Judul Terakhir: Analisis Biaya Peresepan Obat Pada Pasien

Dispepsia; Perspektif Drug Related Problems Di Sarana Pelayanan

Kefarmasian Kota Makassar

Usulan Perbaikan Judul: Drug Related Problems Dan Dampaknya

Terhadap Biaya Peresepan Obat Pada Pasien Dispepsia Di Sarana

Pelayanan Kefarmasian Kota Makassar

Usulan Perbaikan Judul 2: Drug Related Problems Dan Biaya

Peresepan Obat Pada Pasien Dispepsia Di Sarana Pelayanan

Kefarmasian Kota Makassar

I.2 Rumusan Masalah (Terakhir)

1. Apakah peresepan obat pada pasien dispepsia sesuai dengan

karakteristik klinik pasien dispepsia pada sarana pelayanan

kefarmasian di Kota Makassar ?

2. Apakah terjadi drug related problems pada tingkat peresepan

terhadap pasien dispepsia pada sarana pelayanan kefarmasian di

Kota Makasssar ?

3. Apakah biaya peresepan obat pada pasien dispepsia memenuhi

atau sesuai dengan analisis biaya minimal pengobatan ?

I.2 Rumusan Masalah (Usulan Perbaikan)

1. Bagaimanakah profil/pola peresepan obat pada pasien dispepsia di

sarana pelayanan kefarmasian Kota Makassar ?

 2. Berapakah persentase setiap kategori penyebab drug related

problems serta total kejadian drug related problems pada tahap

peresepan pasien dispepsia di sarana pelayanan kefarmasian kota

makassar ?

3. Apakah terdapat selisih rata-rata biaya peresepan obat akibat

adanya DRPs pada pasien dispepsia di sarana pelayanan

kefarmasian Kota Makassar ?

I.3 Tujuan Penelitian (Terakhir)

1. Memperoleh gambaran/profil dan pola peresepan dokter terhadap

pasien dispepsia pada sarana pelayanan kefarmasian di Kota

Makassar.

2. Memperoleh gambaran penyebab kejadian drug related problems

pada tahap peresepan pada pasien dispepsia terkait pemilihan

obat, bentuk sediaan, pemilihan dosis, durasi pengobatan dan

potensi penghematan pada sarana pelayanan kefarmasian di Kota

Makassar.

3. Memperoleh gambaran besaran biaya peresepan obat pada pasien

dispepsia pada sarana pelayanan kefarmasian di Kota Makassar.

I.3 Tujuan Penelitian (Usulan Perbaikan)

1. Memperoleh gambaran/profil dan pola peresepan dokter,

khususnya terkait kelompok obat yang paling banyak diresepkan

terhadap pasien dispepsia, pada sarana pelayanan kefarmasian di

Kota Makassar.
 2. Memperoleh persentase setiap penyebab kejadian drug related

problems pada tahap peresepan terkait pemilihan obat, bentuk,

sediaan, pemilihan dosis, durasi pengobatan dan potensi

penghematan serta total penyebab kejadian drug related problems

pada resep pasien dispepsia di Sarana Pelayanan Kefarmasian

Kota Makassar.

3. Memperoleh gambaran besaran selisih rata-rata biaya peresepan

akibat adanya DRPs pada pasien dispepsia di sarana pelayanan

kefarmasian Kota Makassar

V.1 Kesimpulan (Terakhir)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 241 resep

pasien dispepsia yang diperoleh pada tiga sarana pelayanan kefarmasian

X, Y dan Z di Kota Makassar, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kelompok obat yang paling banyak diresepkan pada pasien

dispepsia yaitu antisekretori yang terdiri dari antagonis reseptor H 2

dan penghambat pompa proton.

2. Terjadi DRPs pada 162 resep dengan penyebab DRPs yang

diidentifikasi sebanyak 303 kejadian.

 3. Karena terjadinya DRPs, maka biaya peresepan juga menjadi

berbiaya tinggi dimana selisih rata-rata biaya peresepan terhadap

resep yang teridentifikasi DRPs dan biaya resep sebenarnya

sebesar Rp 75.125.

V.1 Kesimpulan (Usulan Perbaikan)

1. Kelompok obat yang paling banyak diresepkan pada pasien

dispepsia yaitu antisekretori yang terdiri dari antagonis reseptor H 2

dan penghambat pompa proton.

2. Sebanyak 162 resep (67%) teridentifkasi DRPs dengan total

penyebab kejadian DRPs sebanyak 303 kejadian. Kategori

penyebab DRPs meliputi pemilihan obat sebesar 11,65%, bentuk

sediaan 3,63%, pemilihan dosis 42,24%, pemilihan durasi

pengobatan 3,96%, dan potensi penghematan biaya 38,61%.

3. Terdapat perbedaan bermakna rata-rata biaya peresepan, (p<0,05)

dengan selisih rata-rata sebesar Rp 75.125 antara resep yang

mengalami drug related problems dengan resep rasional.