Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA I – TL 2101

MODUL 02

ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERTUTUP

Nama Praktikan : Sharnella Janet Yapfrine


NIM : 15318086
Kelompok/Shift : 4B (13.00-14.30)
Tanggal Praktikum : Kamis, 26 September 2019
Tanggal Pengumpulan : Kamis, 3 Oktober 2019
PJ Modul : Daniel Juan Carlos (15316073)
Jason Junaidi Sumargo (15317079)
Asisten yang Bertugas : Daniel Juan Carlos (15316073)
Jason Junaidi Sumargo (15317079)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
I. Tujuan

I.1 Menentukan nilai debit teoritis fluida dari venturimeter dan orifice meter

I.2 Menentukan nilai koefisien discharge (Cd) fluida pada venturimter dan
orifice meter

I.3 Menentukan nilai perbedaan ketinggian muka air pada piezometer

II. Data Awal

T awal = 26oC

T akhir = 27oC

Massa beban = 2,5kg

dA = 0,026m

dB = 0.016m

dE = 0,051m

dF = 0,02m

Tabel II.1 Hubungan Suhu dengan Densitas Air

Suhu (oC) Densitas Air ( ⁄

0,1 999,85
1 999,9
4 999,97
10 999,7
15 999,1
20 998,21
25 997,05
30 995,65
35 994,03
40 992,22
45 990,21
50 988,04
55 985,69
60 983,2
65 980,55
70 977,76
75 974,84
80 971,79
85 968,61
90 965,31
95 961,89
100 958,35
110 950,95
120 943,11
140 926,13
160 907,45
180 887
200 864,66
220 840,22
240 813,37
260 783,63
280 750,28
300 712,14
320 667,09
340 610,67
360 527,59
(Sumber : https://www.engineeringtoolbox.com/water-density-specific-weight-
d_595.html )
1200

1000

Densitas Air (kg/m3)


800

600
y = -0,0034x2 + 0,0194x + 995,97
400 R² = 0,9952
200

0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Suhu (oC)

Gambar II.1 Grafik Densitas Air Terhadap Suhu

Tabel II.2 Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada
Venturimeter

Variasi hA(mm) hB(mm) (mm) t(detik) t rata-rata


(detik)
336 150 186 22,34
19,42666667
1 339 153 186 18,83
340 155 185 17,11
302 165 137 24,03
24,1
2 302 166 136 24,6
301 165 136 23,67
280 173 107 27,4
27,25666667
3 279 173 106 27,01
279 173 106 27,36
246 183 63 32,83
32,30333333
4 245 183 62 32,61
244 183 61 31,47
217 190 27 79,1
5 216 191 25 78,28 77,46
216 191 25 75
Tabel II.3 Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada Orifice
meter

Variasi hE(mm) hF(mm) (mm) t(detik) t rata-rata


(detik)
333 116 217 22,34
19,42666667
1 332 115 217 18,83
333 114 219 17,11
295 136 159 24,03
24,1
2 294 137 157 24,6
295 136 159 23,67
274 145 129 27,4
27,25666667
3 262 144 118 27,01
272 147 125 27,36
240 168 72 32,83
32,30333333
4 240 169 71 32,61
239 169 70 31,47
213 184 29 79,1
5 212 185 27 78,28 77,46
212 186 26 75

III. Pengolahan Data

III.1 Perhitungan Densitas Air

Dari grafik tersebut diperoleh persamaan


dengan sumbu y merupakan densitas air dan sumbu
x merupakan suhu. Dari percobaan yang telah dilakukan, telah
diperoleh suhu awal dan suhu akhir, maka suhu yang digunakan untuk
mencari densitas air adalah rata-rata dari suhu awal dan suhu akhir air
yang diperoleh saat melakukan percobaan.
Suhu rata-rata yang telah diperoleh disubstitusi ke persamaan
sebagai nilai x.

Karena sumbu y merupakan densitas air, maka densitas air yang

digunakan pada percobaan ini adalah 994,09645 ⁄ .

III.2 Perhitungan Massa Air

Prinsip dari Hydraulic Bench adalah menggunakan beban untuk


mengukur debit aktual. Saat tuas berada pada ketinggian seimbang
setelah diberi beban, maka massa air setara dengan tiga kali massa
beban. Perbandingan tersebut diperoleh dari perbandingan antara lengan
Hydraulic Bench yang diletakkan beban dengan panjang lengan secara
keseluruhan.

