Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH FISIOTERAPI KEPALA (MASASE KEPALA) TERHADAP PENURUNAN

NYERI KEPALA PADA KLIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH


SURABAYA

Eny Astuti
email : enyastuti96@rocketmail.com

ABSTRAK
Nyeri kepala pada hipertensi disebabkan oleh adanya gangguan vaskuler atau gangguan
kontraktilitas pembuluh darah di kepala. Tindakan masyarakat untuk mengurangi nyeri tersebut ada
berbagai cara seperti minum obat penurun nyeri kepala dan istirahat. Tetapi berdasarkan pengalaman
penulis ada yang melakukan masase kepala untuk mengatasi nyeri kepala, karena menurut mereka
dengan melakukan masase kepala mampu mengurangi nyeri kepala yang dikeluhkan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh masase kepala terhadap penurunan nyeri kepala pada
klien hipertensi di Ruang Nilam Rumah Sakit William Booth Surabaya. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian pra-Eksperimen dengan menggunakan one group pre-post test design. Populasi pada
penelitian ini sebanyak 15 responden yaitu pasien dengan hipertensi dan jumlah sampel yang diambil
14 responden dengan menggunakan Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan
observasi skala nyeri Bourbanis baik sebelum maupun sesudah Masase Kepala kemudian di uji
statistik menggunakan uji Wilcoxon. Dari hasil penelitian responden nyeri sedang sebelum Masase
Kepala sebanyak 8 orang (57%) dan responden nyeri ringan setelah Masase Kepala sebanyak 9 orang
64%. Sehingga ada pengaruh masase kepala terhadap penurunan nyeri kepala pada klien hipertensi
dengan nilai p=0,00. Diharapkan masase kepala dapat dipergunakan pasien dan perawat dalam
menurunkan intensitas nyeri.
Kata kunci : Masase Kepala: Penurunan Nyeri Kepala

ABSTRACT
Headache in hypertension caused by vascular contractility or disorders of blood vessels in the
head. Community action to reduce the pain there are a variety of ways such as headache-lowering
medication and rest. But in my experience there are doing to tackle head massage headache, because
they think by doing head massage can reduce headache complaints. The purpose of this study was to
determine the effect on reducing head massage headache on the client hypertension in Space
Patchouli William Booth Hospital Surabaya. This study used a pre-experiment research design using
a one-group pre-post test design. The population in this study were 15 respondents that patients with
hypertension and the number of samples taken 14 respondents using Simple Random Sampling.
Collecting data using a pain scale observations both before and after Bourbanis Head Massage then
statistically tested using the Wilcoxon test. From the research respondents moderate pain before
Head Massage by 8 people (57%) and respondents mild pain after Head Massage 64% by 9 people.
So no effect on reducing head massage headache in hypertension client with p = 0.00. It is expected
that the head massage can be used to lower the patients and nurses in pain intensity.
Keywords: Head Massage: Head Pain Decreas

PENDAHULUAN (R.P.Sidabutar dan Wiguna P. 1990).


