Anda di halaman 1dari 3

DIFTERI

A. Definisi
Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh karena
toxin dari bakteri dengan ditandai pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau
mukosa dan penyebarannya melalui udara.

B. Epidemiologi
Pada tahun 2017, Laporan kasus Difteri, sejak 1 Januari s.d 4 November 2017
menunjukkan telah ditemukan sebanyak 591 kasus Difteri dengan 32 kematian di 95
Kabupaten/Kota di 20 Provinsi di Indonesia.

C. Etiologi
Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheria.
Difteri ditularkan dengan cara kontak dengan pasien atau karier melalui droplet (infeksi
tetesan) ketika batuk, bersin atau berbicara. Muntahan atau debu bisa menjadi media
penularan (vehicle of transmission).

D. Tanda dan Gejala


- Suara serak
- Tenggorokan terasa sakit
- Nyeri saat menelan
- Kesulitan untuk bernafas
- Kelenjar getah bening di leher membesar atau membengkak
- Tenggorokan dan amandel tertutup oleh membran berwarna abu-abu
- Demam dan menggigil

E. Manifestasi Klinis
1. Difteria Hidung
Difteria hidung pada umumnya menyerupai common cold, dengan gejala klinis pilek
ringan tanpa atau disertai gejala sistemik ringan. Pada pemeriksaan tampak membran
putih pada daerah septum nasi.
2. Difteria Tonsil Faring
Gejala difteri tonsil-faring adalah penurunan nafsu makan, lemas, demam ringan dan
nyeri menelan. Dalam 1-2 hari kemudian timbul membran yang melekat, berwarna
putih kelabu dapat menutup tonsil dan dinding faring, meluas ke uvula dan pallatum
molle atau ke bawah ke laring dan trakea. Dapat terjadi limfadenitis servikalis dan
submandibular, bila limfadenitis terjadi bersamaan dengan edema jaringan lunak
leher yang luas, timbul bullneck.
3. Difteria Laring
Difteria laring biasanya merupakan perluasan difteri faring. Gejala obstruksi saluran
nafas atas lebih mencolok. Gejala klinis difteri laring sukar untuk dibedakan dengan tipe
infectius croups yang lain, seperti nafas bunyi, stridor yang progresif, suara parau dan
batuk kering. Pada obstruksi laring yang berat terdapat retraksi suprasternal, interkostal
dan supraklavikular. Bila terjadi pelepasan membran yang menutup jalan nafas bisa
terjadi kematian mendadak.

4. Difteri Lainnya
Difteria Kulit, Vulvovaginal, Konjungtifa dan Telinga merupakan tipe difteria yang
tidak lazim (unusual). Difteria kulit berupa tukak di kulit, tepi jelas dan terdapat
membran pada dasarnya. Kelainan cenderung menahun. Difteria pada mata dengan
lesi pada konjungtiva berupa kemerahan, oedem dan membran pada konjungtiva
palpebra. Pada telinga berupa otitis eksterna dengan sekret purulen dan berbau.

F. Pencegahan
Imunisasi untuk mencegah Difteri sudah termasuk ke dalam program nasional imunisasi
dasar lengkap, meliputi: (1) Tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib (Difteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada usia 2, 3 dan 4 bulan, (2) Satu
dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, (3) Satu dosis imunisasi
lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1 SD/sederajat, (4) Satu dosis imunisasi
lanjutan Td (Tetanus difteri) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan (5) Satu dosis imunisasi
lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat.

G. Edukasi
- Berikan vaksin/imunisasi pada anak sesuai dengan yang telah di anjurkan oleh
pemerintah
- Segera bawa pasien yang dicurigai menderita difteri ke fasilitas kesehatan secepatnya

Anda mungkin juga menyukai