Kewurausahaan
Kewurausahaan
Ini merupakan masa yang sulit bagi industry penerbangan. Ancaman terorisme,
melonjaknya harga miyak, dan guncangan ekonomi secara keseluruhan telah merusak
sendi-sendi utama system penerbangan pada tahun 2007, hamper setiap perusahaan
pennerbnagan mengenakan biaya atas barang bawaan guna meningkatkan pendapatan.
Penumpang merasa tidak senang atas pelayanan bagasi yang buruk, namun membayar
untuk barang bawaan yang kecil dan penanganan bagasi yang tak dapat dipercaya salah
satu sumber terbesar ketidakpuasan pelanggan pada industru penerbangan.
Pada saat check in barang bawaan penumpang akan ditandai . tanda tersebut
berisi informasi penerbangan, barcode yang dapat dibaca oleh computer yang terdapat
padasistem penanganan bagasi. Ketika barcode di pindai oleh computer ,System segera
memproses infromasi pada barcode dan menentukan kemana barang bawaan tersebut
harus dikirim. Setekah di scan system akan mengetahui dimaanapun barang bawaan
anda berada. Barang bawaan disimpan di DCVs untuk di antar ke gerbang cepat. DCVs
adalah kendaraan tanpa manusia yang mampu membongkar dan memuat barang tanpa
menghentikan gerakan. Ketika barang bawaan mencapai gerbang , barang-barang
trsebut masuk kedalam stasiun penyortiran barang dimana karyawan penerbangan
menggunkan terminal computer untuk megirim barang bawan tersebut ke pseawat yang
tepat. Para penyedia system beralih dari penggunaan tanda barcode menggunakn RFID
untuk melekatkan tanda pada setiap brang bawaan. RFID adalah perangkat nirkabel
yang berfungsi memberikan infromasi keberadaan dan lokasi barang bawaan yang jauh
lebih mudah dalam meamantau barang bawaan ketimbang barcode. Tetapi, RFID jauh
lebih mahal ketimbang penanda barcode.
System penerbangan bagasi bukannya tanpa cact. Pada juli 2010, terjadi
kesalahan pada perangkat lunak yang menyebabkan tertutupnya system penanganan
bagasi di terminal penerbangan American Airlines di bandara JFK. Kegagalan
perangkat lunak pada perangkat pemindai bbarcode, memaksa barag bawaan secara ma
ual,menunda beberapa penerbangan dan menyebabkan menupuknya barang bawaan di
konter tiket. Kegagalan program modernisai system penanganan bagasi terbesar, terjadi
di Denver International periode 1993-2005. Setelah ,menghabiskan $250 juta , pihak
yang berwenang di bandara akhirnya memutuskan menghentikan ushaa modernisasi
systemnya dan kembali ke sistemnya yang lama., yang kemudian secra perlahan
diperbaiki hingga tahun 2011. System itu sendiri bukanlah pekerjaan yang sepele,
melibatkan 4000 kendaraan, 5,5 mil mesin pembawa barang , dan 22 mil jalur barang .
kegagalan yang terjadi pada Denver, memberikan pelajaran penting tentang
pemogramana bagasi yang harus dijadikan petunjuk dan teknologi penangnan bagasi
yang garus dijadikan peutnujuk dan teknologi penangann bagasi yang lebih baik akan
meningkatkan pelayanan secara signifikan kepada penumpang penerbangan.