Nyeri kepala merupakan gejala umum Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
yang pernah dialami hampir semua orang, suatu peningkatan abnormal tekanan darah
setidak-tidaknya secara episodik selama dalam pembuluh darah arteri secara terus-
hidupnya (R.P.Sidabutar dan Wiguna P. 1990). menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi
Pada orang hipertensi sering mengalami Nyeri juga didefinisikan sebagai tekanan darah
kepala (Priguna Sidharta, 2009). Nyeri kepala sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah
pada hipertensi disebut sebagai nyeri kepala diastolic ≥90 mmHg yang terjadi pada seorang
vascular, karena disebabkan oleh adanya klien pada tiga kejadian terpisah (Ignatavicius,
gangguan vaskuler atau gangguan 1994). Ada dua macam nyeri kepala yang
kontraktilitas pembuluh darah di kepala dijumpai pada orang-orang yang mengalami
hipertensi : 1) pegal, tegang pada terjadi dengan kesehatan kita. Ada rasa sakit
kuduk,oksiput,vertex dan pelipis , 2) nyeri yang tidak perlu dirisaukan, tapi ada pula yang
yang berdenyut-denyut diseluruh kepala, yang merupakan sinyal penting dan tidak boleh
timbul pada dini hari dan mereda pada sikap diabaikan. Mengalami nyeri kepala yang
duduk. Banyaknya kejadian nyeri kepala pada sangat hebat secara tiba-tiba bisa menjadi
klien hipertensi di masyarakat, membuat salah satu tanda adanya penyakit serius di
masyarakat melakukan segala cara untuk dalam tubuh. Dr Anrich Burger menjelaskan
menurunkannya, seperti minum obat penurun ada delapan kemungkinan indikasi ketika kita
nyeri kepala dan istirahat. Tetapi berdasarkan merasakan sakit di kepala, seperti dikutip dari
pengalaman penulis ada yang melakukan Health 24: stroke, infeksi bakteri, glaucoma,
masase kepala untuk mengatasi nyeri kepala, sakit kepala cluster, trauma, temporal arteritis,
karena menurut mereka dengan melakukan keracunan.
masase kepala mampu mengurangi nyeri Ada berbagai cara untuk membantu
kepala yang dikeluhkan. Menurut Bambang mengurangi nyeri antara lain relaksasi otot-
Trisnowiyanto (2012) Masase diartikan otot, masase kepala, pemberian obat gosok,
sebagai pijat yang telah disempurnakan obat anti cephalgia, obat penenang ringan,
dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia atau akunpuktur, dan injeksi tempat nyeri dengan
gerakan-gerakan tangan yang mekanis anesthesi local. Dari berbagai macam cara
terhadap tubuh manusia dengan tersebut, salah satu cara yang ingin diketahui
mempergunakan bermacam-macam bentuk oleh peneliti adalah masase kepala.
pegangan atau teknik. Gerakan memijat Rangsangan ini bertujuan untuk mengatasi
sebenarnya adalah rangsangan tekan pada nyeri yang terjadi pada kepala. Untuk itu
permukaan kulit yang dimaksudkan untuk peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana
meregang jaringan otot dibawahnya agar “ Pengaruh masase kepala terhadap penurunan
kembali lunak dan rileks, karena seperti yang nyeri kepala pada klien dengan hipertensi di
kita ketahui biasanya keluhan pegal dan sakit Ruang Nilam RS. William Booth Surabaya.
muncul karena jaringan otot yang tegang dan
kaku. METODE
Berdasarkan data dari International Rancangan penelitian yang digunakan
Headache Society ( IHS ) tahun 2004 sakit dalam penelitian ini adalah bersifat pra-
kepala memiliki prevalensi tertinggi ( 38,3 % experimental (one-group pre-post test design).
) . Prevalensi yang tertinggi antara usia 30 dan Ciri penelitian ini adalah mengungkapkan
39 , wanita lebih tinggi ( 46,9 % ) daripada hubungan sebab akibat dengan cara
laki-laki ( 42,3 % ). dari hasil penelitian yang melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok
dilakukan di Surabaya (1984) menunjukkan subjek diobservasi sebelum dilakukan
bahwa di antara 6488 pasien baru, 1227 intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah
(18,9%0 datang karena keluhan nyeri kepala, dilakukan intervensi.
180 di antaranya didiagnosa sebagai migren.
Sedangkan di Cipto Mangun Kusumo, Jakarta Subjek Pra- Perlakuan Pasca-
(1986) didapat 23 (1,4%) pasien baru dengan test tes
nyeri kepala di antara 1298 pasien baru yang K O I O1
berkunjung selama Januari sampai dengan Mei Time1 Time 2 Time 3
1986. Pada saat dilakukan studi pendahuluan
di Rumah Sakit William Booth Tahun 2012
ada 11 orang mengalami chepalgia dan 180 Variabel pada penelitian ini terdiri dari 2
orang yang mengalami hipertensi. variabel antara lain variabel bebas adalah
Nyeri kepala pada hipertensi Masase Kepala dan variabel terikat adalah
disebabkan oleh pergeseran jaringan Nyeri Kepala pada klien Hipertensi di Ruang
intracranial yang peka nyeri akibat Nilam Rumah Sakit William Booth Surabaya.
meningginya tekanan intrakranial. Nyeri
Populasi pada penelitian ini adalah
kepala tidak hanya disebabkan oleh hipertensi
Klien Hipertensi yang mengalami nyeri kepala
saja, banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
di Ruang Nilam Rumah Sakit William Booth
terjadinya nyeri kepala. Nyeri Kepala
Surabaya. Menurut data pada tahun 2012 klien
merupakan cara tubuh untuk memberi alarm
Hipertensi berjumlah 180 orang sehingga
bahwa ada sesuatu yang tidak beres sedang
perbulannya 15 orang jadi populasi dalam Instrument penelitian ini menggunakan
penelitian ini sebanyak 15 orang. checklist yang diisi oleh peneliti dan
wawancara skala nyeri oleh peneliti tetapi
Sampel pada penelitian ini diambil ditentukan sendiri melalui gambar oleh
dari sebagian klien hipertensi yang mengalami responden. Data yang terkumpul dalam
nyeri kepala di Ruang Nilam Rumah Sakit penelitian ini dilakukan pengkodean pada
William Booth Surabaya yang memenuhi setiap lembar checklist skala nyeri untuk
kriteria sampel. Kriteria inklusi dalam memeriksa apakah data dari hasil wawancara
penelitian ini adalah : a. Klien hipertensi yang dan observasi itu sesuai. Lalu memasukan
mengalami nyeri kepala, b. Responden kedalam tabel distribusi frekuensi. Bila data
bersedia untuk dimassage kepala dan pre masase maupun post masase sudah
menandatangani inform consent, c. Tingkat terkumpul seluruh maka dilakukan uji
kesadaran baik, dan Kriteria ekslusi dalam Wilcoxon untuk menentukan ada pengaruh
penelitian ini yaitu : a. Klien yang mengalami atau tidak.
demam tinggi, b. Klien yang mengalami
Penyakit-penyakit kulit di bagian kepala, c. HASIL
Klien yang mengalami tumor otak atau Berdasarkan hasil pengamatan saat
kelainan lain pada otak. Adapun besarnya penulis melakukan penelitian di Ruang Nilam
Sampel pada penelitian ini diambil dari pada bulan Juli 2014 terhadap pasien
sebagian klien Hipertensi yang mengalami Hipertensi dan yang mengalami Nyeri Kepala.
nyeri kepala di Ruang Nilam Rumah Sakit Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan jenis
