factor ini berubah akan mempengaruhi vaiable-variable seperti
:

1. Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi


2. Pola persebaran sumber daya
3. Distribusi pendapatan

Di Indonesia ini, selain Tax cut (kasinambungan beban pajak) dan Spending increase (kenaikan
belanja pemerintah), ada lagi bentuk- bentuk lain dari kebijakan fiscal.

Macam Kebijakan Fiskal

Terdapat 3 macam Kebijakan Fiskal menurut jumlah penerimaan dan pengeluarannya, yaitu
sebagai berikut:

1. Kebijakan Anggaran Surplus

Kebijakan anggaran surplus ialah kebijakan dimana pemerintah tidak menggunakan seluruh
pendapatan untuk pengeluaran sehingga akan menambah tabungan pemerintah. Kebijakan ini
dapat berfungsi untuk mengatasi inflasi.

Dengan adanya inflasi, harga menjadi naik karena uang lebih banyak dibandingkan dengan
barang, sedangkan kebijakan surplus menekankan pengeluaran pemerintah yang pada gilirannya
juga menekan dan mengurangi permintaan barang dan jasa secara agregat (total). Hal inilah yang
kemudian bisa menurunkan angka inflasi.

2. Kebijakan Anggaran Berimbang

Kebijakan berimbang merupakan bentuk anggaran dimana realisasi pendapatan negara sama
dengan besarnya jumlah realisasi pengeluaran atau belanja negara. Melalui kebijakan ini
pemerintah menyesuaikan pengeluaran dan belanjanya. Hal ini disesuaikan dengan penerimaan
yang dimiliki negara sehingga antara pengeluaran dan penerima adalah sama dan berimbang.
Kebijakan anggaran berimbang mempunyai kekuarangan. Kekurangannya ialah ketika deflasi,
dimana uang yang beredar lebih sediki dari kebutuhan masyarakat, harga, produksi, dan investasi
turun sehingga kegiatan ekonomi turun. Anggaran belanja yang turun menyebabkan kegiatan
ekonomi juga turun sehigga pertumbuhan ekonomi terhambat.

3. Kebijakan Anggaran Defisit

Kebijakan anggaran difisit adalah kebalikan dari kebijakan anggaran surplus. Kebijakan ini
didasarkan atas pengeluaran yang lebih besar dibanding pendapatan. Pengeluaran yang lebih
besar dibanding pendapatan biasanya akan diatasi dengan sebuah pinjaman, baik itu pinjaman
dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Kebijakan anggaran defisit ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Untuk mengukur anggaran defisit ada empat cara. Yaitu dapat dihitung dengan:

Defisit primer, yaitu selisih belanja diluar pembayaran pokok dan bunga utang dengan
pendapatan total.

Defisit konvensional, yaitu perhitungan defisit berdasarkan selisih belanja total dan
pendapatan total, termasuk hibah.

Defisit operasional, yaitu perhitungan anggaran defisit yang diukur dalam nilai riil dan bukan
dalam nilai nominal.

Defisit moneter, yaitu selisih belanja total pemerintah diluar pembayaran pokok atau utang
dengan pendapatan total di luar penerimaan utang.

Tujuan kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut:

Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan

Menciptakan stabilitas perekonomian


Menciptakan keadilan dalam distribusi pendapatan

Menciptakan lapangan pekerjaan

Contoh Kebijakan Fiskal

Melakukan penghematan pengeluaran negara

Mewajibkan kepemilikan NPWP (nomor pokok wajib pajak) untuk meningkatkan wajib pajak

Menaikkan jumlah pajak dan jenis pajak

Melakukan pinjaman negara, misalnya dengan mengeluarkan obligasi pemerintah


Definisi Kebijakan Moneter

Secara umum kebijakan moneter adalah proses yang dilakukan oleh otoritas
moneter (bank sentral) suatu Negara dalam mengontrol atau mengendalikan jumlah
uang beredar (JUB). Melalui pendekatan kuantitas dan / atau pendekatan tingkat suku
bunga yang bertujuan untuk mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, sudah
termasuk didalamnya stabilitas harga dan tingkat pengangguran yang rendah.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu
namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib
minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank
untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

2.2 Tujuan Kebijakan Moneter


BI sebagai bank sentral di Indonesia dalam operasi kebijakan moneternya bisa
menggunakan pendekatan kuantitas atau pendekatan suku bunga/harga. Pilihan
mengenai pendekatan apa yang akan digunakan sangat tergantung pada efektivitas di
antara kedua pendekatan tersebut dan sifat dari tujuan akhir kebijakan moneter, apakah
bertujuan jamak (ganda) atau tunggal (single).

a. Tujuan Jamak (ganda)


Kebijakan moneter yang bertujuan jamak atau ganda adalah kebijakan moneter
yang tujuan akhirnya lebih dari satu untuk membantu mecapai sasaran makro ekonomi
yaitu:
1. Memperluas Kesempatan Kerja
2. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi
3. Stabilitas Harga
4. Stabilitas Tingkat Suku Bunga
5. Stabilitas Pasar Uang
6. Stabilitas Pasar Valuta Asing

b. Tujuan Tunggal (single)


Kebijakan moneter yang bertujuan tunggal (Single) yaitu menjaga ke stabilan harga
(Inflasi).

