Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus merupakan suatu
kondisi dimana kadar gula darah dalam tubuh mengalami peningkatan karena
defisiensi insulin secara absolut. Kondisi seperti itu disebabkan oleh penyakit
autoimun yang merusaksel beta pankreas. Diabetes mellitus tipe 1 sering disebut
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan sebuah kondisi dimana gula darah mengalami
kenaikan yang disebabkan oleh sel beta pancreas memproduksi insulin dalam
jumlah sedikit dan juga adanya gangguan pada fungsi insulin atau resistensi
insulin.
Diabetes mellitus ini adalah diabetes yang terjadi pertama kali saat kehamilan.
3. Etiologi
Penyebab rusaknya sel beta pada pancreas yang menimbulkan diabetes mellitus tipe
1 pada tubuh belum diketahui secara pasti, akan tetapi ada kemungkinan bahwa sebab
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan diabetes mellitus tipe 1 meliputi faktor
adanya infeksi dari virus tertentu yang menyerang tubuh, atau bisa juga dikarenakan
pancreas. Selain itu bisa juga dikarenakan oleh beberapa hal seperti rusaknya genetic
dari sel beta dan genetic dari aksi insulin, serta adanya penyakit di pancreas misalnya
Penyakit diabetes mellitus tipe 2 penyebab pasti yang dapat menyebabkan seseorang
mengembangkan diabetes tipe 2 hingga saat ini belum diketahui secara jelas. Meski
begitu berdasarkan beberapa kasus yang dilaporkan, ada beberapa faktor tertentu
tersebut meliputi:
a. Usia
b. Ras
c. Riwayat keluarga
d. Distribusi lemak
f. Obesitas
g. Prediabetes
h. Diabetes gestasional
11
4. Manifestasi Klinik
Sering kali gejala dan tanda-tanda yang muncul pada penderita diabetes mellitus tipe
a. Keinginan buang air kecil di malam hari dengan intensitas tinggi dalam artian
sering.
b. Merasa haus dan lapar meski telah cukup minum dan makan.
lensa di mata.
c. Disfungsi seksual
h. Stroke
12
i. Penyakit jantung
6. Pemeriksaan Penunjang
mellitus tipe 1 adalah pemeriksaan laboratorium yang akan meliputi beberapa hal,
yaitu:
Pemeriksaan darah bertujuan untuk melihat berapa kadar gula darah sewaktu
(GDS), kada gula darah puasa, dan kadar gula darah dua jam post prandial. Pada
penderita diabetes mellitus tipe 1, umumnya akan ditemukan data seperti berikut:
b. Pemeriksaan urin
Umumnya pada tahapan tes ini akan didapatkan hasil dengan cara melihat adanya
1) Hijau (+)
2) Kuning (++)
3) Merah (+++)
c. Kultur pus
Pemeriksaan ini berguna untuk mencari tahu adanya jenis kuman pada luka, agar
dapat memberikan atau meresepkan antibiotic yang sesuai dengan jenis kuman
yang bersarang.
Pemeriksaan penunjang yang biasa diterapkan pada pasien diabetes mellitus tipe 2
7. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis pada diabetes mellitus tipe 1 meliputi beberapa hal, yakni:
c. Terapi insulin
d. Mengkonsumsi obat
2) Obat ginjal diabetic, seperti enalapril, Lisinopril, dan beberapa obat lainnya
4) Obat pencegah stroke, seperti aspirin yang dikonsumsi dalam dosis ringan.
e. Transplantasi
14
Penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada pasien diabetes mellitus tipe 2, yaitu:
a. Metformin
b. Pioglitazone
d. Sulfonylurea
e. Meglitinid
f. Gliptin
1. Definisi
tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional, obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun digunakan untuk
yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan
serta pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga
mental.