William Booth Surabaya, jumlah keseluruhan kelamin di Ruang Nilam Rumah Sakit William
adalah 14 orang dengan memakai rumus Booth Surabaya bulan Juli 2014
Slovin (Nursalam, 2003). Sampling pada No Jenis Jml Persentase
penelitian ini menggunakan simple random kelamin (n) (%)
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel 1 Laki-laki 6 43%
yang sederhana, dimana setiap elemen 2 Perempuan 8 57%
diseleksi secara random atau acak dengan cara
: peneliti menyiapkan 15 kertas, 14 kertasnya Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan
di tulis dengan kata “Diteliti” sedangkan 1 umur di Ruang Nilam Rumah Sakit William
kertasnya ditulis dengan kata “Tidak Diteliti”. Booth Surabaya bulan Juli 2014.
Bagi responden yang mendapatkan tulisan No Umur Jumlah Persentase
diteliti akan masuk ke dalam sampel penelitian (n) (%)
sedangkan bagi responden yang mendapat 1 16-25 0 0%
tulisan tidak diteliti tidak masuk dalam sampel tahun
penelitian. 2 26-35 1 7%
tahun
Penelitian ini dilakukan di Ruang 3 36-45 1 7%
Nilam RS. William Booth Surabaya pada tahun
tanggal 1 Juli 2014 sampai 15 Juli 2014. 4 46-65 8 57%
tahun
Pengumpulan data Penelitian ini 5 66-75 4 29%
dilakukan setelah mendapat izin dari Direktur tahun
Akper William Booth Surabaya dan melalui
surat permohonan untuk melakukan penelitian Berdasarkan data dari tabel diatas
yang ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit
didapatkan responden sebagian besar berumur
William Booth Surabaya. Surat izin yang 46-65 tahun sebanyak 8 orang (57%).
setelah disetujui oleh Direktur dipakai oleh
penulis untuk dapat melakukan penelitian di
Ruang Nilam Rumah Sakit William Booth
Surabaya. Peneliti mengadakan pendekatan
kepada responden untuk mendapatkan
persetujuan sebagai responden dengan mengisi
inform consent.
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan Hasil pengukuran nyeri sebelum Masase
Pendidikan di Ruang Nilam Rumah Sakit Tabel 6 Distribusi data pengukuran nyeri
William Booth Surabaya bulan Juli 2014 sebelum Masase
No Pendidikan Jumlah Persentas No Tingkat Nyeri Jumlah Persentas
(n) e (%) (n) e (%)
1 Tidak sekolah 0 0% 1 Tidak nyeri 0 0%
2 SD 7 50% 2 Nyeri ringan 0 0%
3 SMP 2 14% 3 Nyeri sedang 8 57%
4 SMA 2 14% 4 Nyeri berat 6 43%
5 Pendidikan 3 22% 5 Nyeri sangat 0 0%
tinggi berat
Total 14 100%
Berdasarkan data dari tabel diatas
diketahui paling banyak responden memiliki Berdasarkan tabel 6 didapatkan data
tingkat pendidikan SD sebanyak 7 orang bahwa sebagian besar responden sebelum
(50%). dilakukan masase sebagian besar mengalami
nyeri sedang sebanyak 8 orang (57%).
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan
Pekerjaan di Ruang Nilam Rumah Sakit Hasil pengukuran nyeri sesudah Masase
William Booth Surabaya bulan Juli 2014 Tabel 7 Distribusi data pengukuran nyeri
No Pekerjaan Jumla Persentase setelah Masase
h (n) (%) No Tingkat Jumlah Persentase
1 Tidak 5 36% Nyeri (n) (%)
bekerja 1 Tidak nyeri 0 0%
2 Pelajar 0 0% 2 Nyeri ringan 9 64%
3 PNS 1 7% 3 Nyeri sedang 5 26%
4 Wiraswasta 8 57% 4 Nyeri berat 0 0%
5 Lain-lain 0 0% 5 Nyeri sangat 0 0%
berat
Berdasarkan data dari tabel diatas Berdasarkan tabel 7 didapatkan data
diketahui sebagian besar responden bekerja bahwa sebagian besar responden mengalami
sebagai wiraswasta sebanyak 8 orang (57%). nyeri ringan sebanyak 9 orang (64%).

