PENDAHULUAN
Latar Belakang
Garam biasanya digunakan untuk pengawetan bahan pangan. Penambahan
garam akan menaikkan konsentrasi dan menurunkan kadar air. Mikroorganisme pada
umumnya tidak dapat tumbuh pada aw rendah karena tidak ada cukup air untuk
mendukung pertumbuhannya. Tetapi ada mikroorganisme yang toleran terhadap
bahan pangan dengan kadar garam tinggi. Mikroorganisme tersebut membutuhkan
konsentrasi minimal tertentu (konsentrasi garam) untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme tersebut ialah bakteri halofilik (Pelczar, 2015).
Pengawetan bahan pangan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang
umumnya bekerja atas dasar mematikan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme. Penanggulangan resiko kerusakan bahan pangan selama
penyimpanan adalah dengan cara pengawetan. Garam biasanya digunakan untuk
pengawetan bahan pangan. Penabahan garam dapat menurunkan kadar air yang
terkandung pada bahan. Proses penggaraman dapat menekan pertumbuhan mikroba
yang tidak diinginkan sehingga bahan pangan tahan lebih lama. Akan tetapi, tidak
semua mikrobadspat dihambat oleh proses penggaraman contohnya bakteri halofilik.
Bakteri halofilik merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat hidup
dilingkungan berkadar garam tinggi hingga 30%. Kadar garam dilingkungan bakteri
halofilik berkisar anatara 2% hingga 30%. Sedangkan pertumbuhan optimalnya pada
kadsr garam 3% hingga 15%. Bakteri sering ditemukan pada makanan yang
diawetkan dengan penggaraman sebagai mikroorganisme perusak. Proses
penggaraman memang dapat mengawetkan bahan pangan namun tidak untuk bakteri
halofilik. Oleh karena itu pperludilakukan praktikum ini untuk mengetahui
pertumbuha bakteri halofilik dan sifat bakteri halofilik.
Tujuan praktiku
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan
bakteri halofilik pada ikan asin atau makanan bergaram lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Prosedur Kerja
5 gram sampel
Hasil Pengamatan
Table 5.1 hasil pengamatan uji bakteri halofilik dalam medium TSA
No Sampel Pengenceran Jumlah
10-5
10-6 -7
10 koloni
U1 U2 U1 U2 U1 U2 (CFU/gram)
1 Ebi 160 >250 0 >250 0 144 >1,0.105
2 Cumi kering >250 >250 >250 >250 >250 >250 >1,0.107
3 Ikan peje 235 8 >250 123 133 152 <1,0.105
4 Bajo >250 >250 >250 >250 156 120 1,38.109
5 Ikan jambal 48 140 >250 >250 16 19 9,4.107
6 Ikan teri besar >250 >250 30 >250 110 13 >1,0.106
7 Ikan teri kecil >250 >250 >250 >250 >250 >250 >1,0.107
8 Ikan kakap kering 13 152 >250 >250 0 0 <1,0.105
9 Cumi asap kering >250 >250 240 220 122 110 2,3.108
10 Bajo lembain >250 >250 >250 >250 >250 >250 >1,0.107
Hasil Perhitungan
1. Ebi
Pengenceran 10-5
2. Cumi kering
3. Ikan peje
4. Bajo
5. Ikan jambal
6. Ikan teri besar
7. Ikan teri kecil
8. Ikan kakap kering
9. Cumi asap kering
10. Bajo lembain
PEMBAHASAN
Budiharjo,R., P.R. Sarjono dan M.Asy’ari, 2017. Pengaruh Konsentrasi Nacl Terhadap
Aktivitas Fisik Protease Bittern Tambak Garam Madura. Jurnal Kimia Sains
dan Aplikasi.20(0):142-145.