Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

(RSIA) CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER


NOMOR :

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

Menimbang : I. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan obat di Rumah


Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Citra Aguswar Medical Center, maka
diperlukan penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan
Obat.
II. Bahwa agar pencapaian Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat
(PKPO) di RSIA Citra Aguswar Medical Center dapat terlaksana dengan
baik, maka perlu adanya Keputusan Direktur tentang Pelayanan
Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) Rumah Sakit Ibu dan Anak
(RSIA) Citra Aguswar Medical Center sebagai landasan bagi
penyelenggaraan kegiatannya.
III. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
Ibu dan Anak (RSIA) Citra Aguswar Medical Center.

Mengingat : I. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang


Rumah Sakit.
II. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
III. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2009 tentang
Praktek Dokter.
IV. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/SK/II tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal.
V. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
VI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
986/Menkes/XI tahun 1992 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
VII. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III tahun 2008
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
VIII. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
012/Menkes/Per/III tahun 2012 tentang Standar Akreditasi Rumah
Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
IX. 058/Menkes/Per/IV tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit
Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu
Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Pariaman Nomor
001/SIO/KEP/DPM,PTSP dan NAKER – 2018 Tentang Izin Operasional
Rumah Sakit Ibu dan Anak Citra Aguswar Medical Center
MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) CITRA
AGUSWAR MEDICAL CENTER TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) RUMAH SAKIT IBU DAN
ANAK (RSIA) CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER.
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) Rumah Sakit
Ibu dan Anak (RSIA) Citra Aguswar Medical Center sebagaimana dimaksud
dalam Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Kebijakan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat(PKPO) Rumah Sakit
Ibu dan Anak (RSIA) Citra Aguswar Medical Center sebagaimana dimaksud
dalam Diktum Kedua harus dijadikan acuan dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada pasien di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Citra
Aguswar Medical Center.
KEEMPAT : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur ini, apabila terdapat peraturan
yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini, maka peraturan - peraturan
yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku.
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam
Peraturan Direktur ini, maka akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.
KEENAM : Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Pariaman
Pada Tanggal : 4 Maret 2019

RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER


Direktur,

Dr. Indah Gustari


LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER
NOMOR :
TANGGAL : 4 Maret 2019

TENTANG
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
RSIA CITRA AGUSWAR MEDICAL CENTER

I. PENGORGANISASIAN
1. Rumah sakit menetapkan struktur organisasi dan operasional sistem pelayanan kefarmasian
dan penggunaan obat sesuai dengan peraturan perundang undangan
2. Pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat di RS dikelola oleh apoteker yang memiliki izin
3. Pelaksanaan kajian pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat didokumentasikan selama
12 bulan terakhir
4. RS memiliki sumber informasi obat yang tepat, terkini, dan selalu tesedia bagi semua yang
terlibat dalam penggunaan obat disemua unit pelayanan yang terkait
5. Pelaporan dan tindak lanjut terhadap kesalahan penggunaan obat yang dilakukan harus
sesuai peraturan perundang-undangan

II. SELEKSI DAN PENGADAAN


1. Rs menetapkan formularium yang disusun oleh tim sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
2. Tim formularium melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap penggunaan obat baru
yang ditambahkan dalam formularium termasuk efek obat yang tidak diharapkan, efek
samping dan medication error
3. Tim formularium melakukan pemantauan kepatuhan terhadap formularium baik dari aspek
persediaan maupun penggunaan
4. Tim formularium melakukan kajian pelaksanaan formularium sekurang kurangnya sekali
setahun berdasarkan informasi tentang keamanan dan efektivitas
5. Rs menetapkan proses pengadaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP yang aman, bermutu,
bermanfaat serta berkhasiat sesuai peraturan perundang-undangan
6. Pelaksanaan manajemen rantai pengadaan sediaan farmasi, alkes, BMHP serta proses
penyimpanan dan transportasi yang dilakukan harus sesuai peraturan perundang-undangan
7. Pengadaan sediaan obat yang dilakukan rumah sakit harus berdasarkan kontrak
8. Jika sediaan farmasi, alkes, dan BMHP terjadi kekosongan stok maka dilakukan konfirmasi
kepada dokter tentang adanya obat substitusi atau dapat mengadakan perjanjian kerja sama
pengadaan dengan pihak luar

III. PENYIMPANAN
1. Tata laksana penyimpanan sediaan farmasi, alkes, dan BMHP dilakukan dengan baik, benar,
serta aman sesuai ketentuan.
2. Penyimpanan obat dan zat kimia yang digunakan harus diberi label yang terdiri atas
isi/nama obat, tanggal kadaluarsa dan peringatan khusus
3. Apoteker bertanggung jawab melakukan supervisi terhadap penyimpanan obat yang tepat
dan baik di unit farmasi maupun di unit terkait lainnya serta perlindungan dari kehilangan
atau pencurian.
4. Penyimpanan dan pelaporan bahan berbahaya, narkotika dan psikotropika dikelola dengan
baik, benar dan aman secara akurat sesuai peraturan perundang-undangan
5. Penyimpanan elektrolit konsentrat tidak boleh di area rawat inap kecuali bila dibutuhkan
secara klinis dan harus diatur keamanannya untuk menghindari kesalahan
6. Boks penyimpanan elektrolit konsentrat wajib diberi label high alert
7. RS menetapkan tata kelola penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat dengan
ketentuan khusus
8. RS menetapkan tata kelola penyimpanan dan pengawasan penggunaan obat emergensi di
unit terkait serta upaya pengamanan dari pencurian dan kehilangan.
9. Tempat penyimpanan obat emergensi di unit terkait wajib memiliki daftar obat dan
pencatatan pengambilan
10. RS memiliki sistem penarikan kembali dan pemusnahan sediaan farmasi, alkes dan BMHP
yang tidak layak pakai karena rusak, mutu substandar atau kadaluwarsa serta di
dokumentasikan

IV. PERESEPAN DAN PENYALINAN


1. Peresepan / permintaan obat/ instruksi pengobatan yang dilakukan oleh staf medis yang
kompeten dan berwenang harus secara benar, lengkap dan terbaca.
2. Apoteker harus melakukan rekonsiliasi obat pada saat pasien masuk, pindah unit pelayanan,
dan sebelum pulang
3. Catatan riwayat penggunaan obat pasien harus didokumentasikan dalam rekam medis
4. RS menetapkan kriteria syarat elemen kelengkapan resep dan tata kelola permintaan
obat/resep / instruksi pengobatan peresepan untuk menghindari kesalahan.
5. RS menetapkan kriteria syarat elemen kelengkapan resep dan tata kelola permintaan
obat/resep / instruksi pengobatan peresepan serta melakukan evaluasi untuk menghindari
kesalahan.
6. Jika terdapat resep / permintaan obat/ instruksi pengobatan yang tidak benar, tidak lengkap,
dan tidak terbaca maka petugas terkait wajib melakukan konfirmasi ke staf medis.
7. Pengelolaan resep khusus seperti darurat, cyto, standing order, berhenti otomatis, tapering
dan lainnya harus diprioritaskan dan diberi code pada resep tersebut.
8. RS membatasi jumlah resep atau jumlah pemesanan obat oleh staf medis yang mempunyai
kewenangan jika diperlukan.

V. PERSIAPAN DAN PENYERAHAN


1. Proses persiapan dan penyerahan obat seperti pencampuran obat kemoterapi obat
intravena / epidural/ nutrisi parenteral dengan teknik aseptik dan harus berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan praktik profesi.
2. RS memiliki sistem yang seragam dalam persiapan dan penyerahan obat serta proses
pengkajian resep dan telaah obat dilakukan oleh apoteker.

VI. PEMBERIAN (ADMINISTRATION) OBAT


1. RS menetapkan staf klinis yang kompeten dan berwenang sesuai surat izin profesinya dalam
memberikan obat termasuk pembatasannya
2. Sebelum penyerahan obat kepada pasien, harus di verifikasi terlebih dahulu dan khusus obat
high alert harus dilakukan double check.
3. Pengobatan sendiri / self administration dan obat yang dibawa dari luar RS oleh pasien
penggunaannya diketahui serta dimonitoring oleh petugas yang berkompeten.

VII. PEMANTAUAN (MONITOR)


1. RS memiliki sistem pemantauan dan pelaporan efek samping obat serta didokumentasikan di
rekam medis pasien.
2. RS menetapkan proses pelaporan dan tindakan untuk meminimalisir kesalahan penggunaan
obat (medication error) ,KTD, KNC, KTC, dan sentinel.

Anda mungkin juga menyukai