PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Oleh :
1. Aditya Budi Permana
2. Agus Fian Catur Wibowo
3. Agus Thoriqul Mukarrom
4. Ahmad Arjun Arifatam Billah
5. Alfi Nur Isnaini Fadzilah
6. Ari Dwi Saputra
7. Ari Rizqi Hidayatullah
B. PENDAHULUAN
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, faktor-faktor penghambat yang teridentifikasi
dalam pembelajaran menulis teks drama yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari siswa. Banyak siswa yang beranggapan
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah pelajaran yang membosankan dan
menjenuhkan sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Selain itu juga
siswa menganggap pelajaran sastra khususnya menulis teks drama sulit diikuti dan
membosankan. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi, sulitnya
siswa dalam menuangkan ide dan gagasan, dan kurangnya keseriusan siswa dalam mengikuti
pelajaran.
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari guru. Kurangnya keterampilan menulis
drama dapat disebabkan karena strategi belajar dan mengajar yang digunakan guru kurang
optimal. Dalam pembelajaran menulis teks drama, guru masih menggunakan teknik ceramah
yang menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks
drama adalah dengan pendekatan kontekstual yang akan merangsang kemampuan siswa agar
terampil dalam menulis teks drama.
3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam tesis ini dipusatkan pada upaya peningkatan keterampilan
menulis teks drama dengan pendekatan konteskstual komponen konstruktivisme
(Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inkuiri), masyarakat belajar
(Learning Community), permodelan (Modeling), refleksi (Reflection) dan penilaian
sebenarnya (Authentic Assessment).
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis teks drama siswa kelas XI TKJ 1 SMKN
1 KEMLAGI setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual?
2. Bagaimana perubahan perilaku siswa kelas XI TKJ 1 SMKN 1 KEMLAGI setelah
mengikuti pembelajaran menulis teks drama dengan pendekatan kontekstual?
5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan keterampilan menulis teks drama siswa kelas XI TKJ 1 SMKN 1
KEMLAGI setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual?
2) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas XI TKJ 1 SMKN 1 KEMLAGI setelah
mengikuti pembelajaran menulis teks drama dengan pendekatan kontekstual?
6. Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan Tesis ini, peneliti berharap hasil penelitian ini akan mempunyai
manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
a. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini adalah memberikan masukan pengetahuan tentang
pengembangan teori pembelajaran menulis teks drama dengan pendekatan kontekstual. Selain
itu dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian yang lebih
lanjut.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini bagi guru, siswa, peneliti :
a. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternative pemilihan teknik pembelajaran
menulis teks drama.
b. Manfaat bagi siswa
Siswa lebih mudah dan cepat menemukan idea atau gagasan keterampilan menulis teks drama
dan meningkatkan keterampilan menulis teks drama siswa.
c. Manfaat bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah dapat memperkaya wawasan mengenai penggunakan
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran.
7. Metode penelitian :
1. Pendekatan Penelitian
2. Subjek Penelitian
3. Variabel Penelitian
1. Kajian Pustaka
Banyak penelitian yang menyangkut keterampilan menulis siswa SMK, di antaranya
hasil penelitian Thomas Bagyo. Bagyo (2004) dalam penelitiannya yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama dengan Teknik Modeling pada Siswa Kelas
IV D SD PL Bernardus Kemlagi, menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan menulis
teks drama setelah pembelajaran kontekstual komponen pemodelan diterapkan.
Hasil penelitian Astuti (2004) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis
Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa kelas XI
TKJ 1 SMKN 1 KEMLAGI. Hasil penelitian tersebut menunjukkan peningkatan
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas XI TKJ 1 SMKN 1 KEMLAGI setelah
menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan.
Utami (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis
Teks Drama Jawa dengan Media Kaset pada Siswa SMP Negeri 1 kemlagi mengkaji peran
media kaset dalam peningkatan keterampilan menulis teks drama Jawa dan perubahan
tingkah laku siswa. Penelitian relevan lainnya adalah penelitian yang dilakukan Komariyah
(2006). Peneliltian tersebut berjudul Peningkatan Keterampilan Menuis Teks Drama dengan
Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas XI TKJ 1 SMKN 1
KEMLAGI Patemon. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual
komponen pemodelan dapat meningkatkan keterampilan menulis teks drama.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual dapat diterapkan pada pembelajaran keterampilan menulis dengan
menggunakan komponen yang terdapat dalam pendekatan kontekstual.
2. Landasan Teoretis
Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah hakikat menulis, hakikat
menulis teks drama, dan hakikat pendekatan kontekstual. Deskripsi lengkap tentang hal-hal
tersebut adalah sebagai berikut :
a.Hakikat Menulis
Menulis mempunyai posisi tersendiri dalam kaitannya dengan upaya membantu siswa
mengembangkan kegiatan berpikir dan pendalaman bahan ajar. Menulis merupakan salah
satu kemampuan berbahasa yang paling kompleks. Menulis menuntut pengalaman, waktu,
kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi
seoranng penulis, menuntut gagasan-gagasan secara logis, diekspresikan secara jelas, dan
ditata secara menarik (Tarigan, 1996:8).
