Anda di halaman 1dari 10

Vol. 05, No.

01, Maret 2016 Diabetes Mellitus Tipe-2


ARTIKEL PENELITIAN
Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik dan
Riwayat Penyakit Keluarga Terhadap Diabetes
Melitus Tipe 2

Holy Yunits Nuraini1, Rachmat Surpiatna2


1,2
Program Studi Kesehatan Masyarakat Jenjang S-1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung – Jakarta Selatan 12610
Telp: (021) 78894045, Email: Holyyunita@rocketmail.com

Abstrak
Diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes melitus yang tidak tergantung pada insulin dan kebanyakan penderita
memiliki kelebihan berat badan. Data studi global menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus pada tahun
2011 telah mencapai 366 juta orang dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan, aktivitas fisik dan riwayat penyakit keluarga terhadap
penyakit diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun 2015. Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan desain penelian cross sectional .Metode pengambilan sampel menggunakan tekhnik
accidental sampling terhadap 34 orang pasien penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun
2015. Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuisioner, dimana jawaban dari kuisioner dianalisa dengan
menggunakan uji chi-square yang di olah dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi
dari tiga variable yaitu pola makan nilai p-value 0.044 < α (0.05), aktivitas terhadap penyakit diabetes mellitus tipe 2
nilai p-value 0.634 > α (0.05) dan riwayat penyakit keluarga nilai p-value 0.102 > α (0.05), yang mempunyai
hubungan terhadap diabetes mellitus tipe 2 adalah variable pola makan. Perlu adanya penyuluhan lebih terhadap
masyarakat mengenai pola makan yang baik dan sehat.
Kata kunci : Aktivitas Fisik, Diabetes Mellitus, Pola Makan, Riwayat Penyakit Keluarga

Abstract
Diabetes mellitus type 2 is diabetes mellitus that is independent from insulin and most patients are overweight. Global study
data showed the number of people with diabetes in 2011 has reached 366 million and is expected to increase to 552
million in 2030. The purpose of this research is to determine the relationship of dietary habit, physical activity and family
medical history diabetes mellitus type 2 at Bunda Margonda General Hospital in 2015. The research is descriptive with a
cross-sectional study design. The sampling method using accidental sampling technique to 34 patients of internal disease at
Bunda Margonda General Hospital in 2015. The research instrument used in the form of questionnaires, where the answers
from the questionnaire were analyzed using chi-square tests were processed using SPSS. The results showed that the
perception from three variables are the p-value for dietary habit is 0.044<α (0:05), the p-value of physical activity diabetes
mellitus type 2 is 0.634> α (0,05), and the p-value of family medical history is 0.102 > α (0.05), who are related to
diabetes mellitus type 2 is variable of dietary habit. The importance to more counseling to society about dietay habit that is
good and healthy.
Keywords : Activity, Diabetes Mellitus, Dietary, Family Medical History

