Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN PADA AN.

A DENGAN
DIAGNOSA ABDOMINAL PAIN
DI RUANG AL-IKHLAS
PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Disusun oleh :
RISA RIYANTI
1910206095

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nyri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual
yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Penyebab nyeri pada anak tidak hanya
penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker, tetapi juga cidera, oprasi, luka
bakar, infeksi, dan efek kekerasan.
Pada pengkajian nyeri pada anak berbeda dengan pengkajian nyeri pada orang
dewasa, pada pengkajian nyeri anak perawat harus mengkaji dari respon verbal
dan non verbal. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah QUESTT: Question
the child (bertanya pada anak mengenai rasa nyeri yang dialami), use pain rating
scale( menggunakan skala peringatan rasa nyeri sesuai dengan umur dan
kemampuan anak, missal dengan menggunkan skala wajah). Evaluate behavior
and physiologic changes ( mengevaluasi perubahan tingkah laku dan fisologis
seperti : menangis keras atau menjerit, memukul dengan tangan atau kaki ), secure
parent’s involvement ( melibatkan orang tua untuk mengamati reaksi anak dalam
menghadapi nyeri) , take cause or pain into account (menentukan dan mencatat
penyebab rasa nyeri), takeaction and evaluate results ( mengambil tindakan dan
mengevaluasi hasilnya, mengambil tindakan yaitu dengan menggunakan obat atau
tanpa obat, sedangkan untuk mengevaluasi dapat dilakukan secara verbal dan non
verbal)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, member dasar bagi penulis untuk merumuskan asuhan
keperawatan dengan diagnose nyeri pada An.A dibangsal Al ikhlas PKU
Muhmmadiyah Bantul.
C. TUJUAN
1. Tujan Umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan masalah utama nyeri pada
An.A dibangsal Al ikhlas ikhlas PKU Muhmmadiyah Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada An. A
b. Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada An.A
c. Menyusun intervensi yang sesuai dengan diagnose An.A
d. Melakukan implementasi keperawatan pada An. A
e. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada An.A
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Nyeri merupakan keadaan ketika individu mengalami sensasi ketidaknyaman dalam
merespons suatu rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda Juall, 2012). Nyeri akut
adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yangmuncul akibat
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam halkerusakan
sedemikian rupa (International Association for the Study of Pain); serangan yang tiba-
tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantidipasi
ataudiprediksi dan berlangsung < 6 bulan (NANDA, 2012).

Nyeri kronis adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkanyan
g muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam
halkerusakan sedemikian rupa (International Association for the Study of Pain); serangan
yang tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantidipasi ataudiprediksi dan berlangsung > 6 bulan (NANDA, 2012).

B. Etiologi
Faktor resiko
a. Nyeri akut
- Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
- Menunjukan kerusakanc.
- Posisi untuk mengurangi nyerid.
- Gerakan untuk melindungie.
- Tingkah laku berhati-hatif.
- Muka dengan ekspresi nyerig.
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak lingkaran hitam, menyeringai)h.
- Fokus pada diri sendirii.
- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, tempat, dan orang, proses berpilur)
- Tingkah laku distraksik.
- Respon otonom (perubahan tekanan darah, suhu tubuh, nadi, dilatasi pupil)
- Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
- Perubahan nafsu makan

b. Nyeri kronisa
- Perubahan berat badan
- Melaporkan secara verbal dan nonverbal
- Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
- Perubahan pola tidur
- Kelelahan
- Atrofi yang melibatkan beberapa otot
- Takut cederah.
- Interaksi dengan orang lain menurun
c. Faktor predisposisi
1) Trauma
- Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami
kerusakan,misalnya akibat benturan, gesekan, luka
- Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsanganakibat
panas, dingin, misalnya api atau air panas
- Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asamatau
basa kuat
- Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenaireseptor
rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar
- Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
- Peradangan
- Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
- Trauma psikologis

Faktor presipitasi

- Ligkungan
- Suhu ekstrim
- Kegiatan
- Emosi

C. Proses terjadinya
a. Teori pemisahan (Specificity theory)
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis (spinal card) melalui karnu
dorsalisyang bersinapsis dari daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur
danmenyilang dari garis median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir dari
kortekssensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.

b. Teori pola (Pathern theory)Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal
ke medulla spinalis danmerangsang sel T. Hal ini mengakibatkan suatu reson
yang merangsang ke bagianyang lebih tinggi yaitu korteks serebri serta kontraksi
menimbulkan persepsi danotot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.

c. Teori pengendalian gerbang (Gate control theory)


Nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalamaka
r ganglion dorsalis. Rangsangan pada serabut saraf besar akan
mengakibatkanaktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tutupnya pintu
mekanismesehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran
rangsangan akutterhambat. Rangsangan saraf besar dapat langsung merangsang
korteks serebri.Hasil persepsi ini akan dikembalikan dalam medula spinalis
melaui serat eferendan reaksinya mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada
serat kecil akanmenghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka pintu
mekanisme,sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan
menghantarkanrangsangan nyeri.
d. Teori transmisi dan inhibisiAdanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi
impuls-impuls saraf,sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-
impuls saraf. Padaserabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls lamban
dan endogen opialssystem supresif.

D. Komplikasi
a. Gangguan pola istirahat tidur
b. Syok neurogenik

E. Pemeriksaan penunjang
- CT scanc)
- Pemeriksaan darah lengkap
- MRI
- EKG

F. Penatalaksanaan keperawatan
a) Monitor gejala cardinal/ tanda-tanda vital
b) Kaji adanya infeksi atau peradangan di sekitar nyeri
c) Beri rasa aman
d) Sentuhan therapeutic
Teori ini mengatakan bahwa individu yang sehat mempunyai keseimbanganenergy
antara tubuh dengan lingkungan luar. Orang sakit berarti adaketidakseimbangan
energi, dengan memberikan sentuhan pada pasien, diharapkanada transfer energy.
e) Akupressure
Pemberian tekanan pada pusat-pusat nyerif
f) Guided imagery
Meminta pasien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan,tindakan
ini memerlukan suasana dan ruangan yang terang, serta konsentrasi dari pasien.
g) Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai
sedang.Distraksi visual (melihat TV atau ertandingan bola), distraksi audio
(mendengarmusik), distraksi sentuhan massage, memegang mainan), distraksi
intelektual(merangkai puzzle).
h) Anticipatory guidance
Memodifikasi secara langsung cemas yang berhubungan dengan nyeri.
i) Hipnotis
Membantu persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
j) Biofeedback
Terapi prilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentangrespon
nyeri fisiologis dan cara untuk melatih control volunter terhadap respon.Terapi ini
efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren dengan caramemasang elektroda
pada pelipis.

G. Skala Nyeri
0 : tidak nyeri
1 : nyeri sangat ringan
2 : nyeri ringan. Ada sensai seperti dicubit, namun tidak begitu sakit
3 : nyeri sudah mulai terasa, namun masih bisa ditoleransi
4 : nyeri cukup mengganggu (contoh: nyeri sakit gigi)
5 : nyeri benar-benar mengganggu dan tidak bisa didiamkan dalam waktu lama
6 : nyeri sudah sampai tahap mengganggu idera, trauma indera penglihatan
7 : nyeri sudah membuat anda tidak bisa melakukan aktivitas
8 : nyeri mengakibatkan anda tida bisa berpikir jernih, bahkan terjadi perubahan
perilaku
9 : nyeri mengakibatkan anda menjerit-jerit dan menginginkan cara apapun untuk
menyembuhkan nyeri
10 : nyeri berada ditahap yang paling parah dan bisa menyebabkan anda tak sadarkan
diri
H. Etiologi
a. Intensitas teori
Timbulnya nyeri disebabkan oleh stimulus yang bertubi-tubi dari reseptor
b. Pattern Teori
Persepsi nyeri akibat intensitas stimulasi (waktu dan jumlah rangsangan yang terlibat)

I. Faktor -faktor yang mempengaruhi nyeri


Pengalaman nyeri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
a. Arti Nyeri
b. Persepsi Nyeri
c. Toleransi Nyeri
d. Lingkungan : kebisingan, kesendirian, cahaya sangat kurang
e. Umur

J. Proses Terjadi
Respon Nyeri timbul apabila suatu stimulus nyeri mengaktifkan reseptor nyeri.
Informasi dari reseptor nyeri mencapai sistem saraf sentral melalui serabut desenden.
Bila informasi telah sampai di hipotalamus, maka seseorang akan merasakan adanya
suatu sensori serta mempelajari tentang lokasi dan kekuatan stimulus. Bila informasi
telah sampai di korteks serebri maka seseorang menjadi lebih terlibat dengan sensori
nyeri mencoba menginterprestasikan arti nyeri dan mencari jalan untuk menghindari
sensori nyeri lebih lanjut.

K. Manifestasi Klinis
a. Mayor
Pengungkapan tentang descriptor nyeri (individu akan melaporkan bahwa nyeri masih
terasa)
b. Minor
– Mengatpkan rahang atau mengepalkan tangan
– Ansietas
– Peka rangsangan
– Menggosok bagian yang nyeri
– Mengorok
– Gangguan konsentrasi
– Perubahan pola tidur
– Menarik bila disentuh
– Mual dan muntah
– Dilatasi pupil
– Perut kembung
L. Pemeriksaan Diagnostik
– Pemeriksaan Kimia Klinik

M. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


a. Distraksi
Metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan pasien pada hal – hal lain
sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialami.
b. Relaksasi
Metode untuk menghilangkan nyeri dengan teknik menarik nafas dalam – dalam
kemudian dihembuskan sambil dibiarkan tubuh kendor
c. Kompres hangat atau dingin
d. Stimulasi kulit
Stimulasi dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres dingin, balsam, analgetik,
dan stimulasi kontra lateral (menstimulasi kulit pada arah yang berlawanan)
e. Placebo
Suatu bentuk tindakan misalnya pengobatan atau tindakan keperawatan yang mempunyai
efek pada pasien akibat sugesti pada kandungan fisik atau kimianya.
f. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi analgetik.
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. DATA IDENTITAS
Nama : An.A
Tanggal lahir : 09-04-2015
Agama : Islam
Nama ibu : Ny.M
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Nama ayah : Tn.S
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Warak
Tanggal masuk RS : 19-10-2019
Tanggal pengkajian : 21-10-2019
Diagnose : Abdominal Pain

2. KELUHAN UTAMA
a. Alas an utama dibawa ke Rumah Sakit :
Ibu mengatakan anaknya tiba-tiba sakit perut hilang timbul
b. Tanda dan gejala yang dilihat oleh orang tua
Ibu melihat anaknya merasakan kesakitan dibagian perut

3. RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU


1. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal :
selama kehamilan ibu melakukan pemeriksaan kebidan lebih dari 6 kali.
imunisasi TT, tidak pernah menderita sakit selama hamil.
b. Intranatal :
An. A lahir ditolong oleh bidan, lahir secara sesar, langsung menangis,
berat badan lahir 2500 gram, panjang 45 cm, umur kehamilan 9 bulan.
c. Postnatal:
Bayi diasuh oleh kedua orang tua dan kakek neneknya, diberikan Asi
ekslusif, mulai umur 6 bulan diberikan makanan tambahan dan sekarang
sudah makan makanan keluarga.
2. Penyakit waktu kecil :
Ibu mengatakan anakny tidak memiliki riwayat penyakit kecil
3. Pernah dirawat di Rumah sakit:
Ibu mengatakan anaknya baru pertama kali masuk rumah sakit
4. Obat-obatan yang digunakan :
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah dibelikan obat diwarung tetapi selalu
dengan resep dokter.
5. Tindakan oprasi :
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah melakukan tindakan oprasi
6. Alergi :
Ibu mengatakan anaknya tidak memilik alergi
7. Kecelakaan :
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan
8. Imunisasi yang telah didapatkan :
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi BCG, Hep B1 dan
polio I pada usia baru lahir, Hep II pada usia 1 bulan, kemudian mendapatkan
DPT I dan polio pada usia 2 bulan, DPT II dan polio III pada usia 3 bulan,
DPT 3 dan polio IV pada usia 4 bulan, kemudian campak pada usia 9 bulan.

4. RIWAYAT KELUARGA
1. Penyekit yang pernah/sedang diderita oleh keluarga:
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
2. Gambarkan genogram

Keterangan :

Kakek ayah anak

Nenek ibu

5. RIWAYAR SOSIAL
1. Yang mengasuh anak :
Ibu mengatakan anaknya diasuh oleh kedua orang tua dan di bantu oleh kakek
neneknya
2. Hubungan dengan anggota keluarga :
Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga sangat baik
3. Hubungan dengan teman :
Ibu mengatakan hubungan dengan teman anaknya baik-baik saja
4. Pembawaan secara umum :
Ibu menilai anaknya aktif dan ceria
5. Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah bersih, ada pentilasinya, ada wc dan kamar
mandi,aman, tidak ada ancaman keselamatan bagi anaknya, tetapi jarak antar
rumah satu dengan rumah yang lainnya jaraknya dekat.

6. KEBUTUHAN DASAR
1. Nutrisi
a. Pemberian ASI/PASI :
Ibu mengatakan anaknya sudah tidak minum asi
b. Makanan yang disukai / tidak disukai :
Anak menyukai makanan seperti bakso atau mie ayam, minuman yang
disukai seperti susu bendera.
c. Makan dan minum selama 24 jam
Ibu mengatakan frekuensi makan sebelum sakit
d. Kebiasaan makan:
Ibu mengatakan anak biasanya makan disuapin
e. Alat makan yang digunakan :
menggunakan tangan ibunya, piring
f. BB lahir dan BB saat ini :
Ibu mengatakan BB lahir 2,5 Kg, dan BB saat ini :15 Kg
g. Masalah dikulit :
Ibu mengatakan tidak ada masalah dengan kulitnya
2. Pola istirahat tidur
a. Ritual/ kebiasaan sebelum tidur:
Ibu mengatakan sebelum tidur anak nya minum susu terlebih dahulu
Frekuensi tidur selama sakit 6 jam ,terbangun kalau pipis dan
kesakitan perutnya
b. Tidur siang:
Ibu mengatakan anaknya tidur siang sekitar 2 jaman
3. Mandi
a. Rutinitas mandi:
Ibu mengatakan anaknya mandi 2 kali sehari, tapi untuk di rumah sakit
belum pernah mandi hanya di lap-lap saja.
b. Kebersihan sehari-hari :
Ibu mengatakan anaknya selalu terjaga kebersihan nya
4. Aktivitas
a. Aktivitas sehari-hari:
Ibu mengatakan anaknya aktivitas sehari-hari adalah sekolah paud,
TPA, bermain dan tidur
b. Tingkat aktiviats anak:
Ibu mengatakan anak nya sering bermain di luar rumah dengan teman-
teman sebayanya
c. Persepsi terhadap kekuatan :
Ibu mengatakan anaknya kuat
d. Kemampuan kemandirian anak:
Ibu mengatakan anaknya sudah bisa ke wc sendiri pipis, anak sudah
bisa mandi sendiri dan makan sendiri
5. Eliminasi BAK dan BAB
a. Pola defekasi :
Ibu mengatakan tidak ada kesulitan dalam eliminasi, tidak ada darah,
frekuensi BAB saat sakit ini sudah 2 x, warna kecoklatan, testur agak
padat.
b. Mengganti pakaian dalam:
Ibu mengatakan kadang mengganti sebanyak 2-3 kali tergantung
aktivitas anak
c. Pola eliminasi urine:
Ibu pasien mengatakan BAK saat sakit ini sudah 6 kali, warna putih.
6. Kenyamanan
Ibu mengatakan anak mengeluh sakit perut , saking sakitnya sampai
keringatan .skala 3
7. Pola kognitif-persepsi
a. Responsive secara umum anak :
Responsivenya baik
b. Respons anak untuk berbicara, suara, objek sentuhan :
Respons nya baik
c. Apakah anak mengikuti objek dengan matanya
Iya, anak mengikuti dengan matanya
d. Vocal suara, pola bicara kata-kata:
Anak sudah bisa bicara dengan baik
e. Kemampuan untuk mmengatakan nama, waktu,alamat:
Anak sudah dapat menyebutkan namanya sendiri,nama ayah dan
ibunya
f. Kemampuan anak untuk mengidentifikasi kebutuhan
Anak sudah bisa mengidentifikasi kebutuhannya saat ia lapar, haus,
nyeri dan merasa tidak nyaman
8. Keamanan dan perlindungan:
Anak memiliki resiko jatuh, dan harus di angkat tiang pagar tempat
tidurnya

7. KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medis :
Abdominal Pain
2. Tanggal masuk RS:
19 Oktober 2019
3. Tindakan oprasi :
Anak tidak ada tindakan oprasi dan belum pernah
4. Status nutrisi/ gizi:
IMT=(BB/TB2)=(15 /1,072) = 13,15 (Berat kurang )
5. Status cairan :
Input : Output :
minum : 500 cc urin : 230 cc + 100cc
infuse : 500 cc IWL :121 cc
obat : 35 cc
injeksi : 12 cc
balance cairan : 1.047- 451= 596
6. Obat-obatan
Nama Obat Dosisi Indikasi
Injeksi ampicilian 350 gr Untuk mengobati penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri
ranitidin 150 mg Untuk menangani gejala atau penyakit yang
berkaitan dengan produksi asam berlebihan
dalam lambung
7. Aktivitas (mandiri atau dibantu)
Ibu mengatakan anaknya dibantu dalam aktivitas seperi ke wc, makan,minum
8. Tindakan keperawatan
Mengontrol nyeri , lokasia, frekuensi, skala nyeri pada pasien, dan
mengkolaborasi dengan farmakologi dan nonfarmakologi
9. Hasil Laboratorium
JENIS HASIL NILAI SATUAN
PEMERIKSAAN NORMAL
URIN WARNA KUNING KUNING
U. REDUKSI - NEGATIF
U. PIT 6,5 * 7,0
U. PROTEN - NEGATIF
U. BU > 1.025* 1.010-1.030
U. UROBILINOGEN + POSITIF
U. BILIRUBIN - NEGATIF
U. KETON - NEGATIF
U. NITRIT - NRGSTIF
U. LEKOSIT - NEGATIF
ESTERASE
U. SEDIMEN
U. LEKOSIT 0-1 NEGATIF /LP
U. ERITROSIT 1-2 * NEGATIF /LP
U. EPITEL 0-1 NEGATIF /LP
U. SED CA - NEGATIF /LP
OXALATE
U. JAMUR - NEGATIF /LP
U. SIL GRANULA - NEGATIF /LP
U. SED NH4URAT - NEGATIF /LP
U. SED PHOSPAT - NEGATIF /LP
AMORF
U. SED SIL EPITEL - NEGATIF /LP
U. SED SIL HYALIN - NEGATIF /LP
U. SED TRIPHEL - NEGATIF /LP
PHOSPHAT
U. SED URAT - NEGATIF /LP
AMORF
U. TRICHOMONAS - NEGATIF /LP
U. BAKTERI - NEGATIF /LP
BATANG
U. BAKTERI + NEGATIF /LP
COCCUS
U. SED ASAM URAT - NEGATIF /LP
8. PEMERIKSAAN FISIK
KU: Sedang, Kesadaran : CM, N:22 x/menit, RR: 110x/menit, T: 36,6 0C
TD:105/78 mmHg, TB: 107 cm
a. Kulit : warna kuling sawo mateng, suhu hangat, turgor elastic
b. Kepala : bentuk bulat normal, warna rambut hitam, tidak ada bengkak
c. Mata : jernih, simetris, conjungtiva merah jambu, tidak ada kelainan
d. Telinga : simetris, tidak ada peradangan, tidak ada nyeri tekan
e. Hidung: simetris, tidak ada pendarahan, tidak ada nyeri tekan
f. Mulut : bibir pucat, gusi normal, gigi normal, tidak ada pembengkakan
g. Tenggorokan : tonsil normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembengkakan
h. Leher : simetris, tidak ada nyeri tekan , tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid
i. Dada : normal , simetris, iramanya teratur, tidak ada suara tambahan
j. Abdomen : bentuk simetris, nyeri tekan, nyeri dibagian tengah
k. Genitalia dan anus : normal
l. Ekstremitas : kaki dan tangan normal,jumlah lengkap , panjangnya
,simetris, tidak ada pembengkakan, tangan kanan terpasang infuse

9. ANALISA DATA
DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH
DS: Agen cedera biologis : Nyeri
- Ibu mengatakan anaknya asam lambung
mengeluh kesakitan dibagian
perut
DO:
- Pasien tampak berbaring
ditempat tidur
- KU : sedang Kesadaran : CM,
N:22 x/menit, RR:
110x/menit, T: 36,6 0C
TD:105/78 mmHg
- Terpasang infuse RL 12 tpm
10. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan Tujuan (NOC) Rencana tindakan (NIC) Rasional
- Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri : akut 1. Untuk mengetahui lokasi,
dengan agen cedera biologis: keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri karakteristik, durasi,
asam lambung yang ditandai diharapkan mampu mencapai komprehensip yang meliputi lokasi, frekuensi dan kualitas nyeri
dengan Ibu mengatakan kerikteria hasil : karakteristik, durasi, frekuensi dan 2. Untuk mengetahu
anaknya mengeluh kesakitan 1. Mengenali nyeri, skala 4 kualitas intensitas nyeri selama
dibagian perut, anak tampak 2. Menggunakan tindakan 2. Indentifikasi interfensi nyeri selama pergerakan
lemes, KU: sedang, N:22 pencegahan nyeri, skala 4 pergerakan misanya aktivitas yang 3. agar pasien dan keluarga
3. Mengkolaborasi dengan diperlukan untuk pemulihan (nafas mengetahu mengenai nyeri
x/menit, RR: 110x/menit, T:
farmakologi dan dalam, ambulasi) 4. agar meringankan rasa
36,6 0C nonfarmakologi, skala 4 3. Ekplorasi pengetahuan dan kepercayaan nyeri
- 4. Melakukan teknik relaksasi mengenai nyeri, meliputi pengaruh 5. mengetahui status tanda
efektif skala 4 budaya dan mengatu posisi senyaman tanda vital pasien apakah
mungkin dalam batas normal
4. Gunakan kolaborasi dengan
farmakologi dan nonfarmakologi
5. Monitor TTV

11. CATATAN PERKEMBANGAN


Hari/tgl Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi TTD
Sabtu 20.00 - Nyeri akut berhubungan - Melakukan pengkajian umu pada pasien S: ibu pasien mengatakn anaknya masih
19/10/19 dengan agen cedera biologis: - Mengganti infuse yang habis kesakitan perutnya dan anaknya tidak mau
21.00 asam lambung - Mengukur TTV makan
22.00 - Injeksi ampicilian 350 mg O: pasien tampak meringis kesakitan, dan
memegang perutnya risa
-KU: sedang, N: 24x/menit, RR: 120
x/menit T: 36,8 0C
Terpasang infuse RL 12 tpm, injeksi
ampicilian masuk
A: Nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Monitor KU, Kesadaran umum
Monitor TTV
Monitor intake dan outpute
Monitor skala nyeri
Senin 14.00 - Nyeri akut berhubungan - Melakukan pemeriksaan TTV S: Ibu mengatakan anaknya masih
21/10/19 14.15 dengan agen cedera biologis: - Memberikan obat ranitidine 150 merasakan nyeri diperut, hilang timbul
asam mg -ibu mengatakan anaknya makan ½ porsi
17.00 - Mengganti infuse yang habis dan minum 1 gelas , BAK 2 x ,BAB -
19.00 - Memonitor skala nyeri O: pasien tampak berbaring ditempat risa
20.00 - Menanyakan makan, minum, BAK, tidur, dan memegang perutnya
-KU: sedang, N: 22x/menit, RR:
BAB 108x/menit T: 36,6 0C
Terpasang infuse RL 12 tpm, obat
ranitidine masuk
A: Nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
Monitor KU, Kesadaran umum
Monitor TTV
Monitor skala nyeri
Monitor status nutrisi (intake dan output)
Selasa 14.00 - Nyeri akut berhubungan - Injeksi ampicilian 350 mg S: ibu pasien mengatakan anaknya bisa
22/10/19 18.00 dengan agen cedera biologis: - Melakukan pemeriksaan TTV istirahat, nyeri perutnya berkurang
asam lambung - Memberikan obat ranitidine 150 mg -ibu mengatakan anaknya makan
mau,minum mau, BAK 1 ,BAB - risa
O: KU: sedang, kesadran: CM
Akral hangat, nadi kuat, crt <2
detik,turgor kulit elasitis, makan minum
ditelatenin
T:36,6 0C, N:20 x/menit, RR: 100x/menit
A: nyeri akut sudah teratasi
P: Hentikan intervensi
BLPL
Tunggu visit dokter
DAFTAR PUSTAKA

NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.(2018-2020)


NURSING INTERVENTIONS CLASSIFICATION (NIC).(2019)
NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION (NOC). (2019
https://www.academia.edu laporan dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah nyeri
https://www.academia.edu laporan pendahuluan pola gangguan nyeri

Clinical Instructor Bantul, 26 oktober 2019

Risa Riyanti

Anda mungkin juga menyukai