Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kode Etik Keperawatan


Kode etik keperawatan merupakan alat pengambil keputusan yang valid dan
berguna bagi perawat dalam menghadapi masalah etik pada praktek klinik
sehari-hari.Secara global perawat di seluruh dunia memiliki kode etik
keperawatan yang dibuat oleh organisasi profesi setiap negara Organisasi yang
mewadahi Perawat di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) dimana mewajibkan anggota patuh terhadap Undang-Undang RI Nomor
38 tahun 2014 yang menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan keperawatan
harus dilaksanakan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman dan
terjangkau oleh perawat yang memiliki kompetensi, kewenangan etik dan moral
tinggi.Fungsi kode etik sebagai pedoman, pengatur dan pembatas tindakan
perawat.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan
tugas atau fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, di mana
seorang perawat selalau berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian
pelanggaran etik dapat di hindarkan.
1. Kode Etik Keperawatan Menurut PPNI
Kode etik menurut PPNI terbagi menjadi 4, yaitu :
a.Perawat dan Klien
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warnakulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan social.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat wajib memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya
b. Perawat wajib menjelaskan setiap intervensi keperawatan yang
dilakukan pada klien dan keluarga
c. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dilarang/ tidak
mencela adat kebiasaan dan keadaan khusus klien
d. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dilarang/ tidak
membedakan pelayanan atas dasar kebangsaan, kesukuan, warnakuli],
umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta
kedudukan social pada klien.

2
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat pada awal bertemu klien, wajib menjelaskan bahwa mereka
boleh menjalankan/diizinkan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan
budaya, adat dan agama.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan wajib menfasilitasi pelaksanaan
nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dan
wajib mencari solusi, yang akan berpihak pada klien bila terjadi konflik
terkait nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama.
c. Perawat wajib membantu klien memenuhi kebutuhannya sesuai dengan
budaya, adat istiadat dan agama.
d. Perawat wajib mengikutsertakan klien secara terus menerus pada saat
memberikan asuhan keperawatan.

3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan


asuhan keperawatan.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat wajib melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar
prosedur operasional (SPO).
b. Perawat wajib melaksanakan intervensi keperawatan sesuai dengan
kompetensinya.
c. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan sesuai SPO.

4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan


dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat tidak memberikan informasi tentang klien kepada orang yang
tidak berkepentingan.
b. Perawat tidak mendiskusikan klien ditempat umum
c. Perawat menjaga kerahasiaan dokumen klien

3
b. Perawat dan Praktik
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan
melalui belajar terus menerus.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat selalu mengikuti kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan ilmu dan
keterampilan sesuai dengan kemampuan.
b. Perawat menerapkan dalam praktik sehari-hari ilmu pengetahuan dan
teknologi terbaru dalam mernberikan pelayanan.
c. Perawat harus mempublikasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki baik
dalam bentuk 'hasil penelitian maupun presentasi kasus diantaranya jounal
reading, laporan kasus dan summary report’.
d. Perawat melakukan evaluasi diri terhadap pencapaian hasil asuhan
keperawatan.

2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi


disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
Perilakuyangdapatdiukur:
a. Perawat mengikuti dan melaksanakan kegiatan-kegiatan peningkatan dan
penjaminan mutu antara lain: GKM(GugusKendaliMutu), diskusi kasus dan
seterusnya.
b. Perawat selalu melakukan evaluasi terhadap perawat lain yang menjadi
tanggungjawabnya dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terbaru.
c. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan wajib mengidentifikasi
asuhan keperawatan yang tidak sesuai dengan standar mutu dan keselamatan
pasien
d. Perawat wajib menyampaikan kepada atasan langsung, apabila
menemukan pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan standar mutu dan
keselamatan pasien untuk selanjutnya ditindak-lanjuti.
e. Perawat dalam memberikan intervensi keperawatan wajib merujuk pada
standar yang dikeluarkan institusi pelayanan kesehatan.
f. Perawat menggunakan teknologi keperawatan yang telah diuji validitas
(kehandalan) dan reliabiIitas (keabsahan) oleh lembaga yang berwenang.