5
Nuraini & Supriyatna Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN meningkatkan stamina, menurunkan berat


Penyakit Diabetes Melitus atau yang badan, mengurangi lemak tubuh, mengurangi
lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis resiko terkena penyakit degeneratif, memberi
adalah kumpulan gejala yang timbul pada rasa bahagia, mengurangi stres, meningkatkan
seseorang akibat kadar glukosa darah yang sistem imunitas tubuh dan yang lainnya.
tinggi (hiperglikemia). Diabetes Melitus Perlunya oleh raga bagi penderita diabetes
sering kali tidak menyebabkan keluhan yang melitus untuk menurunkan resiko terjadinya
mengganggu. Namun bila tidak dikelola TGT ( Toleransi Glukosa Terganggu) dan
dengan baik Diabetes Melitus akan diabetes melitus tipe 2.4
menimbulkan komplikasi pada berbagai organ Timbulnya diabetes melitus dipengaruhi
tubuh, seperti pada mata dan ginjal oleh faktor keturunan dan perilaku. Faktor
(mikroangiopati), serta pada otak, jantung dan keturunan merupakan faktor yang tidak dapat
pembuluh darah kaki (makroangiopati).1 Pola diubah, tetapi faktor lingkungan yang
makanan sehari-hari yang sehat dan seimbang berkaitan dengan gaya hidup seperti kegiatan
perlu diperhatikan sehingga dapat jasmani yang kurang serta asupan nutrisi yang
mempertahankan berat badan ideal. Nutrisi berlebihan serta kegemukan merupakan faktor
merupakan faktor yag penting pada timbulnya yang dapat diperbaiki. Faktor keturunan ini
diabetes melitus tipe 2. Gaya hidup yang berjalan lambat, sedangkan pandemi diabetes
kebarat-baratan dan hidup santai seta melitus saat ini merupakan cerminan
panjangnya harapan hidup merupakan faktor perubahan gaya hidup.2 Diabetes melitus tipe
yang meningkatkan prevalensi diabetes 2 didefinisikan sebagai penyakit diabetes
melitus.2 Diabetes Melitus merupakan yang disebabkan karena sel-sel tubuh tidak
masalah kesehatan masyarakat yang nyata dan menggunakan insulin sebagai sumber energi
semakin mencolok. Dari berbagai penelitian atau sel-sel tubuh tidak merespon insulin yang
epidemiologis di beberapa kota besar di dilepaskan pankreas, sehingga dinamakan
Indonesia jelas didapati peningkatan dengan resistensi insulin. Resistensi insulin
3
prevalensi Diabetes Melitus. tersebut menyebabkan glukosa yang tidak di
Kegemukan dapat memicu terjadinya manfaatkan sel akan tetap berada di dalam
diabetes melitus. Penelitian pada penduduk darah, semakin lama semakin menumpuk
menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya maka pada`saat yang sama terjadi resistensi
diabetes melitus pada orang gemuk lebih insulin yang membuat pankreas memproduksi
besar dari pada orang langsing. Penilaian insulin yang berlebihan. Semakin lama, dalam
dilakukan pada penduduk di daerah Depok keadaan kondisi yang tidak terkontrol
tahun 2001-2003, adanya kegemukan jelas pankreas akan mengurangi jumlah produksi
memperbesar kemungkinan seseorang untuk insulin.5
menjadi diabetes melitus. Pada orang gemuk, Pada awalnya serangan penderita
karena memakan makan yang berlebihan, diabetes melitus tipe 2 biasanya mengalami
sehingga tejadi pengaturan kerja insulin yang penurunan berat badan, bahkan hingga
tidak normal akibat adanya lemak yang belasan kilogram. Hal tersebut terjadi karena
berlebihan pada kondisi badan dengan proses timbunan gula yang gagal diproses
kegemukan, yang menyebabkan kemampuan menjadi energi sehingga terpaksa
sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin menggunakan bantuan lemak tubuh
akan menurun dan terjadi dibetes melitus.1 sehubungan dengan keterbatasan insulin yang
Olah raga secara umum memiliki manfaat dimilikinya. Diabetes tipe 2 banyak dipicu

6
Vol. 05, No. 01, Maret 2016 Diabetes Mellitus Tipe-2

oleh persoalan gaya hidup yang tidak sehat, penderita diabetes melitus di dunia. Pada
sebenarnya dapat dicegah dengan pengaturan tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta penduduk
pola makan dan olah raga secara teratus. Indonesia yang mengidap diabetes.
Namun ironisnya jenis penyakit diabetes yang Berdasarkan data Global Status Report on
seharusnya dapat dicegah ternyata banyak NCD yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia
diderita. Dari semua penderita diabetes (WHO) pada tahun 2010 disebutkan, diabetes
melitus, terdapat 90-95% yang menderita melitus menduduki peringkat ke enam sebagai
diabetes tipe 2. 6 Penderita diabetes melitus penyebab kematian pada kategori penyakit
tipe 2 bisa tidak menunjukkan gejala selama tidak menular. Rentang usia penderita
beberapa tahun. Jika kekurangan insulin diabetes bervariasi mulai daro 20 tahun
semakin parah, maka timbulah gejala yang hingga 79 tahun. Studi terbaru di International
berupa sering kencing dan haus. Jika kadar Diabetes Federation pada 2012
gula darag sangat tinggi (sampai lebih dari mengungkapkan, penderita diabetes melitus
1000 mg/dL, biasanya terjadi akibat stres- diseluruh dunia mencapai 371 juta orang.
misalnya infeksi atau obat-obatan), maka Adapun Indonesia masuk dalam urutan tujuh
penderita akan mengalami dehidrasi berat negara dengan penderita diabetes terbanyak.
yang bisa menyebabkan kebingungan mental, Posisi pertama adalah Cina dengan 92,3 juta
pusing, kejang dan suatu keadaan yang penderita, India sebanyak 63 juta jiwa,
disebut koma hiperglikemik.7 Gejala khas Amerika Serikat 24,1 juta jiwa, Brasil 13,4
diabetes melitus terdiri dari poliuria, juta jiwa, Rusia 12,7 juta jiwa, Meksiko 10,6
polidipsia, polifagiadan berat badan menurun juta jiwa, dan Indonesia dengan jumlah
tanpa sebab yang jelas, sedangkan gejala penderita diabetes sebanyak 7,6 juta orang.9
tidak khas diabetes melitus diantaranya Penyakit ini memiliki kaitan erat
lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, dengan obesitas. Dari penelitian Palmer
gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada terhadap 44.000 wanita di Amerika Serikat
pria, dan pruritus vulva pada wanita.8 menunjukkan bukti bahwa responden yang
Diabetes Melitus merupakan masalah mengkonsumsi jus atau sari buah dalam
kesehatan masyarakat yang nyata dan kemasan setiap hari memiliki risiko yang
semakin mencolok. Dari berbagai penelitian lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes
epidemiologis di beberapa kota besar di tipe 2. Wanita yang meminum dua atau lebih
Indonesia jelas didapati peningkatan minuman sari buah setiap harinya, risiko
prevalensi Diabetes Melitus. Data untuk terkena diabetes jadi meningkat hingga
epidemiologi di Jakarta prevalensi Diabetes 31%.6
Melitus pada penduduk mengalami Data studi global menunjukkan bahwa
peningkatan. Pada tahun 1982 di kelurahan jumlah penderita diabetes melitus pada tahun
Koja Utara Tanjung Priok ditemukan 2011 telah mencapai 366 juta orang dan
prevalensi Diabetes Melitus sebesar 1,7% diperkirakan akan meningkat menjadi 552
kemudian pada tahun 1991 di kelurahan juta pada tahun 2030. Pada tahun 2013,
Kayuputih Jakarta Timur diperoleh angka proporsi penduduk Indonesia yang berusia >
prevalensi 5,7% dan pada tahun 2001 di 15 tahun dengan diabetes melitus adalah
kelurahan Abadi Jaya Depok ditemukan 6,9%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis
prevalensi Diabetes Melitus sebesar 13,5%.5 oleh dokter tertinggi terdapat di DI
Menurut data WHO, Indonesia Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%),
menempati urutan ke 4 terbesar dalam jumlah Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur

7
Nuraini & Supriyatna Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

(2,3%). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis didapatkan dari beberapa pasien yang
dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi melakukan kunjungan ke poliklinik penyakit
terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi dalam yang mengisi kuisioner, metode
Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan penelitian yang digunakan adalah deskriptif.
Nusa Tenggara Timur (3,3%).10 Penelitian dilakukan pada poliklinik
Melakukan Diet yaitu menukar makan penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Bunda
dengan karbihidrat. Diabetes hendaknya Margonda Depok pada tanggal 3 Agustus
meamkana suber karbohidrat yang kalu 2015 sampai tanggal 17 Agustus 2015.
dimakan membuat gula darah Populasi dalam penelitian ini adalah 1299
11
stabil. Beberapa penelitian yang pasien selama bulan januari sampai bulan juli
mengikutsertakan ribuan responden dan tahun 2015 yang kontrol pada poliklinik
dilakukan dalam jangka waktu tahunan penyakit dalam di Rumah Sakit Bunda
menunjukkan bahwa dengan pengaturan pola Margonda Depok.
hidup yang baik terbukti bahwa pada orang Tehnik pengambilan data menggunakan
yang berbakat diabetes melitus mungkin non probability sampling bahwa setiap
terjadinya diabetes melitus dapat dicegah anggota populasi memiliki peluang nol.
sampai sebesar 50%. Hasil tersebut bahkan Untuk pengambilan sampel, peneliti
lebuh besar dari pada keberhasilan mencegah menggunakan accidental sampling. Dimana
terjadinya diabetes melitus yang dilakukan metode pegambilan sampel dilakukan dengan
dengan pemberian obat, yang hanya mencapai memilih siapa yang kebetulan dijumpai atau
keberhasilan sebesar 35%.7 pengambilan sample didasarkan pada
Data studi global menunjukkan bahwa kenyataan bahwa mereka secara kebetulan
jumlah penderita diabetes melitus pada tahun muncul. Besar sampel yang digunakan dalam
2011 telah mencapai 366 juta orang dan penelitian ini berdasarkan rumus untuk desain
diperkirakan akan meningkat menjadi 552 penelitian cross sectional ditemukan 34
juta pada tahun 2030. Dengan alasan tersebut sampel.
peneliti melakukan penelitian dengan judul Penelitian ini menggunakan data primer
skrisi “Hubungan Pola Makan, Aktivitas yang diperoleh dari kuisioner yang bagikan ke
Fisik Dan Riwayat Penyakit Terhadap 34 sampel pasien yang berkunjung ke
Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah poliklinik penyakit dalam pada 2 minggu
Sakit Umum Bunda Margonda Depok Tahun pertama pada bulan Agustus 2015.
2015”. Dalam menentukan jumlah sampel,
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peneliti menggunakan data sekunder dari
hubungan pola makan, aktivitas fisik dan laporan inetern rumah sakit untuk mengetahui
riwayat penyakit terhadap penyakit diabetes jumlah pasien pada bulan Januari-Juli 2015.
melitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum Bunda Instrumen yang digunakan dalam
Margonda Depok Tahun 2015. penelitian ini adalah kuisioner yang berisi
pertanyaan mengenai Diabetes Melitu tipe 2
METODE sebanyak 1 pertanyaan, pola makan 20
Penelitian ini menggunakan pendekatan pertanyaan, aktivitas fisik 11 pertanyaan dan
kuantitatif dengan desain penelitian cross riwayat penyakit keluaraga 1 pertanyaan.
sectional. Data yang diteliti diperoleh dari Sebelum kuisioner digunakan ke 34 sampel,
data sekunder yang diperoleh dari laporan perlu dilakukan uji validitas dan realibilitas
interen rumah sakit serta data primer yang untuk mengetahui kualitas dari kuisioner

