Anda di halaman 1dari 12

Satuan Acara Penyuluhan

Terapi Bermain
“Menyusun Balok”
DISUSUN OLEH : Safitri Pujayanti Valentina
NIM : P3.73.20.1.17.070
KELAS : 3 Reguler B
PROGRAM STUDI : :D III Keperawatan
MATA KULIAH : :Keperawatan Kelompok Khusus

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN ANAK

Pokok Bahasan : Terapi bermain pada anak di lingkungan rumah


Sub Pokok Bahasan : Menyusun Balok
Tempat : Posyandu RT 15 RW 04
Hari/tanggal : Selasa, 4 Februari 2020
Waktu : 30 menit (jam 10.30 – 11.00)
Sasaran : Anak usia Toddler (1-3 tahun)
Jenis permainan : Menyusun Balok

A. Latar Belakang
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti
halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan
emosinya.Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya.
Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga
anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi
orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit
diharapkan kebutuhan bermain anak terpenuhi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit diharapkan anak
mampu :
1. Mendemonstrasikan menyusun balok
2. Menunjukkan ekspresi non verbal dengan tertawa, tersenyum dan
saling bercanda
3. Agar anak dapat belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya

C. Metode dan Media


1. Metode
a. Bermain bersama
b. Mendengarkan tanggapan anak atau tanya jawab
2. Media
a. Balok Berwarna
b. Hadiah

D. Kegiatan
1. Pengorganisasian
a. Leader : Safitri Pujayanti Valentina
b. Notulen : Yuliya Kartika
c. Fasilitator : Maryani, Tirca Milka, Firna Ayu
Pembagian tugas :
a. Peran Leader
- Mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga berakhirnya
terapi
- Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.
b. Peran Observer/Notulen
- Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota
kelompok dengan evaluasi kelompok
c. Fasilitator
- Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang
akan dilakukan
- Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
- Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar
dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
- Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
- Membimbing kelompok selama permainan

2. Setting tempat

Keterangan :

= Leader

= Fasilitator

= Observer/Notulen

= Peserta

= Orangtua
3. Kegiatan Bermain
No Waktu Terapis Anak
1. 5 menit Pembukaan:
1. Leader membuka dan mengucapkan Menjawab salam
salam Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Memperkenalkan pembimbing Mendengarkan dan saling
4. Memperkenalkan anak satu persatu dan berkenalan Mendengarkan
anak saling berkenalan dengan Mendengarkan
temannya
5. Kontrak waktu dengan anak
6. Mempersilahkan leader
2. 20 menit Kegiatan bermain:
1. Leader menjelaskan cara bermain Mendengarkan
2. Menanyakan pada anak, anak mau Menjawab pertanyaan
bermain atau tidak
3. Membagikan permainan Menerima permainan
4. Leader, dan fasilitator memotivasi anak Bermain
5. Observer mengobservasi anak Bermain
6. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
3. 5 menit Penutup:
1. Leader menghentikan permainan Selesai bermain
2. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
3. Menyampaikan hasil permainan Mendengarkan
4. Membagikan hadiah pada semua anak Senang
yang bermain
5. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
6. Leader menutup acara Mendengarkan
7. Mengucapkan salam Menjawab salam
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur Yang diharapkan:
 Alat-alat yang digunakan lengkap
 Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses Yang diharapkan:
 Terapi dapat berjalan dengan baik
 Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
 Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
 Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
3. Evaluasi Hasil Yang diharapkan:
 Anak mampu menyusun balok sesuai permintaan terapis
 Anak mampu menyusun balok sesuai imajinasinya
 Anak mampu menjelaskan bentuk balok yang telah ia susun sesuai
imajinasinya
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

A. PENGERTIAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti
halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan
berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan perkembangan
emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu
yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk
bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman,
kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya
kurang mendapat kesempatan bermain.

B. TODDLER
1. Pengertian Toddler
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan ( 1 – 3 tahun ) pada
periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan
bagaimana menngontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan
tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal
( Perry, 1998 ).
2. Aspek Bahasa
Pada usia ini anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa.
Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum
jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami
pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
Pada anak usia 13 bulan, anak sudah mulai dapat mengucapkan kata – kata
sederhana seperti “mama” atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak
sudah dapat mengucapkan kata gantidiri dan merangkainya dengan
beberapa kata sederhana dan mengutarakan pesan – pesan seperti, “ Adik
mau susu.” . Pada anak usia 18 – 23 bulan, anak mengalami perkembangan
yang pesat dalam mengucapkan kata – kata. Perbendaharaan kata anak –
anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain itu anak sudah mulai sadar
bahwa setiap benda memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya untuk
melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata – kata baru lebih cepat.
3. Aspek Sosial
a. Mengembangkan sikap sosial bermain
b. Belajar menjauhi orang tua walaupun masih cemas
c. Kemampuan berbahasa dan berhubungan dengan orang lain
meningkat.
4. Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
a. Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah
bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
b. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :
c. Lingkungan prenatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai
yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin,
kebiasaan merokok dan lain-lain.
d. Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

