Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH RINGKASAN

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER

RUMAH SAKIT DAN BIDANG APOTEK

DI

RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG DAN APOTEK TIMUR SEHAT

01 SEPTEMBER – 31 OKTOBER 2019 DAN 01-31 DESEMBER 2019

DISUSUN OLEH :

KAMALLITA WAHYU SUKMAWATI

18405021115

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2020

i
ii

ii
iii

DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi Apoteker....................................1
B. Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker...................................................3
C. Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker................................................3
BAB II.....................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
A. Rumah Sakit................................................................................................5
B. Apotek..........................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
PEMBAHASAN.....................................................................................................8
A. Rumah Sakit................................................................................................8
B. Apotek........................................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................16
KESIMPULAN.....................................................................................................16

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi Apoteker

Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 kesehatan

merupakan keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaiamana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sehingga untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat,

diselenggarakan upaya kesehatan terpadu dan menyeluruh dalam bentuk

upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat.


Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan dengan pendekatan

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Penyelenggaraan pelayanan

kesehatan dalam bentuk praktik kefarmasian yang meliputi pembuatan

termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,

penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter,

pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat

tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai

keahlian dan kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

1
2

undangan (Republik Indonesia, 2009). Oleh karena itu, diperlukan adanya

sarana penunjang pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit dan Apotek.


Kegiatan pelayanan yang semula hanya berorientasi pada

pengelolaan obat (drug-oriented) kini telah berubah menjadi pelayanan

yang komprehensif berbasis pasien (patient-oriented) dengan tujuan

meningkatkan kualitas hidup pasien. Konsekuensi dari perubahan

paradigma tersebut adalah apoteker dituntut untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan agar mampu berkomunikasi secara aktif

baik kepada pasien maupun dengan tenaga kesehatan lain. Hal ini penting

dilakukan agar pasien mendapatkan informasi yang tepat terkait terapi

dengan obat, sehingga diharapkan keberhasilan terapi dapat dicapai

(Pemerintah RI, 2009).


Pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker menjadi salah satu

kebutuhan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker untuk menyiapkan

calon Apoteker yang terlatih dan profesional agar memiliki bekal

pengetahuan, ketrampilan, serta untuk meningkatkan wawasan tentang

pengelolaan sediaan farmasi dan dapat melakukan praktek pelayanan

kefarmasian di Rumah Sakit dan Apotek sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan sesuai dengan etika kefarmasian. Sehingga

dapat menghasilkan Apoteker yang profesional dan mempunyai

kompetensi yang baik. Pelaksanaan Praktik Kerja Profesi Apoteker di

Rumah Sakit pada tanggal 01 September – 31 Oktober 2019 dan di Apotek

01-31 Desember 2019.

B. Tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker


3

Tujuan dari Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) adalah sebagai

berikut:
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi dan

tanggung jawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian.


2. Meningkatkan kemampuan, keterampilan, sikap perilaku

(profesionalisme) serta wawasan dan pengalaman nyata untuk

melakukan praktek profesi.


3. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk melihat dan

mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi apoteker di

Rumah Sakit dan Apotek.

4. Memberi kesempatan kepada calon apoteker untuk belajar

berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan yang lainnya

yang bertugas di Rumah Sakit dan Apotek.

C. Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker

Manfaat dari PKPA di Apotek dan Rumah Sakit bagi calon

apoteker adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam

menjalankan pekerjaan kefarmasian di Rumah Sakit dan Apotek.


2. Mendapatkan pengalaman praktis mengenai pekerjaan kefarmasian di

Rumah Sakit dan Apotek.


3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di Rumah Sakit dan

Apotek.
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi seorang apoteker yang

profesional.
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
Pengertian Rumah Sakit menurut Permenkes RI No. 72 Tahun

2016 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Upaya pelayanan

kesehatan paripurna meliputi upaya peningkatan kesehatan (promotif),

upaya pencegahan penyakit (preventif) tanpa mengabaikan upaya


5

penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif)

(Menteri Kesehatan RI, 2016).


Standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan untuk

meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum

bagi tenaga kefarmasian dan melindungi pasien dan masyarakat dari

penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien

(patientsafety). Penyelenggaraan standar kefarmasian di Rumah Sakit

didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian

yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai standar prosedur

operasional (SPO). Pengorganisasian menggambarkan uraian tugas, fungsi

dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar

pelayanan kefarmasian yang ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit.