8
Vol. 05, No. 01, Maret 2016 Diabetes Mellitus Tipe-2

tersebut serta diperoleh distribusi nilai hasil Pengunjung lebih banyak berusia di bawah 30
pengukuran mendekati normal. tahun dari pada usia lebih dari 30 tahun.
Peneliti melakukan penelitian langsung Berdasarkan penelitian diperoleh
bahwa mayoritas pasien di poli klinik
di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit
penyakit dalan Rumah Sakit Umum Bunda
Bunda Margonda Depok pada Bulan Agustus Margonda Depok tidak menderita diabetes
Tahun 2015 dengan membagikan kuisioner melitus sebesar 29 orang dari 34 sampel
terhadap sample yang masuk dalam kriteria dengan persentase 85,3% dan yang menderita
inklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Hasil penyakit diabetes melitus tipe 2 berjumlah 5
dari kuisioner dilakukan pengolahan data orang dengan persentase 14,7%.
(pengumpulan data (collecting), editing, Pasien di poli klinik penyakit dalam
Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
coding, tabulating, entry, penyajian data) dan
dengan pola makan baik berjumlah 17 orang
analisa data. Analisis data dilakukan dengan dari 34 sampel dengan persentase 50% dan
menggunakan anilisis bivariant, dimana yang memiliki pola makan buruk berjumlah
analisis tersebut dilakukan untuk mencari 17 orang dengan persentase 50%.
hubungan antara variabel independent dan
variabel dependent kemudian dianaisis Tabel 1. Analisis Univariat
dengan uji Chi Square. Uji kemaknaan Variabel Frekuensi Presentase
digunakan batas kemaknaan sebesar 5% DM Tipe 2
(0.05): Menderita DM 5 14,7%
Tdk Menderita DM 29 85,3%
1. Nilai P value < 0.05, maka H0 ditolak Pola Makan
yang artinya adanya perbedaan yang Baik 17 50%
bermakna (signifikan) Buruk 17 50%
2. Nilai P value > 0.05, maka H0 diterima Aktivitas Fisik
Baik 15 44,1%
yang artinya tidak adanya perbedaan yang Buruk 19 55,9%
bermakna (tidak signifikan) Riw Peny Keluarga
Ada 9 26,5%
HASIL Tdk Ada 25 73,5%
Peneliti melakukan pembagian
kuisioner terhadap 34 sampel, dari sampel Pasien di poli klinik penyakit dalam
tersebut ditemukan 5 orang menderita Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
diabetes melitus tipe 2 dan 29 tidak menderita melakukan aktivitas fisik buruk sebesar 19
penyakit diabetes melitus. Jumlah pasien yang orang dari 34 sampel dengan persentase
lebih banyak berkunjung ke poli klinik 55,9% dan yang melakukan aktivitas fisik
penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Bunda dengan baik berjumlah 15 orang dengan
Margonda adalah perempuan dengan jumlah persentase 44,1%.
23 pasien dibandingkan dengan jumlah pasien
laki-laki dengan jumlah 11 pasien.
Tabel 2. Analisis Bivariat
Hubungan Terhadap DM Tipe 2
Total P-
Variabel DM Tidak DM OR
Value
N % N % N %
Buruk 0 0% 17 100% 17 100%
Pola Makan 0,44
Baik 5 29,4% 12 70,6% 17 100%
Buruk 2 10,5% 17 89,5% 19 100% 0,471
Aktivitas Fisik 0,634
Baik 3 20% 12 80% 15 100% 0,068-3,261
Riw Penyakit Ada 3 33,3% 6 66,7% 9 100% 5,750
0,102
Keluarga Tdk Ada 2 8% 23 92% 25 100% 0,78-42,58