Table 3 Distribusi responden berdasarkan Tabel 8 Distribusi fekuensi tabulasi silang


status perkawinan di Ruang Nilam Rumah sebelum dan setelah masase
Sakit William Booth Surabaya bulan Juli 2014 Pelaksanaan
No Status Jumlah Persentas Masase
Sebelum

Setelah

perkawinan (n) e (%) % %


1 Menikah 13 93%
2 Blm menikah 0 0% Tingkat
3 Cerai 0 0% Nyeri
4 Janda 1 7% Tidak nyeri 0 0% 0 0%
Nyeri ringan 0 0% 9 64%
Berdasarkan data dari tabel diatas Nyeri sedang 8 57% 5 26%
didapatkan Status Perkawinan responden Nyeri berat 6 43% 0 0%
sebagian besar menikah berjumlah 13 orang Nyeri sangat 0 0% 0 0%
(93%). berat
Total 14 100 14 100
Distribusi data mengenai hasil % %
pengukuran nyeri sebelum dan sesudah Hasil uji statistic Wilcoxon : p=0,00
Masase Kepala. Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui
bahwa hasil penelitian di Ruang Nilam Rumah
Sakit William Booth Surabaya responden yang
mengalami nyeri berat sebelum masase
sebanyak 6 orang (43%) dan nyeri sedang hadapi pada kondisi mereka yang sedang sakit
sebanyak 8 orang (57%) kemudian setelah pasti itu menimbulkan permasalahan yang
dilakukan masase ditemukan responden yang semakin menumpuk dengan pemasukan yang
mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang sudah mulai berkurang karena tidak dapat
(64%) dan nyeri sedang sebanyak 5 orang bekerja sehingga menimbulkan stress yang
(26%). Hasil analisa dari uji wilcoxon dapat memicu terjadinya peningkatan nyeri
diketahui bahwa nilai p=0,00 yaitu p<α (0,05) kepala.
sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh Bila dihubungkan dengan distribusi
masase kepala terhadap penurunan nyeri responden berdasarkan jenis kelamin pada
kepala pada klien hipertensi di Ruang Nilam tabel 1 yang menunjukan bahwa sebagian
Rumah Sakit William Booth Surabaya besar responden yang mengalami nyeri kepala
adalah wanita sebanyak 8 orang (57%).
PEMBAHASAN Menurut Petti Lubis (2009) prevelensi nyeri
Pada pembahasan akan diuraikan hasil kepala lebih banyak terjadi pada wanita dari
penelitian mengenai Pengaruh Masase Kepala pada laki-laki hal ini terjadi karena pengaruh
Terhadap Penurunan Nyeri Kepala Pada Klien hormone. Hormone yang dimaksud adalah
Hipertensi Di Ruang Nilam Rumah Sakit hormone estrogen dimana pada wanita hormon
William Booth Surabaya, bulan Juli 2014. estrogen berperan untuk mengatur siklus
Berdasarkan tabel 6 responden yang menstruasi & kehamilan. Hormon ini dapat
mengalami nyeri sedang sebanyak 8 orang mempengaruhi zat kimia di otak yang
(54%). Menurut R. P. Sidabutar dan Wiguna berkaitan dengan sakit kepala. Seperti
P. (1990) Nyeri kepala pada hipertensi misalnya, kadar hormon estrogen yang tinggi
disebabkan oleh adanya gangguan vaskuler membantu meringankan sakit kepala,
atau gangguan kontraktilitas pembuluh darah sedangkan kadar hormon estrogen yang rendah
di kepala. Ada 2 macam sakit kepala yang dapat memperburuk sakit kepala yang dialami.
dijumpai pada orang-orang yang mempunyai Dari hal tersebut diatas dapat dikatakan bahwa
hipertensi yaitu : pegal dan tegang pada kuduk, sebagian besar responden yang mengalami
oksiput, vertex dan pelipis serta nyeri yang nyeri kepala adalah wanita yang tergolong
berdenyut-denyut diseluruh kepala, yang dalam kelompok menopause. Dimana pada
timbul pada dini hari dan mereda pada sikap saat menopause kadar estrogen berfluktuasi,
duduk. Sehingga intensitas nyeri yang banyak itulah sebabnya mengapa wanita sering
ditemukan yaitu nyeri sedang dan berat. menderita nyeri kepala apalagi jika mengalami
Berdasarkan hasil penelitian dan dikaitkan hipertensi.
dengan teori, hal ini terbukti dari hasil
pengukuran skala nyeri bahwa nyeri kepala Pada umumnya kuantitas hormone
yang dirasakan responden saat penulis estrogen berubah sesuai dengan umur wanita
melakukan penelitian berkisar antara nyeri secara alami yang mulai terjadi pada wanita
sedang dan nyeri berat yang secara obyektif 45-55 tahun (Anggraini dkk, 2009).
pasien mendesis, menyeringai dan tidak dapat Berdasarkan tabel 5.2 jumlah responden yang
mengikuti perintah akibat nyeri kepala. mengalami nyeri kepala terbanyak dijumpai
Menurut Anggraini dkk, (2009) salah satu pada umur 46-65 sebanyak 8 (57%).
pemicu timbulnya nyeri kepala yaitu stress. Selanjutnya Anggraini dkk menjelaskan
Stress dapat meningkatkan resistensi Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi
pembuluh darah perifer dan curah jantung tekanan darahnya, jadi orang yang lebih tua
serta akan menstimulasi aktivitas saraf cenderung mempunyai tekanan darah yang
simpatis sehingga dapat menyebabkan nyeri tinggi dari orang yang berusia lebih muda
kepala. Adapun stress ini dapat berhubungan sehingga prevelensi terjadinya nyeri kepala
dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan lebih banyak terjadi pada orang yang lebih tua.
karakteristik personal. Menurut informasi yang Dalam penelitian ini ditemukan 8 orang
ditemukan peneliti, bahwa sebagian besar responden yang berusia 46-65 tahun. Dimana
responden bekerja sebagai wiraswasta. pada usia tersebut arteri kehilangan elastisitas
Berdasarkan hasil penelitian diketahui atau kelenturan serta tekanan darah meningkat
sebagian besar responden bekerja sebagai yang menyebabkan rasa nyeri di kepala itu
wiraswasta sebanyak 8 orang (57%). Dimana timbul.
dengan banyaknya tekanan yang mereka
Berdasarkan tabel 7 responden yang Berdasarkan tabulasi silang tabel 8
mengalami nyeri ringan sebanyak 9 (64%) dan dapat diketahui bahwa pasien yang mengalami
nyeri sedang sebanyak 5 (26%). Hasil tersebut nyeri kepala sebelum masase dijumpai 8 orang
menunjukan bahwa terjadi penurunan skala (57%) nyeri sedang dan sebanyak 6 orang
nyeri kepala setelah dilakukan masase kepala. (43%) berat dan setelah dilakukan masase
Menurut Nugroho, dkk. (2012), bahwa terapi semuanya mengalami penurunan menjadi 9
massase efektif untuk menurunkan tingkat orang (64%) nyeri ringan dan sebanyak 5
nyeri kepala pada klien dengan hipertensi. orang (26%) nyeri sedang. Hasil uji statistik
Masase bertujuan memperlancar peredaran wilcoxon pengaruh Masase Kepala terhadap
darah, memberikan rasa rileks pada tubuh, penurunan nyeri kepala pada klien hipertensi
menghilangkan stress, menghilangkan rasa diketahui bahwa nilai p=0,00 yaitu p< 0.05
lelah dan letih, dengan melakukan tekanan dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima
pada titik-titik tertentu (Anonim, 2001). yang memiliki arti ada pengaruh masase
Berdasarkan hasil penelitian dan dikaitkan kepala terhadap penurunan nyeri kepala pada
dengan teori diatas maka didapatkan bahwa klien hipertensi di Ruiang Nilam Rumah Sakit
masase kepala berpengaruh terhadap William Booth Sutrabaya.
penurunan nyeri kepala dengan dilakukan
masase kepala semua responden mengalami Menurut Bambang Trisnowiyanto
penurunan nyeri kepala. Hal ini disebabkan (2012) Teknik yang digunakan dalam masase
oleh pelaksanaan teknik masase yang benar kepala ini yaitu eflourage (gosokan) dari
dan tepat pada titik pemijatan sehingga tengah dahi sampai pada kepala belakang
peredaran darahnya lancar, saraf-saraf dapat melewati atas daun telinga, petrissage (pijatan)
terangsang dan otot-otot yang kaku menjadi daerah kepala dari tepi menuju kebagian
relaks. Namun keberhasilan masase yang tengah atas kepala (umbun-umbun/parietalis),
dilakukan pada responden tidak lepas dari friction (gerusan) dari pelipis sampai atas daun
kepatuhan pasien untuk mengikuti anjuran telinga dan friction (gerusan) dari bawah
peneliti saat dilakukan masase seperti prosesus mastoideus dari sebelah kiri menuju
responden harus rileks, posisi duduk/berbaring ke kanan yang bertujuan membantu
dan responden harus benar-benar percaya melancarkan peredaran darah vena, relaksasi
bahwa tindakan ini dapat membantu proses dan mengurangi nyeri dan merangsang saraf-
penurunan nyeri yang dialami. Pada penelitian saraf dan otot-otot yang jauh letaknya dari
ini responden paling banyak memiliki tingkat permukaan tubuh. Sehingga rangsangan akan
pendidikan SD sesuai tabel 5.3 sebanyak 7 di hantarkan melalui serabut saraf besar (hanya
orang (50%). Sehingga pengetahuan tentang serabut saraf besar). Menyebabkan inhibitory
masase kepala sangat minim oleh sebab itu neuron dan projection neuron aktif. Tetapi
mereka menaruh kepercayaan yang besar inhibitory neuron mencegah projection neuron
kepada peneliti dan mereka akan merasa untuk mengirim sinyal terkirim ke otak.
nyaman sehingga di yakini mampu Sehingga, gerbang masih tertutup dan tidak
menyembuhkan nyeri kepala yang mereka ada presepsi nyeri. Hal ini terbukti dari hasil
hadapi. Disisi lain juga bahwa dukungan penelitian bahwa dari semua responden yang
keluarga terhadap penyembuhan pasien sangat diteliti semuanya mengalami penurunan stelah
