Anda di halaman 1dari 13

Ciri – Ciri Kelompok Sosial & Masyarat

(Ditujukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pada Mata Kulliah Anthropologi Kesehatan)

Dosen Pengampuh:

Hanna DL Damanik, SKM, MKM

Disusun Oleh:

Kelompok 6

1. Adelia (Po.71.20.1.18.001)
2. Defi Puspita (Po.71.20.1.18.022)
3. Della Ananda Putri (Po 71.20.1.18.024)
4. Ellyzana (Po.71.20.1.18.040)
5. Ghanniyah Salelah H.A (Po.71.20.1.18.044)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PALEMBANG

TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelompok merupakan konsep yang sangat umum dipakai dalam sosiologi dan
antropologi. Sebenarnya kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki
syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat
disebut sebagai kelompok. Kelompok sosial dan masyarakat adalah suatu kelompok
yang saling berkaitan akan tetapi memiliki ciri yang berbeda.
Dalam masyarakat terdiri dari berbagai kelompok sosial yang beraneka ragam
sehingga memiliki ciri yang beragam pula. Dengan adanya kelompok sosial yang ada
dalam masyarakat dapat menyeimbangkan keadaan ketika masyarakat mengalami
sebuah konflik.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mendeskripsikan makna kelompok sosial dalam
masyarakat dengan mendalam
2. Mahasiswa dapat mengetahui ciri dari kelompok
3. Sebagai bahan pembelajaran yang dapat menambah ilmu pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kelompok Sosial


Kelompok sosial adalah merupakan sekumpulan atau sekelompok orang yang
ada di masyarakat dan memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling
berinteraksi satu sama lain, serta biasanya memiliki suatu kesuakaan yang sama
(hobbi, pekerjaan, aktivitas, fans dsb). Kelompok diciptakan oleh anggota
masyarakat.Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Berikut ini adalah pengertian kelompok sosial menurut para ahli.
a. Menurut Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan kesatuan manusia yang hidup
bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan
saling mempengaruhi.
b. Menurut Paul B. Horton dan Chester L Hunt
Istilah kelompok sosial diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki
kesadaran akan keanggotannya dan saling berinteraksi.
c. Menurut George Homans
Kelompok adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan
memiliki perasaan untuk membentuk suatu keseluruhan yang terorganisasi dan
berhubungan timbal balik.
d. Menurut wikipedia
kelompok sosial adalah dalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.

Contoh-contoh Kelompok Sosial


Berikut ini ada beberapa contoh kelompok sosial yang ada di masyarakat :
1. Kelompok Sepeda Onthel Yogyakarta
2. Komunitas Pecinta Google
3. Fatinistic Yogyakarta (kelompok penggemar Fatin)
4. Remaja Masjid
5. Karang Taruna
6. Kelompok Pecinta Ular
7. Kelompok Sosial Arisan
8. Komunitas Pecinta Alam
9. Ibu ibu PKK
10. Kelompok Futsal Ibu ibu
11. Komunitas Senam Sehat Hari Minggu
12. Komunitas Pemuda
13. Komunitas Orang Gundul
14. Kelompok Sosial Peduli Bersama
15. Kelompok Relawan
Dan lain Sebagainya

2.2 Ciri-ciri Kelompok Sosial


Menurut Soerjono Soekato, suatu himpunan manusia atau yang dikatan sebagai
kelompok sosial memiliki ciri kurang lebih sebagai berikut :
a. Setiap anggota kelompok harus memiliki kesadaran bahwa ia adalah sebagian
dari kelompok yang bersangkutan.
b. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang
lainnya.
c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka
bertambah erat, misalnya: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan
yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain.
d. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
e. Bersistem dan berproses.
f. Memiliki struktur sosial sehingga kelangsungan hidup kelompok tergantung
pada kesungguhan anggotannya dalam melaksanakan perannya
g. Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya
h. Memiliki kepentingan bersama.