3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat


dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada
orang lain.

4
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat selalu menggunakan data akurat dalam mengambil keputusan
b. Perawat mendelegasikan pekerjaan harus menggunakan komunikasi yang
jelas dan lengkap.
c. Perawat bertanggungjawab dalam pembinaan moral staf.
d. Perawat harus membuat laporan terkait tugas yang dilimpahkan
e. Perawat harus menjalankan tugas sesuai yang didelegasikan
f. Perawat memberikan masukan berkaitan dengan kasus yang dikonsulkan
sesuai dengan tingkatan penerima konsul.

4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan


dengan selalu menunjukkan perilaku professional.
a. Perawat selalu berpenampilan rapi dan wangi
b. Perawat selalu dapat menjawab pertanyaan kIien sesuai dengan ilmu
pengetahuan yang dimiliki.
c. Perawat selalu menepati janji
d. Perawa selalu ramah
e. Perawat menggunakan seragam yang bersih dan sesuai dengan norma
kesopanan
f. Perawat berbicara dengan lemah lembut.

c. Perawat dan Masyarakat


Perawat mengemban tanggungjawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan
dan kesehatan masyarakat.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat memperlihatkan perilaku hidup sehat di lingkungannya.
b. Perawat melakukan pembimbingan kepada masyarakat untuk hidup sehat
dengan berpartisipasi aktif dalam tindakan preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.
c. Perawat melaksanakan gerakan masyarakat sehat, seperti: perilaku hidup
sehat, hand higieine, dan lain-lain
d. Perawat mengajarkan masyarakat tentang bencana

5
e. Perawat mengajarkan masyarakat menciptakan lingkungan yang bersih,
arnan, dan nyaman.
f. Perawat melakukan penelitian dan menerapkan praktik berbasis bukti
dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

d. Perawat dan Teman Sejawat


1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat mendiskusikan hal-hal terkait profesi secara berkala dengan
sejawat.
b. Perawat dalam menyampaikan pendapat terhadap sejawat, menggunakan
rujukan yang diakui kebenarannya.
c. Perawat menghargai dan bersikap terbuka terhadap pendapat teman
sejawat.
d. Perawat menciptakan lingkungan yang kondusif (keserasian suasana dan
memperlihatkan privacy).
e. Perawat menghargai sesama perawat seperti keluarga sendiri.

2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan
illegal.
a. Perawat mempraktekkan penyelesaian yang terjadi antar sejawat sesuai alur
penyelesaian masalah.
b. Perawat melaporkan sejawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan standar, etik, dan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Perawat menegur sejawat atas perilaku yang tidak kompeten, tidak etik dan
tidak legal.
d. Perawat membina sejawat agar memelihara tindakan yang kompeten, etis
dan logis

6
e. Perawat dan Profesi
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan
dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
dan pendidikan keperawatan.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat menyusun standar yang dibutuhkan profesi di institusi pelayanan
dan pendidikan.
b. Perawat wajib menfasilitas kebutuhan belajar mahasiswa sebagai calon
anggota profesi
c. Perawat melakukan sosialisasi i1mu penegetahuan dan teknologi terbaru
dalam Iingkup profesi di institusi pelayanan dan pendidikan.
d. Perawat wajib menjaga nama baik profesi dan simbol-simbol organisasi
profesi termasuk di media social dan lainnya.

2. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi


keperawatan.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat melaksanakan kajian asuhan keperawatan yang diberikan secara
terus menerus dengan bimbingan perawat yang ditunjuk.
b. Perawat menyampaikan hasil kajian asuhan keperawatan dalam forum
temu ilmiah perawat pada institusi terkait.

3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan


memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.
Perilaku yang dapat diukur:
a. Perawat harus aktif memberikan usulan terhadap pihak terkait agar tersedia
sarana prasarana untuk kelancaran asuhan keperawatan.
b. Perawat wajib menyampaikan asuhan keperawatan yang telah
dilakukannya pada setiap serah terima.
c. Perawat penanggungjawab wajib memastikan terlaksananya asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat pelaksana yang ada dibawah
tanggungjawabnya.
d. Perawat penanggungjawab wajib menyampaikan perkembangan asuhan
keperawatan kepada penanggungjawab perawatan yang lebih tinggi secara
berkala.

7
2. Kode Etik Keperawatan Menurut ANA
Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association(ANA) adalah
sebagai berikut :
1) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh
pertimbangan-pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut politik, atau corak
masalah kesehatannya.
2) Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi
yang bersifat rahasia.
3) Perawatmelindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya
terancam oleh praktik seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis, atau ilegal.
4) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan
yang dijalankan masing-masing individu.
5) Perawat memelihara kompetensi keperawatan
6) Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan
kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan
konsultasi, menerima tanggung jawab, dan melimpahkan kegiatan keperawatan
kepada orang lain.
7) Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan
profesi.
8) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningkatkan standar keperawatan.
9) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina
kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas.
10) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik
terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas
perawat.
11) Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik.

3. Kode Etik Keperawatan Menurut ICN (International Council of Nurse)


ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat nasional di seluruh dunia yang
didirikan pada tanggal 1 juli 1989 oleh Mrs. Bedford Fenwich di Hanover Square,
London dan direvisi pada tahun 1973. Uraian kode etik ini diuraikan sebagai berikut :

8
1) Tanggung Jawab Utama PerawatTanggung jawab utama perawat adalah
meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, memelihara kesehatan,
dan mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab utama
tersebut, perawat harus menyakini bahwa :
a) Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatandi berbagai tempat adalah
sama.
b) Pelaksanaan praktik keperawatan dititikberatkan pada penghargaan
terhadap kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asas
manusia.
c) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan/atau keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan mayarakat, perawat mengikutserakan
kelompok dan instansi terkait.
2) Perawat, Individu dan Anggota Kelompok MasyarakatTanggung jawab utama
perawat adalah melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Oleh karena itu, dalam menjalankan tugas, perawat perlu
meningkatkan keadaan lingkungan kesehatandengan menghargai nilai-nilai yang
ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan serta kepercayaan individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menjadi pasien/klien. Perawat dapat
memegang teguh rahasia pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan
keterangan bila diperlukan oleh pihak yang berkepentingan atau pengadilan.
3) Perawat dan Pelaksanaan Praktik KeperawatanPerawat memegang peranan
penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik keperawatan untuk
mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.
Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif untuk
menopang perannya dalam situasi tertentu.
4) Perawat dan Lingkungan MasyarakatPerawat dapat memprakarsai
pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat berperan serta secara aktif
dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi di
masyarakat.
5) Perawat dan Sejawat, perawat dapat menopang hubungan kerja samadengan
teman sejawat, baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di
luarkeperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam
masa perawatannya merasa terancam.
6) Perawat dan Profesi Keperawatan, perawat memainkan peranan yang besar
dalam menentukan pelaksanaan standar praktik keperawatan dan pendidikan
keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan pengetahun
dalam menopang pelaksanaan perawat secara profesional.

9
2.2 Prinsip Etik Keperawatan
Prinsip bahwa etika adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan
pernah berubah. Prinsip ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun
pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika
mengambil keputusan klinis, perawat seringkali mengandalkan pertimbangan mereka
dengan menggunakan kedua konsekuensi dan prinsip dan kewajiban moral yang
universal. Hal yang paling fundamental dari prinsip ini adalah penghargaan
atas sesama.Empat prinsip dasar lainnya bermula dari prinsip dasar ini yang
menghargai otonomi kedermawanan maleficience dan keadilan.
Prinsip moral merupakan standar umum dalam melakukan sesuatu sehingga
membentuk suatu sistem etik. Prinsip moral berfungsi untuk menilai secara spesifik
apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau diijinkan dalam suatu keadaan.
Prinsip etik yang didefinisikan oleh pembukaan Code for Nurses with Interpretive
Statement ( ANA, 1985 ) adalah sebagi berikut :
1) Otonomi (Autonomy)Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, prinsip moral ini
sebagai dasar perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan cara
menghargai pasien, bahwa pasien adalah seorang yang mampu menentukan sesuatu
bagi dirinya. Contoh, menjelaskan suatu tindakan keperawatan yang akan
dilakukannya.
2) Berbuat Baik (Beneficience) Prinsip beneficienceini oleh Chiun dan Jacobs (1997)
didefinisikan dengan kata lain doing goodyaitu melakukan yang terbaik.
Beneficienceadalah melakukan yang terbaik dan tidak merugikan orang lain , tidak
membahayakan pasien .
3) Keadilan (Justice) Setiap individu harus mendapatkan tindakan yang sama,
merupakan prinsip dari justice(Perry and Potter, 1998 ; 326). Justiceadalah keadilan,
prinsip justiceini adalah dasar dari tindakan keperawatan bagi seorang perawat untuk
berlaku adil pada setiap pasien. Contoh, Kriteria kebutuhan, ditambah dengan
prognosis klien adalah dasar dari triase, yang digunakan oleh perawat.
4) Tidak Merugikan (Nonmaleficience) atau avoid killingPrinsip avoiding
killingmenekankan perawat untuk menghargai kehidupan manusia (pasien), tidak
membunuh atau mengakhiri kehidupan. Contoh, Seorang perawat tidak akan dengan
sengaja menggunakan jarum terkontaminasi untuk mengambil darah.
5) Kejujuran (Veracity)Prinsip veracityberarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
6) Menepati Janji (Fidelity)Sebuah profesi mempunyai sumpah dan janji, saat
seorang menjadi perawat berarti siap memikul sumpah dan janji. Hudak dan Gallo
(1997 : 108), menjelaskan bahwa membuat suatu janji atau sumpah merupakan
prinsip dari fidelityatau kesetiaan. Contoh, Seorang perawat tidak menceritakan
penyakit pasien pada orang yang tidak berkepentingan, atau media lain baik diagnosa
medisnya.

10
7) Karahasiaan (Confidentiality)Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi
tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
8) Akuntabilitas (Accountability)Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa
tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali. Contoh, Jika salah memberidosis obat, maka Perawat bertanggungjawab
terhadap diri sendiri, profesi, klien, sesama karyawan dan masyarakat.

2.3 Konsep Moral dalam Praktik Keperawatan


Secara umum, etika dan moral adalah sama, tetapi etik memiliki terminologi yang
sedikit berbeda dengan moral. Bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk
penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu, sedangkan
moral biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah.Pertimbangan
legal dapat mempengaruhi pertimbangan moral. Etik dan hukum seringkali
melengkapi, namun tidak selalu. Sebuah tindakan legal, bukan berarti menjadikan
tindakan itu secara otomatis sesuatu yang benar atau baik. Sebaliknya tidak semua
tndakan ilegal salah secara moral.Tindakan ilegal terkadang dapat dibenarkan secara
moral, terutama ketika orang menyatakan bahwa tindakan itu memiliki maksud baik
yang terselubung. Bersandar pada hukum sebagai pertimbangan primer standar moral
adalah suatu bentuk legalisme.
Praktik keperawatan, termasuk etika keperawatan mempunyai bebagai dasar
penting seperti advokasi,akuntabilitas,loyalitas,kepedulian,rasa haru dan menghormati
martabat manusia.
1. Advokasi
Istilah Advokasi sering digunakan dalam konyeks hokum yang berkaitan
dengan upaya melindungi hak hak manusia yang tidak mampu membela diri.
Arti advokasi menurut Ikatan Perawat Amerika/ANA (1985) adalah
“melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan
keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang
dilakukan oleh siapapun”
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat penting dalam praktik
keperawatan. Akuntabilitas mengandung arti dapat
mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang dilakukan dan dapat
menerima konsekuensi dari tindakan tersebut. Pada tingat individu atau
pasien, akuntabilitas direfleksikan dalam proses pembuatan keputusan etika
perawat, kompetensi, komitmen dan integrasi. Pada tingkat institusi,
akuntabilitas direfleksikan dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang
keperawatan. Pada tingkat professional, akintabilitas direfleksikan dalam
satndar praktik keperawatan.