Standar prosedur operasional ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Mutu pelayanan

kefarmasian di Rumah Sakit dikendalikan dengan dilakukannya

monitoring dan evaluasi. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian

dilaksanakan diInstalasi Farmasi5 Rumah Sakit (IFRS) dengan menjamin

ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai

yang aman, bermutu, bermanfaat dan terjangkau (Menteri Kesehatan RI,

2016).
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit tidak terlepas dari adanya

peran Apoteker. Peran Apoteker di Rumah Sakit dibagi menjadi dua yaitu

manajerial dan pelayanan farmasi klinik. Peran manajerial meliputi

pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,


6

pendistribusian, pemusnahan, penarikan, pengendalian dan administrasi.

Sedangkan peran pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian dan

pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat,

pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visite, pemantauan terapi obat

(PTO), monitoring efek samping obat (MESO), evaluasi penggunaan obat

(EPO), dispensing sediaan steril dan pemantauan kadar obat dalam darah

(PKOD) (Menteri Kesehatan RI, 2016).

B. Apotek
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan

masyarakat yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku di

Indonesia, diantaranya peraturan dan perundang-undangan yang mendasari

pendirian dan pengelolaan apotek meliputi :

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2014 tentang

Kesehatan.

2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang

Psikotropika.

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang

Narkotika.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009

tentang Pekerjaan Kefarmasian.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

2017 Tentang Apotek


7

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

889/MenKes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin

Kerja Tenaga Kefarmasian.

Seorang apoteker dengan petugas kesehatan lain harus melakukan

kewajiban yang sesuai dengan kode etik keprofesian serta memiliki

hubungan yang baik, seperti mempergunakan setiap kesempatan untuk

membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,

menghargai dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain. Selain itu,

seorang apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan

yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan

masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain.


8

BAB III
PEMBAHASAN
A. Rumah Sakit
Standar Pelayanan Kefarmasian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan RS yang

berorientasi kepada pengelolaan perbekalan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu serta pelayanan farmasi klinik yang dapat

dijangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pengelolaan perbekalan farmasi Rumah

Sakit Islam Sultan Agung melalui Instalasi Farmasi. Pengelolaan Perbekalan

Kefarmasiaan yang dilakukan Rumah Sakit Islam Sultan Agung meliputi 9 hal yaitu

pemilihan, perencanaan, pemesanan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

distribusi, pemusnahan dan administrasi.


Pemilihan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

mengacu pada formularium rumah sakit. Kesesuaian antara formularium dan

ketersediaan harus dilakukan evaluasi secara terus menerus dan revisi formularium RS

dilakukan setiap 1 tahun sekali atas pertimbangan terapeutik dan ekonomi dari

penggunaan obat, agar dihasilkan formularium rumah sakit yang selalu mutakhir dan

dapat memenuhi kebutuhan pengobatan yang rasional.


Perencanaan pembelian perbekalan farmasi yang dilakukan di RSI Sultan

Agung Semarang adalah pembelian rutin (Harian) dan non rutin (obat-obat cito, dan

yang tidak masuk dalam formularium RSI Sultan Agung Semarang. Pedoman

perencanaan tersebut meliputi Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN), formularium

rumah sakit, formularium nasional, standard terapi rumah sakit, obat yang masuk

daftar e-cataloge khususnya yang masuk pada aserix, Anggaran yang tersedia,

Penetapan prioritas, Siklus penyakit, Sisa persediaan, Data pemakaian periode lalu,

Rencana pengembangan. Metode perencanaan yang digunakan di RSI Sultan Agung

adalah metode konsumsi. Metode konsumsi yang digunakan yaitu merencanakan


8
pembelian obat berdasarkan data pembelian tahun lalu. Pengadaan perbekalan farmasi
9

RSI Sultan Agung dilakukan oleh bagian pengadaan yang berada dibawah tanggung

jawab kepala bagian pengadaan. Sistem pengadaan yang dilakukan oleh RSI Sultan

Agung adalah dengan menggunakan penunjukan langsung (just in time).


Pengadaan perbekalan farmasi di RSI Sultan Agung meliputi Pembelian

dengan menggunakn metode just in time, Produksi Produksi perbekalan farmasi

seperti Antilith, CaCO3, Obat-obat donasi seperti OAT anak-KDT terdiri dari: RHZ

(75/50/150 mg) untuk tahap intensif dan RH (75/50 mg) untuk tahap pertama) dan

obat HIV (contoh: efavirenz, nefiral dan duviral).


