DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 (A 2016 2)
UNIVERSITAS RIAU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jumlah penderita suatu penyakit juga semakin tinggi. Salah satu penyakit yang
kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala penambahan
usia atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka panjang. Salah satu
Terdapat 2 kategori DM, DM tipe 1 yaitu sel beta tidak dapat memproduksi
insulin dan DM tipe 2 yaitu tubuh tidak cukup memproduksi insulin secara adekuat
(Digiulio, Jackson, & Keogh, 2014). Penyakit DM tipe 2 merupakan jenis DM yang
Diabetes Mellitus tergolong pada penyakit yang serius, tidak menular dan
merupakan penyakit silent killer yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah
dan kegagalan sekresi insulin atau penggunaan insulin dalam metabolisme yang tidak
adekuat (Sudoyo, Setyohadi, Marsellus, & Setiadi, 2009). Penderita DM beresiko tinggi
yang meningkatkan resiko luka gangren yang berujung pada amputasi, retinopathy yang
berpotensial mengalami kebutaan, nephropathy yang dapat berujung pada gagal ginjal,
dan
1
2
penderitanya baik secara fisik, psikologis, sosial maupun ekonomi. (American Diabetes
Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2011, terdapat 329 juta
orang didunia menderita diabetes mellitus Tipe II dengan kematian mencapai 4,6 juta
orang. Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan
jumlah penderita DM terbesar di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat.
Menurut Depkes RI, 2010 di Indonesia, prevalensi jumlah penderita DM tipe II dari
230 juta jiwa, 12 juta jiwa menderita DM tipe II, dan setiap 10 detik seorang meninggal
dunia karena DM tipe II (Depkes RI, 2010). Profil kesehatan Indonesia pada tahun
2012 menunjukan bahwa DM berada pada ururtan ke 6 dari 10 penyakit utama pada
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2012) menunjukkan
Pasien DM pada tahun 2011 terdapat 2.724 pasien dan 2012 terdapat 2829 pasien.
Khusus RSUD Arifin Ahmad Provinsi Riau pada tahun 2013 terdapat mencapai 576
orang penderita DM yang dirawat inap dan rawat jalan (Medikal Record RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru, 2013) sedangkan DM pada tahun 2013 khusus RSUD Petala Bumi
Pekanbaru terdapat 98 pasien rawat inap dan 157 pasien rawat jalan (Medikal Record
karena seseorang dengan DM yang tidak terkendali dalam jangka waktu lama akan
3
meyebabkan terjadinya komplikasi DM seperti : kehilangan penglihatan, kerusakan
pembuluh darah dan saraf serta gangguan ginjal (Digiulio et al., 2014). Kepatuhan
merupakan salah satu kendala yang dialami pada pasien DM. Penderita DM banyak
yang merasa “tersiksa” sehubungan dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan
(Smeltzer & Bare, 2009). Penyakit Diabetes Mellitus tipe II tidak dapat disembuhkan,
tetapi bisa dikelola dengan mematuhi empat pilar penatalaksanaan DM tipe II meliputi
pendidikan kesehatan, perencanaan makan atau diet, latihan fisik teratur dan minum
B. Rumusan Masalah
gaya hidup (pola makan yang tidak seimbang, kurang aktivitas fisik), obesitas, riwayat
gestasional Diabetes, stress, kelainan genetika serta usia yang semakin lama semakin
tua (Soegondo, 2009). Paling utama disebabkan oleh tingkat pengetahuan yang rendah
mengatur pola hidup sehat. Pengetahuan tentang mengatur pola hidup sehat itu sendiri
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan pasien DM tentang diet
DM.
D. Manfaat Penelitian
pengetahuan dan sikap klien yang akan mempengaruhi terhadap diet DM serta
Menjadi masukan bagi UPT RSU Petala Bumi Pekanbaru khususnya bagian
sehingga diharapkan klien dan keluarga dapat mempunyai pengetahuan dan sikap
yang lebih baik dalam hal upaya meningkatkan kepatuhan diet DM dengan
optimal.
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat berguna bagi peneliti, sehingga peneliti dapat lebih tahu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E. Teori
1. Pengetahuan
penginderaan terhadap objek tertentu melalui panca indera manusia yang terdiri
perasa dan peraba. Namun sebagian besar pengetahuan yang didapat oleh
manusia atau individu didapat dari mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo
hal mata pelajaran (Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehention)
benar dari apa yang diketahui dan dapat mempresentasikan materi tersebut
d. Analisis (analysis)
struktur organisi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (syntesis)
f. Evaluasi (evaluation)
a. Usia (umur)
b. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
informasi.
c. Media masa
pengetahuan.
d. Lingkungan
e. Pengalaman
2. Diabetes Mellitus
oleh tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) karena defek sekresi
insulin, defek kerja insulin atau kombinasi keduanya (ADA, 2003 dalam Smeltzer
et al., 2008).
1, DM tipe 2.
1. DM tipe 1
dalam 2 sub tipe yaitu tipe 1A yaitu diabetes yang diakibatkan proses
2. DM tipe 2
diabetes, yang banyak mengalami ini dewasa tua lebih dari 40 tahun
B. Faktor-faktor resiko DM
lain:
secara normal sebesar 30% (LeMone & Burke, 2008). Faktor genetik
10
2. Obesitas
dari 20% dari berat badan ideal atau BMI (Body Mass Index) besar
reseptor insulin yang dapat bekerja didalam sel pada otot skeletal dan
3. Usia
berlanjut pada tingkat jaringan dan akhirnya pada tingkat organ yang
usi 20 tahun.
4. Tekanan Darah
140/90 mmHg. Hipertensi ini jika tidak dikelola dengan baik maka
11
kadar gula darah plasma, obesitas. Faktor lain pada sistem otoregulasi
5. Aktivitas Fisik
stres.
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis DM tergantung pada kadar hiperglikemia yang
lemak dan protein. Gejala-gejala lain yang akan terjadi antara lain yaitu
12
atau kekbasan pada tangan dan kaki, kulit kering, adanya lesi luka yang
D. Komplikasi
1. Akut
non ketosis (Black & Hawks, 2005). Hipoglikemia adalah kadar gula
yang rendah.
pada diabetes).
13
dikoreksi.
berikut:
sendiri:
2. Kronis
14
b. Komplikasi mikrovaskuler
c. Komplikasi Neuropati
al.2008).
15
Tingkat Lesi
altivitas insulin dan kadar glukosa darah. Cara-cara yang dapat dilakukan
al, 2008).
1. Menajemen diet
16
BB lebih:
Obesitas I = 2.5-29.9
Obesitas II = 30
17
dengan indeks masa tubuh [BMI] <25 (Adisa, Alutundu & Fakeye,
18
melelahkan
5. Terapi Farmakologi
kdar gula darah dalam rentang normal. Hal ini secara temporal akan
19
obat yang bekerja pada hati, otot dan jaringan lemak serta usus. Ini
disirkulasi darah.
3. Diet
Seperti yang diketahui, diet adalah upaya seserang untuk menurunkan berat
badan, atau sebaliknya. Diet terkait erat dengan kesehaan, oleh karena itu diet
tidak bias dilakukan secara sembarangan. Diet harus dilakukan dengan tepat, teliti
dan telaten (Nurlaila, A.K., & Dian,D.A. 2014). Diet harus dilakukan engan teliti
dn tepat dalam pemilihan makanan, pemilihan bahan makanan yang hendak
dikosumsi harus diseleksi dengan benar agar diet tidak sia-sia (Nulaila, et al.,
2014).
(tergantung beberapa factor agar kebutuhan tubuh akan energy dan zat gizi
20
a. Zat pembakar
dan protein.
b. Zart pembangun
dan mengganti sel yang rusak.Zat ersebut antara ain adalah protein,
c. Zat pengatur
sisa oksidasi dalam tubuh. Zat tersebut antara lain adalah protein,
membuat kerja pankreas jadi lebih berat. Karbohidrat akan segera diubah
menarik zat gula dalam darah dan menyimpannya dalam sel-sel otot dan
21
dengan kebutuhan tubuh dan susu non fat, seperti susu kedelai. Sebaiknya
Serat merupakan salah satu bagian struktur tumbuhan yang diperoleh dari
Makanan yang kaya akan serat akan tinggal lebih lama di dalam
lambung, dan porsi makan lebih sedikit yang akan menyebabkan seseorang
merasa kenyang. Ini juga berarti bahwa makanan yang masuk kedalam usus
halus akan masuk lebih lama sehingga proses pencernaan dan penyerapan
akan lebih lama. Diet yang kaya akan serat digunakan untuk mengatasi DM
dipecah akan menjadi molekul gula sederhana) sehingga kadar gula darah
DM adalah :
22
3. Roti gandum
4. Sumber protein
5. Sumber lemak
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hubungan antara konsep dan teori yang ingin diamati
atau di ukur dari sebuah penelitian yang akan menjelaskan keterikatan antara variabel,
baik variebel yang diteliti maupun yang tidak di teliti (Notoadmodjo, 2010 ;
Nursalam,2009). Variabel yang diteliti terdiri dari variabel independen dan dependen.
G. Hipotesis
pendapat yang ditegakkan. Hipotesis atau hipotesa merupakan jawaban atau dugaan
sementara yang masih bersifat praduga (Nursalam, 2009). Dalam penelitian ini hipotesa
diet.