Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Kurikulum, Fungsi, manfat dan Landasan

Pengembangan Kurikulum
www.wawasan-edukasi.web.id/2017/10/kurikulum.html

Kurikulum - merdeka.com

Wawasan Edukasi - Pengertian Kurikulum | Secara umum kurikulum merupakan


seperangkat atau sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran
yang dipedomani dalam aktivitas belajar mengajar. Secara etimologis, kurikulum berasal
dari istilah curriculum dimana dalam bahasa Inggris, kurikulum ialah rencana pelajaran
curriculum berasal dari bahasa latin yaitu currere, kata currere memiliki banyak arti yaitu
berlari cepat, maju dengan cepat, menjalani dan berusaha untuk.

Dalam bahasa arab, kurikulum disebut dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui
manusia pada berbagai bidang kehidupan, dalam pengertian kurikulum pendidikan bahasa
arab yang dikenal dengan istilah manhaj al-dirasah yang jika dilihat artinya pada kamus
tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan sebagai acuan
lembaga pendidikan untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Dalam pengertian
kurikulum, para ahli mengemukakan pendapatnya dalam memberikan gambaran berupa
definisi-definisi pengertian kurikulum seperti yang dapat dilihat dibawah ini.

Pengertian Kurikulum Menurut Definisi Para Ahli

Pengertian kurikulum menurut definisi Kerr, J.F (1968) adalah semua pembelajaran
yang dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik
disekolah maupun diluar sekolah.
Pengertian kurikulum menurut definisi Inlow (1966), mengemukakan pendapatnya
bahwa pengertian kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang khusus oleh
pihak sekolah guna membimbing murid untuk memperoleh hasil dari pembelajaran
yang sudah ditentukan.
Menurut definisi Neagley dan Evans (1967), pengertian kurikulum adalah semua
pengalaman yang telah dirancang oleh pihak sekolah.
Menurut pendapat Beauchamp (1968), pengertian kurikulum adalah dokumen tertulis
yang kandungannya berisi mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik
dengan melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah
1/6
dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian kurikulum menurut definisi Good V.Carter (1973), mengemukakan
pendapatnya bahwa pengertian kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan
pembelajaran yang sistematik.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pengertian kurikulum menurut definisi Murray Print yang mengemukakan
pendapatnya bahwa pengertian kurikulum adalah sebuah ruang pembelajaran yang
terencana, yang diberikan secara langsung kepada siswa oleh sebuah lembaga
pendidikan dan pengalaman yang dapat dinikmati oleh semua siswa pada saat
kurikulum diterapkan.

Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Dalam pengertian sederhana, kurikulum dianggap sebagai sejumlah mata
pelajaran (subjects) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir
program pelajaran untuk memperoleh ijazah, sedangkan dalam pengertian lebih luas
kurikulum mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa
dan mempengaruhi perkembangan pribadinya.

Dalam perkembangannya, sejarah indonesia mengenai kurikulum telah berganti-ganti


antara lain sebagai berikut.

Tahun 1947- Leer Plan (Rencana Pelajaran)


Tahun 1952 - Rencana Pelajaran Terurai
Tahun 1964 - Renthjana Pendidikan
Tahun 1968 - Kurikulum 1968
Tahun 1975 - Kurikulum 1975
Tahun 1984 - Kurikulum 1984
Tahun 1994 - dan Kurikulum 1999 - Kurikulum 1994 dan Sublemen Kurikulum 1999
Tahun 2004- Kurikulum Berbasis Kompetensi
Tahun 2006- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Tahun 2013- Kurikulum 2013.

Fungsi Kurikulum
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam
pendidikan yang sangat berperan dalam kegunannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai
berikut.
Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) : Kurikulum berfungsi
sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi dilingkungannya karna lingkungan bersifat dinamis artinya dapat
berubah-ubah.
Fungsi Integrasi (the integrating function) : Kurikulum berfungsi sebagai
2/6
penyesuain mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utut yang dapat dibutuhkan dan
berintegrasi di masyarakat.
Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function) : Kurikulum berfungsi sebagai
diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai
perbedaan disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani.
Fungsi Persiapan (the propaeduetic function) : Kurikulum berfungsi sebagai
persiapan yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
mampu mempersiapkan siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan
diri dapat hidup dalam masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.
Fungsi Pemilihan (the selective function) : Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan
adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program
belajar yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) : Kurikulum sebagai diagnostik
mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu
mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. Jika
telah memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan siswa
dapat mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.

Manfaat Kurikulum
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan beberapa manfaat kurikulum diantaranya
seperti:

Manfaat bagi guru


Dapat menjadi pedoman untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi hasil
kegiatan pembelajaran.
1. Dapat memberikan pemahaman kepada pengajar atau guru dalam menjalankan
tugasnya.
2. Dapat mendorong untuk lebih kreatif dalam penyelenggaraan program pendidikan.
3. Dapat membantu dalam menunjang pengajaran supaya lebih baik.

Manfaat bagi sekolah


1. Dapat mendorong sekolah untuk menyukseskan penyelenggaraan pendidikan KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
2. Dapat memberikan peluang bagi sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Sebagai alat untuk mencapai tujuan program pendidikan.

Manfaat bagi Masyarakat


1. Dapat menjadi acuan standar bagi orang tua untuk ikut serta dalam membimbing
anaknya dalam belajar.
2. Dengan kurikulum, masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam rangka
3/6
mengembangkan program pendidikan melalui kritik dan juga saran yang
membangun yang menyempurnakan program pendidikan.

Komponen Kurikulum
Untuk komponen kurikulum ini memiliki 4 unsur yang membentuk/penyusun kurikulum. 4
unsur komponen kurikulum ialah sebagai berikut.

Komponen Tujuan
Kurikulum merupakan suatu sistem pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan
karan berhasil atau tidaknya ssistem pembelajaran diukur dari banyaknya tujuan-tujuan
yang tercapai. Tujuan pendidikan menurut permendiknas No.22 Tahun 2007 pada tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah ialah sebagai berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar ialah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan hidup mandiri serta mengikuti pendidikan
selanjutnya.
2. Tujuan pendidikan menengah ialah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan hidup mandiri serta mengikuti pendidikan
selanjutnya.
3. Tujuan pendidikan menengah kejurusan ialah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia dan keterampilan hidup mandiri serta
mengikuti pendidikan selanjutnya sesuai kejurusan.
4. Tujuan pendidikan institusional ialah tujuan pendidikan yang dikembangkan di
kurikuler dalam setiap mata pelajaran disekolah.

Komponen Isi ( Bahan Pengajaran )

Kurikulum dalam komponen isi ialah suatu yang diberikan kepada anak didik untuk bahan
bakar belajar mengajar guna mencapai tujuan. Kurikulum memiliki kriteria yang membantu
perencanaan pada kurikulum. Kriteria kurikulum ialah sebagai berikut.
1. Sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa
2. Mencerminkan kenyataan social
3. Mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji
4. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan

Komponen Strategi
Kurikulum sebagai komponen strategi yang merujuk pada pendekatan dan metode serta
peralatan dalam proses belajar mengajar. Strategi dalam pembelajaran tergambar dari cara
yang ditempuh dalam pembelajaran, mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan
mengatur kegiatan baik umum maupun yang sifatnya khusus. Strategi pelaksanaan ialah
pengajaran, penilaian, bimbingan dan penyeluhan kegiatan sekolah. Tercapainya tujuan ini
4/6
diperlukan pelaksanaan yang baik dalam menghantarkan peserta didik ke tujuan tersebut
yang merupakan tolak ukur dari program pembelajaran ( kurikulum ).

Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi dalam kurikulum ialah memeriksa tingkat ketercapaian tujuan suatu
kurikulum dalam proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki peranan penting
dalam memberikan keputusan dari hasil evaluasi guna dalam pengembangan model
kurikulum sehingga dapat mampu mengetahui tingkat keberhasilan suatu siswa dalam
mencapai tujuannya.

Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan kurikulum oleh
pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum
yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. (sumber)

Landasan pengembangan kurikulum


Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis
dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di
dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan
kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.

Penggunaan landasan yang tepat dan kuat dalam mengembangkan kurikulum tidak hanya
diperlukan oleh para penyusun kurikulum ditingkat pusat (makro), akan tetapi terutama
harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pengembang kurikulum
ditingkat operasional (satuan pendidikan), yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas
pendidikan (supervisor) dewan sekolah atau komite pendidikan dan para guru serta pihak-
pihak lain yang terkait (stacke holder).

Berikut ini adalah beberapa landasan dalam melakukan pengembangan kurikulum


a. Landasan Filosofis
b. Landasan Psikologis
c. Landasan Yuridis
d. Landasan Sosial Budaya

Prinsip Pengembangan kurikulum


Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada
dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum.
Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah
berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip
baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat
mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang

5/6
digunakan di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-
prinsip yang digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum. Sedangkan Asep Herry
Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan kurikulum, yaitu:

1. Prinsip relevansi
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal
bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan
dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi
psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip Fleksibilitas
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes,
lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang,
serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.

3. Prinsip kontinuitas
Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal.
Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun
antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

4. Prinsip efisiensi
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu,
biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga
hasilnya memadai.

5. Prinsip efektivitas
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan
yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.

6/6

Anda mungkin juga menyukai