Anda di halaman 1dari 13

Bentuk Implementasi Sila ke-3

dalam Profesi Keperawatan

Disusun Oleh :

1. Anggun Roro Utami


2. Aulia Nurul
3. Dimas Tri Pandaru
4. Dwi Nursifa
5. Fadila Rizki
6. Siwi Bagus Wardhana
7. Suci Maulita Saeri
8. Vinda Ervina
9. Yuwana Oktaviani Fajri

Tingkat 1B

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


D III KEPERAWATAN PURWOKERTO
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Implementasi Pancasila
pada sila ke 3” ini dengan baik tanpa halangan suatu apapun.

Makalah sederhana ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas semester satu tingkat
1B serta memahami mengenai implementasi pancasila pada sila ke 3. Dalam penyajian makalah
ini, kami memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Bapak Eli Hasan sebagai dosen mata kuliah pancasila
3. Teman – teman yang telah membantu dan memberi semangat
4. Dan semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu

Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca.

Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya remaja sebagai
generasi bangsa, bagi pembaca sera dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa kita
Indonesia untuk mencapai tujuannya masing – masing sehingga dapat dijadikan panutan yang
berguna bagi masa depan nusa bangsa dan agama sekaligus menjadi contoh kepada generasi –
generasi penerus bangsa kita Indonesia ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….……3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….…4
A. Latar Belakang…………………………………………………………………....4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….…..4
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….……....4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..5
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..……7
Kesimpulan……………………………………………………..…………………….7
Saran………………………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi
sekarang. Merekahnya matahari bulan Juni 1945 disambut dengan lahirnya sebuah konsepsi
kenegaraan yang yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu lahirnya Pancasila.Sudah
bertahun – tahun Pancasila ditetapkan sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Pandangan hidup bangsa Indonesia, Filsafat bangsa dan sendi kehidupan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, tidak diragukan lagi peran Pancasila di negara kita ini yaitu Negara
Indonesia. Untuk itu, penerapan dan pengamalan sila – sila dalam Pancasila adalah suatu hal
yang wajib dilakukan bagi tiap – tiap warga negara.

Sebagai falsafah negara, Pancasila merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan
light-star bagi segenap bangsa Indonesia di masa – masa selanjutnya, baik sebagai pedoman
dalam memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup untuk
kehidupan masyarakat Indonesia sehari – hari dan sebagaimana yang telah diungkapkan
sebagai dasar serta falsafah Negara Republik Indonesia.

Namun, saat ini penerapan Pancasila hanya menjadi teori di kampus bahkan
masyarakat pun mengetahui bunyi butir Pancasila tanpa mengetahui makna yang terkandung
didalamnya. Pancasila hanya dijadikan suatu simbol tanpa ada tindakan nyata bagi terciptanya
masyarakat yang berbangsa dan bernegara, mahasiswa merupakan pejuang perubahan
penerapan Pancasila yang lebih baik yang seharusnya turun kejalan untuk mengajak
masyarakat mengamalkan nilai – nilai pancasila, Pancasila kini mulai hilang semangatnya.
Apalagi generasi muda saat ini sudah mulai meninggalkan nilai nilai yang terkandung dalam
pancasila yang sudah seharusnya dijadikan pedoman bagi mereka untuk hidup bermasyarakat.

Pancasila seolah-olah hanya sebagai simbol negara tanpa adanya wujud nyata untuk
keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia. Maka dari itu kita sebagai generasi muda
penerus bangsa harus bersatu untuk mewujudkan tujuan bangsa Indonesia seperti yang
tercantum pada pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea 4. Semua itu akan terwujud
apabila timbul kesadaran dari diri kita sendiri.

Tanpa nilai – nilai persatuan dan kesatuan maka akan terjadi perpecahan bangsa
Indonesia. Karena keheterogenan masyarakat Indonesia yang sangat rentan akan hal itu.
Ditambah keadaan wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan terdiri atas
banyak suku bangsa. Untuk itu dicetuskan wawasan nusanara untuk menyatukan pandang
perbedaan yang ada di Indonesia.

4
Pancasila berasal dari Bahasa sansekerta dari kata panca yang berarti lima dan sila yang
berarti dasar. Jadi Pancasila ialah lima dasar. Selain pengertian diatas beberapa ahli juga
memberikan pendapat mengenai pengertian Pancasila. Menurut Ir. Soekaro Pancasila ialah isi
jiwa bangsa Indonesia secara turun temurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh
kebudayaan barat , dengan demikian Pancasila tidak saja falsafah negara , tetapi lebih luas lagi
yakni falsafah bangsa Indonesia. Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar
Filsafat atau Dasar Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi Negara
atau (Staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk
mengatur pemerintahan Negara, atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasar
untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila merupakan sumber kaidah hukum
Negara yang secara konstitusional mengatur Negara Republik Indonesia beserta seluruh
unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, beserta pemerintah Negara. Kemudian pengertin Pancasila
menurut Muhammad Yamin, Pancasila adalah lima dasar yang berisi pedoman atau aturan
tentang tingkah laku yang penting dan baik.

Menurut Prof. Dr. Drs. Raden Mas Tumenggung Notonagoro S.H. Pancasila adalah
falsafah negara Indonesia, sehingga dapat diartikan kesimpulan bahwa Pancasila merupakan
dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia,
sehingga dasar pemersatu, lambing persatuan dan kesatuan serta bagian ketahanan bangsa dan
bernegara. Menurut Dr. kuntowijoyo pencetus radikalisasi Pancasila ini merasa resah karna
Pancasila hanya dijadikan sebagai lip servis bahkan dijadikan alat politik untuk melanggengkan
kekuasaan.

Istilah Pancasila pertama kali ditemukan didalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular
yang di tulis pada zaman majapahit abad ke-14. Dalam kitab itu istilah Pancasila diartikan
sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila karma) dan berisi lima larangan,
yaitu:

1. Melakuksn kekerasan
2. Mencuri
3. Berjiwa dengki
4. Berbohong
5. Mabuk akibat minuman keras

Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara diawali pada masa penjajahan jepang.
saat itu jepang berjanji memberi kemerdekaan, janji itu direalisasikan pada 29 April 1945 dengan
membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, disingkat BPUPKI) dengan anggota 60 orang.

Selama masa jabatan BPUPKI telah melakukan sidang 2 kali yaitu pada:

a. Masa Sidang I tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945

5
Pada sidang ini BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada
persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia
merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh:

1. Mr. Mohammad Yamin


Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka yang intinya
sebagai berikut:
a) Peri Kebangsaan
b) Peri Kemanusiaan
c) Peri Ketuhanan
d) Peri Kerakyatan
e) Kesejahteraan Rakyat.
2. Mr. Supomo
Usulan dari Mr. Supomo adalah sebagai berikut:
a) Persatuan
b) Kekeluargaan
c) Keseimbangan Lahir dan Batin
d) Musyawarah
e) Keadilan sosial.
3. Ir. Soekarno
Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini:
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme atau Perikemanusiaan
c) Mufakat atau Demokrasi
d) Kesejahteraan Sosial
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Masa Sidang II tanggal 10 Juli - 16 Juli 1945

Hasil dari persidangan ini adalah BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang
beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugas Panitia Sembilan
adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara Indonesia merdeka.
Anggota Panitia Sembilan terdiri atas Ir. Soekarno (ketua), Abdul Kahar Muzakir, Drs. Moh.
Hatta, K.H. Wachid Hasyim, Moh. Yamin, H. Agus Salim, Ahmad Soebardjo, Abikoesno
Tjokrosoejoso, dan A. A. Maramis. Hasil Panitia Sembilan adalah berhasil merumuskan dasar
negara yang diberi nama Piagam Jakarta (Jakarta Chaeter) pada tanggal 22 Juni 1945. Selesai
menjalankan tugasnya, BPUPKI dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945. Sebagai gantinya,
dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai.

6
Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), seorang opsir Angkatan Laut
Jepang (Ratulangi) minta kepada Hatta supaya Piagam Jakarta dicoret dari pembukaan UUD
1945, karena kalau tidak, kemungkinan golongan Kristen dan Katolik di Indonesia Timur akan
berdiri di luar republik. Maka Hatta dan beberapa tokoh Islam mengadakan pembahasan sendiri
untuk mencari penyelesaian masalah kalimat ”... dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” pada kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Selain pembahasan perubahan sila pertama pancasila, pada
sidang PPKI juga di bahas perubahan Bab II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi ”Presiden ialah
orang Indonesia yang beragama Islam” diubah menjadi ”Presiden ialah orang Indonesia asli”.

Dalam sidang pertamanya 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan undang-undang dasar negara
Indonesia yang kini terkenal dengan sebutan UUD 1945, terdiri atas dua bagian, yaitu
"Pembukaan" yang di dalamnya memuat Pancasila dan "Batang Tubuh UUD." Keberadaan UUD
1945 diumumkan dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946 pada halaman
45–48. Selanjutnya dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 12 Tahun 1968 ditegaskan kembali
tentang rumusan Pancasila sebagai berikut.

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarat an perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana implementasi sila ke 3 dalam profesi keperawatan ?


2. Bagaimana tantangan sila ke 3 dalam profesi keperawatan ?
3. Bagaimana upaya menyelesaikan tantangan sila ke 3 dalam profesi keperawatan ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui implementasi sila ke-3 dalam profesi keperawatan


2. Untuk mengetahui tantangan dari sila ke-3
3. Untuk mengetahui upaya dalam menyelesaikan tantangan sila ke-3

7
BAB II

PEMBAHASAN

Pancasila adalah ideologi dasar negara Indonesia dan menjadi landasan keputusan
bangsa Indonesia yang mencerminkan kerpibadian bangsa dan sebagai dasar dalam
mengatur pemerintahan negara. Secara etimologis, Pancasila berasal dari Bahasa
sansekerta dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar. Jadi Pancasila ialah
lima dasar.Pancasila merupakan.

1. Implementasi sila ke 3 dalam profesi keperawatan


Implementasi adalah suatu penerapan atau tindakan yang dilakukan berdasarkan
rencana yang telah disusun atau dibuat dengan cermat dan terperinci sebelumnya atau
dengan kata lain bentuk aksi nyata dalam melaksanakan rencana yang telah dirancang
dengan matang bukan hanya sekedar tindakan semata. Sedangkan implementasi keperawatn
itu sendiri merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter dan Perry,
1997).

Sila ketiga dari Pancasila menyatakan bahwa Indonesia adalah negara persatuan
kebangsaan yang menyatukan perbedaan. Persatuan dari kebhinekaan masyarakat Indonesia,
memberi kesempatan yang sama bagi aneka perbedaan agama atau keyakinan, budaya,
bahasa dan suku bangsa. Saat ini, banyak ideologi-ideologi seperti komunisme, liberalisme,
sosialisme, nasionalisme bahkan spiritualisme mengalami krisis eksistensi. Ketika ideologi-
ideologi itu dinilai tidak memuaskan, maka ideologi lain dimunculkan dengan cara yang
radikal, anti kemanusian dan anti peradaban seperti golongan golongan yang bermunculan
dengan bom yang mereka bawa, dan mengaku berjihad di jalan Allah. Namun dengan
adanya sila ke 3 sudah sepatutnya seluruh masyarakat indonesia selalu berpedoman kepada
persatuan Indonesia.

Pancasila harus menjadi nilai-nilai kewarganegaraan yang dijalankan secara nyata


dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila harus ditanamkan di setiap profesi dan kondisi, baik
bagi petani, buruh, perempuan, kaum miskin, intelektuil, dan ekonomi rakyat. Akhirnya,
masa depan Pancasila tidak bisa hanya tergantung pada negara dan pemerintah saja.
Pancasila harus menjadi realitas yang mampu menjawab tantangan kehidupan masyarakat
secara nyata. Pancasila juga harus menjadi pegangan bagi warga negara Indonesia saat
terjadi perpecahan dan perbedaan. Sila ke 3 Persatuan Indonesia menjadi pengingat bahwa
Indonesia adalah satu dan tidak dapat terpecahkan oleh apapun itu paham yang dapat
menggoyahkan dasar negara serta pancasila.

8
Contoh Implementasi sila ke 3 dalam profesi keperawatan

1. Mengembangkan kerja sama sebagai tim dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan.


2. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dari pada kepentingan pribadi.
3. Perawat harus menjalin hubungan baik terhadap sesama perawat lain, staf kesehatan
lainnya, pasien dan keluarga agar tidak terjadi konflik yang menimbulkan perpecahan.
4. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan pasien dan
instansi sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
5. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan pasien apabila diperlukan.
6. Mengembangkan rasa cinta kepada pekerjaan bukan hanya sebagai penghasilan semata
7. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia yang
menjunjung persatuan dan kesatuan.
8. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
9. Mengembangkan persatuan instansi atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
10. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
11. Bangga dengan jati diri sebagai perawat Indonesia

Banyak yang mengatakan bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang dekat dengan
syurga tetapi juga dekat dengan neraka. Hal tersebut terkait dengan pekerjaan sehari harinya
dalam merawat pasien. Dibutuhkan kesabaran yang sangat mendalam dan harus berhati hati
saat menghadapi pasien. Pekerjaan perawat menjunjung keharmonisan perawat dan pasien
agar proses keperawatan dapat berjalan dengan lancar sehingga pasien cepat sembuh.

Selain menjunjung keharmonisan antara perawat dan pasien, sila ke 3 pacasila


mengajarkan cara berkoordinasi atau bekerja sama dengan sesama perawat. Pada kerja
lapangan ada perawat yang senior dan ada perawat yang juior. Perawat junior harus pintar
pintar menyapa seniornya, sopan saat minta untuk diajari, dan berusaha menjadi junior yang
baik. Namun, tetap harus menghormati seniornya. Apa lagi jika berada dalam kondisi
terdesak, padahal fisik perlu beristirahat. Maka, saling pengertian dan berkoordinasi satu
sama lain akan memudahkan terlewatinya masa sulit tersebut.

Kemudian di rumas sakit perawat juga bekerja sama dengan tim kesehatan seperti
dokter, kesehatan lingkungan, gizi, radiologi dan masih banyak yang lainya. Agar system
rumah sakit berjalan dengan lancar, koordinasi antar tim kesehatan harus baik. Perbedaan

9
mereka dijadikan ajang untuk saling melengkapi satu sama lain, bukan saling merendahkan
dan menghina.

Teknologi yang canggih apabila dieksplorasi maksimal dapat memajukan kesejahteraan


instansi dan mempererat hubungan tim kesehatan di dalamnya. Mungkin dengan cara
sosialisasi kesehatan dengan media digital yang menarik sehingga masyarakat. Serta
menggunakanya di instansi agar pelayanan kesehatan bisa memuaskan.

Persatuan perawat di Indonesia bahkan di forum dunia telah dibentuk, dengan tujuan
mulia mereka bergerak bersama sama tanpa memandang asal daerah, asal sekolah atau asal
tempat bekerja. Banyak kegiatan social yang mereka lakukan seperti peduli lingkungan dan
memberi pelayanan kesehatan gratis bagi yang tidak mampu, walau masih dengan fasilitas
yang sederhana.

Sebenarnya, banyak sekali kondisi dalam profesi keperawatan yang bisa disisipi nilai
sila ke 3. Karena pada dasarnya, semua sila dalam pancasila diambil dari masyarakat bangsa
Indonesia sendiri di kehidupan sehari hari.

2. Tantangan sila ke 3 dalam profesi keperawatan


Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuan untuk menggugat
kemampuan. Pada profesi keperawatan profesionalisme merupakan proses dinamis dimana
akan terbentuk perkembangan karakteristik serta perubahan sesuai dengan tuntutan profesi
dan kebutuhan masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, maka perawat harus
memperjuangkan tuntutan profesi tersebut. Dimana dalam prosesnya tidak jarang kita akan
mendapatai tantangan di setiap proses yang kita jalani. Sebagai perawat yang professional
sudah seharusnya kita mempersiapkan hal itu dengan baik dan terencana agar tercapainya
tujuan yang sudah ditentukan sejak awal. Dalam kehidupan nyata tak jarang kita akan
mendapati berbagai macam tantangan diantaranya sebagai berikut :

1. Mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan pasien.


2. Tidak mampu bekerja sama dengan tenaga medis lain dalam memberikan pelayanan
kesehatan terhadap pasien.
3. Perbedaan pendapat dengan sesama perawat dalam penanganan pasien.
4. Membawa permasalahan pribadi saat sedang bertugas sehingga membuat pasien tidak
nyaman dengan sikap perawat.
5. Tidak mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien.

Dalam proses kehidupan kita tentu tidak selamanya akan menjumpai tantangan.
Setiap tantangan yang kita hadapi pasti akan menemukan jalan keluarnya. Perlu adanya
usaha untuk menghadapi tantangan itu. Tantangan tidak akan terasa sulit apabila kita bisa
10
menemukan cara yang tepat dan berkualitas demi terciptanya perawat yang unggul, bermutu,
dan berprestasi. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukannya penyelesaian tantangan dalam
menghadapi tantangan yang tercantum dalam implementasi sila ke 3 dalam profesi
keperawatan. Berikut penyelesaian tantangan sila ke 3 :
1. Tidak egois tetap mengutamakan kepentingan kolektif terhadap pasien. Karena kita
sebagai perawat diberi tanggung jawab kepada pasien, bagaimana jadinya jika seorang
perawat memiliki sifat egois terhadap pasien, pasti kesembuhan pasien akan lama atau
terlantar. Dan itu tidak mencerminkan sikap sebagai seorang perawat yang sejati.
2. Mengutamakan dan menciptakan kerjasama tim yang baik demi pelayanan yang akan kita
lakukan terhadap pasien. karena di dalam tim kesehatan itu mengutamakan kerjasama
dalam memberikan pelayanan yang terbaik terhadap pasien.
3. Saling menghargai dan menghormati antar sesama perawat. Dengan latar belakang setiap
perawat yang berbeda beda kita sudah seharusnya menghargai karena tidak semua orang
mempunyai sifat maupun perilaku yang sesuai dengan keinginan kita sehingga toleransi
sangat penting antar sesama perawat.
4. Bersikap profesional dalam segala situasi dan kondisi demi kenyamanan bersama
terhadap perawat dengan perawat, pasien dengan perawat dan sebaliknya. Bagaimana pun
keadaan kita sebagai seorang perawat harus bisa menempatkan pasien dengan senyaman
mungkin.
5. Terus berusaha secara maksimal untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
bagi pasien. Sebagai seorang perawat sudah seharusnya kita memberikan pelayanan
terbaik kepada pasien karena bagaimanapun kesehatan pasien itu prioritas bagi seorang
perawat. Pasien sehat perawat pun senang.

Pada setiap hal pasti memiliki kemudahan dan kesukaran tersendiri untuk digapai atau
dilakukan. Dari kesukaran tersebut akan muncul perasaan tertantang atau ingin menaklukan
hal tersebut. Tantangan itu harus disikapi dengan baik, mungkin dengan menganggapnya
sebagai batu loncatan agar kedepanya bisa lebih semangat.

3. Upaya menyelesaikan sila ke 3 profesi keperawatan

INI JUGA DI KASIH PENGANTAR SAMA DIJELASIN UPAYA – UAPAYA


MENYELESAIKAN SILA KE 3! 😊

11
BAB III

KESIMPULAN

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dasar negara Republik Indonesia. Pancasila
juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia, maka manusia
Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu, pengamalannya harus dimulai
setiap warga negara Indonesia, setiap penyelengara negara yang secara meluas akan berkembang
menjadi pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan
baik di pusat maupun di daerah.

Dalam menjalankan profesi sebagai tenaga kesehatan, memberikan pelayanan


yangterbaik untuk pasien merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya karena
uang.Ketulusan melayani tanpa membeda- bedakan satu sama lain merupakan salah
satuimplementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila.Bangsa Indonesia tidak bisa
menghindari akan adanya tantangan global denganmenjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam
menghadapi globalisasi bangsa Indonesia akantetap bisa menjaga eksistensi dan jati diri Bangsa
Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://ainamulyana.blogspot.com/2016/08/perumusan-dan-penetapan-pancasila.html?m=1

http://karyatanganzaenalmibrahim.blogspot.com/2014/11/implementasi-nilai-nilai-pancasila-
pada.html?m=1

https://id.scribd.com/doc/178313858/Pancasila-Dlm-Keperawatan

Https://www.academia.edu

13

Anda mungkin juga menyukai