9
Nuraini & Supriyatna Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dari table diatas dapat dilihat bahwa PEMBAHASAN


dari 34 pasien yang teliti, yang melakukan Keterbatasan Penelitian
pola makan yang buruk dan menderita Penelitian ini menggunakan rancangan
diabetes melitus yaitu tidak ada, yang penelitian cross sectional, dimana variabel
melakukan pola makan yang buruk dan tidak dependent dan independent diamati dalam
menderita diabetes melitus yaitu sebesar 17 waktu yang bersamaan. Penelitian ini hanya
pasien. Untuk yang melakukan pola makan melihat hubungan antara variabel dependent
dengan baik dan menderita diabetes melitus dan independent, kemudian diperoleh tingkat
berjumlah 5 pasien dan yang melakukan pola kemaknaan hubungan antara variabel yang
makan dengan baik tetapi dan tidak menderita dibahas sebagai hasil penelitian. Hasil
diabetes melitus sebesar 12 pasien. Dari hasil penelitian ini tidak menggambarkan adanya
uji statistic dengan menggunakan alat bantu hubungan sebab akibat.
SPSS, diperoleh nilai p-value pada variabel Proses pengumpulan data penelitian
pola makan 0,044 < α (0,05), sehingga dapat (penyebaran kuisioner pada 34 sampel)
dinyatakan bahwa ada hubungan antara pola dilaksanakan terhadap pasien yang
makan diabetes melitus tipe 2. berkunjung ke poliklinik penyakit dalam
Pasien yang melakukan aktivitas fisik Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
yang buruk dan menderitas penyakit diabetes dimulai pada pukul 08.00-14.00 pada tanggal
melitus yaitu 2 pasien, dan yang melakukan 03 Agustus sampai tanggal 17 Agustus 2015.
aktivitas fisik yang buruk dan tidak menderita Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
penyakit diabetes melitus yaitu sebesar 17 dibantu oleh salah satu perawat yang bertugas
pasien. Sedangkan pasien yang melakukan di poliklinik penyakit dalam untuk mengawasi
aktivitas fisik dengan baik dan menderita pasien dalam pengisian kuisioner. Kurang
penyakit diabetes mleitus ditemukan 3 pasien bersedianya pasien dalam mengisi kuisioner
dan yang melakukan aktivitas fisik yang baik menjadi hambatan peneliti dalam mencukupi
tetapi tidak menderita penyakit diabetes jumlah sample yang dibutuhkan, sehingga
melitus sebesar 12 pasien. Dari hasil uji membutuhkan waktu lebih lama untuk
statistic dengan menggunakan alat bantu mencukupi jumlah sampel.
SPSS, diperoleh nilai p-value pada variabel
aktivitas fisik 0,634 > α (0,05), sehingga Hubungan Pola Makan Terhadap Diabetes
dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan Melitus Tipe 2
antara aktivitas fisik diabetes melitus tipe 2. Hasil penelitian yang telah dilakukan di
Pasien yang memiliki penyakit keluarga Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
dengan diabetes melitus dan menderitas Tahun 2015 mengenai hubungan pola makan
penyakit diabetes melitus yaitu 3 pasien, dan terhadap diabetes melitus tipe 2, dari 34
yang memiliki penyakit keluarga dan tidak sampel yang diteliti yang memiliki pola
menderita penyakit diabetes melitus yaitu 6 makan buruk dan menderita diabetes melitus
pasien. Sedangkan pasien yang tidak memiliki adalah 0 (0%), pola makan buruk tanpa
penyakit keluarga dan menderita penyakit diabetes melitus adalah 17 (100%), pola
diabetes melitus ditemukan 2 pasien dan yang makan baik dengan diabetes melitus adalah 5
tidak memiliki penyakit keluarga tetapi tidak (29,4%) dan pola makan baik tanpa diabetes
menderita penyakit diabetes melitus sebesar melitus adalah 12 (70,6%). Setelah dilakukan
23 pasien. Dari hasil uji statistic dengan pengolahan data dengan menggunakan
menggunakan alat bantu SPSS, diperoleh nilai program SPSS diperoleh p-value 0,044
p-value pada variabel riwayat penyakit dimana nilai p lebih kecil dari nilai α (0,05).
keluarga 0,102 > α (0,05), sehingga dapat Hasil penelitian menunjukkan terdapat
dinyatakan bahwa tidak ada hubungan antara hubungan antara pola makan terhadap
riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2. penyakit diabetes melitus tipe 2, terlihat pada
nilai p–value yang diperoleh dari perhitungan
statistik.

10
Vol. 05, No. 01, Maret 2016 Diabetes Mellitus Tipe-2

Tidak diragukan bahwa nutrisi besar menyebabkan peningkatan glukosa


merupakan factor yang penting dalam darah secara mendadak dan bila berulang-
timbulnya diabetes melitus tipe 2. Gaya hidup ulang dalam jangka panjang keadaan ini dapat
yang kebarat-baratandan hidup santai menimbulkan komplikasi diabetes melitus.
merupakan factor yang meningkatkan Oleh sebab itu dianjurkan makan sebelum
prevalensi diabetes melitus. Pola makan lapar karena makan disaat lapar sering tidak
sehari-hari yang sehat dan seimbang perlu terjadwal dan berlebihan. Agar kadar glukosa
diperhatikan, sehingga dapat darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal
mempertahankan berat badan ideal. himbauan makan yang teratur.13
gizi seimbang untuk membantu mencegah Berdasarkan penelitian yang
berbagai penyakit termaksud mencegah dipublikasikan dalam American Journal of
berbagai penyakit termaksud mencegah atau Clinical Nutrition (Juli 2002), Ditunjukkan
memperlambat tercetusnya diabetes melitus.2 bukti-bukti bahwa makanan yang memiliki
Berdasarkan penelitian yang telah indeks glikemik tinggi akan meningkatkan
dilakukan oleh Sartika Sumangkut, Wenny resiko seseorang untuk terkena diabetes tipe
Supit dan Franly Onibala mengenai hubungan 2. Penelitian tersebut menyarankan agar
pola makan terhadap kejadian penyakit penderita diabetes melakukan diet indeks
diabetes melitus tipe 2 diperoleh p-value glikemik, namun tetap berhati-hati dengan
0,000, dimana nilai p ini lebih kecil dari nilai bahan makananyang memiliki kandungan
α (0,05). Kesimpulan dari penelitian bahwa lemak tinggi.8
ada hubungan antara pola makan terhadap Hasil penelitian sebelumnya selaras
kejadian diabetes melitus tipe 2.12 dengan hasil penelitian yang dilakukan di
Sebuah penelitian yang dipublikasikan Rumah Sakit Bunda Margonda Depok, bahwa
pada The Nurses Health Study ditemukan ada hubungan antara pola makan terhadap
bukti bahwa mereka yang megkonsumsi diabetes melitus tipe 2. Pola hidup manusia
setidaknya satu jenis minuman manis bersoda sangat mempengaruhi kesehatan seseorang,
setiap hari akan memiliki risiko terkena sama seperti pola makan. Jika pola makan
diabetes tipe 2 yang dua kali lebih besar tidak dapat dijaga, maka bisa saja penyakit
dibandingkan dengan mereka yang jarang mudah menyerang tubuh kita. Jenis makanan,
mengkonsumsinya. Peneliti di Rutgers jumlah makanan serta waktu makan sangat
percaya bahwa tingginya tingkat konsumsi mempengaruhi berat badan ideal.
terhadap fruktosa memiliki hubungan yang
mendukung bagi terjadinya perkembangan Hubungan Aktivitas Fisik Terhadap
diabetes tipe 2. Tidak diragukan bahwa nutrisi Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit
merupakan faktor yang penting dalam Umum Bunda Margonda Depok Tahun
timbulnya diabetes melitus tipe 2. Gaya hidup 2015
yang kebarat-baratandan hidup santai Hasil penelitian yang telah dilakukan di
merupakan factor yang meningkatkan Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
prevalensi diabetes melitus. Pola makan mengenai hubungan aktivitas fisik terhadap
sehari-hari yang sehat dan seimbang perlu diabetes melitus tipe 2, dari 34 sampel
diperhatikan, sehingga dapat ditemukan yang melakukan aktivitas fisik
mempertahankan berat badan ideal. buruk dengan diabetes melitus adalah 2
Himbauan gizi seimbang untuk membantu (10,5%), aktivitas fisik buruk tanpa diabetes
mencegah berbagai penyakit termaksud melitus adalah 17 (89,5%), aktivitas fisik baik
mencegah berbagai penyakit termaksud dengan diabetes melitus adalah 3 (20%) dan
mencegah atau memperlambat tercetusnya aktivitas fisik baik tanpa diabetes melitus
diabetes melitus.8 adalah 12 (80%). Setelah dilakukan
Makanan porsi kecil dalam waktu pengolahan data diperoleh p-value 0,634
tertentu akan membantu mengontrol kadar dimana nilai p lebih besar dari nilai α (0,05),
gula darah, sedangkan makanan dalam porsi sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak ada

11
Nuraini & Supriyatna Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

hubungan antara aktivitas fisik terhadap setiap orang yang melakukannya, karena
diabetes melitus tipe 2. dapat meningkatkan kebugaran, mencegah
Olah raga akan membantu membakar kelebihan berat badan, meningkatkan funfsi
kalori. Semakin banyak kalori yang terbakar, jantung, paru-paru, otot serta memperlambat
semakin banyak pula kadar gula yang tersera penuaan. Untuk Diabetes melitus sendiri,
tubuh. Berdasarkan data pada Magnetic aktivitas fisik berfungsi dalam pencegahan
Resonance Imaging atau scam MRI, seorang terjadinya penyakit tersebut, dimana dengan
yang berjalan kaki selama 10 menit setiap hari menjalankan aktivitas fisik secara teratur dan
lemaknya akan terbakar 20%. Ini akan berkesinambungan dapat menjaga berat badan
meningkatkan kemampuan otot dalam ideal.
menyimpan gula. Penelitian yang dilakukan
oleh Michael Goran dari University of Hubungan Riwayat Penyakit Keluarga
California menunjukkan gejala adanya Terhadap Diabetes Melitus Tipe 2
kolerasi antara olahraga dengan penyakit Hasil penelitian yang telah dilakukan di
diabetes tipe 2. Olah raga ternyata mampu Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
menurunkan resistensi insulin secara mengenai hubungan riwayat keluarga
signifikan.8 terhadap diabetes melitus tipe 2, dari 34
Beberapa penelitian yang mengikut sampel yang diteliti ditemukan yang memiliki
sertakan ribuan responden dan dilakukan riwayat penyakit keluarga dan menderita
dalam jangka waktu tahunan menunjukkan diabetes melitus adalah 3 (33,3%), ada
bahwa dengan pengaturan pola hidup yang riwayat keluarga tanpa menderita diabetes
baik dengan melakukan aktivitas fisik terbukti melitus adalah 6 (66,7%), tidak ada riwayat
bahwa pada orang yang memiliki bibit penyakit keluarga dan menderita diabetes
diabetes melitus kemungkinan terjadi diabetes melitus adalah 2 (8%) dan tidak memiliki
melitus dapat dicegah sampai sebesar 50%. riwayat keluarga diabetes melitus tanpa
Hasil tersebut bahkan lebih besar daripada menderita diabetes melitus adalah 23 (92%).
keberhasilan mencegah diabetes melitus yang Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh
dilakukan dengan pemberian obat yang hanya p-value 0,102 dimana nilai p lebih besar dari
mencapai keberhasilan sebesar 35%.1 nilai α (0,05), sehingga dapat dinyatakan
Berdasarkan penelitian yang telah bahwa tidak ada hubungan antara riwayat
dilakukan oleh Agus Sudaryanto, Noor Alis penyakit keluarga terhadap diabetes melitus
Setiyadi dan Diah Ayu Frankilawat, tipe 2.
mengenai hubungan antara pola makan, Berdasarkan penelitian yang telah
genetik dan kebiasaan olah raga terhadap dilakukan oleh Agus Sudaryanto, Noor Alis
kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2 Setiyadi dan Diah Ayu Frankilawati,
diperoleh p-value 0,002 pada kebiasaan olah mengenai hubungan antara pola makan,
raga (aktivitas fisik), dimana nilai p ini lebih genetik dan kebiasaan olah raga terhadap
kecil dari nilai α (0,05). Kesimpulan dari kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2
penelitian bahwa ada hubungan antara diperoleh p-value 0,000 pada riwayat
aktivitas fisik terhadap kejadian diabetes penyakit keluarga, dimana nilai p ini lebih
melitus tipe 2.14 kecil dari nilai α (0,05). Kesimpulan dari
Hasil penelitian sebelumnya tidak selaras penelitian bahwa ada hubungan antara
terhadap penelitian yang dilakukan di Rumah aktivitas fisik terhadap kejadian diabetes
Sakit Umum Bunda Margonda Depok, melitus tipe 2.14
dimana penelitian sebelumnya menyatakan Faktor keturunan merupakan faktor
ada hubungan antara aktivitas fisik terhadap yang tidak dapat diubah karena faktor
diabetes meltus dan hasil dari peneliti keturunan adalah faktor yang berpengaruh
menyatakan tidak ada hubungan antara dalam terjadinya diabetes melitus, tetapi
aktivitas fisik terhadap diabetes. Aktivitas faktor lingkungan yang berkaitan dengan gaya
fisik pada umumnya sangat bermanfaat bagi hidup seperti kegiatan jasmani yang kurang

12
Vol. 05, No. 01, Maret 2016 Diabetes Mellitus Tipe-2

dan asupan nutrisi yang berlebih serta terhadap jenis makanan, porsi atau jumlah
kegemukan merupakan faktor yang dapat makan dan selalu memperhatikan indeks
diperbaiki.2 glikemik pada makanan yang dimakan.
Seseorang yang kedua orang tuanya
menyandang diabetes melitus akan lebih SARAN
mungkin menderita diabetes melitus daripada Bagi pihak rumah sakit perlu
seseorang dimana kedua orangtuanya tidak memberikan info atau penyuluhan lebih
menderita diabetes melitus. Demikian juga kepada pasien maupun masyarakat sekitar
bila salah satu dari orang tua ada yang mengenai pola makan yang baik dan sehat
menderita diabetes melitus, tidak menutup berdasarkan jenis makanan, porsi makan dan
kemungkinan salah seorang anaknya ada yang waktu makan.
menderita diabetes melitus. Walaupun
demikian, bukan berarti jika kedua orang tua DAFTAR PUSTAKA
tidak menyandang diabetes melitus maka ia 1. Waspanji Sarwono. Hidup Sehat Dengan
tidak akan menderita penyakit tersebut. Factor Diabetes “Diabetes Melitus: Apakah Itu?”.
lingkungan banyak berpengaruh pada Jakarta; 2007..
2. Sukardji Kartini. Hidup Sehat Dengan
terjadinya diabetes melitus. Hidup santai, Diabetes “Gizi Sehat dan Seimbang
tidak pernah melakukan kegiatan jasmani, Mencegah Diabetes Melitus”. Jakarta; 2007..
kegemukan dan makan yang berlebihan, 3. Soewando, Pradana. Hidup Sehat Dengan
semuanya dapat mempercepat terjadinya Diabetes “Upaya Pencegahan Diabetes
dieabetes melitus.15 Melitus”. Jakarta; 2007.
Hasil penelitian sebelumnya tidak 4. Ilyas, Ermita. Hidup Sehat Dengan Diabetes
selaras terhadap penelitian yang dilakukan di “Mencegah Diabetes Melitus dengan
Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Olahraga”. Jakarta; 2007.
Depok, dimana penelitian sebelumnya 5. Helmawati T. Hidup Sehat Tanpa Diabetes.
menyatakan ada hubungan antara riwayat Jakarta; 2014..
penyakit keluarga terhadap diabetes melitus 6. Soewando Pradana. Hidup Sehat Dengan
Diabetes “Penjaringan Penyandang Diabetes
tipe 2 dan hasil dari peneliti menyatakan tidak
Melitus”. Jakarta; 2007..
ada hubungan antara riwayat penyakit 7. Purnamasari D. Diagnosis dan klasifikasi
keluarga terhadap diabetes melitus tipe 2. diabetes melitus. In A. W. Sudoyo, B.
Riwayat penyakit keluarga tanpa disadari Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K & S. Setiati
telah melekat ditubuh seseorang jika salah (Eds.), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III
satu anggota keluarga ada yang memiliki edisi v. Jakarta; 2009..
penyakit diabetes melitus. Namun, penyakit 8. Sigit Yulianto. Makanan Berbahaya Untuk
diabetes melitus tersebut tidak akan muncul Diabetes. Jakarta; 2014..
jika orang yang memiliki bibit penyakit 9. Dewanti Sri. Buku Pintar Kesehatan
tersebut dapat mengatur pola hidup sehat Kolestrol, Diabetes Melitus dan Asam Urat.
dengan baik. Perlunya menjaga pola hidup Jawa Tengah; 2010..
10. Kemenkes. Riset Kesehatan Dasar : Riskesda.
sehat baik pola makan dan melakukan
2013. Jakarta; 2013..
aktivitas fisik dikarenakan untuk menjaga 11. L Phaidon. Diabetes. Jakarta Selatan; 2012
tubuh tetap dalam kondisi sehat. 12. Sumangkut S, Supit W dan Onibala F.
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
KESIMPULAN Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poli
Dari tiga variabel yang dilakukan Interna Blu RSUP Prof. Dr. R. P Kandou
penelitian, di Rumah Sakit Umum Bunda Manado. [Jurnal]. Manado; 2014.
Margonda Depok Tahun 2015, ditemukan 13. Ilyas Ermita. Hidup Sehat Dengan Diabetes
bahwa pola makan sangat berpengaruh “Latihan Jasmani Bagi Penyandang Diabaetes
terhadap timbulnya penyakit diabetes melitus Melitus”. Jakarta; 2007.
tipe 2, dimana diperoleh nilai p-value 0.044 < 14. Sudaryanto A, Alis N dan Ayu D. Hubungan
Antara Pola Makan, Genetik Dan Kebiasaan
α (0.05). Maka perlu adanya pengontrolan
Olahraga Terhadap Kejadian Diabetes Melitus

13
Nuraini & Supriyatna Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Tipe 2 Di Wilayah Kerja uskesmas Nusukan


Banjarsari. [Jurnal]. Semarang; 2014.
15. Waspadji S. Pertanyaan Pasien Dan
Jawabannya Tentang Diabetes. Jakarta; 2007.

14

Anda mungkin juga menyukai