Penerimaan barang dari PBF harus dilakukan pengecekan kebenaran obat

tersebut untuk Rumh Sakit Islam Sultan Agung, kesesuaian Surat Pesanan atau Pre

Order dengan faktur, kondisi fisik barang, nama produk dan kekuatan/dosis obat,

jumlah barang, bentuk sediaan, nomor batch maupun nomor lots, tanggal kadaluarsa,

kesesuaian suhu.
Tata letak penyimpanan perbekalan farmasi obat berdasarkan stabilitas dan

golongan seperti (generik, paten, sirup, salep, tetes mata, injeksi pada tempat atau rak

sendiri-sendiri), serta sirkulasi udara yang baik sehingga menjaga stabilitas obat

selama penyimpanan. Sistem penyimpanan berdasarkan alfabetis dan FIFO/FEFO.


Cara distribusi yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung yakni

distribusi dengan UDDS (Unit Dose Dispensing System) atau sistem pemberian obat

untuk sekali minum, distribusi individual prescribing atau penyiapan resep perorangan

dan distribusi WFS (Ward Floor Stock) atau stok tetap ruangan baik yang berupa

emergency maupun non emergency.


Pemusnahan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung dilakukan untuk semua

produk yang tidak memenuhi syarat mutu yang tidak dapat ditukar kembali ke

distributor dan produk kadaluarsa. Pemusnahan ini dilakukan oleh instalasi sanitasi

yang bekerjasama dengan pihak ketiga yaitu PT. Sarana Patra Jateng.
Pengendalian mutu sediaan farmasi, Alat kesehtan dan Bahan Medis Habis

Pakai dilakukan sesuai dengan pelaksanaan siklus kegiatan pengelolaan mulai dari
10

perencanaan sampai dengan penyimpanan sesuai dengan SPO (Standar Prosedur

Operasional). Pengendalian stabilitas obat dilakukan dengan mencatat monitoring

suhu setiap hari.


Administrasi yang dilakukan bagian logistik di Rumah Sakit Islam Sultan

Agung dilakukan secara keseluruhan mulai pemesanan barang ke distributor/suplayer,

barang datang sampai barang keluar yang berada di gudang IFRS. Semua kegiatan di

gudang harus terdokumentasi/tercatat. Pencatatan seluruh kegiatan dilakukan secara

manual dan komputerisasi. Pencatatan secara komputerisasi dilakukan dengan

menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS).


Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan oleh Rumah Sakit Islam Sultan

Agung sudah berdasarkan Permenkes Nomor 72 tahun 2016 yaitu meliputi,

pengkajian dan pelayanan Resep, penelusuran riwayat penggunaan Obat, rekonsiliasi

Obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, visite, Pemantauan Terapi Obat

(PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Evaluasi Penggunaan Obat (EPO),

dispensing sediaan steril, Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD). Di Rumah

Sakit Islam Sultan Agung tidak melakukan pemantauan kadar obat dalam darah

karena penggunaan alat tersebut biayanya mahal.

B. Apotek
Apotek Tmur Sehat merupakan salah satu apotek yang berada di bawah

Nusantara Group yang dimiliki oleh Ibu Tutik Herawati, S.Farm., Apt. Nusantara

Group terdiri dari 5 apotek, yaitu Apotek Nusantara, Apotek Pangestu, Apotek Duta

Farma, Apotek Putra Farma, dan Apotek Timur sehat. Nusantara Group membuka

Apotek Pangestu pada tahun 1995, kemudian membuka Apotek Nusantara pada

tanggal 4 Oktober 1997. Nusantara Group kemudian membuka cabang yaitu Apotek

Duta Farma, Apotek Putra Farma dan Apotek Timur Sehat.


Apotek Timur Sehat sebelumnya berada di Jl. Tlogosari Raya 1/66A Semarang

kemudian sejak tanggal 26 Juni 2018 telah berpindah lokasi di Jl. Arumanis Timur RT
11

01 / RW 02 Tambak Aji Ngaliyan Semarang. Apotek Timur Sehat merupakan cabang

dari Apotek Nusantara. Apotek Timur Sehat berada di lokasi yang strategis yaitu di

tepi jalan utama dan berdekatan dengan Rumah Sakit Umum Tugurejo. Pemilik sarana

apotek dari 5 apotek tersebut di atas adalah Ibu Tutik Herawati, S. Farm., Apt.

Apoteker penanggung jawab apotek timur sehat adalah Sukma Sasmita, S. Farm., Apt.

