Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1 ASSISTENSI GEODESI SATELIT

Resume Bab I “Satellite Geodesy 2nd completely revised and extended


edition” (Penulis Buku: Günter Seeber)

Oleh:
IRMA DEWANTARY
03311840000037

Dosen Pengampu:
Mohammad Rohmaneo Darminto, ST, MSc.

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2020
1. Pendahuluan

1.1 Subjek Geodesi Satelit

Geodesi adalah ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi (Helmert,
1884). Geodesi satelit terdiri dari teknik observasi dan komputasi yang memungkinkan untuk
menyelesaikan masalah geodetik menggunakan pengukuran dari, untuk, atau di antara satelit
buatan manusia yang sebagian besar berada dekat dengan bumi. Apabila definisi Helmert
ditinjau lebih jauh lagi, tujuan dari geodesi satelit pada dasarnya untuk dipertimbangkan secara
fungsional. Masalah dasar yang muncul pada geodesi satelit adalah:

1. Penentuan posisi 3D global, regional dan lokal yang tepat,


2. Penentuan medan gravitasi bumi dan fungsi linier bidangnya,
3. Pengukuran dan pemodelan fenomena geodinamik.

Saat ini pengamatan satelit digunakan untuk menyelesaikan masalah di berbagai bidang
sehingga geodesi satelit dapat dikatakan memiliki persamaan geosains dan ilmu teknik.
Misalnya dengan menambah akurasi dan kecepatan, hasil dari geodesi satelit dapat digunakan
untuk bidang ilmu lain seperti geofisika, oseanografi dan navigasi, dan membentuk bagian
internal dari geoinformatika.

Sejak peluncuran satelit artifisial pertama, SPUTNIK-1, pada 4 Oktober 1957, geodesi
satelit telah berkembang secara pesat menjadi sub-disiplin ilmu Geodesi yang kuat dan mandiri.
Pada akhirnya Geodesi Satelit didasarkan pada pengamatan benda langit artifisial. Arah,
rentang, dan kisaran-rentang ditentukan antara lokasi permukaan bumi dan satelit atau antara
satelit. Beberapa pengukuran, misalnya akselerasi, dilakukan di dalam satelit itu sendiri. Hasil
pengamatan geodetik-astronomi atau gravimetri digunakan dalam bidang Astronomi dan
Geodesi Fisik untuk penentuan bidang gambar dan gravitasi Bumi (Torge, 2001).

Dalam masalah regional dan lokal, geodesi satelit merupakan bagian dari survei dan
geoinformatika. Sebaliknya, bidang geodesi matematika dan astronomi geodesi memberikan
dasar penting dalam geodesi satelit sehubungan dengan sistem referensi. Hal yang sama
berlaku untuk bidang geodesi astronomi dan fisik, yang menyediakan informasi tentang bidang
gravitasi bumi. Karena interaksi yang dekat ini, pemisahan yang tajam dari bidang yang
berbeda dalam geodesi menjadi semakin sulit, dan itu tidak lagi signifikan. Pertimbangan
gabungan dari semua yang dapat diamati secara geodetik dalam konsep terpadu dikembangkan
lebih awal dalam bidang Integrated Geodesy.
1.2 Klasifikasi dan Konsep Dasar Geodesi Satelit

Pentingnya satelit buatan dalam geodesi menjadi jelas dari pertimbangan dasar berikut.
(1) Satelit dapat digunakan sebagai target yang mengorbit tinggi, yang terlihat dari jarak jauh.
Berdasarkan konsep jaringan trigonometri bumi, satelit bisa dianggap titik control tetap dalam
jaringan dimensi global. Jika satelit diamati dari stasiun bumi yang berbeda, orbit satelit yang
diatur oleh gravitasi menjadi tidak penting lagi karena yang digunakan adalah property yang
menjadi target. Pertimbangan ini mengarah pada metode geodesi satelit, metode yang
digunakan mempunyai kelebihan daripada metode-metode klasik yaitu dapat menjembatani
jarak yang cukup jauh. Semua landasan di bawah jaringan dapat ditentukan dalam kerangka
referensi koordinat global tiga dimensi yang seragam. Mereka membentuk polyhedron yang
mengelilingi bumi. Pada awal tahun 1878, Bruns mengusulkan konsep seperti itu, yang
kemudian dikenal sebagai Cage of Bruns.

(2) ) Satelit dapat dianggap sebagai probe atau sensor di bidang gravitasi bumi. Nilai
penting dari satelit adalah bahwa ia adalah benda yang bergerak di dalam medan gravitasi bumi.
Pandangan ini mengarah pada metode dinamik geodesi satelit. Penentuan gabungan parameter
medan gravitasi dan koordinat geosentris dalam domain geodesi satelit dinamis mengarah ke
masalah umum penentuan parameter atau estimasi parameter. Hal ini mungkin termasuk
parameter penentuan dari bumi (rotasi Bumi, gerakan kutub) serta fenomena geodinamik
lainnya.

Klasifikasi lebih lanjut tentang teknik pengamatan yang berkaitan antara platform
pengamatan dan platform target dapat dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu:

1. Metode Bumi ke Angkasa


- Sistem fotografi satelit,
- Satellite Laser Ranging (SLR),
- Penentuan posisi Doppler (TRANSIT, DORIS), dan
- Penggunaan Navigasi dari Global Positioning System (GPS, GLONASS, GNSS
masa depan).
2. Metode Angkasa ke Bumi
- Satelit Altimetri
- Spaceborne laser, dan
- Gradiometri satelit.
3. Metode Angkasa ke Angkasa
- satellite-to-satellite tracking (SST).

