Anda di halaman 1dari 2

Nama Erfiny Yurike

NIM 2016041026
Teori/Konteks Symbolic Interactionism
Ide atau rencana judul PERSEPSI WANITA TERHADAP ORANG ASING DI TEMPAT UMUM
Keyword : SIMBOL, INTERAKSI, PERSEPSI, MAKNA
Deskripsi Singkat ide penelitian :
George Herbert Mead adalah seorang yang mengemukakan konsep symbolic interactionist, yaitu
konsep yang menjelaskan mengenai pengaruh lingkungan terhadap bahasa. Yang dibahas dalam
term symbolic interactionism adalah aktivitas kemanusiaan yang paling manusiawi, bahwa manusia
bisa berhubungan dan berbicara satu sama lain. Menurut Blumer─murid Mead, tiga prisip utama
dalam symbolic interactionism adalah meaning (makna), language (bahasa), dan thought
(pemikiran). Dasar pemikiran ini menuntun pada kongklusi tentang pembentukan self seseorang
dan sosialisasi ke dalam community yang lebih luas.
Misalnya seorang wanita yang sedang berjalan sendirian di malam hari di jalan yang sepi.
Sebenarnya wanita itu hanya ingin jalan pulang ke rumahnya, namun tiba-tiba di tengah jalan
bertemu dengan seorang pria yang berbadan besar. Pria tersebut tampak kebingungan dan
bertanya alamat ke wanita itu. Lantas apakah wanita tersebut akan menanggapi pertanyaan dari
pria tersebut atau tidak? Tentu wanita tersebut pastilah akan menghindari pria tersebut dan
cenderung untuk tidak berinteraksi lebih lanjut. Terlepas dari apakah pria tersebut memiliki niat
baik atau buruk. Hal ini dikarenakan wanita tersebut mendefinisikan situasi saat itu sebagai suatu
ancaman bahaya terhadap dirinya. Makna sosial yang terbentuk tersebut merupakan konsekuensi
dari realita yang ada tidak selamanya sesuai yang sebenarnya.

Nama Erfiny Yurike


NIM 2016041026
Teori/Konteks CMM (Coordinated Management of Meaning Theory)
Ide atau rencana judul MENGAKUI PERBEDAAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Keyword : MEMAHAMI, REALITAS SOSIAL, PERBEDAAN, HUBUNGAN,
INTERPRETASI
Deskripsi Singkat ide penelitian :
Manajemen koordinasi makna berteori bahwa komunikasi adalah sebuah proses dimana orang
memahami dunia mereka dan menghasilkan realitas sosial. Teori ini pertama kali dikembangkan
oleh Barnett Pearce dan Vernon Cronen di penghujung tahun 1970an. Mereka berpendapat bahwa
komunikasi adalah inti untuk menjadi manusia dan orang menciptakan realitas percakapannya
sendiri. Menciptakan makna dalam interaksi dicapai dengan cara menerapkan berbagai aturan
berdasarkan isi komunikasi, tindakan yang dinyatakan, situasi, hubungan antar komunikator, latar
belakang individu, dan pola-pola budaya. Lebih lanjut mereka menyatakan bahwa tujuan
komunikasi tidak begitu penting bagi orang-orang untuk mencapai kesepakatan namun bagi
komunikator adalah penting untuk mencapai tingkat koordinasi.
Makna hubungan antarumat beragama perspektif seorang Kiai adalah Tuhan menciptakan manusia
berbeda-beda agar mereka bisa saling belajar, bergaul, dan membantu antara satu dan lainnya dan
mengakui perbedaan-perbedaan itu sebagai sebuah realitas. Kiai tersebut mewujudkan konsep
hubungan antarumat beragama dengan formasi dialog. Interpretasi dari dialog adalah interaksi Kiai
itu dengan non muslim seperti doa bersama, silaturrahmi keagamaan, pentas seni, live in, kerja
sama bidang pendidikan, peleburan budaya antarumat beragama, dan aksi sosial pemuda bangsa.
Hubungan yang sudah dijalankan oleh Kiai tersebut dengan non muslim sebatas hubungan dhohir
dan duniawi bukan hubungan ukhrowi. Sang Kiai menerapkan konsep hubungan antarumat
beragama dipengaruhi oleh ayahnya sendiri dan gurunya serta pemahaman Kiai itu terhadap
piagam madinah. Pola budaya yang telah diterapkan oleh sang Kiai dalam hubungan antarumat
beragama adalah konsep tasawuf dan thoriqoh.

Anda mungkin juga menyukai