PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang diperoleh anak dalam jangka panjang (Eunike & Kusnadi, 2009).
membuat anak berpikir seperti yang kerap diucapkan oleh orangtuanya. Jika
orangtua berkata anak bodoh atau jelek, maka anak akan menganggap
dirinya demikian. Anak akan meniru perilaku dari orang yang lebih dewasa,
jika mereka terpapar dengan perilaku atau ucapan yang kasar maka anak
akan melakukan hal yang sama kepada orang lain, dan hal itu akan selalu
verbal yang dialami anak akan berdampak secara holistik yaitu dampak
1
2
psikis yang dirasakan oleh korban antara lain berkeringat, jantung berdetak
berat dan menurunkan martabat korban itu sendiri, dampak sosial yang
dialami korban adalah korban akan menarik diri terhadap lingkungan serta
kasar terhadap sesamanya, dan dampak spritual yang akan dialami anak
kekerasan, kebanyakan dari orang tua tidak mengetahui bahwa anak juga
Pasal 78 dan 80 juga mengatakan bahwa ada sanksi hukum bagi para pelaku
Dampak jangka panjang yang terjadi dari kekerasan verbal pada anak
dengan hasil penelitian terkait yang sudah dilakukan oleh Munawati, anak
yang mendapatkan kekerasan verbal dapat melakukan hal yang sama kelak
kemudian hari terhadap anak-anaknya saat mereka menjadi orang tua. Hal
2011).
3
verbal pada anak, anak menjadi tidak peka dengan perasaan orang lain,
berlebihan, kehilangan harga diri dan depresi. Bahkan dampak lebih jauh
dewasa nanti apabila dilakukan secara terus menerus. Tidak hanya itu kata-
4
kata kasar yang berikan orangtua kepada remaja dapat melukai perasaannya
akan ada kecenderungan untuk menganggap diri sebagai orang yang buruk
(Rini, 2008).
sering dialami oleh ke empat anak ini seperti menyebutkan nama dengan
tidak pantas (nama binatang atau menyebut anak bodoh) dan memberikan
terhadap diri sendiri dan orangtua, serta merasa sakit hati (Arsih, 2010).
yang lainnya. Kata-kata seperti itulah yang dapat diingat oleh sang anak,
bila dilakukan secara berlangsung oleh ibu (Rahmat, 2008). Tidak hanya
5
seorang ibu yang bisa melakukan kekerasan verbal, seorang ayah pun bisa
perangai mu itu ... “ adalah contoh kekerasan verbal ketika seorang ayah
2010).
miliki oleh 5 orang siswa dengan persentase 14,70%. Dan kekersan verbal
rendah hanya 12 orang siswa yang berada pada tingkat kekersan verbal
(PHK), dan beban hidup lain yang memperparah kondisi itu. Faktor
dianggap milik orang tua, akan menjadi paling mudah menjadi sasaran.
ekonomi yang rendah. Karena tekanan ekonomi, orang tua mengalami stress
terjadilah kekerasan emosional. Pada saat tertentu orang tua bisa meradang
Jombang, didapatkan bawah status ekonomi rendah terdapat 47,3% dari 402
subjek menuju yang ada, kategori status ekonomi sedang terdapat 43,3%
dan kategori status ekonomi tinggi terdapat 9,4% secara umum rata-rata
Toha (dalam Ina, 2012) mengatakan bahwa teori di atas diperkuat oleh
karena malas sekolah dan mengatakan “anak tidak tau diri”. 5 dari 10
orangtua juga mengatakan merasa kesal dengan sifat anaknya tersebut, dan
anaknya.
B. Rumusan Masalah
saguling”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
memberikan manfaat.
1. Teoritis
2. Praktis
a. Penelitian
keluarga.
c. Sekolah
Saguling selama periode bulan Juni 2019. Penelitian ini akan dilakukan
dengan anak tetangganya yang lebih rajin dan lebih pintar. 7 orangtua