5. Macam Bermain
a. Bermain aktif. Pada permainan ini anak berperan secara aktif,
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri.
Bermain aktif meliputi :Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory
Play). Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi,
mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain pasif. Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain
dengan melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak
sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi
kebosanan dan keletihannya. Contoh ; Melihat gambar di
buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1) Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2) Tidak ada variasi dari alat permainan.
3) Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4) Tidak mempunyai teman bermain.
6. APE ( Alat Permainan Edukatif )
a. Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
b. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari
motorik kasar dan halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda,
bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting,
pensil, bola, balok, lilin, dll.
c. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
d. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
e. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama,
misal kotak pasir, bola, tali, dll.
7. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain
a. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
b. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
d. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
e. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
8. Permainan yang dianjurkan :
a. Menggambar
b. Bermain lempar bola
c. Menyusun balok
d. Mobil – mobilan

C. MATERI BERMAIN MENYUSUN BALOK


1. Pengertian
Bermain menyusun balok merupakan salah satu jenis permainan yang
bisa dilakukan dalam proses terapi bermain bagi klien anak yang sedang
menjalani proses hospitalisasi. Terapi bermain ini dapat digunakan sebagai
terapi bagi anak dengan usia mulai 16 bulan. Bermain dengan cara
menyusun balok pada dasarnya tidak hanya membantu mengembangkan
kemampuan motorik anak tetapi juga berperan penting dalam proses
pengembangan kognitif klien. Kemampuan klien menyusun balok berkaitan
erat dengan kemampuan kognitif klien karena pada dasarnya bermain
dengan cara metode menyusun balok tidak hanya melatih kemampuan
motorik halus klien tapi lebih dari itu bermain menyusun balok memerlukan
perencanaan meskipun masih relatif sederhana.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun balok secara lancar
maka dia sudah siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang
lebih lanjut seperti mencorat-coret kertas, belajar menggosok gigi sendiri
dan makan dengan menggunakan sendok. Menyusun balok mengandalkan
keterampilan memegang benda kecil, meletakkannya di atas balok lain
sambil mengusahakan keseimbangan. Keterampilan memegang benda kecil,
sebenarnya dicapai anak sejak berusia 10 bulan, saat ia mulai suka
menjumput remah-remah kue yang berserakan di dekatnya.
2) Faktor Penyebab Ketidakmampuan Menyusun Balok
Menurut Immanuel, ketidakmampuan melakukan tugas
perkembangan tertentu, seperti menyusun balok, dapat menghambat
berkembangnya keterampilan berikutnya. Saat anak anda berusia 18 bulan,
dan ia tidak berminat bermain susun balok perlu diwaspadai. Kemungkinan
si kecil mengalami keterlambatan. Faktor penyebabnya yaitu:
a) Karena kurang dirangsang atau kurang latihan
Anak berusia 1 tahun perlu dilatih dengan memberinya balok.
Umumnya, anak usia ini berminat pada hal-hal yang berhubungan
dengan sebab-akibat, sehingga ingin mencoba memadukan satu benda
dengan benda lain.
b) Ada gangguan pada mata
Pandangan yang tidak jelas pada anak membuatnya enggan melakukan
kegiatan yang menggunakan benda-benda kecil. Anda perlu
memeriksakannya ke dokter sebelum hal ini berlangsung lama.
c) Ada gangguan pada saraf atau retardasi mental
Gangguan ini dapat diwaspadai dari kemampuan meraba. Bila anda
mendapati si kecil anda mengalami kelainan pada keterampilan meraba,
anda perlu waspada. Segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan
pemeriksaan
3) Keuntungan Menyusun Balok
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan menyusun
balok, antara lain:
a) Terapi bermain menyusun balok dapat merangsang keterampilan proses
berfikir dan motorik anak
b) Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat
c) Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk
mandiri. Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan
mandiri pada anak.
d) Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa
senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan
perasaan dan pikiran cemas, takut, sedih tegang dan nyeri
e) Permainan yang terapeutik akan dapat meningkatkan kemampuan anak
untuk mempunyai tingkah laku yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Yudiernawati, Atty. 2006. Peran Bermain Dalam Perkembangan Psikososial


Anak. Malang: Politeknik Kesehatan Malang

Anda mungkin juga menyukai