15
tentang Registrasi Obat Tradisional, bahan atau ramuan bahan yang dimaksud berasal
dari tumbuhan, hewan, mineral, dan sediaan sarian (galenik) dalam pengertian
bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum
mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih dari
600°C. (http://eprints.uny.ac.id/21787/4/4.%20BAB%20II.pdf)
telah diterima luas di negara-negara maju maupun berkembang sejak dahulu kala,
bahwa hingga 65% dari penduduk negara maju menggunakan pengobatan tradisional
2. Lidah Buaya
a. Uraian
Lidah buaya (Aloe Vera) merupakan tanaman yang biasa hidup di tanah kering
dan banyak mendapat sinar matahari. Tanaman ini begitu familiar karena
Lidah buaya memiliki khasiat ampuh dalam mengatasi berbagai penyakit karena
16
ia telah lama dimanfaatkan, bahkan ribuan tahun sebelum masehi. (Andari Faiha
Menurut Rodiyah (2009) dalam Sabathino (2014), lidah buaya (Aloe vera)
merupakan tanaman yang fungsional karena semua bagian dari tanaman ini dapat
makanan hingga untuk mengobati berbagai penyakit, dan salah satunya adalah
(http:eprints.umpo.ac.id/3375/2/BAB%201.pdf)
Dalam lidah buaya terkandung zat dan senyawa kimia antara lain aloin,
Menurut Bansole (2014), daun lidah buaya (Aloe vera L.) mengandung lemak tak
Daun dan akar mengandung saponin dan flavonoid, disamping itu daunnya juga
mengandung tanin dan polifenol. Kandungan yang lain barbaloin, iso barbaloin,
menghasilkan efek laksatif melalui peningkatan gerak peristaltik kolon. Gel Aloe
(https://eprints.umpo.ac.id%2F3375%2F2%2FBAB%25201.pdf)
sembelit, pusing, kurang gizi (malnutrisi), kejang pada anak, batuk rejan, wasir,
diabetes mellitus, muntah darah, haid tidak lancar, luka bakar, dan luka
Menurut Bansole (2014) salah satu tanaman yang dipercaya memiliki efek
vera dapat melindungi dan mengembalikan fungsi sel β pankreas yang sudah
rusak. Kemudian kandungan Aloe vera dapat bekerja menyerupai insulin dan
mengalami degenerasi.
(https://eprints.umpo.ac.id%2F3375%2F2%2FBAB%25201.pdf)
Menurut Bansole (2014) salah satu tanaman yang dipercaya memiliki efek
vera dapat melindungi dan mengembalikan fungsi sel β pankreas yang sudah
rusak. Kemudian kandungan Aloe vera dapat bekerja menyerupai insulin dan
18
mengalami degenerasi.
(https://eprints.umpo.ac.id%2F3375%2F2%2FBAB%25201.pdf)
Menurut Apriadji (2006), kandungan lidah buaya (aloe vera) yang dapat
menstabilakan kadar gula darah yaitu kromium. Kromium dibutuhkan oleh tubuh
(https://digilib.unisayogya.ac.id%2F470%2F1%2FNaskah%2520Publikasi.pdf)
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan data yang perlu dikaji pada proses perawatan keluarga
a. Mengidentifikasi data
1) Nama keluarga
3) Komposisi keluarga
19
6) Identitas religius
3) Riwayat keluarga dari lahir hingga saat ini, termasuk riwayat perkembangan
dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau yang berkaitan
4) Keluarga kedua asal orang tua (seperti apa kehidupan asalnya; hubungan
masa silam dan saat dengan orang tua (nenek-kakek) dan orang tua mereka)
c. Data lingkungan
Data lingkungan keluarga meliput seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari
pertimbangan area yang terkecil seperti aspek dalam rumah hingga komunitas
1) Karakteristik rumah
Uraikan tipe tempat tinggal, apakah keluarga memiliki rumah sendiri atau
Di dapur amati suplai air minum, sanitasi, kamar mandi, amati keadaan umum
Tipe lingkungan/ komunitas, tipe tempat tinggal, kondisi hunian dan jalan,
sanitasi jalan raya (kebersihan, pengumpulan sampah dll) adanya dan jenis
dan komunitas, karakteritik etnik dan kelas sosial penghuni, pekerjaan dan hbi
komunitas. Pelayanan kesehatan dan pelayanan dasar apa yang ada dalam
mobilitas geografis dari keluarga, dari mana keluarga tersebut berpindah dan
bermigrasi.
lembaga pelayanan apa yang dikenal komunitas. Seberapa sering atau sejauh
mana mereka menggunakan pelayanan atau fasilitas ini. Apa pola teritorial
21
kelompok atau organisasi yang memberi bantuan kepada keluarga atau yang
komunitasnya.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi
balik dan eksplorasi terhadap isu. Seberapa baik angota menjadi pendengar
validasi orng lain. Sejauh mana anggota menggunakan asumsi dan pernyataan
dengan pesan dalam suatu sikap yang bersifat menyerang. Seberapa sering
2) Struktur kekuasaan
Dengan kata lain bagaimana cara keluarga membuat keputusan. Atas dasar
tersebut dapat termasuk keluarga domoniasi isti atau suami, anak, nenek dll.
3) Struktur peran
a) Struktur peran formal, posisi dan peran formal apa yang dipengruhi setiap
anggota keluarga, apakah peran ini dapat diterima dan konsiste dengan
dibutuhkan.
b) Struktur peran informal, peran informal atau peran samar apa yang tedapat
peran samar atau informal, apakah ada peran informal yang disfungsional
pada keluarga atau anggota keluarga dalam jangka waktu yang lama. Apa
c) Analisis model peran (kapan masalah peran muncul), siapa yang menjadi
4) Nilai keluarga
a) Perbedaan dan sistem nilai, sejauh mana kesesuaian anatar nilai keluarga
dan kelompok rujuka keluarga dan atau sistem yang berinteraksi seperti
keluarga, nilai apa yang dianut secara secara disadari ata tidak disadari,
e. Fungsi keluarga
2) Fungsi sosialisasi, kaji praktik keluarga dalam membesarkan anak dalam isu,
3) Fungsi perawatan keluarga, nilai apa yang dianut keluarga dalam kesehatan,
anggota keluarga menyadari bahwa rekreasi aktif dan olahraga secara teratur
kopi, cola atau teh, apakah anggota keluarga menggunakan obat sebagai
fasilitas perawatan.
Apa saya stresor yang pernah dialami keluarga, kekuatan apa yang mengimbangi
kelaurga bereaksi terhadap stresor yang sedang diamali, streategi apa yang
25
disfungsional apa yang pernah digunakan keluarga atau apakah keluarga saat ini
keluarga dikelola secara adekuat. Apakah keluarga berada dalam kritis. Ketika
faktor penyebab, tanda dan gejala dan persepsi keluarga terhadap masalah.
untuk mengatasi masalah kesehatan, hal yang perlu dikaji adalah kemampuan
sikap negatif terhadap masalah kesehatan, apakah ada informasi yang salah
masalah kesehatan, data yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Sistem OMAHA merupakan sistem klasifikasi lain dari masalah klien yang sudh
menerima evaluasi memuaskan dari agensi kesehatan rumah. Sistem OMAHA ini
dikembangkan oleh Visiting Nurse Asocation (VNA) Omaha (1986). Martin dan
Scheet (1992) menguraikan tiga komponen dari sistem Omaha: skema klasifikasi
resiko dan faktor potensial terjadinya penyakti atau masalah kesehtan keluarga,
c. Problem (masalah)
klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin.
28
d. Etiologi (penyebab)
Adalah ciri, tanda dan gejala yang merupakan informasi yang diperlukan untuk
keadaan klinis yang telah divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang
dalam tansisis dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih
Sebagai contoh pasangan muda yang kemudian menjadi orang tua telah
memakain informasi dan lahirnya bayi baru sebagai tambahan dalam unit
efektif.
dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau resiko, yang diduga akan
(http://www.academia.edu/12263150/Konsep_Askep_Keluarga)
30
3. Perencanaan
perioritas. Intervensi tidak bersifat rutin, acak, dan terstandar, tetapi dirancang bagi
keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja. Menteapkan tujuan
bersama dengan keluarga merupakan tonggak dari suatu perencanaan efektif. Salah
satu rumus dasar keperawatan keluarga adalah bahwa klien mempunyai tanggung
jawab mutlak untuk mengelola kehidupa mereka dan menhargai keyakinan mereka
lebih utama dari pada menetapkan tujuan sepihak untuk beberapa alasan:
dengan keluarga.
b. Orang cenderung menolak untuk diperintah apa yang harus dilakukan, tetapi akan
lebih suka untuk bekerja terkait dengan tujuan yang mereka pilih dan dukung
sendiri.
1989)
ditetapkan, kriteria hasil ini diidentifikasi sebagai respon klien yang dapat dicapai dan
diinginkan oleh keluarga (Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000). Kliarifikasi hasil
tujuan, profesional kesehatan dan keluarga perlu untuk membuat cara alternatif guna
perawatan diri mereka, sistem dukungan keluarga, sumber bantuan fisik dan
agensi dan waktu serta kendala uang. Keterbatasan dalam hal ketersediaan tenaga dan
sumber lain dapat juga mempengaruhi pemilihan pendekatan dan identifikasi sumber.
perawat keluarga dan anggota keluarga perlu memutuskan apakah ada indikasi
untuk intervensi keluarga. Kriteria untuk membuat keputusan ini meliputi minat
dan motivasi keluarga menerima bantuan dan mengatasi masalah tersebut, tingkat
fungsi keluarga, tingkat keterampilan perawat, dan sumber yang tersedia (Wright
& Leahey, 2000). Selain itu perawatan promotf dan preventif kesehatan rutin,
diperlukan jika:
6) Anak atau remaja mengalami masalah emosi, perilaku, atau fisik dalam
7) Anggota keluarga yang mengalami penyakit kronik pindah dari rumah sakit
b. Penapisan Masalah
berikut:
33
Tabel 2.1
Penghitungan Skoring
1. Sifat Masalah :
Aktual 3 1
Resiko 2
Potensial 1
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah :
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
dicegah :
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
34
4. Menonjolnya masalah :
ditangani
perlu ditangani
c. Perhitungan Skoring
Pertama tentukan skor untuk setiap kriteria, skor yang diperoleh dibagi dengan
skor tertinggi dan dikalikan dengan nilai bobot. Setelah mendapatkan hasil
jumlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi adalah 5 sama dengan jumlah
(http://www.academia.edu/34666408/B._Konsep_Asuhan_Keperawatan_Keluar
ga)
4. Penatalaksanaan
dengan kesehatan tidak selalu menimbulkan tingkah laku sehat dan sebaliknya.
tidak lengkap sehingga melihat masalah hanya sebagian, keluarga tidak dapat
menghadapi tekanan sosial atau dan keluarga, keluarga ingin mempertahankan suatu
pola tingkah laku, keluarga gagal mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga,
keluarga tidak percaya dengan tindakan yang diusulkan oleh perawat. Sedangkan
faktor penyulit yang berasal dari petugas adalah petugas atau perawat cenderung
(http://www.academia.edu/9700731/Konsep_Dasar_Asuhan_Keperawatan_Keluarg
a)
5. Evaluasi
dalam menilai keberhasilan dan suatu tindakan keperawatan dan menentukan sejauh
mana tujuan sudah tercapai, bila tujuan tercapai ditentukan a1aannya apakah tujuan
realistis, mungkin tindakan tidak tepat karena mungkin ada faktor 1inkungan yang
36
tidak dapat teratasi. Tahap pada umumnya, tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu: evaluasi kuantitatif dimana evaluasi ini menekankan pada jumlah
pelayanan atau kegiatan yang telah diberikan. Sedangkan evaluasi kualitatif adalah
evaluasi yang difokuskan pada tiga dimensi yang saling berkaitan yaitu: evaluasi
struktur yaitu berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam suatu
berlangsung dan evaluasi basil merupakan basil dan pemberian asuhan keperawatan.
Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah tujuan dati tindakan
a. Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling valid untuk
pengamat dapat dikurangi dan menggunakan instrument yang tepat dan tujuan
perubahan dalam status kesehatan klien dapat diperoleh dan kartu penderita.
c. Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku yang rumit,
wawancara dapat disusun dan diberikan kepada keluarga yang berperan penting.
menganalisa masalah.
evaluasi adalah:
37
a. Subyektif : Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang
tindakan keperawatan.
b. Obyektif : Data yang bisa diamati dan diukur memalui teknik observasi,
palpasi, perkusi dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran
ditanggulangi.
tindakan hash evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga
(http://www.academia.edu/9700731/Konsep_Dasar_Asuhan_Keperawatan_Kel
uarga)