2.3 Jenis-Jenis Kebijakan Moneter


1. Kebijakan Moneter Ekspansif (Monetary Expansive Policy)
Kebijakan moneter ekspansif adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah
jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan
meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat). Kebijakan ini diterapkan
pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
Kebijakan moneter ekspansif ini disebut juga sebagai kebijakan moneter
longgar (easy monetary policy). Penerapan kebijakan ini seperti :
a. Politik diskonto (penurunan tingkat suku bunga)
b. Politik pasar terbuka (pembelian surat-surat berharga, misalnya saham dan obligasi).
c. Politik cash ratio (penurunan cadangan kas)
d. Politik kredit selektif (pemberian kredit longgar)
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary Kontractive Policy)
Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan yang dilakukan dalam rangka
mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat
perekonomian mengalami inflasi. Kebijakan moneter kontraktif disebut juga dengan
kebijakan uang ketat (tight money policy). Kebijakan ini dapat diterapkan berupa :
a. Politik diskonto (peningkatan suku bunga)
b. Politik pasar terbuka (penjualan surat berharga)
c. Politik cash ratio (peningkatan cadangan kas)
d. Politik kredit selektif (pengetatan pemberian kredit)
2.4 Perdebatan Tentang: Rules Vs Discretion

Perdebatan tersebut bermula dari perbedaan cara pandang diantara aliran Klasik
mengenai penetuan inflasi (melalui teori Kuantitas Uang yaitu: MV=PT) dan aliran
Keynesians mengenai penetuan output melalui model IS=LM. Kedua aliran ini berbeda
dalam hal harga atau inflasi.
Aliran Klasik: Menganggap bahwa perkembangan harga sangat fleksibel dan
inflasi terjadi hanya karena bertambahnya JUB: untuk alasan itu, maka kebijakan
moneter harus dilaksanakan secara ketat mengikuti aturan (rule) yang secara konsisten
diikuti.
Aliran Keynesians: menganggap bahwa perkebangan harga sangat kaku dan
inflasi terjadi bukan karena bertambahnya jumlah uang yang melebihi jumlah barang,
tapi lebih disebabkan karena adanya ketidak seimbangan antara permintaan dan
penawaran. Untuk alasan itu, kebijakan moneter diarahkan untuk menjamin
keseeimbangan antara sisi permintaan dan penawaran, oleh karena itu kebijakan
moneter harus dilakukan secara bijaksana (discreation) sesuai dengan perkembangan
yang ada.

2.5 Perdebatan: Moneterist Vs Keynesians


Perdebtan diantara aliran Moneterist dan aliran Keynesians sejatinya
menyangkut perdebatan tentang keberadaan variabel-variabel yang mendorong
permintaan dan penawaran agregat dalam perekonomian. Kelompok monetarist
berpendapat bahwa permintaan agregat semata-mata dipengaruhi oleh perkembangan
JUB dan pengaruhnya adalah stabil. Sedangkan aliran Keynesians berpendapat
bahwa permasalahan dalam suatu perekonomian adalah sangan kompleks, sehingga
bukan hanya uang yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,
tetapi juga variabel-variabel lain. Keynesians berpandangan bahwa dalam dunia nyata
terjadi kekakuan dan mekanisme pasar bebas tidak bekerja sempurna, misalnya karena
adanya kontrak kerja antara majikan dan karyawan. Dalam kondisi seperti ini, jika
terjadi perubahan (shock) dalam jangka pendek shock akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya memengaruhi perkembangan harga (inflasi)
didalam jangka menengah panjang.
Aliran monetarist juga berpendapat bahwa uang hanya berpengaruh pada tingkat
inflasi dan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena itu, kebijakan
moneter harus diarahkan hanya untuk pengendalian inflasi dan tidak diarahkan untuk
memengaruhi kegiatan ekonomi riil.
Sebaliknya aliran Keynesians berpendapat bahwa uang berpengaruh, baik
terhadap ekonomi riil maupun terhadap inflasi. Implikasinya adalah kebijakan moneter
dapat dipergunakan secara aktif memengaruhi naik turunnya kegiatan ekonomi riil.

2.6 Kerangka Kerja Kebijakan Moneter


Secara umum, kerangka kerja kebijakan moneter terdiri dari 4(empat) komponen
utama yaitu:
o Instrumen-instrument kebijakan moneter
o Sasaran oprasional
o Sasaran antara
 Sasaran akhir kebijakan moneter

Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter

Terdapat 2 poin yang mendasar berkaitan dengan perbedaan kebijakan fiskal dan
moneter, yaitu sebagai berikut:
Kebijakan fiskal dijalankan oleh pemerintah sedangkan kebijakan moneter dijalankan
oleh bank Indonesia (bank sentral).
Pemerintah tetap bisa campur tangan dalam kebijakan moneter melalui kebijakan
moneter langsung seperti masalah kredit perbankan dan peredaran uang.
RINGKASAN

Kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk


mengelolah/mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau diinginkan dengan cara
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Jadi, kebijakan fiskal mempunyai tujuan
yang sama persis dengan kebijakan moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang yang
beredar maka dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan penerimaan dan
pengeluarannya. Adapun jenis kebijakan fiskal adalah Kebijakan Anggaran Surplus, Kebijakan
Anggaran Berimbang, dan Kebijakan Anggaran Defisit. Tujuan kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah Menciptakan pertumbuhan


ekonomi yang diharapkan, Menciptakan stabilitas perekonomian, Menciptakan keadilan dalam
distribusi pendapatan, dan Menciptakan lapangan pekerjaan.

kebijakan moneter adalah proses yang dilakukan oleh otoritas moneter (bank sentral) suatu
Negara dalam mengontrol atau mengendalikan jumlah uang beredar (JUB).
CONTOH SOAL

1. Berilah penjelasan tentang wewenang Bank Indonesia dalam menjalankan kebijakan


moneter!
2. Apakah tujuan pemerintah melakukan kebijakan moneter menurut pendapat anda?
3. Jelaskan tentang kebijakan moneter kuantitatif menurut pendapat anda!
4. Uraikan pendapat anda tentang kegunaan kebijakan fiskal!
5. Menurut pendapat anda, bagaimanakah keterkaitan antara kebijakan fiskal dengan
pengeluaran pemerintah?
6. Deskripsikan tentang kebijakan moneter!
7. Apa yang dimaksud dengan kebijakan uang ketat?
8. Jelaskan kebijakan operasi pasar terbuka ketika perekonomian mengalami resesi!
9. Uraikan tentang penerapan kebijakan fiskal!
10. Uraikan tentang kebijakan fiskal diskressioner!
11. Salah satu tujuan kebijakan moneter yaitu dengan menurunkan tingkat inflasi.
Bagaimana pendapat anda mengenai hal tersebut!
12. Jelaskan dampak politik diskonto yang dirasakan dunia usaha!
13. Mengapa kebijakan moneter berupa devaluasi dapat memperbaiki neraca perdagangan
dan pembayaran? Jelaskan pendapat anda!
14. Coba identifikasikan pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam kebijakan moneter!
15. Jelaskan ukuran yang diperlukan guna efektivitas kebijakan moneter dan jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kebijakan moneter tersebut!
16. Apa sajakah peranan kebijakan moneter?
17. Uraikan tentang kebijakan moneter ekspansif!
18. Bagaimanakah jumlah uang beredar jika pemerintah menurunkan tingkat diskonto?
Jelaskan!
19. Deskripsikan bahwa penetapan rasio cadangan wajib dapat mempengaruhi jumlah
uang yang beredar!
DAFTAR PUSTAKA

Reksoprayitno, Soediyono.2000.Ekonomi Makro Edisi 6.Yogyakarta: BPFE


Sukirno,Sadono.2000.Makroekonomi Modern. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sukirno, Sadino.2011.Makro Ekonomika Teori Pengantar.Jakarta : PT. Rajagrafindo persada
Harijo, Hadi., Arwin, Datumaya, wahyudi Sumari., Suparman Djapri. 2016. BAURAN
KEBIJAKAN MONETER DAN DAMPAKNYA BAGI ANGGARAN PERTAHANAN. Jurnal
Pertahanan.6(3):145-170.

Seno Sudarma Hadi. 2017. KEBIJAKAN MONETER DAN PENGARUHNYA TERHADAP


PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA GLOBAL. Jurnal Moneter. 4(1):91-98.

Umar, Juoro. 2013. MODEL KEBIJAKAN MONETER DALAM PEREKONOMIAN


TERBUKA UNTUK INDONESIA. Bletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Hal 82-97.

Nasir, M. 2014. Ekonomi Moneter dan Kebanksentrala. Jakarta. Mitra Wacana Media

Anda mungkin juga menyukai