Dengan nomor SIPA 449.1/131/DPM-PTSP/SIPAIV/2018 dan didampingi oleh

apoteker pendamping yaitu Meyliya Suci Retna Puri, S. Farm., Apt.


Apotek Timur Sehat didirikan untuk membantu pemerintah dalam rangka

memberi pelayanan kefarmasian yang meliputi pelayanan obat atas dasar resep dokter,

pelayanan obat tanpa resep, serta menyediakan perbekalan farmasi lain guna

memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitar apotek dan sebagai sarana Praktek Kerja

Profesi Apoteker (PKPA) bagi calon Apoteker. Faktor lain yang mempengaruhi

berkembangnya apotek timur sehat adalah adanya resep yang berasal dari beberapa

dokter praktek bersama di apotek, resep yang berasal dari rumah sakit yang berada di

dekat apotek, sarana penunjang pelaksanaan dan fungsi apotek yang memadai.
Sistem permodalan di Apotek Timur Sehat bersumber dari Pemilik Sarana

Apotek (PSA) yaitu Tutik Herawati, S.Farm., Apt meliputi gedung atau bangunan,

sarana dan prasarana, obat dan alat kesehatan serta seluruh perabot dan peralatan yang

ada di apotek.
Apotek perlu melakukan strategi-strategi khusus untuk mengembangkan dan

menarik minat pelanggan agar terus percaya pada apotek yang kita dirikan. Oleh

karena itu, terdapat hal-hal atau strategi yang perlu diperhatikan. Strategi atau usaha

yang dilakukan untuk mewujudkan perkembangan bisnis di Apotek Timur Sehat

sebagai berikut:
a. Letak apotek strategis, mudah dijangkau dan mudah terlihat, berada di jalan

utama dan dekat dengan RSUD Tugurejo dan Puskesmas Tambak Aji.
b. Membina hubungan yang baik dengan tenaga kesehatan yang lain di sekitar

lingkungan lokasi apotek.


12

c. Menyediakan obat yang lengkap artinya pasien yang datang dengan

membawa resep atau tanpa resep diupayakan mendapatkan obat yang

dibutuhkan. Jika obat yang dicari tidak tersedia, maka obat selalu diupayakan

dengan membeli pada apotek cabang yang lain.


d. Memberikan pelayanan yang baik dengan sikap ramah, sopan dan informatif.

Dengan demikian, pasien akan merasa puas, nyaman dan senang dengan

pelayanan yang diberikan, sehingga akan tercipta sikap loyal dan repeat

buyer yang dapat menaikan pendapatan Apotek Timur Sehat.


e. Menyediakan jasa konseling gratis yang dilakukan oleh apoteker terkait

dengan keluhan yang dialami pasien, konseling dapat dilakukan secara

langsung dan dapat dilakukan di dalam ruang khusus konseling sehingga

dapat memberikan kenyamanan pada pasien untuk menceritakan keluhan apa

saja yang dialaminya.


f. Adanya layanan antar jemput resep artinya pasien dapat memesan obat

dengan menghubungi nomor telepon apotek atau chat via whatsapp.

Kemudian pihak dari apotek mengirimkan obat ke alamat pasien dan kurir

meminta resep aslinya (apabila pembelian dengan resep).


g. Apabila pasien membeli obat atau alat kesehatan, sedangkan stok barang

habis atau tidak tersedia di apotek, maka dapat dipesankan dan jika sudah

tersedia, pasien akan dihubungi oleh pihak apotek dan kemudian pesanan

diantar oleh kurir ke rumah pasien. Dengan demikian, akan tercipta repeat

buyer serta dapat meningkatkan pendapatan apotek.


Perpajakan pada prinsipnya setiap pendirian usaha wajib dalam membayar

pajak. Apotek Timur Sehat membayarkan pajak negara berupa pajak bumi dan

bangunan, pajak reklame, pajak PPh final. Apotek Timur Sehat tidak menggunakan

konsultan pajak dalam perhitungan, pembayaran dan pelaporan pajak. Pembayaran

pajak apotek harus dibayarkan setiap bulannya. Pajak penghasilan untuk usaha apotek
13

tercantum dalam PP RI No. 23 tahun 2018 pembayaran pajak yang dibayarkan adalah

0,5% dari omset.


Pembayaran pajak di Apotek Timur Sehat memakai sistem yang ditetapkan

dari perpajakan yang disebut PPh final dengan besarnya 0,5% dari omzet penjualan

kotor. Sebelum membayarkan PPh final 0,5% maka terlebih dahulu harus membuat

ID Billing. Sebelum membayar PPh final secara online, sebelumnya ke kantor pajak

dahulu, untuk melakukan verifikasi dan meminta PIN serta NPWP.


Apotek Timur Sehat memiliki peraturan mengenai jam kerja karyawan yang

diatur sebagai berikut:Apotek Timur Sehat buka tiap hari senin sampai sabtu, dimulai

jam 08.00 hingga 21.00 WIB. Hari minggu dan hari libur nasional apotek tutup. Jam

kerja karyawan apotek dibagi menjadi dua shift, kecuali pembantu umum. Shift pagi

mulai pukul 08.00 - 14.30 WIB dan shift sore mulai pukul 14.30 - 21.00 WIB. Namun

pembagian shift ini dapat berubah sesuai dengan kesepakatan diantara karyawan,

sehingga tidak terjadi kekosongan pegawai pada saat jam kerja.


Seleksi adalah kegiatan menentukan jenis sediaan farmasi, dan alat kesehatan

agar dapat memenuhi kebutuhan pasien. Seleksi dilakukan berdasarkan barang-barang

yang sudah habis dan dicatat pada buku defecta (buku habis). Seleksi juga dapat

dilakukan untuk menentukan pemesanan pada Pedagang Besar Farmasi (PBF).

Sebelum dilakukan seleksi kita harus hafal nama pabrik obat yang memproduksi obat.

Serta harus tahu nama PBF yang mendistribusikan obat tersebut.


Tahap seleksi di Apotek Timur Sehat dilakukan berdasarkan obat fast moving

dan slow moving yang tercatat pada buku defecta. Pemesanan obat slow moving

dilakukan melalui distributor sehingga jika expire date bisa dikembalikan. Untuk

obat-obat fast moving dipesan melalui sub distributor, dalam hal ini APA berperan

aktif dalam memilih sub distributor tertentu, pertimbangan pelayanan terbaik,

pengiriman tercepat, serta pemberian diskon terbesar.


Pengadaan sediaan farmasi dilakukan dengan menulis surat pesanan (SP),

setelah apoteker melakukan seleksi dan perencanaan obat kemudian apoteker


14

menghubungi PBF tempat memesan obat bias lewat pesan atau telefon, setelah PBF

mengkonfirmasi pemesanan selanjutnya apoteker menulis surat pesanan.


Penyimpanan obat di apotek timur sehat mulai obat datang disimpan

diatas/didalam container dihindarkan dari bersentuhan langsung dengan lantai untuk

menghindari kontaminasi, kemudian obat diberi label yang berisi keterangan PBF asal

obat dipesan, no faktur, dan tanggal faktur diterima/masuk. Setelah diberi label obat

disimpan didalam container atau di simpan dirak sesuai dengan huruf abjad (alfabetis)

dengan memperhatikan FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).
Pelaporan narkotika dilakukan tiap bulan dan paling lambat tanggal 10 awal bulan.

Pelaporan narkotika dilakukan secara online yaitu SIPNAP sesuai dengan Permenkes

3 Tahun 2015 pasal 45 ayat 9 dan secara manual.


Pelayanan kefarmasian di Apotek Timr Sehat meliputi pengkajian resep, PIO,

swamedikasi dan konseling penggunaan obat. Apotek Timur Sehat juga melaksanakan

sosialisasi GeMa CerMat sebagai bentuk pengabdian apoteker sebagai Agent of

Change.

BAB IV
KESIMPULAN
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang telah dilaksanakan di Rumah
Sakit dan Apotek dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Mahasiswa PKPA mendapat pengalaman secara langsung proses pengelolaan sediaan

farmasi mulai dari pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,

pengendalian, pencatatan dan pelaporan, pemusnahan serta mempelajari peran


15

apoteker dalam farmasi klinis yaitu pengkajian dan pelayanan resep, dispensing obat,

pelayanan informasi obat, visite dan konseling pengobatan.


2. Mahasiswa PKPA memperoleh bekal kemampuan profesional, wawasan, pengetahuan

manajerial, pengalaman dan keterampilan untuk memasuki dunia kerja terutama di

Rumah Sakit, dalam rangka untuk menjalankan peran dan fungsi Apoteker secara

profesional dan sebagai bagian dari komunitas profesi kesehatan lainnya di Rumah

Sakit.

16

Anda mungkin juga menyukai