besar dimana menurut Friedman (1998), dilakukan masase. Akan tetapi pada saat
keluarga merupakan unit terkecil dalam peneliti melaksanakan masase kepala salah
masyarakat yang merupakan klien penerima satu keberhasilan dalam memberikan
asuhan keperawatan, keluarga berperan dalam rangasangan saat melakukan masase yaitu
menentukan cara asuhan keperawatan yang penggunaan prosedur yang tepat seperti
diperlukan bagi anggota keluarga yang penggunaan lotion dimana dengan pemakaian
mengalami masalah kesehatan. Hal ini lotion dapat memperlancar gosokan sehingga
menunjukan perhatian keluarga terhadap mempengaruhi sirkulasi darah sehingga
anggota keluarga yang sakit sangat besar. peredaran darah semakin lancar dan dapat pula
Dimana keluarga mendampingi pasien saat memberikan kenyaman bagi pasien saat
dilakukan masase kepala dan kooperatif dilakukan masase.
dengan tindakan yang dilakukan peneliti
(keluarga selalu bertanya pada peneliti tentang
masase kepala).
KESIMPULAN Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian. Edisi
1) Skala nyeri kepala pada klien Hipertensi 4. Jakarta : Rineka Cipta
sebelum dilakukan masase kepala di Ruang Bickley, Lynda S. 2009. Buku Ajar
Nilam Rumah Sakit William Booth paling Pemeriksaan Fisik & Riwayat
banyak yaitu nyeri sedang sebanyak 8 orang Kesehatan, Edisi 8. Jakarta : EGC.
(57%). Ginsberg, L. 2008. Lecture Neurologi.
2) Skala nyeri kepala pada klien Hipertensi Surabaya : Erlangga.
setelah dilakukan masase kepala di Ruang Ismael.(2002). Dasar-Dasar Metodologi
Nilam Rumah Sakit William Booth paling Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
banyak yaitu nyeri ringan sebanyak 9 orang Kavanagh, Wendy. 2008. Sehat Dengan Pijat.
(64%). Jogjakarta : Luna Publiser
3) Ada Pengaruh Masase Kepala Markam, Soemarmo. 2002. Neurologi Praktis.
Terhadap Penurunan Nyeri Kepala Pada Klien Jakarta : EGC.
Hipertensi Di Ruang nilam Rumah Sakit Notoadmojo, S. 1993. Metodelogi ilmu
William Booth Surabaya yang dibuktikan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
dengan uji Wilcoxon p=0,00. Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
SARAN Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis,
1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
kajian atau referensi mengenai cara penurunan Jakarta : Salemba Medika`
nyeri kepala dengan metode masase kepala Priharjo, Robert. 1996. Perawatan Nyeri.
pada klien Hipertensi sebagai sumbangsih Jakarta : EGC.
Institusi kepada masyarakat dalam rangka Setiadi. 2007. Konsep dan Penelitian Riset
mewujudkan Indonesia sehat melalui Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
pengembangan Tridarma Perguruan Tinggi Sidharta, Priguna. 2009. Neurologi Klinis
dalam dunia kependidikan. . Dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian
2) Tenaga kesehatan khususnya perawat Rakyat.
lebih aktif dalam memberikan pendidikan Tarumetor, J.H Tairas. 2007. Refleksologi:
kesehatan melalui PKMRS tentang pentingnya Penyembuhan Penyakit Dengan Pijat
penurunan respon nyeri kepala pada klien Pembuluh Darah dan Pusat Saraf.
hipertensi dengan cara masase kepala, Jakarta : Rineka Cipta.
sehingga dapat dijadikan sebagai peningkatan Tamsuri, Anas. 2007. Konsep dan
mutu asuhan keperawatan melalui implikasi Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.
keperawatan yang diberikan kepada klien Tarau, L. 2011. Nyeri Kronis Pedoman Terapi
hipertensi yang mengalami nyeri kepala. Untuk Praktik Dokter. Jakarta : EGC.
Dengan harapan secara mandiri masayarakat Trisnowiyanto, Bambang. 2012. Keterampilan
mampu untuk menolong dirinya sendiri jika Dasar Massage.Yogyakarta : Nuha
terjadi nyeri dan mampu secara dini Medika.
melakukan pertolongan sebelum dilakukan Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan
tindakan medis. Kardiovaskular. Jakarta : Salemba
3) Diharapkan dengan adanya penelitian Medika.
ini dapat digunakan sebagai referensi untuk Waspadji, Soeparman Sarwono.1990. Ilmu
meneruskan penelitian tentang Pengaruh Penyakit Dalam. Jilid II. Jakarta : FKUI.
Masase Kepala Terhadap Penurunan Nyeri
Kepala Pada Klien Hipertensi dengan metode
lain yang lebih kreatif dalam mengembangkan
ilmu keperawatan terutama dalam penurunan
respon nyeri pada klien dengan hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Tutu April. 2012. Sistem


Neurobehaviour. Jakarta : Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai