Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL INCIDENCE REPORT (CIR)

PEMASANGAN INFUS

OLEH
KASMA YULIANI
NIM : R014172035

Mengetahui:

Preseptor Klinik: Preseptor Institusi:

(Hj. Harniah, S.Kep., Ns., MMKes.) (Ns. Mulhaeriah, M.Kep., Sp.Mat)

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN DASAR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
CRITICAL INCIDENCE REPORT ( CIR)

Nama Mahasiswa : Kasma Yuliani


NIM : R014172035
1. Pendahuluan
Tindakan keperawatan : Pemasangan infus
Definisi Tindakan :
Pemasangan infus yaitu proses pemberian cairan ke dalam liran darah lewat kateter
intravena attau jarum bersayap yang dimasukkan ke dalam vena perifer untuk
mengganti cairan yang hilang, memberikan masukan kalori atau sebagai larutan
penawar obat (Jacob, R, & Tarachand, 2014).
Rasional :
Jacob, R, & Tarachand (2014) menambahkan bahwa tujuan dilakukannya pemasangan
infus adalah sebagai berikut:
a. Memberikan cairan dan elektrolit untuk menjaga keseimbangan dalam tubuh
b. Memberikan glukosa yang dibutuhkan untuk metabolisme
c. Memberikan vitamin dan mineral yang larut dalam air
d. Memberikan pertolongan pada kasus gawat darurat
e. Memberikan obat
f. Memberikan darah dan produk darah
Prosedur :

No. Tindakan Keperawatan Rasional tindakan


1 Periksa instruksi dokter terkait jenis Memastikan prosedur yang benar
cairan, jumlah yang diberikan, dilakukan pada pasien yang tepat
kecepatan aliran dan lain-lain
2 Identifikasi pasien, periksa tanda Mendapatkan data dasar mengenai
vital, turgor kulit, alergi terhadap kondisi pasien
plester atau povidon-iodine,
kecenderungan pendarahan,
penyakit atau cedera pada
ekstremitas, kondisi vena
3 Periksa apakah ada kontraindikasi Mencegah terjadinya komplikasi apapun
penusukan vena atau tidak seperti
fistula arterio-venosa, lengan pada
sisi yang sama dengan sisi
mastektomi, flebitis, infiltrasi
sklerosis.
4 Persiapkan pasien Mengurangi kecemasan dan membantu
a. Jelaskan prosedur kepada pasien, mendapatkan kerjasama pasien
bahwa penusukan vena akan
menimbulkan rasa tidak nyaman
selama beberapa detik, akan
tetapi begitu cairan mengalir,
rasa tidak nyaman akan hilang.
Jelaskan pada pasien berapa lama
infus akan berlangsung
b. Jelaskan kepada pasien untuk Pergerakan ekstremitas dapat merubah
tidak banyak bergerak posisi jarum
c. Pastikan pakaian pasien dapat
dilepaskan setelah infus
terpasang atau berikan jubah
untuk pasien.
5 Cuci tangan dan pakai sarung tangan Mencegah infeksi
6 Buka dan siapkan set infus Mengurangi risiko komplikasi akibat
a. Periksa bungkus infus terkait cairan infus
sedimen, kekeruhan, perubahan
warna dan tanggal kadaluarsa
b. Keluarkan selang dari
bungkusnya dan luruskan
c. Geser klem rol disepanjang Hal ini menjaga sterilitas ujung selang
selang tepat dibagian bawahh
tabung tetesan. Tutup klem
d. Biarkan ujung selang ditutup
dengan tutup plastik sampai infus
dimulai.
7 Tusuk botol cairan Agar aliran obat yang akan diinjeksikan
a. Buka penutup kantung/botol IV tepat ke tubuh pasien
b. Masukkan obat bila diperlukan
dengan memakai spuit dan jarum
c. Buka penutup taji penusuk
d. Tusuk wadah cairan
8 Tempel label obat pada wadah Menempel label secara terbalik akan
cairan jika ada penambahan obat. memudahkan pembacaan ketika wadah
Campurkan rata dengan cairan. digantung. Pencampuran memastikan
Tempel label secara terbalik distribusi obat secara merata
9 Tempelkan label pada wadah cairan Membantu memastikan apakah
yang bertuliskan waktu ketika infus kecepatan aliran sudah benar atau belum
dimulai dan kecepatan alirannya
10 Gantung wadah cairan infus pada Ketinggian tersebut diperlukan untuk
tiang infus. Tiang harus diatur memungkinkan gravitasi melawan
sedemikian rupa agar wadah cairan tekanan vena sehingga memudahkkan
berada 90 cm di atas kepala pasien aliran cairan ke dalam vena
11 Isi sebagian botol sesuai tetesan Mencegah udara masuk ke selang
dengan memerasnya sampai terisi
setengah penuh
12 Priming selang
a. Lepas klem dan biarkan cairan Mencegah masuknya udara ke dalam
mengalir dalam selang sampai vena
semua gelembung udara keluar.
Sentil selang dengan jari bila
perlu untuk mengeluarkan
gelembung udara yang
menempel pada sisi-sisi selang
b. Sambungkan selang I.V ke kanul Menjaga sterilitas
I.V dan atur kecepatan tetesam
yang diperlukan
c. Jika menggunakan pompa infus,
atur sesuai dengan kecepatan
yang diinstruksikan. Ikuti
instruksi pabrik pembuat untuk
pengaturan pompa
13. Beri label berisi tanggal dan jam Pelabelan memastikan bahwa infus set
pada botol infus atau pada lokasi diganti setiap 72 jam
pemasangan infus
14. Pastikan aliran infus yang sesuai
lewat pompa atau klem rol dan
perhatikan respons pasien
15. Buang semua peralatan sekali pakai,
bersihkan dan simpan kembali alat
yang dapat digunakan kembali
16. Cuci tangan
17. Catat data yang relevan seperti
tanggal dan waktu cairan infus
dimulai, jumlah dan jenis cairan
yang digunakan termasuk obat,
kecepatan tetesan, jenis dan ukuran
jarum serta respons pasien
18. Posisikan pasien dengan nyaman
19. Periksa secara berkala apakah ada
bengkak, nyeri kepucatan, dingin
pada kuliat sekitar, kebocoran atau
perdarahan dari lokasi penusukan
dan perubahan kecepatan aliran
tetesan atau tidak
2. Kesenjangan antara teori dan praktik:
Pada dasarnya prosedur pemasangan infus di lontara 3 bedah saraf sudah sesuai
dengan beberapa prosedur yang telah ditetapkan. Hanya saja masih ada prosedur yang
belum dilaksanakan seperti pemberian label pada lokasi pemasangan infus yang berisi
tanggal dan jam pemasangan infus. Setelah ditelusuri lebih lanjut, pelabelan yang berisi
tanggal dan jam pemasangan infus tidak dilakukan oleh perawat dikarenakan hal
tersebut telah tercatat dalam lembar integrasi dan buku briefing di ruangan. Penjelasan
sebelum tindakan (informed consent) telah dilakukan dengan sangat baik oleh perawat
di ruangan. Sebelum melakukan tindakan pemasangan infus, perawat menjelaskan
mengenai efek yang mungkin timbul pada saat dilakukan penusukan intravena dan hal-
hal lain yang perlu dilakukan oleh pasien selama prosedur pemasangan infus
berlangsung seperti mengajarkan pasien untuk tidak menarik tangan selama prosedur
dilaksanakan.
3. Analisa berdasarkan EBP:
Penerapan evidence-based practice oleh tenaga kesehatan akan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan. Hal yang penting untuk diperhatikan oleh perawat pada saat
melakukan pemasangan infus adalah tetap mempertahankan teknik aseptik seperti
mencuci tangan dengan benar sebelum dan setelah melakukan pemasangan infus,
mengenakan sarung tangan jika berisiko terpapar cairan tubuh pasien, serta melakukan
disinfeksi pada area yang akan dilakukan pemasangan infus. Ketiga hal tersebut telah
dilaksanakan dengan baik oleh perawat di ruangan lontara 3 bedah saraf.
Mencantumkan jam dan tanggal pada area pemasangan infus juga semestinya dilakukan
untuk memastikan bahwa infus set diganti setiap 3 hari setelah dilakukan pemasangan.
Selain itu, pencantuman jam dan tanggal pemasangan infus dilakukan supaya perawat
dapat melakukan rotasi area pemasangan infus setiap 3 hari sehingga risiko flebitis pada
pasien dapat diminimalisir (Jacob, R, & Tarachand, 2014; Departement of Health,
2015) . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa
flebitis merupakan salah satu dampak yang terjadi pada pasien akibat pemasangan infus
terlalu lama (melebihi 72 jam) (Danski, de Oliveira, Johann, Pedrolo, & Vayego, 2015).
Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang
menyebutkan bahwa terdapat hubungan lama pemasangan infus dengan kejadian
flebitis di RS Telongorejo sehingga dinilai perlu dilakukan rotasi pemasangan infus
setelah terpasang 3 hari (Meira, Udhiyah, & Rizky, 2016).
4. Daftar Pustaka:
a. Danski, M. T., de Oliveira, G. L., Johann, D. A., Pedrolo, E., & Vayego, S. A. (2015).
Incidence of local complication in peripheral venous catheters and associated rish factors.
Acta Paul Enferm, 517-523.
b. Departement of Health. (2015). Peripheral intravenous catheter. Queensland: The
Queensland Public Health System.

c. Jacob, A., R, R., & Tarachand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing
Procedures. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara Publisher.
d. Meira, H., Udhiyah, H., & Rizky, M. (2016). Hubungan lama pemasangan infus
dengan kejadian plebitis di SMC RS. Telogorejo. Jurnal Keperawatan, 1-6.

Anda mungkin juga menyukai