Kelompok sosial dapat lahir, tumbuh, dan berkembang tidak terlepas dengan
adanya komunikasi sosial dan interaksi sosial.Dengan adanya interasi dan komunikasi
sosial, masing-masing individu dapat menyampaikan ide/ gasannya demi mencapai
tujuan bersama dalam kelompok sosial tersebut. Maka kelompok sosial dapat
dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu kelompok sosial kecil dan kelompok sosial
besar.
2.3 Faktor Pendorong Timbulnya Kelompok Sosial
Pada proses pembentukan kelompok sosial pun demikian, ada faktor-faktor
tertentu yang mendorong manusia untuk membentuk dan bergabung dalam suatu
kelompok sosial tertentu. Adapun dorongan tersebut antara lain :

2.3.1 Dorongan untuk mempertahankan hidup


Dengan manusia membentuk atau bergabung dengan kelompok sosial yang
telah ada, maka secara tidak langsung manusia tersebut telah berusaha
mampertahankan hidupnya, karena kebutuhan hidupnya tidak mungkin akan
terpenuhi dengan hidup menyendiri. Selain itu dengan adanya kelompok sosial,
hubungan manusia semakin luas sehingga kemanapun ia pergi akan senantiasa merasa
aman.

2.3.2 Dorongan untuk meneruskan keturunan


Tidak dapat dipungkiri bahwa semua makhluk hidup mempunyai sifat alamiah
yang sama, yakni meneruskan keturunan. Dengan kelompok sosial itulah seseorang
akan menemukan pasangannya masing-masing, sehingga dengan demikian dorongan
untuk meneruskan keturunan ini dapat tercapai.

2.3.3 Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja


Di era modern seperti sekarang ini manusia dituntut untuk melakukan
pekerjaan yang efektif dan efisien dan memperoleh hasil kerja yang maksimal. Oleh
sebab itu dengan adanya kelompok sosial akan dapat meningkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja. Misalnya pada kelompok formal, dengan adanya pembagian tugas
yang jelas maka pekerjaan yang dihasilkan akan dapat maksimal.

2.4 Faktor Pembentuk Kelompok Sosial


Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri
sendiri atau juga secara kebetulan.Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga
tertentu.Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan.Dua faktor utama yang
tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.
2.4.1 Kedekatan
a. Kedekatan geografis tempat tinggal
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap
keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur.Kita
membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita.Kita
bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas
individu-individu yang saling berinteraksi.Semakin dekat jarak geografis
antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan
bersosialisasi.Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan
bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok
sosial.Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan
penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
b. Kedekatan geografis daerah asal
Yaitu kedekatan Ketika seseorang merantau masih di daerah asal.

2.4.2 Kesamaan
Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan
fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya.Sudah menjadi
kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki
kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat,
kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal
lain.Kesamaan kesamaan yang dimaksud antara lain :
a. Kesamaan kepentingan
Dengan adanya dasar utama adalah kesamaan kepentingan
maka kelompok sosial ini akan bekerja sama demi mencapai
kepentingan yang sama tersebut.
b. Kesamaan keturunan
Sebuah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan
keturunan biasanya orientasinya adalah untuk menyambung tali
persaudaraan, sehingga masing-masing anggotanya akan saling
berkomitmen untuk tetap aktif dalam kelompok sosial ini untuk
menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.
c. Kesamaan nasib
Dengan kesamaan nasib/ pekerjaan/ profesi, maka akan
terbentuk kelompok sosial yang mewadahinya untuk meningkatkan
taraf maupun kinerja masing-masing anggotanya.

2.5 Klasifikasi Kelompok Sosial


2.5.1 Klasifikasi Berdasarkan Cara Terbentuknya
2.5.1.1 Kelompok semu
kelompok yang terbentuk secara spontan
Ciri-ciri kelompok semu :
Tidak direncanakan
Tidak terorganisir
Tidak ada interaksi secara terus menerus
Tidak ada kesadaran berkelompok
Kehadiranya tidak konstan
Kelompok semu dibagi tiga yaitu :

a. Crowd (kerumunan), dibagi menjadi :


