Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TENTANG
PERAN PERAWAT DALAM PROMKES LANSIA

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK IV

1. LESTARI
2. EKA JULIAWATI LAING
3. JULITA PULU
4. MESAK D. TOMATALA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


MALUKU HUSADA
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-
spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia (Lokakarya Keperawatan nasional, 1983).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
HK.0.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat, dijelaskan bahwa perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan perawat baik di dalam maupun diluar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Fungsi utama perawat adalah membantu
klien mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan.
Intervensi keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai wewenang,
tanggung jawab, etika profesi keperawatan yang memungkinkan setiap orang
mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Dari penjelasan tersebut
terlihat jelas bahwa peran perawat sangatlah penting dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Peran perawat yang utama meliputi pelaksanan layanan keperawatan
(care provider), pengelola (manager), pendidik (educator), dan peneliti
(researcher). Terkait dengan peran perawat sebagai pendidik, perawat
dituntut mampu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan. Melalui promosi kesehatan
perawat dapat memberikan edukasi pada masyarakat secara luas terkait
dengan masalah kesehatan.

2
B. Rumusan Masalah
Perawat sebagai bagian integral dari layanan kesehatan mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Salah satu peran perawat dalam mewujudkan hal tersebut yaitu
dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
melalui promosi kesehatan. Oleh karena itu, kelompok kami tertarik untuk
membahas mengenai peran perawat dalam promosi kesehatan.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi kesehatan
lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai peran perawat
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang promosi kesehatan
c. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi
kesehatan di tatanan individu dan keluarga.
d. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi
kesehatan di tatanan program/petugas kesehatan
e. Mahasiswa mampu memahami peran perawat dalam promosi
kesehatan lansia.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penyusunan makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan menerapkan peran perawat dalam promosi kesehatan lansia.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Peran Perawat
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran aktif
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan
dengan UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa
“Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai
dengan status sosialnya. Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur
dalam sebuah aturan yang jelas. Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki
sejumlah peran di dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan
kewenangannya. Peran utama dari perawat adalah sebagai pelaksana,
pengelola, pendidik dan peneliti :
1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider). Perawat memberikan
layanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien baik
individu, keluarga maupun komunitas sesuai dengan kewenangannya.
Dalamperannya sebagai care provider, perawat bertugas untuk :
a. Memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien
b. Melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan
seimbang
c. memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya
d. berusaha mengembalikan kesehatan klien
2. Pengelola (Manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab
dalam mengelola layanan keperawatan disemua tatanan layanan kesehatan
baik dirumah sakit, puskesmas dan sebagainya maupun tatanan pendidikan
yang berada dalam tanggungjawabnya sesuai dengan konsep manajemen
keperawatan. Dalam fungsi perawat sebagai manager berarti perawat

4
melakukan fungsi manajemen keperawtan yaitu planning, organizing,
actuating, staffing, directing dan controlling.
a. Perencana (planning).seorang manajer keperawatan harus mampu
menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanaka untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi perencana meliputi, mengenali
masalah, menetapkan dan mengkhususkan tujuan jangka panjang
dan jangka pendek, mengembangkan tujuan dan terakhir
menguraikan bagaimana tujuan dan sasaran tersebut dapat dicapai.
b. Pengorganisasian (Organizing). Fungsi ini meliputi proses
mengatur dan mengalokasikan suatu pekerjaan, wewenang serta
sumber daya keperawatan sehingga tujuan keperawatan dapat
tercapai
c. Gerak aksi (actuating) mencakup kegiatan yang dilakukan oleh
seorang manajer keperawatan untuk mengawali dan melanjutkan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam unsur perencanaan dan
pengorganisasian agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
d. Pengelolaan staf (staffing) mencakup memperoleh, menempatkan
dan mempertahankan anggota atau staf pada posisi yang
dibutuhkan dalam pekerjaan keperawatan
e. Pengarahan (directing) mencakup mampu memberikan arahan
kepada staf sehingga mereka menjadi perawat yang
berpengetahuan dan mampu bekerja secara efektif guna mencapai
sasaran yang telah ditetapkan
f. Pengendali (controlling) mencakup kelanjutan tugas untuk melihat
apakah kegiatan yang dilaksanakan oleh staf telah berjalan dengan
baik.
3. Pendidik dalam keperawatan (educator). Perawat berperan mendidik
individu, keluarga dan masyarakat serta tenaga keperawatan dan tenaga
kesehatan lainnya. Perawat bertugas untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien sebagaiupaya menciptakan perilaku individu atau
masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Untuk dapat melaksanakan

5
perannya sebagaipendidik, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki
seorang perawat antara lain wawasan ilmu pengetahuan yang luas,
kemampuan berkomunikasi, pemahaman psikologis dan kemampuan
menjadi model atau contoh dalam perilaku profesional.
4. Peneliti (researcher) Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan
prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan
(Asmadi, 2008).