11
3. Loyalitas
Loyalitas merupakan suatu konsep segi meliputi simpati, peduli, dan
hubungan timbal balik terhadap pihak yang secara professional yang
berhubungan dengan perawat.
1. Masalah pasien tidak bolek didiskusikan dengan pasien lain dan
perawat harus bijaksana dan informasi harus didskusikan dengan cara
professional
2. Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat.
3. Perawat harus membantu dan menghargai kepada teman sejawat.

2.4 Sikap dan Tindakan yang dapat dilakukan Mahasiswa untuk memperbaiki
SDM (terutama Tenaga Kesehatan) agar menjadi lebih baik

Mahasiswa, merupakan bagian dari generasi muda, yang memegang peran


penting dalam setiap perubahan, baik yang terjadi di penjuru dunia, maupun yang
terjadi di Indonesia. Tidak terlalu berlebihan bila mahasiswa mendapatkan gelar
sebagai agent of change, director of change, creative minority (elit minoritas), dan
calon pemimpin masa depan.
Sumber Daya Manusia dikategorikan sumber daya yang dapat berubah, karena
Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya yang sangat dinamis. Kemampuan
seseorang dapat berubah, meningkat, atau juga mungkin stagnan dan menurun,
tergantung bagaimana manusia tersebut mengelolanya.
Menurut kelompok kami peran mahasiswa keperawatan agar kedepannya tidak
ada perawat/Tenaga Kesehatan Lainnya yang Melanggar Prinsip dan Kode Etik
adalah :

1. Diadakannya pembelajaran tutorial di mata kuliah Program Studi Ilmu


Keperawatan, dengan diadakannya tutorial ini maka mahasiswa dapat mengetahui
mana yang benar dan mana yang salah sehingga diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan sesuatu yang benar tersebut dan meninggalkan hal salah.
2. Mahasiswa dapat mempelajari dan menerapkan prinsip dan kode etik yang sudah
dipelajari agar kedepannya SDM Tenaga Kesehatan lebih baik
3. Mahasiswa dapat melakukan pelatihan kesehatan yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar tenaga kesehatan di
masa depan menjadi lebih berkualitas
Selain itu, Apabila terdapat kebijakan pemerintah yang tidak sesuai atau
bertentangan dengan kode etik dan prinsip etik maka solusi yang dapat dilakukan oleh
mahasiswa beraneka ragam. Mahasiswa dapat melakukan perubahan di tingkat atas,
yaitu regulasi dan kebijakan pemerintah, maupun terjun langsung ke tengah-tengah
masyarakat. Mahasiswa, sebagai pihak yang paling vokal terhadap
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dapat mendesak pemerintah
mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak bagi masyarakat kelas bawah.

12
Selain itu, mahasiswa juga dapat terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat
melakukan kegiatan sosial misalnya penyuluhan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

Komite Keperawatan.2017.Buku Standar Kode Etik Keperawatan.Padang : RS Jiwa


Prof, HB, Sanaan.

Laily, Dayang dkk.2016.Paket Keahlian Keperawatan Sekolah Menengah Kejuruan


(SMK).Depok : PPPPTK Bisnis dan Pariwisata.

Utami, Ngesti W dkk.2016.Etika Keperawatan dan Keperawatan Professional.Jakarta :


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Zainuddin, Ariyanti, Kusrini. 2019. Gambaran Perilaku Etik Perawat Berdasarkan


Penjabaran Kode Etik Keperawatan
http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM

Priharjo Robert. 2006. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta

15

Anda mungkin juga menyukai