Keterangan :

III.3 Perhitungan Debit Teoritis dengan Hydraulic Bench

Menghitung t rata-rata dilakukan dengan . Misalnya untuk

variasi pertama, perhitungan sebagai berikut.

Cara di atas dilakukan untuk mencari t rata-rata variasi ke-2 sampai ke-
5. Kemudian, untuk mencari debit aktual dilakukan dengan
menggunakan persamaan berikut.

Misalnya untuk Qaktual variasi pertama :

Untuk Qaktual variasi selanjutnya (2-5) juga dapat dilakukan dengan


cara di atas.
III.4 Perhitungan Debit Teoritis dengan Venturimeter

Keterangan :

Q = debit ⁄

AB = luas penampang (

VB = kecepatan ( ⁄
Perhitungan kecepatan aliran (VB) dapat dicari menggunakan
persamaan berikut.

( )
( )

Dalam persamaan tersebut terdapat variabel luas penampang yang harus


dicari terlebih dahulu menggunakan rumus luas lingkaran.

Selanjutnya, perhitungan untuk kecepatan aliran (VB) untuk variasi


pertama adalah sebagai berikut. Beda ketinggian ( didapatkan
dengan merata-ratakan pada data awal dalam satu variasi.

( )

Variasi yang lain dihitung dengan cara yang sama seperti di atas.
Kecepatan yang diperoleh kemudian dimasukkan ke persamaan untuk
mencari debit. Berikut adalah perhitungan untuk memperoleh nilai debit
teoritis variasi pertama pada venturimeter.

Perhitungan debit teoritis pada venturimeter untuk variasi 2 sampai 5


dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas.

III.5 Perhitungan Debit Teoritis pada Orifice meter

Keterangan :

Q = debit ⁄

AF = luas penampang (

VF = kecepatan ( ⁄
Perhitungan kecepatan aliran (VF) dapat dicari menggunakan
persamaan berikut.

( )
( )

Dalam persamaan tersebut terdapat variabel luas penampang yang harus


dicari terlebih dahulu menggunakan rumus luas lingkaran.
Selanjutnya, perhitungan untuk kecepatan aliran (VF) untuk variasi
pertama adalah sebagai berikut. Beda ketinggian ( didapatkan
dengan merata-ratakan pada data awal dalam satu variasi.

( )

Variasi yang lain dihitung dengan cara yang sama seperti di atas.

Kecepatan yang diperoleh kemudian dimasukkan ke persamaan untuk


mencari debit. Berikut adalah perhitungan untuk memperoleh nilai debit
teoritis variasi pertama pada orifice meter.

Perhitungan debit teoritis pada orifice meter untuk variasi 2 sampai 5


dilakukan dengan cara yang sama seperti di atas.

IV. Data Akhir

Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Venturimeter

Variasi Qaktual ( ⁄) VB ( ⁄ Qteoritis

( ⁄

1 0,000389681 0,18566667 2,06114764 0,00041421


2 0,000314116 0,13633333 1,76621332 0,00035494
3 0,000277738 0,10633333 1,55982848 0,00031346
4 0,000234347 0,062 1,19107189 0,00023936
5 9,77305E-05 0,02566667 0,76634948 0,00015401

Tabel IV.2 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Orifice meter

Variasi Qaktual ( ⁄) Vf ( ⁄ Qteoritis

( ⁄

1 0,000389681 0,21766667 2,09036118 0,00065637


2 0,000314116 0,15833333 1,78283662 0,00055981
3 0,000277738 0,124 1,57774282 0,00049541
4 0,000234347 0,071 1,19386314 0,00037487
5 9,77305E-05 0,02733333 0,74075001 0,0002326

V. Analisa A

V.1 Cara Kerja

Pada praktikum ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah


menyambungkan Hydraulic Bench ke sumber listrik 110V. Listrik 110V
berfungsi sebagai sumber tegangan untuk menyalakan Hydraulic Bench.
Kemudian, dilakukan pengukuran suhu awal dari fluida yang dalam
percobaan kali ini merupakan air. Suhu harus diukur karena suhu
mempengaruhi massa jenis yang nantinya akan digunakan dalam
perhitungan debit aktual air. Lalu, udara yang terjebak dalam piezometer
harus dikeluarkan dengan cara menyentil pipa perlahan. Udara harus
dikeluarkan karena jika ada udara maka ada tekanan pengaruh tekanan
udara sehingga akan mempengaruhi ketinggian air pada piezometer saat
akan diukur. Langkah selanjutnya adalah menutup valve bench dan
menyalakan pompa. Hal ini dilakukan agar mesin Hydraulic Bench dapat
menyala. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan apakah terjadi kebocoran di
perpompaan, perpipaan atau bagian-bagian lain agar jika terjadi kebocoran
dapat terdeteksi sehingga memperkecil kemungkinan kesalahan seperti
adanya air yang terbuang saat percobaan dan debit yang diperoleh menjadi
tidak akurat. Langkah selanjutnya adalah menutup drain di bak dalam
weight tank dengan memutar cam lever. Drain harus ditutup agar air tetap
mengalir menuju weight tank bukannya malah mengosongkan weight tank.
Ketika cam lever diturunkan maka tuas beban juga akan ikut turun dan air
mulai mengisi weight tank. Kemudian, putar valve bench untuk mengatur
debit air yang diinginkan. Ketika valve bench sudah dibuka air akan
mengalir ke alat percobaan dan kembali ke bench. Setelah beberapa saat
air mengalir, tuas beban akan terangkat ke atas. Ketika tuas mulai
terangkat ke atas stopwatch segera dinyalakan dan harus segera diletakkan
beban yang massanya 2,5 kg pada tuas sehingga tuas kembali dalam
keadaan setimbang. Beberapa saat kemudian, tuas akan kembali terangkat.
Pada saat tuas kembali terangkat stopwatch harus segera dimatikan dan
waktu bisa dicatat. Jadi, percobaan ini memperhitungkan waktu yang
diperlukan oleh debit dari awal mengalir hingga tuas pada keadaan
terangkat setelah diberi beban. Hydraulic Bench digunakan untuk mecari
nilai debit aktual air pada percobaan ini.

Setelah itu, dilakukan pembacaan ketinggian muka air pada


piezometer. Perbedaan ketinggian muka air pada piezometer A dan B
digunakan untuk mencari nilai debit teoritis pada venturimeter. Perbedaan
ketinggian muka air pada piezometer E dan F digunakan untuk mencari
nilai debit teoritis pada orifice meter. Pengambilan data dilakukan dengan
lima variasi debit. Percobaan juga dilakukan secara triplo untuk
meminimalisir terjadinya outliers. Setelah dilakukan pengambilan data,
kembali dilakukan pengukuran suhu akhir air. Suhu akhir akan dirata-rata
dengn suhu awal untuk mencari nilai densitas air yang digunakan. Setelah
selesai, Hydraulic Bench dimatikan.

V.2 Analisis Grafik


0,00045
0,0004 y = 0,0013x0,671
0,00035 R² = 0,9576
0,0003
Qaktual (m3/s) 0,00025
0,0002 Series1
0,00015 Power (Series1)
0,0001
0,00005
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2
ΔhAB(m)

Gambar V.1 Grafik Qaktual terhadap venturimeter

0,00045
0,0004
y = 0,0011x0,6421
0,00035
R² = 0,9632
Qaktual (m3/s)

0,0003
0,00025
0,0002 Series1
0,00015
Power (Series1)
0,0001
0,00005
0
0 0,1 0,2 0,3
ΔhEF(m)

Gambar V.2 Grafik Qaktual terhadap orifice meter

Grafik pada gambar di atas merupakan grafik Qaktual terhadap pada


venturimeter orifice meter. Dari grafik di atas dapat ditentukan nilai koefisien
determinasinya (R2). Koefisien determinasi merupakan nilai yang
menggambarkan hubungan antar variabel, yaitu variabel dalam sumbu y
dipengaruhi oleh variabel pada sumbu x. Nilai dari koefisien determinasi itu
sendiri antara 0 sampai 1. Artinya, semakin mendekati 1 berarti variabel sumbu x
dan sumbu y semakin berhubungan. Dalam percobaan ini, yang dicari
hubungannya adalah hubungan Qaktual terhadap . Koefisien determinasi yang
diperoleh pada venturimeter adalah 0,9576. Kemudian, koefisien determinasi yang
diperoleh pada orifice meter adalah 0,9632. Kedua nilai tersebut sudah hampir
mendekati 1 artinya Qaktual dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian muka air pada
piezometer. Kemudian, dari grafik tersebut juga bisa didapatkan nilai koefisien
discharge (Cd) yang merupajan faktor koreksi. Koefisien discharge (CD)
seharusnya bernilai 1 pada kondisi ideal. Tetapi, pada percobaan ini koefisien
discharge tidak sama dengan 1, koefisien discharge ditentukan melalui persamaan
berikut.

( )

Gambar V.2 grafik yang menunjukkan hubungan Qaktual terhadap pada


orifice meter. Dari grafik di atas (Gambar V.2) dapat ditentukan nilai koefisien
determinasinya (R2). Koefisien determinasi merupakan nilai yang
menggambarkan hubungan antar variabel, yaitu variabel dalam sumbu y
dipengaruhi oleh variabel pada sumbu x. Nilai dari koefisien determinasi itu
sendiri antara 0 sampai 1. Artinya, semakin mendekati 1 berarti variabel sumbu x
dan sumbu y semakin berhubungan. Dalam percobaan ini, yang dicari
hubungannya adalah hubungan Qaktual terhadap . Koefisien determinasi yang
diperoleh adalah 0,9576. Nilai tersebut sudah hampir mendekati 1 artinya Qaktual
dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian muka air pada piezometer. Kemudian, dari
grafik tersebut juga bisa didapatkan nilai koefisien discharge (Cd) yang
merupajan faktor koreksi. Koefisien discharge (CD) seharusnya bernilai 1 pada
kondisi ideal. Tetapi, pada percobaan ini koefisien discharge tidak sama dengan 1,
koefisien discharge ditentukan melalui persamaan berikut.
( )

Dari grafik pada gambar V.1, diperoleh persamaan hasil regresi power yang
berbentuk y = mxb. Dalam percobaan ini, berarti y meupakan nilai Qaktual, m
merupakan nilai dari , xb merupakan
( )

Terdapat perbedaan nilai dari eksponen b dari hasil percobaan dengan teori hasil
penurunan rumusnya. Hal tersebut merupakan suatu galat yang diakibatkan data
yang diperoleh saat praktikum tidak sepenuhnya valid dan terdapat kesalahan
paralaks selama praktikum. Galat pada venturimeter dapat diperoleh dengan
persamaan berikut.

| |

| |

Untuk galat pada orifice meter dapat diperoleh dengan persamaan berikut.

| |

| |

V.3 Perbandingan Debit Teoritis dengan Debit Aktual


0,00045
0,0004
y = 1,0994x
0,00035
R² = 0,9304

Qteoritis (m3/s)
0,0003
0,00025
0,0002
Series1
0,00015
0,0001 Linear (Series1)
0,00005
0
0 0,0002 0,0004 0,0006
Qaktual (m3/s)

Gambar V.3 Grafik Qteoritis terhadap Qaktual pada venturimeter

0,0008
0,0007 y = 1,7336x
R² = 0,9469
0,0006
Qteoritis (m3/s)

0,0005
0,0004
0,0003 Series1
0,0002 Linear (Series1)
0,0001
0
0 0,0001 0,0002 0,0003 0,0004 0,0005
Qaktual (m3/s)

Gambar V.4 Grafik Qteoritis terhadap Qaktual pada orifice meter

Dari kedua grafik pada gambar V.3 dan V.4 didapat bahwa hasil regresi
persamaan garis hubungan Qteoritis terhadap Qaktual merupakan persamaan linear
yang bentuknya y = mx. Dalam hal ini, variabel y merupakan Qteoritis, variabel x
merupakan Qaktual, dan m merupakan nilai dari . Koefisien discharge (Cd)

merupakan faktor koreksi, yang seharusnya bernilai 1 pada kondisi ideal. Tetapi,
pada percobaan ini koefisien discharge tidak sama dengan 1, koefisien discharge
ditentukan melalui persamaan berikut.
Nilai koefisien discharge yang diperoleh dari persamaan tersebut merupakan nilai
koefisien discharge aktual. Pada venturimeter, koefisien discharge nya sebagai
berikut.

Pada orifice meter, koefisien discharge nya sebagai berikut.

Karena kondisi percobaan tidak sepenuhnya ideal dan juga ada beberapa
kesalahan saat praktikum, tentu ada galat antara Cd aktual dengan Cd teoritis. Cd
teoritis sendiri diperoleh dari literatur sebagai berikut.

Keterangan :

Re= Bilangan Reynold


v = kecepatan aliran air ( ⁄ )

d = diameter pipa (m)


μ= Viskositas dinamis ( ⁄ )

= Densitas air ( ⁄

Nilai kecepatan (v) diperoleh dengan merata-ratakan kecepatan yang diperoleh


dari kelima variasi pengukuran yang dilakukan. Kecepatan pada venturimeter
bernilai sebagai berikut.

Kecepatan pada orifice meter bernilai sebagai berikut.

Kemudian, nilai dari viskositas dinamis diperoleh dari regresi grafik viskositas
dinamis terhadap suhu.

0,0018
0,0016 y = 1E-07x2 - 3E-05x + 0,0015
0,0014 R² = 0,9886

0,0012
μ (Pa . s)

0,001
Series1
0,0008
Power (Series1)
0,0006
Poly. (Series1)
0,0004
0,0002
0
0 50 100 150
Temperatur (0C)

Gambar V.5 Grafik Viskositas Dinamis terhadap Suhu

Nilai variabel y pada persamaan grafik di gambar V.5 adalah viskositas dinamis
( ). Untuk mencari nilai viskositas dinamis, maka nilai x di persamaan grafik
tersebut disubstitusi dengan suhu rata-rata yaitu 26,5oC.
Setelah didapatkan nilai viskositas dinamis, maka selanjutnya dapat diperoleh
bilangan Reynold nya. Bilangan Reynold (Re) untuk venturimeter adalah sebagai
berikut.

Pada orifice meter, bilangan Reynold (Re) nya adalah sebagai berikut.

Tabel V.1 Hubungan Cd dengan Bilangan Reynolds dan Perbandingan Diameter


pada Venturimeter

Koefisien Discharge - Cd
Diameter Bilangan Reynold (Re)
Ratio
104 105 106 107
(d2/d1)
0,2 0,968 0,988 0,994 0,995
0,4 0,957 0,984 0,993 0,995
0,6 0,95 0,981 0,992 0,995
0,8 0,94 0,978 0,991 0,995
(Sumber : https://www.engineeringtoolbox.com/orifice-nozzle-venturi-
d_590.html)

Berdasarkan tabel V.1, diperoleh nilai Cdteoritis di venturimeter adalah sebesar


0,95. Oleh sebab itu, terdapat galat antara Cdaktual dengan Cdteoritis. Galat tersebut
dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

Tabel V.2 Hubungan Cd dengan Bilangan Reynolds dan Perbandingan Diameter


pada Orifice meter

Koefisien Discharge - Cd
Diameter Bilangan Reynold (Re)
Ratio
104 105 106 107
(d2/d1)
0,2 0,60 0,595 0,594 0,594
0,4 0,61 0,603 0,598 0,598
0,5 0,62 0,608 0,603 0,603
0,6 0,63 0,61 0,608 0,608
0,7 0,64 0,614 0,609 0,609
(Sumber : https://www.engineeringtoolbox.com/orifice-nozzle-venturi-
d_590.html)

Berdasarkan tabel V.2, diperoleh nilai Cdteoritis di orifice meter adalah sebesar
0,61. Oleh sebab itu, terdapat galat antara Cdaktual dengan Cdteoritis. Galat tersebut
dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
V.4 Penurunan Rumus

Gambar V.6 Prinsip Bernoulli

(Sumber : www.ayo-sekolahfisika.com)

Gambar V.7 Ilustrasi Venturimeter

(Sumber : www.zenius.net)

Menurut Persamaan Bernoulli,


( )

( )

( )

Keterangan :

masssa jenis ( ⁄

v = kecepatan ( ⁄

Q = debit ( ⁄

g = percepatan gravitasi ( ⁄
A = luas penampang (m3)