1.3 Perkembangan Sejarah Geodesi Satelit

Perkembangan dari geodesi satelit dimulai dengan peluncuran satelit buatan pertama,
SPUTNIK-1, pada tanggal 4 Oktober 1957. Namun, akar perkembangan ini dapat diidentifikasi
lebih awal. Jika memperhitungkan penggunaan satelit Bumi alami, Bulan, maka geodesi satelit
dinamis telah ada sejak awal abad ke-19. Pada 1802, Laplace menggunakan gerakan nodal
bulan untuk menentukan perataan Bumi menjadi f = 1/303.

Jika menyimak perkembangan geodesi satelit hingga saat ini, secara umum
perkembangannya dapat dikategorikan dalam periode-periode sebagai berikut:

a. Periode 1958-1970
Periode ini dianggap sebagai periode pembangunan metode dasar untuk
pengamatan satelit dan untuk perhitungan dan analisis orbit satelit. Fase ini ditandai
dengan
penentuan arah optik-fotografi dengan kamera.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi selama periode ini adalah:
 1958 Peluncuran EXPLORER-1,
 1958 parameter penggepengan bumi dari Data Satelit (f = 1 / 298.3),
 1959 Pembuktian bumi berbentuk “pear shape” ,
 1959 Teori Gerakan Satelit Buatan (Brouwer),
 1960 Peluncuran TRANSIT-1B,
 1960 Peluncuran ECHO-1, Theory of Satellite Orbits (Kaula) 1960,
 1962 Peluncuran ANNA-1B, dan
 1962 Koneksi Geodetik antara Prancis dan Aljazair (IGN).

Pada tahun 1964, banyak masalah geodetik dasar telah berhasil diatasi, yaitu:

- penentuan nilai numerik yang tepat untuk penggepengan bumi

- Penentuan bentuk umum geoid secara global

- penentuan koneksi antara datum geodetik yang paling penting (untuk ± 50 m).
b. Periode 1970-1980
Fase proyek ilmiah. Teknik observasi baru dikembangkan, khususnya SLR,
serta altimetri satelit. Sistem TRANSIT digunakan untuk survei posisi geodetik.
Peningkatan Akurasi sehingga pengamatan memungkinkan pengukuran fenomena
geodinamik (rotasi bumi, gerakan kutub, deformasi kerak bumi). Survei Doppler
digunakan di seluruh dunia untuk pemasangan dan penggunaan jaring kontrol geodetic.
c. Periode 1980-1990
Fase penggunaan teknik satelit dalam geodesi, geodinamika, dan survei. Metode
satelit semakin banyak digunakan oleh komunitas survei, menggantikan metode
konvensional. Proses ini dimulai dengan hasil pertama yang diperoleh dengan
NAVSTAR Global Positioning System (GPS) dan menghasilkan perspektif baru dalam
survei dan pemetaan. Aspek kedua menyangkut peningkatan akurasi pengamatan.
d. Periode 1990 hingga sekitar 2000
Fase layanan permanen internasional dan nasional. Pemanfaatan yang meluas
dan intensif dari sistem-sistem satelit navigasi, altimetry, dan remote sensing seperti
GPS, Topex/Poseidon, IKONOS, dan SAR.
e. 2000 dan seterusnya

Setelah lebih dari 40 tahun geodesi satelit dilakukan, pengembangan teknik


ruang geodetik terus berlanjut. Harus ada peningkatan akurasi yang signifikan dalam
resolusi temporal dan spasial.

1.4 Aplikasi Geodesi Satelit

Berikut ini adalah contoh beberapa aplikasi geodesi satelit dalam beberapa bidang
aplikasi:
a. Bidang Geodesi Global
- bentuk umum bidang gambar dan gravitasi Bumi,
- ellipsoid referensi Bumi,
- Pembentukan kerangka referensi terestrial global,
- koneksi antara datum geodetik yang ada, dan
- Koneksi datum nasional dengan datum geodetik global.
b. Bidang Kontrol Geodetik
- Pembentukan kontrol geodetik untuk jaringan nasional,
- pemasangan jaringan kontrol 3D yang homogen,
- analisis dan peningkatan jaringan terestrial yang ada,
- Pembentukan koneksi geodetik antar pulau,
- densifikasi dan ekstensifikasi jaringan yang ada.
c. Bidang Geodinamika
- jaringan pemantau/kontrol untuk pergerakan kerak/lempeng,
- array permanen untuk kontrol 3D di area aktif,
- gerakan kutub, rotasi Bumi, dan
- Pasang surut bumi.
d. Bidang Navigasi dan Geodesi Kelautan
- Navigasi yang tepat untuk kendaraan darat, laut, dan udara,
- penentuan posisi yang tepat untuk pemetaan laut, eksplorasi, hidrografi, oseanografi,
geologi kelautan, dan geofisika,
- koneksi dan kontrol alat pengukur pasang surut.

1.5 Struktur dan Tujuan Buku

Geodesi satelit memiliki persamaan antara ilmu-ilmu fundamental dan terapan. Kedua
aspek itu dapat dilakukan, namun penekanan utama buku ini adalah pada metode observasi dan
aplikasi. Struktur dari buku ini adalah: Dasar-dasar geodetik dibahas dalam bab [2], Gerakan
satelit dekat Bumi, termasuk gangguan utama dan metode dasar penentuan orbit, dibahas dalam
bab [3], Berbagai metode pengamatan geodesi satelit dibahas dalam bab-bab [4] - [11], Dalam
bab [12], ringkasan aplikasi yang berorientasi masalah diberikan.

Implikasi geodesi satelit mempengaruhi hampir semua bagian geodesi dan survei.
Mempertimbangkan besarnya jumlah informasi terkait, buku ini hanya mungkin untuk
menjelaskan prinsip dasar, dan untuk memberikan pedoman utama bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai