PENDAHULUAN
Desa Mandiri itu mencerminkan kemauan masyarakat Desa yang kuat untuk maju,
dihasilkannya produk/karya Desa yang membanggakan dan kemampuan Desa memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Dalam istilah lain, Desa mandiri bertumpu pada trisakti Desa yaitu;
karsa, karya, sembada. Jika Trisakti Desa dapat dicapai maka Desa itu disebut sebagai Desa
berdikari. Karsa, karya, sembada Desa mencakup bidang ekonomi, budaya dan sosial yang
bertumpu pada tiga daya yakni berkembangnya kegiatan ekonomi Desa dan antar Desa, makin
kuatnya sistem partisipatif Desa, serta terbangunnya masyarakat di Desa yang kuat secara
ekonomi dan sosial-budaya serta punya kepedulian tinggi terhadap pembangunan serta
pemberdayaan Desa.
Tiga daya tersebut selaras dengan Konsep yang disampaikan Prof. Ahmad Erani Yustika selaku
Dirjen PPMD Kemendes PDTT pada beberapa kesempatan, bahwa membangun Desa dalam
konteks UU No 6 Tahun 2014 setidaknya mencakup upaya-upaya untuk mengembangkan
keberdayaan dan pembangunan masyarakat Desa di bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Konsep tersebut dikenal dengan istilah “Lumbung Ekonomi Desa, Lingkar Budaya Desa, dan
Jaring Wira Desa”.
Lumbung Ekonomi Desa tidak cukup hanya menyediakan basis dukungan finansial terhadap
rakyat miskin, tetapi juga mendorong usaha ekonomi Desa dalam arti luas. Penciptaan
kegiatan-kegiatan yang membuka akses produksi, distribusi, dan pasar (access to finance,
access to production, access to distribution and access to market) bagi rakyat Desa dalam
pengelolaan kolektif dan individu mesti berkembang dan berlanjut.
Pertumbuhan ekonomi dari bawah bertumpu pada 2 hal pokok yakni memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada pelaku ekonomi lokal untuk memanfaatkan sumberdaya milik lokal
dalam rangka kesejahteraan bersama dan memperbanyak pelaku ekonomi untuk mengurangi
faktor produksi yang tidak terpakai.
Karena pasar tidak bisa membentuk bahkan menstimulasi kesempatan dan pelaku dalam
keadaan ketidakseimbangan modal, informasi, dan akses lain yang dimiliki para pelaku, maka
diperlukan campur tangan pemerintah dalam bentuk fasilitasi dan regulasi. Kurang adanya
intervensi yang pantas dari pemerintah dalam daya ekonomi bawah ini telah menyebabkan
permasalahan antara lain kegagalan pasar, terjadinya monopoli, misalokasi sumberdaya, dan
adanya sumberdaya yang tidak terpakai.
Pemberian kesempatan yang seluas-luasnya tidak cukup hanya melalui treatment membuka
akses permodalan, akan tetapi juga akses produksi, akses distribusi dan akses pasar. Akses
permodalan dibuka dan dikembangkan melalui pemberian kredit yang terjangkau dan fleksible,
akses produksi dikembangkan melalui dorongan dan dukungan sektor industri lokal yang
berbasis sumberdaya lokal, dan akses pasar dikembangkan melalui regulasi dan kebijakan yang
memastikan terbentuk dan berkembangnya kondisi yang optimum dari perekonomian di
perdesaan.
Pertumbuhan ekonomi dari bawah menitikberatkan pada tumbuh dan berkembangnya sektor
usaha dan industri lokal, yang mempunyai basis produksi bertumpu pada sumberdaya lokal.
Bentuk-bentuk usaha yang telah berkembang seperti kerajian, pertanian, perikanan,
perkebunan, peternakan, industri kecil, makanan olahan sehat, adalah sektor ekonomi strategis
yang harusnya digarap Desa dan Kerjasama Desa.
Lumbung Ekonomi Desa juga harus mengembangkan sektor usaha dan produksi rakyat yang
mendeskripsikan kepemilikan kolektif lebih konkrit. Bentuk-bentuk yang telah dinaungi
peraturan perundangan semacam BKAD, BUMDes, Koperasi, maupun badan usaha milik
masyarakat lain perlu diprioritaskan. Pilihan-pilihan usaha berbasis kegiatan yang telah
dibentuk dan dikembangkan masyarakat Desa misalnya listrik desa, desa mandiri energi, pasar
desa, air bersih, usaha bersama melalui UEP, lembaga simpan pinjam juga merupakan prioritas
kegiatan dalam rangka pengembangan Lumbung Ekonomi Desa.
Jaring Wira Desa adalah upaya menumbuhkan kapasitas manusia Desa yang mencerminkan
sosok manusia Desa yang cerdas, berkarakter dan mandiri. Jaring wira Desa menempatkan
manusia sebagai aktor utama sekaligus mampu menggerakkan dinamika sosial ekonomi serta
kebudayaan di Desa dengan kesadaran, pengetahuan serta ketrampilan sehingga Desa juga
melestarikan keteladanan sebagai soko guru kearifan lokal.
Lingkar Budaya Desa mengangkat kembali nilai-nilai kolektif desa dan budaya bangsa mengenai
musyawarah mufakat dan gotong royong serta nilai-nilai manusia (desa) Indonesia yang tekun,
bekerja keras, sederhana, serta punya daya tahan. Selain itu lingkar budaya Desa bertumpu
pada bentuk dan pola komunalisme, kearifan lokal, keswadayaan sosial, teknologi tepat guna,
kelestarian lingkungan, serta ketahanan dan kedaulatan lokal, hal ini mencerminkan kolektivitas
masyarakat di Desa (Lendy W Wibowo, Pejaten 23 November 2015).
Meningkatnya kegiatan usaha ekonomi dan budaya berbasis kearifan lokal di desa.
6
BAB II
Begitu mendengar istilah Desa Online, yang terbayang pertama kali adalah seluruh
sumberdaya yang ada di desa itu dioptimalkan untuk kebutuhan online. Warga desa bisa
mengakses internet di beberapa titik di desa bahkan bisa semua wilayah bisa online. Untuk
mendukung Konsep Desa Online ini, jelas sangat dibutuhkan pendukung yang kuat baik dari
sisi Sumberdaya Manusianya (SDM) maupun dari sisi Infrastrukturnya.
2.2 BUMDesa
BUMDesa adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset , jasa pelayanan , dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
A. TUJUAN BUMDesa
BUMDesa sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang berperan strategis untuk menggairahkan
ekonomi desa.
Keunikan BUMDesa yakni merupakan sebuah usaha desa milik kolektif yang digerakkan oleh
aksi kolektif antara pemerintah desa dan masyarakat (Public and Community Partnership)
BUMDesa dibentuk atas dasar komitmen bersama masyarakat desa untuk saling bekerjasama
dan menggalang kekuatan ekonomi rakyat demi mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat desa.Pengembangandanpembentukan BUMDesa merupakan prospek menjanjikan
untuk menguatkan dan memberdayakan lembaga-lembaga ekonomi desa.
Pendirian BUMDesa dipilih sebagai suatu alternatif guna mengembangkan roda perekonomian
di desa. Beberapa hal yang harus segera dilakukan dalam rangka penataan perekonomian desa
melaluiBUMDesa:
2.3 Permasalahan dan Solusi dalam Berwirausaha untuk Pelaku Usaha atau UMKM Desa
Salah satu solusi penting yang mampu mendorong gerak ekonomi desa adalah
mengembangkan kewirausahaan bagi masyarakat desa. Pengembangan desa wirausaha
menawarkan solusi untuk mengurangi kemiskinan, migrasi penduduk, dan pengembangan
lapangan kerja di desa. Kewirausahan menjadi strategi dalam pengembangan dan pertumbuhan
kesejahteraan masyarakat, dimana sumber daya dan fasilitas yang disediakan secara spontan
oleh (komunitas) masyarakat desa untuk menuju perubahan kondisi sosial ekonomi perdesaan.
Apabila desa wirausaha menjadi suatu gerakan massif, maka merupakan hal yang sangat
mungkin untuk mendorong perkembangan ekonomi perdesaan.
Desa wirausaha untuk anak muda berbasis digital merupakan program yang dapat
dikembangkan sesuai dengan perkembangan peradaban saat ini yang arah alur bisnis berbasis
digital atau online. Kewirausahaan berbasis digital untuk masyarakat desa pun dapat bermakna
mengorganisir struktur ekonomi perdesaan dengan perluasan wilayah baik antar desa, regional,
dan nasional. Seluruh aset desa seperti tanah, air, lingkungan, dan tenaga kerja dapat menjadi
modal pengembangan usaha baru yang digerakkan bersama-sama oleh seluruh elemen desa,
karena marketshare atau akses informasi sudah meluas.
3.2 Program Pelatihan Wirausaha Muda berbasis DIGITAL di Desa (DIGITALPRENEUR DESA)
Program Pelatihan ini untuk menciptakan anak muda desa memiliki jiwa wirausaha berbasis
digital, dan atau memasarkan usaha dengan digital, dengan harapan semakin terbuka
cakrawala berfikir dan minat bagi pemuda desa untuk memulai usaha. Yang mana apabila
tercipta pemuda yang berwirausaha maka desa tersebut akan cepat berkembang.
Fokus materi pelatihan desa untuk digitalpreneur adalah diawali membuka mindset untuk
menciptakan usaha, dan diikuti dengan motivasi dan latihan latihan inspirasi, lalu masuk
kebagian teknis digital, pemasaran, dan fundamental ilmu bisnis, dan pengembangan
pengembangan yang dianggap perlu.
Materi Pelatihan
3.3 Program Pelatihan Digital Marketing untuk Pelaku Usaha atau UMKM Desa
Program Pelatihan Digital Marketing untuk Pelaku Usaha di Desa atau UMKM Desa sangat
penting, karena kondisi permasalahan saat ini yang dihadapi oleh pelaku usaha tersebut adalah
bagaimana menjual hasil pertaniannya, hasil kebunnya, hasil kerajinan tangannya, bahkan hasil
sumberdaya alam desanya, agar dapat dijual kedaerah lain, antar desa, ke kota, bahkan lebih
luas lagi antar pripinsi, nasional maupun pasar internasional. Dengan adanya program
pemerintah juga dengan desa online ini menunjukkan pemerintah juga melihat permasalahan
yang sama yang dialami oleh desa, namun seiring dengan perkembangan saat ini bahwa sudah
online untuk semua hal termasuk untuk bisnis perlu pelaku usaha ini memahami bagaimana
menjual secara online dengan benar, dan untuk ini perlu dilakukan pelatihan internet marketing
dan digital marketing.
Materi Pelatihan.
Tujuan Pelatihan ini membantu BUMDESA dalam menjalankan tugas sebagai lokomotif
memasarkan dan menjual hasil pertanian desa, potensi desa, kerajinan tangan desa, baik antar
desa maupun luar daerah, namun keterbatasan sumberdaya manusia proses penjualan sangat
lamban karena masih dilakukan secara konvensional, dan harus ada anggaran yang besar untuk
melakukan pemasaran., dan untuk memecahkan masalah ini pemerintah sudah membuat
program Desa Online yang dikelola oleh BUMDESA sendiri, sehingga perlu ditingkatkan lagi
kemampuan SDM Bumdesa dalam hal teknik marketing secara online yaitu Digital Marketing.
Materi Pelatihan
PELAKSANAAN PELATIHAN
Pelaksanaan Pelatihan ini, dilakukan dengan serangkaian perencanaan yang matang,
sistematis, terarah agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa perencanaan
dan kesiapan penyelenggara dalam perlatihan ini yaitu:
Penyelenggara:
Target Peserta : Unsur BUMDESA, Pelaku Usaha Desa atau UMKM Desa, Pemuda Desa
Nb. Setiap Peserta membawa 1 Unit Laptop dan 1 unit Handphone Androit
BAB V
PENUTUP
Demikianlah proposal ini diperbuat dengan harapan dapat terselenggaranya pelatihan ini di
desa desa yang membutuhkan demi kemajuan desa tersebut dan terlaksananya dengan baik
program pemerintah terhadap desa yaitu Dari Desa Membangun Indonesia.
Hormat Kami
Komite Pemberdayaan Desa adalah organisasi masyarakat yang memberikan perhatian kepada
pengembangan masyakat desa dari semua bidang yang dibutuhkan, dimana KPD disini melihat
untuk masing masing desa yang ada di daerah sumatera utara yang mana perlu untuk didorong,
dimajukan, diberdayakan, ditingkatkan SDM nya, maka KPD berperanan sebagai fasilitator atau
menjembatani dengan berbagai pemangku kepentingan baik dalam hal ini pemerintah, ataupun
pihak professional, elemen masyarakat, pelaku usaha untuk mencari jalan keluar untuk program
pengembangan yang akan dibuat oleh berbagai pihak.
Legalitas KPD:
1. Akte Notaris No. 1166, 18 April 2016 oleh Refizal, SH.MHum
2. Lampiran Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia No
AHU-0061934.AH.01.07.Tahun 2016.
3. SK KesbangPol Propinsi Sumatera Utara, No 220-2904/BKB.POL-PM
4. SK Pengurus Pusat KPD No 011/KEP.KPD-BN/X/2016 Tentang SK Pengurus KPD
Propinsi Sumatera Utara.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud berdirinya KPD-BANGUN NEGERI adalah sebagai media, wadah partisipasi
masyarakat umum dan masyarakat Desa dengan tujuan sebagai mitra Pemerintah Desa untuk
menanggapi perubahan paradigm pembangunan yang berorientasi pada Otonomi Daerah,
khususnya yang diatur dalam UU-RI nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, yang dapat menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi daerah untuk menata dirinya secara mandiri.
Perubahan pradigma ini memberikan ruang bagi Masyarakat dan Pemerintah Daerah khususnya
Pemerintahan Desa untuk lebih leluasa mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal
dan mandiri guna mensejahterakan Masyarakat Desa.
Dari uraian tersebut, maka tujuan KPD-BANGUN NEGERI adalah upaya “Terwujudnya Cita-
cita Kemerdekaan Republik Indonesia” melalui program pembangunan bidang idiil
Pembangunan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang dijabarkan meliputi :