PENDAHULUAN
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari
apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah
merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang
sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
Model S-R adalah model komunikasi paling dasar yang menunjukkan komunikasi
sebagai suatu proses “aki-reaksi” yang sangat sederhana. Model S-R terbagi dua yaitu
:
Sebagai contoh, ketika anda sedang berjualan di kampus dan bertemu dengan
teman anda, maka anda akan menjajakan jualan anda dan teman anda berminat dan
membeli barang jualan anda tersebut. Dari contoh tersebut merupakan reaksi S-R
yang bersifat Positif-positif.
Sebagai contoh anda yang sedang berjualan dikampus dan bertemu dengan
teman anda dan anda berusaha untuk menghindari teman anda agar teman anda
tidak membeli jajanan tersebut dan teman andapun menjadi berstimulus yang
kurang baik terhadap anda karena sikap anda.
b. Model Aristoteles
Model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris.
Model ini sering disebut sebagai seni berpidato. Salah satu kelemahan model ini adalah
bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis.
c. Model Laswell
Model ini sama dengan unsure komunikasi pada umumya dimana model
komunikasi ini berupa ungkapan verbal, yakni :
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang-
orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan
komunikatif dua orang yang disengaja. Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem
ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri, karena ketidak keseimbangan atau
kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan
internal untuk memulihkan keseimbangan .
Model ini berbicara dalam dua konteks, komunikasi interperonal dan massa.Dan
perbedaan yang paling penting diantara komunikasi interpersonal dan massa adalah
pada umpan balik (feedback). Di interpersonal, umpan balik berlangsung cepat dan
langsung, sedang di komunikasi massa, umpan baliknya bersifat tidak langsung dan
lambat.
f. Model Gabrner
g. Model Berlo
Model ini juga dikenal sbg model SMCR. Sumber (Source), pesan (Message),
saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah pembuat pesan. Pesan
adalah gagasan yang diterjemahkan atau kode yang berupa simbol-simbol. Saluran
adalah media yang membawa pesan. Dan penerima adalah target dari komunikasi itu
sendiri.
h. Model Defleur
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat
medium massa dan perangkat umpan balik. Model ini menggambarkan sumber,
pemancar, penerima, dan tujuan sebagai fase yang terpisah dalam proses komunikasi
massa.
i. Model Tubbs
Model ini sepenuhnya berbicara tentang komunikasi antara 2 orang. Model ini
sesuai dengan konsep komunikasi sebagai transaksi. Yang mengasumsikan bahwa 2
orang komunikator sebagai pengirim pesan (sender) dan sekaligus sebagai penerima
pesan (receiver). Saat kita berbicara (mengirim pesan), sebenarnya kita sekaligus
mengamati tingkah laku lawan bicara kita dan kita bereaksi terhadap itu. Proses itu
bersifat timbal balik dan juga spontan dan serentak. Pesan di dalam model ini dapat
berupa verbal maupun non verbal. Dapat disengaja maupun tidak. Salurannya berupa
panca indera.
k. Model Interaksional
b. Faktor perilaku
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat :
pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana yang
otoriter, ketidak mampuan untuk berubah walaupun salah, sifat yang egosentris.
c. Faktor situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi ekonomi, sosial,
politik dan keamanan
d. Keterbatasan waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi
secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa memenuhi persyaratan-persyaratan
komunikasi.
Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran kacau. Hal ini
akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga kacau, tidak sistematis
hingga membingungkan pendengar/sasaran.
Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalau
komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau gagap dan sebagainya akan
mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas tertangkap oleh sasaran.
i. Gangguan bahasa
1. Komponen semantik : Gangguan Semantik ialah gangguang komunikasi yang
disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979).
Gangguang semantik sering terjadi karena :
a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing
sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan
oleh penerima.
c. Komponen semantik meliputi, pengetahuan objek. hubungan objek, dan
hubungan peristiwa (M.Lahey, 1989).
2. Komponen Struktur
a. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya sehingga
membingungkan penerima.
b. Komponen Struktur meliputi, fonologi, morfologi, dan sintaksis (M.Lahey,
1989).
3. Komponen Penggunaan / Pragmatik
j. Rintangan fisik
Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya
jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon,
jalur transportasi dan semacamnya. Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik
bisa juga diartikan karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah
satu panca indra penerima.
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga
mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan
penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi
dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik.
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya:
perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
a. Meningkatkan umpan balik, untuk mengetahui apakah pesan atau informasinya sudah
diterima, dipahami, dan dilaksanakan atau tidak.
b. Empati, penyampaian pesan disesuaikan dengan keadaan penerima.
c. Pengulangan, untuk menjamin bahwa pesan dapat dimengerti.
d. Menggunakan bahasa yang sederhana, agar setiap orang dapat memahami isi pesan
yang disampaikan.
e. Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada saat penerima siap
mendengarnya.
f. Mendengarkan secara efektif, sehingga komunikasi antara bawahan dan atasan dapat
berlangsung secara baik.
g. Mengatur arus komunikasi, komunikasi harus diatur mutunya, jumlahnya, dan cara
penyampaiannya.
(http://jhonmiduk8.blogspot.com/2013/05/model-model-komunikasi.html?m=1)
(http://rionikorahayu.blogspot.com/p/faktor-yang-mempengaruhi-komunikasi.html?m=1)
(http://beruangkaki5.blogspot.com/2012/06/hambatan-hambatan-dalam-komunikasi.html?m=1)
(http://komunikasio.blogspot.com/2011/09/usaha-usaha-untuk-mengatasi-hambatan.html)