Anda di halaman 1dari 4

Spektroskopi Atom (AS)

Prinsip utama didasarkan pada analisis spektral dari atom-atom di dalam


sampel. Proses awalnya dengan atomisasi di mana senyawa yang membawa atom
target akan dihancurkan oleh energi tinggi setelah itu atom dalam bentuk gas
mengalami eksitasi elektron yang telah diketahui.
Menggunakan metode kurva kalibrasi atau standar adisi. Biasanya
digunakan untuk kadar logam berat dalam sampel air. Atom yang mengalami
atomisasi diharapkan terbebas dari senyawanya pada saat diberi panjang
gelombang spesifikasinya dan terjadi penyerapan maksimal dengan pola serapan
yang khas. Elektron akan berada pada tingkat energi dalam atom. Identifikasi
dilakukan dengan mengukur serapan dan emisi dari atom.
Macam spektroskopi atom
1. Spektroskopi serapan atom
Berdasarkan jumlah energi yang diserap oleh atom
2. Spektroskopi emisi atom
Bekerja berdasarkan garis-garis emisi yang dihasilkan
3. Spektroskopi fluoresensi atom
fluorensens yng dilepaskan sampel, tidak semua dapat dianalisis karena
tidak semua menghasilkan fluoresens.
Dalam pengukuran akan terjadi hamburan baik itu hamburan Rayleigh
ataupun hamburan Raman. Hamburan ini akan mengganggu detektor.
Spektrum nyala : proses penyerapan yang dihasilkan oleh atom dalam molekul
dimana atom ini dijadikan target. Atom dalam bentuk nyala akan dikenai radiasi
dari sumber energi. Setiap atom memilki jumlah energi yang berbeda sehingga
diperlukan lampu energi yang berbeda pula.
Adanya pola Spitting yakni pemecahan tingkat energy menjadi 2 buah
tingkat energi yang berbeda yang merupakan karakter dari spektrum emisi tiap-
tiap atom. Perbedaan ini disebabkan elektron yang mengelilingi atom dapat
berputar di porosnya atau berbalik arah dengan gerakan orbital.terdapat keadaan
singlet dan triplet. Singlet adalah spin pada kedua elektron berlawanan. Dan pada
triplet spin pararel.
1. Spektrum serapan atom : didominasi oleh garis-garis resonansi yang
berasal dari transisi dari keadaan dasar ke keadaan energi yan glebih
tinggi.
2. Spektrum emisi atom, sampel dieksitasi dengan nyala, bunga api atau
busur listrik
3. Spektrum fluoresensi atom, jika diradiasi akan menghasilkan panjang
gelombang yang akan diserap.

Karakter Nyala
Mempengaruhi pengukuran secara spektroskopi atom. Dipengaruhi oleh
temperature, temperature tergantung pada bahan bakar. Kesempurnaan proses
atomisasi yang terjadi akan tergantung oleh temperature. Temperature akan
menentukan berapa bagian dari sampel yang akan tereksitasi.
Proses atomisasi
a. Larutan diseprotkan dalam bentuk kabut
b. Berubah fasa menjadi uap
c. Molekul mengalami disosiasi menjadi atom-atom
d. Atom akan tereksitasi
e. Atom mengalami ionisasi
Dibutuhkan copper untuk mengatur cahaya dari sumber sinar agar tidak
bercampur dengan radiasi yang dipancarkan dari nyala. Fungsi copper adalah
memotong kelebihan cahaya yang tidak diperlukan.

Atomisator
1. Atomisator nyala :
a. pembakar alir laminar : sering dipilih, lebih halus dan tidak ada
penyumbatan
b. pembakar alir turbulen : disukai karena sampel dalam jumlah banyak
dapat dianalisis dan tidak ada ledakan kecil. Kekurangan panjang
kapiler yang terlalu kecil sering kali menyumbat di ujung, adanya
suara ribut
2. Atomisator non nyala : sensitivitas tinggi untuk jumlah sampel kecil
Konvensional: tidak efisien

Metode atomisasi dengan plasma (ICP : inductively Coupled plasma)


Prinsip : mengandung cukup ion dan elektron yang membuat gas ini benar-benar
konduktif.Bentuk plasma yakni planar dan berbentuk silinder

Spektroskopi Serapan Atom


Instrumentasi: atomisator, sumber cahaya,chopper, monokromator, detektor,
pembaca sekaligus pengolah
Kesulitan:
Garis serapan dari tiap atom sangat sempit sehinga sulit dalam pengukuran karena
tidak mudah menemukan monokromator yangbisa mengukur spektrum serapan
sesempit itu. Lampu yang digunakan lampu berlubang (HCL). Metode ini kurang
praktis karena memerlukan lampu tersendiri.
Gangguan –gangguan yang terjadi
a. Gannguan spektral: signal pengotor tumpang tindih dengan signal analit
Cara mengatasi
1) metode koreksi dua garis yaitu menghadirkan serapan rujukan yang
berasal dari sumber sinar
2) menyediakan sumber cahaya kontiyu
3) koreksi dengan efek Zeeman untuk memecah analit menjadi 2
komponen
b. Ganguan kimia : adanya proses kimia yang terjadi pada saat atomisasi shg
dapat menutupi karakter serapan
Diatasi dengan
1) Menaikkan temperature nyala
2) Memberikan pereaksi yang akan menarik penggangu
3) Membebaskan analissis dari gangguan

Spektroskopi Emisi Atom


Prinsip : untuk analisis unsur yang relatif bebas dari gangguan
Instrumentasi: mirip SSA tetapi nyala berfungsi sebagai radiasi bukan atomisator
Shg HCL dan chopper tidak diperlukan
Gangguan yang terjadi
1. Sama dengan SSA

Spektroskopi Fluoresensi Atom


Instrumentasi: atomisator (baik nyala ataupun non nyala), monokromator, detektor

Aplikasi
Untuk menganalisis kadar logam-logam yang ada dalam jumlah kecil
selain itu digunakan untuk menganalisis metal dari bahan seperti berbagai jenis oli
dan minyak pelumas, bahan-bahan biologis, bahan-bahan pertanian dan gratit.
Berikut ini adalah contoh penerapan spektroskopi atomic dalam menentukan
kandungan logam pada rambut manusia.

Judul” Analysis of Heavy Metals in Human Hair Using Atomic Absorption


Spectrometry (AAS) ditulis oleh Onuwa O. Peter, Ishaq S. Eneji*, Rufus Sha’Ato
Dari Department of Chemistry and Centre for Agrochemical Technology,
University of Agriculture, Makurdi, Nigeria. Dimuat dalam American Journal of
Analytical Chemistry, 2012, 3, 770-773.
ABSTRACT
Hair samples of individual were analysed for heavy metals (Cd, Cr, Pb and As) across gender and
various occupational distributions by Atomic Absorption Spectrophotometric technique (AAS).
The results of replicate analysis shows the following mean concentrations (mg/kg): Cd = 27.8 ±
8.0, Cr = 2.70 ± 0.7, Pb = 73.8 ± 42.3 and As = 222 ± 34.1. The coefficients of variation for the
total distribution is; Cd = 28%, Cr = 26%, Pb = 57% and As = 15%. The distribution of the metals
follows the series in decreasing order of As ˃ Pb ˃ Cd ˃ Cr, while their coefficients of variation is
in the or-der of Pb ˃ Cd ˃ Cr ˃ As. The result shows the presence of all the metals in relatively
large amounts with As having the highest concentration between the two genders. The difference
between male and female concentration could be due to individual differences in exposure to
heavy metal load as a result of habitual or environmental factors.

Anda mungkin juga menyukai