Anda di halaman 1dari 6

Industrial Engineering Journal Vol.5 No.

2 (2016) 46-51
ISSN 2302 934X

Industrial Management
Tahap Informasi, Kreatif, dan Analisa Pada Rekayasa Nilai Untuk
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Hotel

Muhammad Fazri Pasaribu1*, Riana Puspita2


Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Medan, Medan-Indonesia
Jl. Gedung Arca No. 52, Medan, 20217
*Corresponding Author : 1fazri291171@gmail.com; 2riana.puspita@ymail.com

Abstrak – Persaingan hotel semakin hari semakin meningkat. Agar Hermesone Hotel tetap eksis sebagai
Hotel pertama di Subulussalam-Aceh, sudah seharusnya Hermesone Hotel terus berbenah diri untuk
peningkatan pelayanannya agar tidak ditinggalkan para tamu. Penerapan Metode Rekayasa Nilai
merupakan suatu pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis dari sejumlah teknik yang telah
ditentukan atau yang telah direkomendasikan. Terdapat 5 tahapan dalam rencana kerja penerapan
metode rekayasa nilai yaitu: tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa, tahap pengembangan dan
tahap rekomendasi. Dengan menggunakan Metode Rekayasa Nilai, hasil sementara dari penelitian ini
adalah pada tahap informasi diperoleh dua fungsi dalam pelayanan hotel yaitu pelayanan dan fasilitas,
pada tahap kreatif diperoleh desain awal dan dua desain usulan dan pada tahap analisa dapat
disimpulkan beberapa keuntungan dan kerugian dari beberapa alternative yang dibuat dan dibuatkan
bobot masing-masing criteria.

Kata Kunci: Rekayasa Nilai, Kualitas Pelayanan

1 Pendahuluan Salah satunya adalah pelayanan, yang merupakan faktor


yang sangat penting dalam bisnis jasa. Pelayanan adalah
Hotel merupakan bisnis yang sangat berkembang di segala sesuatu yang memfokuskan pada usaha-usaha
era global ini, bukan saja dikarenakan hotel merupakan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
tempat pertama yang akan dicari oleh seseorang ketika terhadap suatu produk maupun jasa. Kepuasan
melakukan perjalanan ke suatu tempat sehingga konsumen akan menjadi salah satu tolak ukur dalam
memberikan peluang bisnis yang sangat besar, tetapi menyampaikan suatu pelayanan sehingga dapat
juga merupakan industri jasa yang dapat merangkum memberikan motivasi untuk konsumen agar
beberapa industri jasa lain di dalamnya seperti sewa menggunakan kembali layanan jasa itu. Namun
gedung, saranan olah raga, restoran, dan sarana tanggapan kepuasan pelayanan selalu berkaitan dengan
penunjang lainnya yang menyebabkan pangsa pasarnya apa yang telah diberikan oleh konsumen sebagai
akan semakin luas. pengganti dari pelayanan tersebut. Dengan kata lain
Sebagai sebuah industri, hotel juga dituntut untuk konsumen akan membandingkan kesesuaian antara apa
terus memperbaiki diri agar senantiasa menghasilkan yang telah diberikan untuk membayar pelayanan
keuntungan yang berkesinambungan. Untuk mencapai dengan apa yang telah ia dapatkan/rasakan setelah
keadaan yang diinginkan, yaitu keuntungan dan menggunakan layanan/jasa tersebut. Sehingga nilai
kesinambungan, maka perlu bagimanajemen hotel pelayanan akan sangat berpengaruh besar terhadap
untuk mengelolanya dengan memanfaatkan sumber kepuasan konsumen.
daya yang dimiliki secara maksimal agar dapat Hermes One Hotel Subulussalam adalah salah satu
memberikan pelayanan yang maksimal bagi konsumen. hotel yang berada di kota Subulussalam dan yang
Banyak faktor yang dapat mengakibatkan pertama. Saat ini sudah ada beberapa hotel dan
tamu/pelanggan berkunjung atau tidak ke sebuah hotel. penginapan yang sewaktu-waktu akan menyaingi hotel

Manuscript received September 26th, 2016, revised October 3rd, 2016 Copyright © 2016 Department of Industrial Engineering. All rights reserved.
47
Muhammad Fazri Pasaribu dan Riana Puspita

tersebut. Dikarenakan Kota Subulussalam-Aceh bukan


daerah tujuan wisata, maka tamu-tamu hotel 2.2 Tujuan Rekayasa Nilai
kebanyakan adalah transit ke Aceh Selatan atau Aceh Dalam makalah “Perancangan Ulang Produk TV
Barat, dan tamu bisnis, sehingga tamu tidak sebanyak di Bracket” oleh Haryo Santoso disebutkan bahwa tujuan
daerah wisata. Agar tetap bertahan keberadaannya dari rekayasa nilai (Value Engineering) adalah untuk
dengan sedikitnya tamu tersebut tentu diperlukan suatu mengukur nilai dari suatu produk pada tingkat biaya
strategi untuk peningkatan pelayanan. yang dapat diterima dan untuk mengeliminasi aspek
Rekayasa Nilai merupakan suatu pendekatan yang yang tidak menambah nilai produk. Nilai produk disini
bersifat kreatif dan sistematis dari sejumlah teknik untuk didefinisikan sebagai perbandingan antara kepentinagn
mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu produk atau jasa (Importance) atau keberartian (Worth) produk dengan
dengan memberi nilai terhadap masing-masing fungsi biaya (cost) produk tersebut.
yang ada serta mengembangkan sejumlah alternatif
yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan 2.3 Rencana Kerja Rekayasa
total biaya minimum. Dengan kata lain, Rekayasa Nilai Rencana kerja rekayasa nilai (Value Engineering)
dapat digunakan sebagai jalan keluar perencanaan suatu adalah rencana yang telah diatur sedemikian rupa untuk
produk atau jasa dengan biaya yang lebih murah dan pelaksanaan membuat studi Value Engineering,
tidak menghilangkan fungsi utama dari produk tersebut. termasuk saran-saran perubahan yang harus
Permasalahannnya adalah bagaimana upaya dilaksanakan dari suatu desain. Langkah-langkah
meningkatkan nilai pelayanan dengan menerapkan rencana kerja rekayasa nilai menurut Soeharto [3]
rekayasa nilai dengan batasan yang digunakan yaitu: adalah:
1. Obyek penelitian ini adalah tamu yang menginap, 1. Tahap Informasi
pihak manajemen dan karyawan hotel. Tahap informasi dari proses rekayasa nilai meliputi:
2. Metode yang digunakan adalah Rekaya Nilai dengan a. Merumuskan masalah, merupakan langkah awal
menggunakan tiga tahapan dalam rencana kerja sebelum mengumpulkan informasi, harus ada
rekayasa nilai yaitu: tahap informasi, tahap kreatif, kejelasan dan pengertian tentang masalah yang
tahap analisa. dihadapi.
Dari permasalahan tersebut setelah dilakukan b. Mengumpulkan informasi dan fakta, yaitu
penelitian diharapkan dapat diketahui aternatif desain mengumpulkan informasi dan merumuskan
konsep sehingga bermanfaat dalam upaya peningkatan jawaban atas pertanyaan yang berhubungan
nilai pelayanan di hotel. dengan kegunaan, biaya, harga dan fungsi dari
objek yang diselidiki.
2 Tinjauan Pustaka c. Mengenal objek (produk) dengan mengkaji fungsi
dan mencatat biaya, yaitu setelah menggali
2.1 Pengertian Rekayasa Nilai (Value Engineering) informasi, kegiatan rekayasa nilai dilanjutkan
Menurut Rochmanhadi [1], Value Engineering dengan pengenalan fakta objek dari berbagai
(Teknik Penilaian) adalah suatu teknik manajemen yang aspek, seperti: engineering, pengadaan,
telah teruji yang menggunakan pendekatan sistematis pabrikasi, fungsi dan biaya.
dan suatu upaya yang diatur sedemikian rupa untuk 2. Tahap Spekulasi
menganalisa fungsi suatu item atau masalah atau sistem Pada tahap ini kemungkinan lain dianalisis dengan
dengan tujuan untuk memperoleh fungsi yang diminta menanyakan apakah ada alternatif lain yang dapat
dengan biaya kepemilikan total yang paling kecil, tentu memenuhi fungsi atau kegunaan yang sama.
saja disesuaikan dengan persyaratan permintaan Alternatif yang diusulkan mungkin didapat dari
penampilan, rehabilitas, kwalitas dan kemudahan untuk pengurangan komponen, penyederhanaan, ataupun
pemeliharaan suatu proyek. modifikasi dengan tetap mempertahankan fungsi
Menurut Zimmerman [2] Rekayasa nilai (Value utama dari objek.
engineering) adalah suatu teknik manajemen yang Disini dipraktekkan brainstorm dan mendorong
menggunakan pendekatan sistematis untuk mencapai penggunaan imajinasi dan pemunculan ide-ide baru.
keseimbangan fungsional terbaik antara biaya, Brainstorm dimaksudkan untuk mengutarakan ide
keandalan dan penampilan dari suatu sistem atau (gagasan) tanpa memikirkan praktis tidaknya atau
produk. sulit tidaknya untuk diimplementasikan. Pada saat
Menurut Soeharto [3] Definisi rekayasa nilai dari brainstorm berlaku hal-hal berikut:
Society of American Value Engineers, Rekayasa nilai - Mengutarakan ide sebebas mungkin.
adalah usaha yang terorganisasi secara sistematis dan - Tidak mengkritik suatu usulan atau pendapat.
mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu - Menunda suatu saran yang bersifat judgment.
teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang Tujuannya adalah mendengarkan dan mencatat ide
bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan atau pemikiran sebanyak mungkin tanpa
harga yang terendah (paling ekonomis). mengkritiknya, kemudian melakukan analisis.

Copyright © 2016 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 46-51
48
Tahap Informasi, Kreatif, dan Analisa Pada Rekayasa Nilai Untuk
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Hotel

Sistematika langkah-langkah pada tahap spekulasi b. Tersedianya sumber daya untuk implementasi
rekayasa nilai, yang berurusan dengan mencari (biaya, tenaga atau jam-orang, peralatan dan
berbagai macam alternatif yang memenuhi fungsi lain-lain).
objek, yang perlu diperhatikan adalah: c. Jadwal implentasi.
a. Pusatkan perhatian dan pemikiran khusus ke d. Organisasi yang melaksanakan implementasi.
masalah fungsi. Munculkan beberapa ide untuk e. Manajemen implementasi.
maksud tersebut dengan fungsi dasar tidak
2.4 Nilai, Biaya, dan Fungsi
diubah.
Nilai mengandung arti subjektif apalagi bila
b. Yang dicari pada tahap ini adalah ide. Jadi, bukan
dihubungkan dengan moral, estetika, sosial, ekonomi
keputusan mengenai bisa tidaknya ide tersebut
dan lain-lain. Dalam rekayasa nilai, nilai hanya dikaitkan
diterima.
dengan ekonomi. Pengertian nilai dibedakan dengan
c. Mencatat semua masukan, meneliti apakah ada
biaya karena:
yang sama atau dapat dikombinasikan.
1. Ukuran nilai ditentukan oleh fungsi atau
d. Mengkaji adakah fungsi kedua yang dapat
kegunaannya sedangkan harga atau biaya ditentukan
dikurangi atau bahkan dihilangkan.
oleh substansi barangnya atau harga komponen-
3. Tahap Analisa
komponen yang membentuk barang tersebut.
Proses ini berurusan dengan memilih dan
2. Ukuran nilai condong ke arah subjektif sedangkan
mengadakan keputusan (judgment) yang akan
biaya tergantung kepada angka (monetary value)
memberi jalan kepada pengembangan yang bisa
pengeluaran yang telah dilakukan untuk
diimplementasikan. Guna menangani tahap analisis
mewujudkan barang tersebut.
diperlukan personil dengan pengalaman dan
pengetahuan yang berspektrum luas dan berkaitan Ada empet jenis nilai (value) yang bisa
dengan objek yang dikaji, seperti latar belakang, dipertimbangkan dalam perencanaan menurut Lockyer
familiarity dengan objek atau yang sejenis, teknik- [4] yaitu:
teknik baru dalam memproduksi atau pabrikasi, 1. Nilai kegunaan (Use value)
constructability. Adalah nilai yang menggmbarkan seberapa besar
4. Tahap Pengembangan tingkat kegunaan atau tingkat pelayanan yang akan
Pada tahap ini alternatif-alternatif yang terpilih dari diperoleh akibat terpenuhinya fungsi dari suatu
tahap sebelumnya dibuat program desain produk, pada umumnya sangat tergantung
pengembangannya sampai menjadi usulan yang pada sifat dan kualitas produk.
lengkap. Alternatif yang memiliki aspek teknis paling 2. Nilai kebanggan (Esteem value)
baik akan dievaluasi lebih lanjut mengenai biaya Nilai ini dapat membangkitkan kesan atau image
untuk mendukung usulan pemilihannya. terhadap konsumen yaitu seberapa besar produk
5. Tahap Penyajian dan Program Tindak Lanjut tersebut dapat memberi kepuasan terhadap
Merupakan tahap akhir proses rekayasa nilai yang konsumen untuk memenuhi sifat-sifat khusus produk
terdiri dari persiapan dan penyajian kesimpulan hasil seperti : daya tarik, keindahan dan prestise produk.
rekayasa nilai kepada yang berkepentingan. Jadi 3. Nilai tukar (Exchange value)
laporan akhir akan berisikan: Nilai ini menunjukkan seberapa besar konsumen
- Identifikasi objek atau proyek. mengeluarkan biaya untuk mendapatkan produk
- Penjelasan fungsi masing-masing komponen dan tersebut.
keseluruhan komponen, sebelum dan sesudah 4. Nilai biaya (Cost value)
dilakukan rekayasa nilai. Adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar biaya
- Perubahan desain (pengurangan, peningkatan) total yang diperlukan untuk menghasilkan produk
yang diusulkan. serta memenuhi semua fungsi yang diinginkan.
- Perubahan biaya.
Biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran
- Total penghematan biaya yang akan diperoleh.
yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi,
6. Tahap Implementasi
dan mengaplikasikan produk. Penghasil produk selalu
Suatu usulan atau rekomendasi yang dimuat dalam
memikirkan akibat dari biaya terhadap kualitas,
laporan hasil rencana kerja rekayasa nilai,
reabilitas, dan maintainability karena ini akan
bagaimanapun baiknya tidak akan bermanfaat bila
berpengaruh terhadap biaya bagi pemakai. Biaya
tidak diikuti dengan implementasi. Agar implentasi
pengembangan merupakan komponen yang cukup besar
dapat berjalan lancar sewaktu dilakukan perlu
dari total biaya sedangkan perhatian terhadap biaya
dipikirkan dan direncanakan hal-hal berikut:
produksi amat diperlukan karena mengandung sejumlah
a. Bagaimana keberhasilan akan diukur dan
biaya yang tidak perlu (unnecessary cost). Pentingnya
didefinisikan.
analisis biaya bertambah karena rekayasa nilai bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara fungsi yang
diperlukan dan memberikan cara pengambilan

Copyright © 2016 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 46-51
49
Muhammad Fazri Pasaribu dan Riana Puspita

keputusan mengenai usaha-usaha yang diperlukan 7. Lingkup Masalah


selanjutnya. Adalah batas-batas pembahasan dari masalah yang
Untuk mengidentifikasinya L.D Miles menerangkan dihadapi. Pada diagram FAST ditunjukkan sebagai
sebagai berikut: daerah yang dibatasi oleh dua garis vertikal yang
1. Suatu sistem memiliki bermacam-macam fungsi yang masing-masing berbatasan dengan fungsi tingkat
dapat dibagi menjadi dua kategori: tinggi dan tingkat rendah.
- Fungsi dasar, yaitu alasan pokok sistem itu
terwujud. Sifat-sifat fungsi dasar adalah sekali 3 Metodologi Penelitian
ditentukan tidak dapat diubah lagi. Bila suatu
peralatan kahilangan fungsi dasarnya berarti Tahapan dalam penelitian untuk penerapan rekayasa
kehilangan nilai jualnya di pasaran. nilai dapat dibagi dalam 5 tahapan utama yaitu tahap
- Fungsi kedua (secondary function), yaitu informasi, tahap kreatif, tahap analisa, tahap
kegunaan yang tidak langsung untuk memenuhi pengembangan, dan tahap rekomendasi.
fungsi dasar tetapi diperlukan untuk Tahap informasi bertujuan untuk mengetahui
menunjangnya. seluruh aspek yang berhubungan dengan bagian fasilitas
2. Untuk mengidentifikasi fungsi dengan cara yang hotel. Pada tahap ini diperoleh informasi mengenai
mudah adalah dengan menggunakan kata kerja dan aktivitas rutin dan insidentil yang dilakukan, proses
kata benda. dalam memberikan pelayanan, harapan pihak
manajemen pada bagian ini, kondisi kerja karyawan dan
keluhan yang dirasakan konsumen. Sesuai dengan
2.5 Metode FAST informasi yang diperoleh, maka dilakukan analisa
terhadap fungsi dari bagian ini yang kemudian
FAST (Fucntional Analysis System Technique) adalah digambarkan dalam sebuah diagram FAST dan kuisioner.
teknik penyusunann diagram secara sistematis untuk
mengidentifikasikan fungsi-fungsi dan menggambarkan Tahap kreatif dilakukan dengan mengembangkan
keterkaitan antar fungsi-fungsi tersebut. Fungsi sebanyak mungkin ide-ide alternatif yang memenuhi
dinyatakan sebagai gabungan kata kerja dan kata benda. fungsi yang diperlukan. Ide-ide kreatif yang muncul
Beberapa istilah yang digunakan pada metode FAST tersebut dapat merupakan gagasan asli, perbaikan
antara lain: terhadap ide yang sudah ada, kombinasi dari beberapa
1. Fungsi Utama gagasan.
Fungsi ini merupakan fungsi batas yang Pada tahap analisa dilakukan evaluasi terhadap
menggambarkan kegiatan utama yang harus alternatif-alternatif yang dihasilkan pada tahap kreatif.
ditampilkan oleh sistem. Tanpa fungsi ini sistem akan Keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif yang
kehilangan identitas. muncul akan dievaluasi dengan berdasarkan atas
2. Fungsi Bebas beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Langkah-
Fungsi ini keberadaannya tidak tergantung pada langkah yang dilakukan dalam tahap analisa ini adalah:
fungsi-fungsi lain dan bisa berupa fungsi utama atau menyusun alternatif-alternatif yang mungkin untuk
fungsi sekunder. dikembangkan lebih lanjut, menilai keuntungan dan
kerugian dari alternatif-alternatif tersebut dengan
3. Fungsi Pendukung mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu.
Fungsi ini diadakan untuk meningkatkan penampilan
dari fungsi-fungsi pada jalur kritis. Tahap pengembangan dilakukan sebagai persiapan
dalam mengimplementasikan alternatif dengan
4. Fungsi Tingkat Tinggi mempertimbangkan faktor teknis dan ekonomis. Pada
Fungsi ini berada pada bagian paling kiri diagram tahap ini, alternatif terpilih akan dianalisa secara
FAST. Fungsi dasar merupakan fungsi tingkat ekonomis untuk mengetahui biaya operasional yang
tertinggi yang berada dalam batas lingkup masalah. dibutuhkan bagi suatu alternatif. Alternatif yang terpilih
Fungsi ini ditemukan dengan pertanyaan “Mengapa pada tahap ini diharapkan memiliki performansi tinggi
fungsi itu harus dilaksanakan?” dengan biaya yang rendah. Selanjutnya dilakukan
5. Fungsi Tingkat Rendah perbandingan terhadap performansi alternatif dengan
Fungsi ini berada pada bagian paling kanan dari biaya yang diperlukan untuk mendapatkan nilai suatu
fungsi lain pada diagram FAST. Fungsi ini dapat alternatif. Nilai dari setiap alternatif yang ada kemudian
ditambahkan dengan mengajukan pertanyaan dibandingkan dengan nilai dari desain awal dan
“bagaimana fungsi itu dilaksanakan?” kemudian dipilih alternatif dengan nilai tertinggi.
6. Fungsi Jalur Kritis
Fungsi jalur kritis adalah semua fungsi secara Tahap ini merupakan tahap terakhir yang dilakukan,
berurutan menjelaskan bagaimana dan mengapa dimana hasil yang telah dikembangkan akan disajikan
dari fungsi lain dalam urutan tersebut.

Copyright © 2016 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 46-51
50
Tahap Informasi, Kreatif, dan Analisa Pada Rekayasa Nilai Untuk
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Hotel

dan direkomendasikan sebagai hasil terpilih dalam tahap 4.4 Tahap Analisa
pengembangan. Pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap
alternatif yang muncul berdasarkan kriteria yang
ditetapkan melalui penilaian kelayakan dan penilaian
4 Hasil dan Pembahasan evaluasi. Analisa dilakukan tim rekayasa nilai kepada
Hasil dan pembahasan yang akan diuraikan hanya tamu yang menginap di hotel.
pada tiga tahapan saja yaitu tahap informasi, tahap
kreatif, dan tahap analisa. 4.5 Analisa Keuntungan dan Kerugian
4.1 Tahap Informasi Analisa keuntungan dan kerugian, sebagai tahap
awal dalam melakukan analisa dilakukan untuk
Tahap ini menggambarkan keadaan saat ini serta memastikan bahwa alternatif yang benar-benar
kondisi yang mengakibatkan munculnya permasalahan. bermanfaat saja yang akan diperhitungkan pada analisa
Yang termasuk pada tahap ini adalah deskripsi kondisi berikutnya. Dari uraian pada tahap kreatif, maka
awal, dalam memberikan pelayanan pada konsumen deskripsi altematif yang diusulkan dapat dilihat pada
Hotel melayani restauran, kamar, ruang meeting dan Tabel 2.
karaoke.
Hotel memiliki beberapa departemen seperti Tabel 2 Deskripsi desain awal dan desain alternatif
departemen marketing, departemen office, departemen usulan
front office, departemen Food and Baverage, Alternatif Desain komponen
departemen scurity, departemen housekeeping dan Desain Awal a. Pelayanan hotel
departemen engineering. (0) b. Adanya akses internet di lobby
Hotel Hermesone memiliki 1 ruang meeting dan 1
c. Pelayanan Food and Baverage
hall, 87 kamar dan 4 kamar karaoke, dengan jumlah
kesemua outlet
karyawan 48 sehingga apabila pesanan jamuan dalam d. Informasi hotel dari salescall
jumlah besar dan membutuhkan banyak kamar marketing
mengakibatkan kurangnya pelayanan diberikan kepada
Usulan 1 a. Pelayanan Food and Baverage
tamu.
kesemua outlet
b. Adannya training untuk karyawan
4.2 Analisa Fungsi
c. Dibuat akses internet ke kamar
Analisa fungsi dilakukan sebagai pendekatan
Usulan 2 a. Pelayanan Food and Baverage
fungsional terhadap keberadaan pelayanan hotel dan
berdasarkan outlet
fasilitas yang ada. Fungsi yang mendukung dan
b. Adanya training untuk karyawan
menggambarkan keadaan hotel serta fasilitasnya
c. Informasi hotel melalui website
dideskripsikan dalam dua kata yang terdiri atas kata
kerja dan kata benda. Analisa fungsi dapat dilihat pada
4.6 Analisa matrik kelayakan
Tabel 1.
Agar fokus analisa terarah pada keadaan yang ada,
Tabel 1 Analisa Fungsi maka sebelumnya perlu ditentukan kriteria-kriteria yang
akan dipertimbangkan dalam penilaian ini. Kriteria yang
Uraian Fungsi Tingkat
dipertimbangkan adalah sebagai berikut: keadaan
Kata Kerja Kata Benda
kamar, waktu pelayanan, ketepatan pelayanan, adanya
Pelayanan Mempersiapkan Fasilitas Primer
fasilitas penunjang, kualitas sumber daya manusia, dan
Hotel
Melayani Tamu Sekunder keluasan jaringan layanan informasi.
Fasilitas Mempersiapkan fasilitas Primer Pada tahap ini dilakukan pembuatan kuisioner
hotel dimana nantinya kuisioner ini akan disebarkan kepada
Mempercepat Pelayanan sekunder
tamu yang menginap di hotel. Penyebaran kuisioner
dilakukan sebanyak 100 pengunjung yang menjadi
4.3 Tahap Kreatif responden.
Tahap ini selanjutnya akan dimunculkan alternatif- Dari Jumlah 100 kuisioner yang disebarkan berhasil
alternatif yang mungkin untuk melakukan perbaikan kembali kepada peneliti adalah 100 lembar, pertanyaan
sebagai langkah pengembangan terhadap keberadaan terdiri dari 6 Kriteria: Keadaan Ruangan Kamar, Waktu
dan kondisi pelayanan hotel beserta fasilitas kerja yang pelayanan, Ketepatan pelayanan, Adanya Fasilitas
ada desain usulan yang telah ada, kemudian akan dinilai Penunjang Hotel, Keramahtamahan Karyawan, Jaringan
keuntungan kerugiannya serta kelayakannya dalam Layanan Informasi.
implementasi. Komponen yang terpilih kemudian akan Adapun rekapitulasi hasil penilaian matrik kelayakan
dikombinasikan untuk menghasilkan alternatif yang yang dilakukan terhadap setiap kriteria sebagai
akan dievaluasi dan dikembangkan lebih lanjut. berikutdapat dilihat pada Tabel 3.

Copyright © 2016 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 46-51
51
Muhammad Fazri Pasaribu dan Riana Puspita

Tabel 3 Penilaian Responden Terhadap kriteria [2] Zimmerman, L.W., dan Glen D. Hart, Value Engineering a
Practical Approach for Owners, (Penerbit Van Nostrand Reinhold
No Kriteria Jumlah Rata-rata Company, 1982).
1. Keadaan Kamar 692 0.183214 [3] Soeharto, Iman, Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai
2. Waktu pelayanan 580 0.153561 Operasional),( Penerbit Erlangga, 2001).
3. Ketepatan pelayanan 610 0.161504 [4] Keith Lockyer, Alan Muhlemann, dan Jhon Oakland, Manajemen
Produksi dan Operasi, (Penerbit PT. Elex Media Komputindo,
4. Adanya fasilitas
633 0.167593 Jakarta, 1990).
penunjang hotel
5. Keramahtamahan
642 0.169976
karyawan
6. Jaringan layanan
620 0.164151
informasi
Total 3777

Hasil perhitungan untuk penentuan tingkat


kontribusi masing-masing kiteria adalah sebagaimana
terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Konstribusi Masing-masing Kriteria


No Kriteria Bobot (%)
1. Keadaan Kamar 18.32
2 Waktu pelayanan 15.36
3 Ketepatan pelayanan 16.15
4 Adanya fasilitas penunjang 16.76
hotel
5 Keramahtamahan karyawan 17.00
6 Jaringan layanan informasi 16.42

5 Kesimpulan
Pada tahap informasi diperoleh dua fungsi dalam
pelayanan hotel yaitu pelayanan dan fasilitas.
Pada tahap Kreatif diperoleh desain awal yaitu:
Pelayanan hotel, adanya akses internet di lobby,
pelayanan food and baverage kesemua outlet, informasi
hotel dari salescall marketing, dan desain usulan 1
yaitu: pelayanan food and baverage kesemua outlet,
adannya training untuk karyawan, dibuat akses internet
ke kamar, serta usulan 2 yaitu: pelayanan food and
baverage berdasarkan outlet, adanya training untuk
karyawan, informasi hotel melalui website
Pada tahap Analisa dapat disimpulkan beberapa
keuntungan dan kerugian dari beberapa alternative yang
dibuat dan dibuatkan bobot masing-masing criteria

Acknowledgements
Terimakasih kepada Kemenristek Dikti dan LPPM-ITM
serta bapak Pimpinan Hermes One Hotel Subulussalam
yang telah memfasilitasi kegiatan penelitian yang
dilakukan.

References
[1] Rochmanhadi, Teknik Penilaian Desain (Value Engeneering),
(Semarang, Indonesia, 1992).

Copyright © 2016 Department of Industrial Engineering. All rights reserved. Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 46-51

Anda mungkin juga menyukai