Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga
golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-
sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan
suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator
warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi.
Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna
biru dalam larutan yang bersifat basa.
Sifat asam basa suatu larutan juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH
merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan
larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau
dengan pH meter. Dengan penjelasan tersebut di atas penyusun ingin menjelaskan tentang
keseimbangan asam basa setra berbagai macam faktor atau hal - hal yang berkaitan dengan
keseimbangan asam basa. Serta menjelaskan bagaimana asuhan keperawatan yang di berikan
pada pasien dengan gangguan keseimbangan asam dan basa.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Asam dan Basa ?
2. Apakah Pengertian dari Kekuatan Asam dan Basa ?
3. Apakah Pengertian dari Asam dan Basa dalam Kehidupan ?
4. Apakah Pengertian dari Keseimbangan Asam dan Basa ?
5. Apa saja Gangguan-gangguan yang disebabkan oleh Keseimbangan Asam Basa ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Asam dan Basa.
2. Untuk Mengetahui Pengertian dari Kekuatan Asam dan Basa.
3. Untuk Mengetahui Pengertian dari Asam dan Basa dalam Kehidupan.
4. Untuk Mengetahui Pengertian dari Keseimbangan Asam dan Basa.
5. Untuk Mengetahui Gangguan-gangguan yang disebabkan oleh Keseimbangan Asam Basa.

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 1


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asam dan Basa


Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul
yang mengandung atom – atom hidrogen yang dapat melepaskan ion hidrogen dalam larutan
dikenal sebagai asam. Satu contoh asam adalah asam hidroklorida ( HCL ), yang berionasi
dalam air membentuk ion- ion hidrogen ( H+ ) dan ion klorida ( CL- ) demikian juga, asam
karbonat ( H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat ( HCO3-).
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion
bikarbonat ( HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu ion hidrogen
untuk membentuk asam karbonat ( H2CO3). Demikian juga ( HPO4 ) adalah suatu basa karena
dia dapat menerima satu ion hidrogen untuk membentuk ( H2PO4 ). Protein- protein dalam
tubuh juga berfungsi sebagai basa karena beberapa asam amino yang membangun protein
dengan muatan akhir negatif siap menerima ion-ion hidrogen. Protein hemoglobin dalam sel
darah merah dan protein dalam sel-se tubuh yang lain merupakan basa-basa tubuh yang paling
penting.
Istilah “basa“ sering digunakan secara sinonim dengan “alkali”. Alkali adalah suatu
molekul yang terbentuk dari kombinasi satu atau lebih logam alkali – natrium, kalium, litium,
dan seterusnya dengan ion yang sangat mendasar seperti ion Hidroksil ( OH- ). Bagian dasar
dari molekul-molekul ini bereaksi secara tepat dengan ion-ion hidrogen untuk
menghilangkanya dari larutan dan oleh karena itu, merupakan basa-basa yang khas untuk
alasan yang serupa, istilah “alkolis” merujuk pada kelebihan pengeluaran ion-ion hidrogen
dari cairan tubuh, sebaliknya penambahan ion-ion hidrogen yang berlebihan dikenal sebagai
“asidosis “.

Teori Asam-Basa

1. Teori Asam-Basa Arrhenius

Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat yang dalam air dapat
menghasilkan ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+) sehingga dapat meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+).

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 2


Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida sehingga dapat
meningkatkan konsentrasi ion hidroksida.

Reaksi keseluruhannya :

Secara umum :

Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat
diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.

2. Teori Bronsted dan Lowry

Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus BrΦnsted (1879-1947) dan


kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan teori
asam basa baru, yang ternyata lebih umum.

 Asam : Zat yang mendonorkan proton (H+) pada zat lain


 Basa : Zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.

Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam
basa, yakni :

HCl(g) + NH3(g) →NH4Cl(s)

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 3


Keterangan :
Simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen khlorida
mendonorkan proton pada amonia dan berperan sebagai asam.
Menurut teori BrΦnsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun
basa. Bila zat tertentu lebih mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan
lawannya sebagai basa. Sebaliknya, bila zuatu zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan
berperan sebagai basa.

Dalam suatu larutan asam dalam air, air berperan sebagai basa.
HCl + H2O → Cl– + H3O+
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2

Basa konjugat dari suatu asam adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton pindah
dari asam tersebut.
Asam konjugat dari suatu basa adalah spesi yang terbentuk ketika satu proton
ditambahkan ke basa tersebut.

Dalam reaksi di atas, perbedaan antara HCl dan Cl– adalah sebuah proton, dan
perubahan antar keduanya adalah reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat,
dan pasangan HCl dan Cl– juga disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.

2–
Larutan dalam air ion CO3 bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32– dan H2O,
yang pertama berperan sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya membentuk
pasangan asam basa konjugat.
H2O + CO32– → OH– + HCO3–
asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2

Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air
adalah zat amfoter. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan ion
hidroksida adalah contoh reaksi zat amfoter

H2O + H2O → OH– + H3O+


asam1+basa 2 → basa konjugat1+asam konjugat2

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 4


B. Kekuatan Asam dan Basa
Pada dasarnya skala/tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion
H+ dalam larutan. Makin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan tersebut. Umumnya
konsentrasi ion H+ sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan penulisan, seorang
kimiawan dari Denmark bernama Sorrensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan
konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara
matematika diungkapkan dengan persamaan :

1. Derajat keasaman (pH)

Untuk air murni pada temperatur 25 °C :


[H+] = [OH-] = 10-7 mol/L
Sehingga pH air murni = – log 10-7 = 7.
Jika pH = 7, maka larutan bersifat netral
Jika pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada temperatur kamar : pKw = pH + pOH = 14

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 5


2. Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat dan terutama melepaskan
sejumlah besar ion H+ dalam larutan. Contohnya adalah HCL. Asam lemah mempunyai lebih
sedikit kecenderungan untuk mendisosiasikan ion-ionnya dan oleh karena itu kurang kuat
melepaskan H+. Contohnya H2CO3.
Basa kuat adalah basa yang bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+. Oleh karena itu
dengan cepat menghilangkannya dari larutan. Contoh yang khas adalah OH-, yang bereaksi
dengan H+ untuk membentuk air ( H2O ). Basa lemah yang khas adalah HCO3- karena HCO3-
berikatan dengan H+ secara jauh lebih lemah daripada OH-. Kebanyakan asam dan basa dalam
cairan ekstraseluler yang berhubungan dengan pengaturan asam basa normal adalah asam dan
basa lemah.
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1).
Untuk menyatakan derajat keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya
dengan melihat valensinya.

3. Asam Lemah

Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α
≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat keasaman
dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan rumus :

Keterangan :
Ca = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah

4. Basa Kuat

Disebut basa kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Pada
penentuan derajat keasaman dari larutan basa terlebih dulu dihitung nilai pOH dari konsentrasi
basanya.

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 6


5. Basa lemah

Disebut basa lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0
< α < 1). Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi
basa lemahnya (seperti halnya basa kuat), akan tetapi harus dihitung dengan menggunakan
rumus :

Keterangan :
Cb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah

Asam dan Basa dapat Dibedakan dari Rasa dan Sentuhan

Asam mempunyai rasa masam. Rasa masam yang kita kenal misalnya pada beberapa
jenis makanan seperti jeruk, jus lemon, tomat, cuka, minuman ringan (soft drink) dan beberapa
produk seperti sabun yang mengandung belerang dan air accu (Gambar 13). Sebaliknya, basa
mempunyai rasa pahit. Tetapi, rasa sebaiknya jangan digunakan untuk menguji adanya asam
dan basa, karena beberapa asam dan basa dapat mengakibatkan luka bakar dan merusak
jaringan.

Seperti halnya rasa, sentuhan bukan merupakan cara yang aman untuk menguji basa,
meskipun kita telah terbiasa dengan sentuhan sabun saat mandi atau mencuci. Basa (seperti
sabun) bersifat alkali, bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan
mengalami pergantian. Reaksi ini merupakan bagian dari rasa licin yang diberikan oleh sabun,
yang sama halnya dengan proses pembersihan dari produk pembersih saluran.

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 7


C. Asam dan Basa dalam Kehidupan

Beberapa Asam dan Basa Yang Telah Dikenal

Asam merupakan kebutuhan industri yang vital. Empat macam asam yang paling
penting dalam industri adalah asam sulfat, asam fosfat, asam nitrat dan asam klorida. Asam
sulfat (H2SO4) merupakan cairan kental menyerupai oli.
Umumnya asam sulfat digunakan dalam pembuatan pupuk, pengilangan minyak, pabrik
baja, pabrik plastik, obat-obatan, pewarna, dan untuk pembuatan asam lainnya. Asam fosfat
(H3PO4) digunakan untuk pembuatan pupuk dan deterjen. Namun, sangat disayangkan bahwa
fosfat dapat menyebabkan masalah pencemaran di danau-danau dan aliran sungai.
Asam nitrat (HNO3) banyak digunakan untuk pembuatan bahan peledak dan pupuk.
Asam nitrat pekat merupakan cairan tidak berwarna yang dapat mengakibatkan luka bakar pada
kulit manusia. Asam klorida (HCl) adalah gas yang tidak berwarna yang dilarutkan dalam air.
Asap HCl dan ion-ionnya yang terbentuk dalam larutan, keduanya berbahaya bagi jaringan
tubuh manusia.
Dalam keadaan murni, pada umumnya basa berupa kristal padat. Beberapa produk
rumah tangga yang mengandung basa, antara lain deodorant, antasid, dan sabun. Basa yang
digunakan secara luas adalah kalsium hidroksida, Ca(OH)2 yang umumnya disebut soda

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 8


kaustik suatu basa yang berupa tepung kristal putih yang mudah larut dalam air. Basa yang
paling banyak digunakan adalah amoniak. Amoniak merupakan gas tidak berwarna dengan bau
yang sangat menyengat, sehingga sangat mengganggu saluran pernafasan dan paru-paru bila
gas terhirup. Amoniak digunakan sebagai pupuk, serta bahan pembuatan rayon, nilon dan asam
nitrat.

D. Keseimbangan Asam dan Basa


Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme
dan fungsi organ dapat berjalan optimal.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru
dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan
asam.
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah:
1. Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2. CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam.
CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg.
3. HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai
komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L.
4. Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah
komponen basa.
5. Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah
komponen asam
.
E. Gangguan Keseimbangan Asam Basa

1. Asidosis Respiratorik
a. Pengertian
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan
karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan
yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam darah.
Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam.

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 9


Tingginya kadar karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
b. Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida
secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-
paru, seperti:
1. Emfisema
2. Bronkitis kronis
3. Pneumonia berat
4. Edema pulmoner
5. Asma.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat narkotika dan obat
tidur yang kuat, yang menekan pernafasan Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila
penyakit-penyakit dari saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme
pernafasan.
c. Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika keadaannya memburuk,
rasa mengantuk akan berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan
koma dapat terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika pernafasan sangat
terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha
untuk mengkompensasi asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan
waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.
d. Diagnosa
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH darah dan
pengukuran karbondioksida dari darah arteri.
e. Pengobatan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan fungsi dari paru-paru.
Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-
paru seperti asma dan emfisema.
Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang berat, mungkin perlu
diberikan pernafasan buatan dengan bantuan ventilator mekanik.
2. Asidosis Metabolik
a. Pengertian

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 10


Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan
rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem
penyangga pH, darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan
jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan
tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi kedua
mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak
asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
b. Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama adalah:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu bahan
yang diubah menjadi asam. Sebagian besar menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap
beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku (etilen glikol).Overdosis aspirin
pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.Tubuh dapat
menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa penyakit; salah satu
diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali dengan baik, tubuh
akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam yang berlebihan juga
ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
Jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis jika
ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis tubulus
renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
1. Penyebab utama dari asidois metabolik adalah Gagal ginjal
2. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
3. Ketoasidosis diabetikum
4. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
5. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid
atau amonium klorida
6. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, leostomi
atau kolostomi.

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 11


c. Gejala
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih
cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa,
rasa mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk,
tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.

d. Diagnosa
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang
diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai
contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah.
Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan
bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu
menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin
biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah
menunjukkan bahwa asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis.
Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air
kemih.

e. Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh,
diabetes dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun
tersebut dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis
atau keracunan yang berat.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi asidosis ringan, yang
diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap penyebabnya. Bila terjadi asidosis
berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan
kesembuhan sementara dan dapat membahayakan.

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 12


3. Alkalosis Respiratorik
a. Pengertian
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah.

b. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan terlalu
banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi
yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik
adalah:
1. rasa nyeri
2. sirosis hati
3. kadar oksigen darah yang rendah
4. demam
5. overdosis aspirin.
c. Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan
rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot
dan penurunan kesadaran.
d. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah
arteri pH darah juga sering meningkat.
e. Pengobatan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan.
Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini.
Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu
meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang
dihembuskannya. Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya
selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama
mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar
karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik, sehingga mengurangi
kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 13


4. Alkalosis Metabolic
a. Pengertian
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.
b. Penyebab
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh
adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau
bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang dilakukan di
rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi
terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik
dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi
kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama akalosis metabolik:
1. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).

c. Gejala
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut
dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi
kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

d. Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.

e. Pengobatan
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium
dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 14


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga
golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral.
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45.
Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme
dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur
oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan
ginjal berperan dalam pelepasan asam.

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 15


DAFTAR PUSTAKA

http://aslinar.blogspot.com/2011/10/gangguan-keseimbangan-asam-basa.html
http://aly-iloenx.blogspot.com/2012/04/gangguan-keseimbangan-cairan-elektrolit.html
http://fenly-jehamur.blogspot.com/2011/10/makalah-keseimbangan-asam-basah.html

http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/gangguan-keseimbangan-asam-dan-basa1.pdf
http://sichesse.blogspot.com/2012/04/keseimbangan-asam-basa.html

[PATOLOGI][KESEIMBANGAN ASAM BASA][D-IV KEPERAWATAN TINGKAT I] Page 16

Anda mungkin juga menyukai