1. Formal audiency / pendengar formal Contoh: orang-orang mendengarkan
khotbah, Orang-orang nonton di bioskop
2. Inconvenient Causal Crowds adalah: Kerumunan yang sifatnya terlalu
sementara tetapi ingin menggunakan fasilitas-fasilitas yang sama, contoh :
orang antri tiket kereta api.
3. Panic Causal Crowds adalah kerumunan yang terjadi karena suasana
panik. Contoh: Kerumunan orang-orang panic akan menyelamatkan diri
dari bahaya.
4. Spectator Causal Crowds adalah kerumunan orang yang terbentuk karena
ingin menyaksikan peristiwa tertentu. Contoh: Kerumunan penonton atau
orang-orang ingin melihat peristiwa tertentu.
5. Lawless Crowds adalah kerumunan yang tidak tunduk pada pemerintah,
contoh : aksi demo.
6. Immoral low less crowds adalah kerumunan orang-orang tak bermoral,
contoh : kerumunan orang yang minum-minuman keras.
b. Massa
Massa merupakan kelompok semu yang memiliki ciri-ciri hampir sama
dengan kerumunan, tetapi kemungkinan terbentuknya disengaja dan
direncanakan. Contoh : mendatangi gedung DPR dengan persiapan sehingga
tidak bersifat spontan.

c. Publik
Publik adalah sebagai kelompok semu mempunyai ciri-ciri hampir
sama dengan massa, perbedaannya publik kemungkinan terbentuknya tidak
pada suatu tempat yang sama. Terbentuknya publik karena ada perhatian yang
disatukan oleh alat-alat komunikasi, seperti : radio, tv, surat kabar, jejaring
sosial dan lain-lain.

2.5.1.2 Kelompok Nyata


Kelompok nyata mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai
berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu
kehadirannya selalu konstan.
a. Kelompok Statistical Group
Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki
hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok
penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
b. Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan
Kelompok societal memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis
kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan
komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi.
c. Kelompok sosial / social groups
Para pengamat sosial sering menyamakan antara kelompok sosial dengan
masyarakat dalam arti khusus. Kelompok sosial terbentuk karena adanya
unsur-unsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau
kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggota-anggota yang
berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus.Contoh : ketetanggaan,
teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya.
d. Kelompok asosiasi / associational group
Kelompok asosiasi adalah kelompok yang terorganisir dan memiliki
struktur formal (kepengurusan). Ciri-cirh kelompok asosiasi :
1. Direncanakan
2. Terorganisir
3. Ada interaksi terus menerus
4. Ada kesadaran kelompok
5. Kehadirannya konstan

2.5.2 Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antara anggota


Istilah ini dipopulerkan oleh seorang sosiolog yang bernama Emile Durkheim.
a. Solidaritas mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih
sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian
kerja diantara para anggota kelompok.
b. Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah
kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh
saling ketergantungan antar anggota.

2.5.3 Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Erat Longgarnya Ikatan dalam Kelompok.


Klasifikasi ini diperkenalkan oleh Ferdinand Tonnies
a. Gemeinschaft / paguyuban Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya
memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.
b. Gesselschaft / patembayan Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu
yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran
belaka. Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.

2.5.4 Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Indentifikasi Diri


a. In group : suatu perasaan perikatan antara satu orang dengan orang lain dalam suatu
kelompok sosial tertentu. Perasaan tersebut sangat kuat sehingga membentuk suatu
perilaku – perilaku sosial tertentu seperti : Solidaritas, kesediaan berkorban, kerja
sama, konformitas, obediance, dll.
b. Out group : Out-side feeling, seseorang merasa bukan bagian dari kehidupan
kelompok. Out-group feeling selalu ditandai munculnya perilaku antogonistik dan
antipati.Sehingga muncul gejala prejudiace, paranoid, etnocentristic, non koperatif,
lalai, dan sebagainya.

2.5.5 Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Kualitas Hubungan diantara Para


Anggotanya.
a. Kelompok Primer Merupakan suatu kelompok yang hubungan antar anggotanya
saling kenal mengenal dan bersifat informal.Contoh : keluarga, kelompok sahabat,
teman, teman sepermainan.
b. Kelompok Sekunder adalah kelompok sosial yang terbentuk karena Merupakan
hubungan antar anggotanya bersifat formal, impersonal dan didasarkan pada asas
manfaat.Contoh : sekolah, PGRI

2.5.6 Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Pencapaian Tujuan


a. Kelompok Formal Merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan dan tugas
dengan sengaja dibuat untuk mengatur hubungan antar anggotanya.Contoh : Parpol,
lembaga pendidikan.
b. Kelompok Informal. Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan
yang berulang-ulang dan memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama.Contoh :
anggota OSIS.

2.6 Kelompok Masyarakat


Kelompok merupakan konsep yang sangat umum dipakai dalam sosiologi dan
antropologi. Sebenarnya kelompok merupakan kumpulan manusia yang memiliki
syarat-syarat tertentu, dengan kata lain tidak semua pengumpulan manusia dapat
disebut sebagai kelompok.
Robert Biersted menyebut adanya tiga kriteria kelompok, yaitu: (1) ada atau
tidaknya organisasi, (2) ada atau tidaknya hubungan sosial di antara warga kelompok,
dan (3) ada atau tidaknya kesadaran jenis di antara orang-orang yang ada dalam
kelompok dimaksud.
1. Kelompok masyarakat yaitu yang memiliki kesamaan, tetapi tidak memiliki
hubungan organisasi dan sosial diantara masyarakat.
2. Kelompok Kemasyarakatan. Yaitu kelompok sosial yang terbentuk karena
adanya kesadaran akan kesamaan para anggotanya. Dalam kelompok ini belum
tentu terjadi kontak atau komunikasi antar anggota kelompok.Organisasi
kelompok juga tidak ada dalam kelompok sosial jenis ini. Contoh kelompok
kemasyarakatan antara lain kelompok yang memiliki kesamaan jenis kelamin
(laki-laki/perempuan), ras, agama, kelompok kaya dan miskin, dsb.
3. Kelompok kemasyarakatan (Societal Groups) Kelompok kemasyarakatan
merupakan kelompok yang berisi orang-orang yang memiliki kesadaran jenis
saja, tidak ada hubungan sosial di antara orang-orang tersebut maupun organisasi,
disebut sebagai kelompok kemasyarakatan (societal groups).
Misalnya kelompok laki-laki, kelompok perempuan.Orang sadar sebagai “sesama
laki-laki” atau “sesama perempuan”, namun tidak ada organisasi ataupun
komunikasi di antara mereka.
Linton ( 1936 ) Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berfikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batasan-batasan tertentu

2.7 Ciri-ciri kelompok masyarakat


1. Adanya interaksi sesama anggota masyarakat
2. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
3. Saling tergantung satu dengan lainnya
4. Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan
5. Memiliki identitas bersama

2.8 Hubungan Kelompok sosial dengan masyarakat


1. Kelompok sosial sebagai unsur pembentuk masyarakat
Salah satu unsur yang membentuk masyarakat adalah adanya kelompok
sosial.Sehingga kelompok sosial bukanlah satu satunya unsur pembentuk
masyarakat multikultural.Kelompok sosial yang ada di masyarakat itu lah yang
membentuk masyarakat.
2. Kelompok sosial sebagai dinamisator masyarakat
Dalam masyarakat terdiri dari berbagai kelompok sosial yang beraneka
ragam.Sehingga dengan adanya kelompok sosial yang ada dalam masyarakat dapat
menyeimbangkan keadaan ketika masyarakat mengalami sebuah konflik.
3. Kelompok sosial sebagai pengikat masyarakat
Dalam sebuah kelompok sosial perlu adanya ikatan antara individu dengan
kelompok dalam masyarakat agar kehidupan masyarakat yang dapat berjalan
dengan baik dan dapat terhindar dari konflik.Pengikat hanya dapat dilakukan
dengan bentuk kesetiaan para anggota kelompok tersebut.

2.9 Proses pembentukan Kelompok


1. Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang
dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya
kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik.
Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa
menginduksi anggota lainnya.
2. Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok
untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan
kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal
secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu
pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
3. Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan
tugas-tugas kelompok atau individu.
4. Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses
kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara
lebih efesien dan efektif.
5. Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.
Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide,
pendapat, serta ekspresi selama kegiatan.Namun demikian kebebasan tetap berada
dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
6. Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena
dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang
didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kita sebagai makhluk sosial tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Salah
satu bentuk kerja sama kita dengan orang lain yaitu dengan membentuk kelompok sosial.
Dalam sebuah kelompok sosial dapat membantu kita untuk mempermudah menyelesaikan
suatu urusan, tugas atau tujuan dengan cara bekerja sama.
Pekerjaan yang terasa sulit kita kerjakan sendiri akan menjadi lebih mudah jika
dikerjakan secara berkelompok sebab dalam suatu anggota kelompok , setiap anggota
mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing, sehinga terjadilah pembagian
tugas dan spesifikasi kerja yang membuat hasil dari pekerjaan tersebut menjadi maksimal.

Anda mungkin juga menyukai