B. Promosi Kesehatan
1. Definisi
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep
pendidikan kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan
paradigma kesehatan masyarakat (public health). Menurut Lawrence
Green (1984) definisi promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi
pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi , politik,
dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan
Kesehatan Victoria (Victorian Health Foundation Australia, 1997) bahwa
promosi kesehatan adalah suatu program perubahan perilaku masyarakat
yang menyeluruh dalam konteks masyarakatnya, bukan hanya perubahan
perilaku(within people), tetapi juga perubahan lingkungannya. Menurut
Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986) bahwa promosi kesehatan adalah
suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka. Untuk mencapai keadaan fisik, mental,
dan kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus mampu
mengidentifkasi dan mewujudkan aspirasi untuk memenuhi kebutuhan dan
untuk mengubah atau mengatasi lingkungan (Notoatmodjo, 2005).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut diatas,
WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “ the procces of
enabling individuals and communities to increase control over the
determinants of health and thereby improve their health “ (proses
6
mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).
Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut di
Indonesia pengertian promosi kesehatan dirumuskan sebagai berikut : “
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan” (Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)

2. Tujuan
Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya
kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup
sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat,
serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong
terbentuknya kemampuan tersebut.
Tujuan khususnya adalah :
1. Individu dan keluarga
a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik
langsung maupun media massa
b. Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
c. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju
keluarga atau rumah tangga yang sehat
d. Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader
kesehatan bagi keluarganya
e. Berperan aktif dalam upaya/ kegiatan kesehatan
2. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan
tempat umum
a. Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan

7
b. Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan
sehat
3. Organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM dan media massa
a. Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat
masyarakat
b. Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat
c. Menciptakan suasana yang kondisuf untuk mendukung perubahan
perilaku masyarakat
4. Program/ petugas kesehatan
a. Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan
kegiatan kesehatan
b. Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di
masyarakat, khususnya melalui pemberdayaan individu, keluarga,
dan atau kelompok yang menjadi kliennya
c. Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan
kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat
5. Lembaga Pemerintah/ politisi/ swasta
a. Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam
mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat
b. Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan dampak di bidang kesehatan (Kebijakan Nasional
Promosi Kesehatan , Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 - Jakarta,
Departemen Kesehatan RI, 2005)

3. Manfaat
a. Mempererat kerjasama dengan berbagai pihak
b. Meningkatkan hubungan terhadap program kesehatan
c. Meningkatkan percaya diri terhadap kesehatan
d. Meningkatkan pembangunan lingkungan, sistem dan kebijakan
kesehatan

8
4. Sasaran
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga;
tatanan kesehatan , institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum;
organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM/ dan media massa;
program/ petugas kesehatan; dan lembaga pemerintah/ politisi/ swasta.
Menurut Weiss (1991), program promosi dikembangkan pada tiga
daerah utama yaitu sekolah, tempat kerja dan kelompok/ masyarakat. Dalam
pelaksanaan program promosi kesehatan, telah terbukti bahwa promosi
kesehatan di masyarakat, sekolah dan tempat kerja cenderung paling efektif
(Carleton, 1991). Kolbe (1988) menambahkan sasaran lain dalam promosi
kesehatan adalah pelayanan medis dan media.
Agar lebih spesifik sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi sasaran
primer, sekunder, dan tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai
masalah, yang diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh
manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut. Sasaran sekunder
adalah individu atau keompok yang memiliki pengaruh oleh sasaran primer,
dan diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada
sasaran primer. Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan, penyandang
dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi,
kabupaten, kecamatan dan kelurahan ).

5. Strategi
Penerapan promosi kesehatan dalam program kesehatan pada
dasarnya merupakan bentuk penerapan strategi global, yang dijabarkan dalam
berbagai kegiatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi
kesehatan secara global terdiri dari 3 hal yaitu :
1. Advokasi
Upaya pendekatan pada pimpinan atau pengambil keputusan supaya
dapat memberikan dukungan, kemudahan, pada upaya pembangunan
kesehatan. Dukungan tersebut dapat berupa kebijakan yang
dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat
keputusan, dan sebagainya. Kegiatannya bisa secara formal dan
informal. Secara formal misalnya presentasi atau seminar tentang issu

9
atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan. Secara informal
misalnya datang kepada pejabat untuk minta dukungan dalam bentuk
dana atau fasilitas lain.
2. Dukungan sosial
Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh
masyarakat (toma) baik formal maupun infromal. Bentuk kegiatannya
berupa pelatihan para toma, bimbingan pada toma.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok dan masyarakat agar
berkembang kesadaran , kemauan, dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatannya yaitu
penyuluhan kesehatan, pelatihan.(Heri M, 2009)

Berdasarkan Piagam Ottawa, 1986 strategi baru promosi kesehatan adalah

1. Kebijakan berwawasan kebijakan (Healhty Public Policy)


Bahwa kebijakan yang diambil harus berorientasi pada kesehatan
publik dan harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan
2. Lingkungan yang mendukung (supportive Environment)
Bahwa pemerintah atau pengelola tempat umum harus menyediakan
fasilitasyang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
Bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta harus melibatkan dan memberdayakan masyarakat.
4. Ketrampilan individu (Personnel Sklill)
Dengan memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat tentang
cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit , mencari pengobatan.
5. Gerakan masyarakat (Community Action)
Promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan di
masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka.(Notoatmodjo,
2005)
Berdasarkan Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (2004),
strategi peningkatan promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Kebijakan Promosi Kesehatan daerah
10
2. Peningkatan Sumber daya Promosi Kesehatan
3. Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan
4. Integrasi dan Sinkronisasi Promosi Kesehatan
5. Pendayagunaan Data dan Pengembangan Sistem Informasi Promosi
Kesehatan
6. Peningkatan kerjasama dan kemitraan
7. Pengembangan Metode, Teknik dan Media
8. Fasilitasi Peningkatan Promosi Kesehatan

11
BAB III
PEMBAHASAN

A. Peran perawat dalam tatanan Individu dan Keluarga


Peran perawat dalam promosi kesehatan kepada individu antara lain :
1. Edukator. Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan kesehatan. Misalnya : sebagai perawat komunitas akan
secara berkala melakukan kunjungan rumah pada individu atau keluarga
yang mengalami penyakit TBC. Keluarga atau individu akan diberikan
pendidikan kesehatan mengenai rumah sehat, PMO dan cara penularan
2. Role Model. Perawat akan memberikan contoh tentang cara
mempertahankan kesehatan. Peran ini sejalan dengan peran sebagai
edukator. Misalnya seorang perawat keluarga melakukan kunjungan
rumah pada keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami
TBC. Pada kunjungan tersebut perawat akan memberikan penyuluhan
sekaligus contoh misalnya tentang tata cara batuk efektif. Dalam hal ini
perawat akan memberikan demonstrasi mengenai cara batuk efektif.
3. Fasilitator. Perawat akan membantu memberikan jalan keluar dalam
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi individu atau keluarga.
Misalnya dalam kunjungan keluarga perawat menemukan masalah
kesehatan pada anggota keluarga tersebut. Perawat akan membantu
keluarga memecahkan masalah tersebut dengan melibatkan keikutsertaan
keluarga merawat anggotakeluarga yang sakit
Peran perawat dalam promosi kesehatan pada individu atau keluarga
pada dasarnya bertujuan untuk meinngkatkan kemampuan, kemauan, dan
pengetahuan individu atau keluarga dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan.

B. Peran perawat dalam tatanan Program/petugas kesehatan


Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan
penilaian, yang dilakukan diberbagai tingkat administrasi baik dipusat,

12
propinsi maupun kabupaten/ kota. Kegiatan tersebut memuat stategi promosi
kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan advokasi.

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang
besaran masalah dan penyebabnya, potensi yang dapat didayagunakan
dalam pemecahan masalah.
2. Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor
dalam pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan
sektor terkait dalam promosi kesehatan.
3. Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program
kesehatan
b. Penggerakan pelaksanaan
1. Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program kesehatan
di kabupaten/kota sesuai rencana yang telah disepakati bersama.
2. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan sektor secara
berkala untuk menyelaraskan kegiatan.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
Pengawasan, pengendalian dan penilaian dilakukan disetiap tahap fungsi
manajemen.
1. Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai
rencana yang telah ditetapkan.
2. Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan arah dan tujuan, mengantisipasi masalah/ hambatan yang
mungkin terjadi.
3. Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan integrasi
`pada akhir kegiatan.
4. Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan pembelajaran
perbaikan program integrasi mendatang.
5. Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor terkait
untuk perbaika kegiatan integrasi selanjutnya.
Kegiatan integrasi promosi kesehatan

13
Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina
suasana dan advokasi yang meliputi :
a. Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
b. Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat
c. Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat
d. Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan pemeliharaan
kesehatan ( JPK ).
e. Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular (P2PTM).
(Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan RI, tahun 2006)

C. Peran Perawat Lansia Komunitas

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi
oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial
tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21). Peran perawat yang dimaksud adalah cara
untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan
pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk
menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan
kode etik professional.

Dalam Prakteknya Keperawatan Gerontik Meliputi Peran Dan Fungsinya


Sebagai Berikut:
1. Sebagai Care Giver /Pemberi Asuhan Langsung
Memberikan asuhan keperawatan kepada lansia yang meliputi
intervensi/tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan
menjalankan tindakan medis sesuai dengan pendelegasian yang diberikan.

2. Sebagai Pendidik Klien Lansia


Sebagai pendidik, perawat membantu lansia meningkatkan kesehatannya
malalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan
medic yang diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab
terhadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko
tinggi, kadar kesehatan, dan lain sebagainya.

14
3. Sebagai Motivator
Sebagai motivator,perawat memberikan motivasi kepada lansia.
4. Sebagai Advokasi
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antar klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upeya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat
bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan
keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advokat, perawat harus dapat melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
5. Sebagai Konselor

Memberikan konseling/ bimbingan kepada lansia, keluarga dan


masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling diberikan
kepada individu/keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan penglaman yang lalu, pemecahan masalah difokuskan pada masalah
keperawatan, mengubah perilaku hidup kea rah perilaku hidup sehat.

Fungsi Perawat Gerontik

Menurut Eliopoulous tahun 2005 fungsi dari perawat gerontology adalah :

1. Membimbing orang pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat.
2. Menghilangkan perasaan takut tua.
3. Menghormati hak orang dewasa lebih tua dan memastikan yang lain
melakukan hal yang sama.
4. Memantau dan mendorong kualitas pelayanan.
5. Memperhatikan serta mengurangi risiko terhadap kesehatan dan
kesejahteraan.
6. Mendidik dan mendorong pemberi pelayanan kesehatan.
7. Mendengarkan dan memberi dukungan.
8. Memberikan semangat, dukungan, dan harapan.
9. Menghasilkan, mendukung, menggunakan, dan berpartisipasi dalam
penelitian.
10. Melakukan perawatan rehabilitatif.
11. Mengoordinasi dan mengatur perawatan.
15
12. Mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan
individu dan perawatan secara menyeluruh.
13. Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan.
14. Membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli di bidangnya.
15. Saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial, dan spiritual.
16. Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempat.
17. Memberikan dukungan dan kenyamanan dalam menghadapi proses kematian.
18. Mengajarkan untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang
optimal.

Tugas-Tugas Perawat Dalam Setiap Teori Penuaan


1. Tugas Perawat dalam Teori Biologi
Perawatan yang memperhatikan kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian-
kejadian yang dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada
organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dikembangkan,
penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya.
Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2 bagian
yakni :
a. Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu
bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannnya sehari-
hari masih mampu melakukan sendiri.
b. Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit.
Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-
hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk
mempertahankan kesehatannya. Kebersihan perorangan sangat penting
dalam usaha mencegah timbulnya penyakit/peradangan mengingat
sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian.
Disamping itu kemunduran kondisi fisik akibat proses penuaan dapat
mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi
dari luar.
Untuk klien lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan mengenai
kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku
dan rambut, kebersihan tempat tidur serta posisinya, hal makan, cara
memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya.
Komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah memperhatikan
dan membantu para klien lansia untuk bernafas dengan lancar, makan
(termasuk memilih dan menentukan makanan), minum melakukan

16
eliminasi, tidur, menjaga sikap tutbuh waktu berjalan, duduk, merubah
posisitiduran, beristrahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar
pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dari kecelakaan.

2. Tugas Perawat Dalam Teori Sosial


Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan
diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan
sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama berarti menciptakan
sosialisasi antar manusia, yang menjadi pegangan bagi perawat bahwa orang
yang dihadapinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain.
Hubungan yang tercipta adalah hubungan sosial antara werda dengan werda
maupun werda dengan perawat sendiri.
Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para werda
untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi seperti jalan pagi,
menonton film atau hiburan-hiburan lain karena mereka perlu diransang
untuk mengetahui dunia luar. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi
dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis
dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lansia.
Menurut Drs H. Mannan dalam bukunya Komunikasi dalam Perawatan
mengatakan : tidak sedikit klien tidak bisa tidur karena stres. Stres
memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga yang dirumah, sehingga
menimbulkan kekecewaan, rasa ketakutan atau kekhawatiran, rasa kecemasan
dan sebagainya. Untuk menghilangkan rasa jemu dan menimbulkan perhatian
terhadap sekelilingnya perlu diberikan kesempatan kepada mereka untuk
antara lain ikut menikmati keadaan diluar, agar mereka merasa masih ada
hubungan dengan dunia luar.
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara mereka (terutama
bagi yang tinggal di panti werda ), hal ini dapat diatasi dengan berbagai
usaha, antara lain selalu mengadakan kontak sesama mereka, makan dan
duduk nbersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib dan
sepenanggungan, mengenai hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian
perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun
terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan klien
lansia di panti werda.
3. Tugas Perawat dalam Teori Psikologi
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif
pada klien lansia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter
terhadap segala sesuatu yang asing sebagai penampung rahasia yang pribadi
dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiki kesabaran dan
ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak
untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar mereka merasa puas.
Pada dasarnya klien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari
lingkungannya termasuk perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu
17
perawat harus menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, membiarkan
mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobby yang
dimilikinya.
Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lansia dalam
memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa
keterbatasan, sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang
dideritanya, hal ini perlu dilakukan karena : perubahan psikologi terjadi
bersama dengan makin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi
gejala-gejala seperti menurunnya dayaingat untuk peristiwa yang baru terjadi,
berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan,
perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tiduran di waktu
siang dan pergeseran libido.
Perawat harus sabar mendengarkan cerita-cerita yang membosankan, jangan
mentertawakan atau memarahi bila klien lansia lupa atau bila melakukan
kesalahan. Harus diingat, kemunduran ingatan akan mewarnai tingkah laku
mereka dan kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan
tertentu.
Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap
kesehatan, perawatbisa melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap,
perawat harus dapat mendukung mental mereka ke arah pemuasan pribadi
sehingga pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu
diusahakan agar di masa lansia ini mereka tetap merasa puas dan bahagia.

18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting
dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
2. Promosi kesehatan adalah komponen penting dalam praktek keperawatan
dan merupakan suatu cara berpikir yang bertujuan agar masyarakat
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan
3. Promosi kesehatan secara garis besar mendorong masyarakat agar mau dan
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan
4. Sasaran dalam promosi kesehatan bersifat langsung dan tidak langsung.
Sasaran promosi kesehatan dan kaitannya degan profesi keperawatan
meliputi: Sasaran Primer (Primary Target), sekunder (Secondary target)
dan tersier (TerttiaryTarget).
5. Misi dalam promosi kesehatan antara lain advokat (advocate),
Menjembatani (mediate), dan memampukan (enable).
6. Peran perawat dalam promosi kesehatan ada di beberapa lingkup antara
lain; individu atau keluarga, tempat kerja, institusi pendidikan,pemerintah.
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan peran perawat antara lain sebagai
educator, role model, fasilitatormaupun educator.

B. Saran
Peran perawat dalam promosi kesehatan masih belum optimal. Salah satu
diantaranya adalah kurang adanya kesadaran dari masyarakat tentang
pentingnya mengenal nilai-nilai kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa langkah dapat dilakukan oleh perawat antara lain dengan
memahami pentingnya promosi kesehatan dan melakukan program
pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam menerima berbagai program kesehatan.

19
Daftar pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi.


Jakarta : Rineka Cipta.
https://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar
keperawatan/keperawatan-sebagai-profesi/
https://lubbna.wordpress.com/2020/02/18/optimalisasi-kan-peran-
perawat-komunitas-dalam-upaya-promosi-kesehatan/
https://www.scribd.com/mobile/document/265622814/Analisa-Peran-
Perawat-Dalam-Promosi-Kesehatan

20

Anda mungkin juga menyukai