Menulis menuntut sejumlah pengetahuan dan kemampuan sekaligus. Pengetahuan
pertama menyangkut isi karangan, yang kedua menyangkut aspek-aspek kebahasaan dan
teknik penulisan yang dapat dipelajari secara teoretis.
Menulis mempunyai tujuan tertentu. Berdasarkan penyelidikan tehadap guru, menurut
Raimes (1987) kegiatan menulis bertujuan :
(1) preparasi atau persiapan yaitu tahap pengumpulan informasi dan data yag dibutuhkan,
(2) inkubasi atau pengendapan, saat mengolah ‘bahan mentah’ diperkaya melalui inkubasi
pengetahuan dan pengalaman yang relevan,
(4) verifikasi atau tinjauan secara kritis. Pada tahap ini, seorang penulis melakukan evaluasi
karya ciptaanya, self evaluation.
Pembelajaran menulis teks drama dalam penelitian ini adalah untuk melatih
keterampilan siswa dalam menulis teks drama dengan baik dan benar, serta sesuai dengan
kaidah penulisan drama. Pembelajaran menulis teks drama tidak akan maksimal tanpa
terlebih dahulu dilakukan latihan. Latihan menulis teks drama dilakukan secara bertahap agar
siswa mampu menulis teks drama dengan benar.
Waluyo (2003:159) menyatakan bahwa latihan menulis yang berkaitan dengan drama
dapat berupa menulis drama (sederhana), menulis synopsis drama, dan menulis resensi (teks
drama maupun pementasan drama). Tugas menulis itu dapat dilakukan secara individu
maupun secara kelompok. Hasilnya dapat dilaporkan kepada guru secara tertulis, dapat juga
dibaca di depan kelas.
c. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen
utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya
(Questioning), menemukan (Inkuiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan
(Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)
(Depdiknas 2002:5).
Nurhadi dan Senduk (2003:5) menyatakan bahwa pendekatan kontekstual adalah salah
satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu
diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa
mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan
yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan
dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan kehidupan baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu, siswa dilatih untuk dapat memecahkan masalah
yang mereka hadapi dalam suatu situasi, misalnya dalam bentuk simulasi, dan masalah yang
memang ada dalam dunia nyata.
Nurhadi (2004:106) menyampaikan bahwa penerapan CTL dalam kelas cukup mudah.
Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut :
(1) kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya,
Lebih lanjut Nurhadi (2004:107) menyampaikan ciri kelas yang menggunakan pendekatan
kontekstual yakni:
(2) kerjasama,
(4) gembira,
(5) belajar bergairah,
D. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Ebbut dalam Kasihani
Kasbolah (2001:9) mendefinisikan penelitian tindakan merupakan studi yang sistematis yang
dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan
tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut.
Ebbut melihat proses pelaksanaan penelitian tindakan ini sebagai suatu rangkaian
siklus yang berkelanjutan. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan dua siklus, masing-
masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) perencanaan,
(2) pelaksanaan,
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis teks drama siswa XI TKJ 1 SMKN 1
KEMLAGI
Kelas XI TKJ 1 tersebut terdiri dari 27 siswa, yaitu 21 laki-laki dan 6 perempuan.
Peneliti mengambil subjek tersebut dengan alasan berdasarkan hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMKN 1 kemlagi yang mengajar kelas XI TKJ
1, saat ini kondisi kemampuan menulis teks drama siswa kelas tersebut rendah.
3. Variabel Penelitian
Ada dua variabel yang diteliti yaitu:
1) keterampilan menulis teks drama dengan indikator menulis teks drama dengan
menggunakan bahasa yang sesuai untuk: mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog,
menghidupkan konflik, memunculkan penampilan (performance),
Bagyo, Thomas. 2004. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama dengan Teknik
Modeling pada Siswa Kelas IV D SD Bernardus Semarang. Skripsi: Unnes.
Kasihani, Kasbolah E.S. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Nursantara, Yayat. 2004. Kesenian SMA Seni Rupa, Musik, Tari, dan Drama untuk Kelas X.
Jakarta: Erlangga.
Sayuti, Suminto A. 2003. Sastra Model Posmo dan Pengajarannya. Semarang: Yudhistira.
Utami, Titi. 2005. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Drama Jawa dengan Media Kaset
pada Siswa SMP Negeri 3 Bawang Banjar Negara. Skripsi: Unnes.
Waluyo, Herman J. 2003. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: Hanindita Graha
Widya.
LAMPIRAN KEGIATAN