V.5 Kelebihan dan Kekurangan


Dibandingkan dengan orifice meter, venturimeter memiliki beberapa
keungguluan, yaitu nilai headloss yang dihasilkan lebih kecil karena
perubahan luas penampang tidak langsung drastis, melainkan secara perlahan
mengikuti bentuk pipa. Lalu, venturimeter juga dapat digunakan untuk
mengukur debit aliran yang relatif besar. Tetapi, harga venturimeter lebih
mahal daripada orifice meter. Venturimeter juga menghasilkan nilai debit
yang kurang akurat daripada orifice meter. Pada orifice meter, nilai debit
yang diperoleh akan lebih akurat. Orifice meter juga harganya lebih
ekonomis. Tetapi, headloss yang dihasilkan ketika menggunakan orifice
meter lebih besar karena terjadi perubahan secara drastis kecepatan aliran air
akibat penyempitan (vena contracta) secara tiba-tiba. Orifice meter juga
mudah rusak jika debit aliran air terlalu tinggi.
V.6 Kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan yang mungkin terjadi selama praktikum
berlangsung yang menyebabkan terjadinya galat pada hasil percobaan dan
data kurang valid. Kesalahan pertama yang mungkin terjadi adalah masih
adanya gelembung udara pada piezometer karena tidak dikeluarkan
seutuhnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi tekanan dalam pipa. Kesalahan
selanjutnya adalah kesalahan pengukuran suhu karena ujung termometer
menyentuh kulit sehingga suhu rata-rata menjadi kurang akurat. Kemudian,
mungkin juga terdapat jeda peletakkan beban pada tuas Hydraulic Bench
mengakibatkan munculnya ketidakakuratan (galat) pada pengukuran waktu
hingga tuas dalam ketinggian seimbang. Hal itu akan membuat hasil debit
aktual yang diperoleh menjadi kurang akurat.

VI. Analisis B
VI.1 Menentukan Besar Debit Air PDAM
Venturimeter digunakan untuk menentukan besarnya debit air yang
didistribusikan kepada konsumen. PDAM menghitung laju aliran air
yang diperlukan dalam sistem perpipaan berdasarkan perbedaan tiggi
sehingga dapat ditentukan headloss guna menentukan skala
pembangunan bangunan penghilang tekanan pada saluran pipa tertutup
agar saluran distribusi ke pemukiman tekanannya tidak melampaui batas
yang ditentukan.

Gambar VI.1 Penyaluran Air Bersih


(Sumber : anekaadhilogam.com)
VI.2 Orificemeter untuk mengontrol aliran bendungan banjir
Plat orifice diletakkan di seberang sungai. Ketika banjur, laju aliran
keluar dari plat orifice yang kemudian hanya dapat melewati aliran yang
ditentukan oleh dimensi fisik lubang tersebut. Arus ini kemudian muncul
kembali di belakang bendungan yang rendah dalam sesevour sementara,
yang perlahan dibuang melalui mulut orifice ketika banjir surut.

Gambar VI.2 Bendungan Banjir

(Sumber : https://www.tribunnews.com/metropolitan/2019/04/25/bendungan-
katulampa-siaga-i-ini-kawasan-di-jakarta-yang-terancam-banjir)
VII. Kesimpulan

VII.1 Nilai debit teoritis fluida dari venturimeter dan orifice meter tertera
pada Tabel IV.1 dan Tabel IV.2.

VII.2 Koefisien discharge (Cd) fluida pada venturimter adalah sebesar 0,9096
dan pada orifice meter sebesar 0,577.

VI.3 Nilai perbedaan ketinggian muka air pada piezometer terdapat pada
Tabel IV.1 dan Tabel IV.2.

VIII. Daftar Pustaka

Engineering ToolBox. (2003). Water - Density, Specific Weight and


Thermal Expansion Coefficient. Diunggah di
https://www.engineeringtoolbox.com/water-density-specific-weight-
d_595.html dan diunduh pada 2 Oktober 2019 pukul 10.11 WIB.

Engineering ToolBox. (2004). Orifice, Nozzle and Venturi Flow Rates


Meters. Diunggah di https://www.engineeringtoolbox.com/orifice-
nozzle-venturi-d_590.html dan diunduh pada 2 Oktober 2019 pukul
10.28 WIB.

Fitriani, Liska Feby. (t.t.). Laporan Hidrolika - Alat Ukur Debit Saluran
Tertutup. Diunggah di
https://www.academia.edu/32188215/LAPRAK_HIDROLIKA_-
_ALAT_UKUR_DEBIT_SALURAN_TERTUTUP dan diunduh pada 2
Oktober 2019 pukul 10.32 WIB>

IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai