Anda di halaman 1dari 16

GERAKKAN EKONOMI DESA ONLINE

MELALUI DIGITAL MARKETING MENUJU DESA MANDIRI


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 KONSEP DESA MANDIRI

Desa Mandiri itu mencerminkan kemauan masyarakat Desa yang kuat untuk maju,
dihasilkannya produk/karya Desa yang membanggakan dan kemampuan Desa memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Dalam istilah lain, Desa mandiri bertumpu pada trisakti Desa yaitu;
karsa, karya, sembada. Jika Trisakti Desa dapat dicapai maka Desa itu disebut sebagai Desa
berdikari. Karsa, karya, sembada Desa mencakup bidang ekonomi, budaya dan sosial yang
bertumpu pada tiga daya yakni berkembangnya kegiatan ekonomi Desa dan antar Desa, makin
kuatnya sistem partisipatif Desa, serta terbangunnya masyarakat di Desa yang kuat secara
ekonomi dan sosial-budaya serta punya kepedulian tinggi terhadap pembangunan serta
pemberdayaan Desa.

Tiga daya tersebut selaras dengan Konsep yang disampaikan Prof. Ahmad Erani Yustika selaku
Dirjen PPMD Kemendes PDTT pada beberapa kesempatan, bahwa membangun Desa dalam
konteks UU No 6 Tahun 2014 setidaknya mencakup upaya-upaya untuk mengembangkan
keberdayaan dan pembangunan masyarakat Desa di bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Konsep tersebut dikenal dengan istilah “Lumbung Ekonomi Desa, Lingkar Budaya Desa, dan
Jaring Wira Desa”.

Lumbung Ekonomi Desa tidak cukup hanya menyediakan basis dukungan finansial terhadap
rakyat miskin, tetapi juga mendorong usaha ekonomi Desa dalam arti luas. Penciptaan
kegiatan-kegiatan yang membuka akses produksi, distribusi, dan pasar (access to finance,
access to production, access to distribution and access to market) bagi rakyat Desa dalam
pengelolaan kolektif dan individu mesti berkembang dan berlanjut.

Pembangunan dan pemberdayaan Desa diharapkan mampu melahirkan pertumbuhan ekonomi


yang berkualitas dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah konsep
mengenai perkuatan dan kontribusi yang disumbangkan oleh sektor ekonomi riil. Sektor
ekonomi riil yang tumbuh dan berkembang dari bawah karena dukungan ekonomi rakyat di
Desa.

Pertumbuhan ekonomi dari bawah bertumpu pada 2 hal pokok yakni memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada pelaku ekonomi lokal untuk memanfaatkan sumberdaya milik lokal
dalam rangka kesejahteraan bersama dan memperbanyak pelaku ekonomi untuk mengurangi
faktor produksi yang tidak terpakai.

Karena pasar tidak bisa membentuk bahkan menstimulasi kesempatan dan pelaku dalam
keadaan ketidakseimbangan modal, informasi, dan akses lain yang dimiliki para pelaku, maka
diperlukan campur tangan pemerintah dalam bentuk fasilitasi dan regulasi. Kurang adanya
intervensi yang pantas dari pemerintah dalam daya ekonomi bawah ini telah menyebabkan
permasalahan antara lain kegagalan pasar, terjadinya monopoli, misalokasi sumberdaya, dan
adanya sumberdaya yang tidak terpakai.

Pemberian kesempatan yang seluas-luasnya tidak cukup hanya melalui treatment membuka
akses permodalan, akan tetapi juga akses produksi, akses distribusi dan akses pasar. Akses
permodalan dibuka dan dikembangkan melalui pemberian kredit yang terjangkau dan fleksible,
akses produksi dikembangkan melalui dorongan dan dukungan sektor industri lokal yang
berbasis sumberdaya lokal, dan akses pasar dikembangkan melalui regulasi dan kebijakan yang
memastikan terbentuk dan berkembangnya kondisi yang optimum dari perekonomian di
perdesaan.

Pertumbuhan ekonomi dari bawah menitikberatkan pada tumbuh dan berkembangnya sektor
usaha dan industri lokal, yang mempunyai basis produksi bertumpu pada sumberdaya lokal.
Bentuk-bentuk usaha yang telah berkembang seperti kerajian, pertanian, perikanan,
perkebunan, peternakan, industri kecil, makanan olahan sehat, adalah sektor ekonomi strategis
yang harusnya digarap Desa dan Kerjasama Desa.

Lumbung Ekonomi Desa juga harus mengembangkan sektor usaha dan produksi rakyat yang
mendeskripsikan kepemilikan kolektif lebih konkrit. Bentuk-bentuk yang telah dinaungi
peraturan perundangan semacam BKAD, BUMDes, Koperasi, maupun badan usaha milik
masyarakat lain perlu diprioritaskan. Pilihan-pilihan usaha berbasis kegiatan yang telah
dibentuk dan dikembangkan masyarakat Desa misalnya listrik desa, desa mandiri energi, pasar
desa, air bersih, usaha bersama melalui UEP, lembaga simpan pinjam juga merupakan prioritas
kegiatan dalam rangka pengembangan Lumbung Ekonomi Desa.

Jaring Wira Desa adalah upaya menumbuhkan kapasitas manusia Desa yang mencerminkan
sosok manusia Desa yang cerdas, berkarakter dan mandiri. Jaring wira Desa menempatkan
manusia sebagai aktor utama sekaligus mampu menggerakkan dinamika sosial ekonomi serta
kebudayaan di Desa dengan kesadaran, pengetahuan serta ketrampilan sehingga Desa juga
melestarikan keteladanan sebagai soko guru kearifan lokal.
Lingkar Budaya Desa mengangkat kembali nilai-nilai kolektif desa dan budaya bangsa mengenai
musyawarah mufakat dan gotong royong serta nilai-nilai manusia (desa) Indonesia yang tekun,
bekerja keras, sederhana, serta punya daya tahan. Selain itu lingkar budaya Desa bertumpu
pada bentuk dan pola komunalisme, kearifan lokal, keswadayaan sosial, teknologi tepat guna,
kelestarian lingkungan, serta ketahanan dan kedaulatan lokal, hal ini mencerminkan kolektivitas
masyarakat di Desa (Lendy W Wibowo, Pejaten 23 November 2015).

1.2 TUJUAN YANG AKAN DICAPAI OLEH DESA MANDIRI

Pengembangan desa mandiri berbasis kawasan pedesaan untuk mewujudkan kemandirian


masyarakat pedesaan agar mampu mendayagunakan dan mengoptimalkan potensi sumber
daya ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup untuk kesejahteraan masyarakat.

1.3 MANFAAT YANG AKAN DICAPAI OLEH DESA MANDIRI

 Berkembangnya potensi desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat


diwilayahnya melalui penciptaan lapangan kerja.

 Meningkatnya kegiatan usaha ekonomi dan budaya berbasis kearifan lokal di desa.

 Meningkatnya kemandirian desa dalam melaksanakan kegiatan pembangunan.

 Menurunnya disparitas pembangunan wilayah antara desa dengan kota.

6
BAB II

PROGRAM EKONOMI DESA MENUJU DESA MANDIRI

2.1 DESA ONLINE

Begitu mendengar istilah Desa Online, yang terbayang pertama kali adalah seluruh
sumberdaya yang ada di desa itu dioptimalkan untuk kebutuhan online. Warga desa bisa
mengakses internet di beberapa titik di desa bahkan bisa semua wilayah bisa online. Untuk
mendukung Konsep Desa Online ini, jelas sangat dibutuhkan pendukung yang kuat baik dari
sisi Sumberdaya Manusianya (SDM) maupun dari sisi Infrastrukturnya.

Contoh Topologi jaringan sederhana untuk membangun Hotspot di sebuah Desa


Desa Online ini bisa dikembangkan manfaatnya ke berbagai kegiatan, antara lain:

 Pembentukan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang akan memberikan informasi


sekitar potensi desa dan kegiatan – kegiatan di desanya.
 Pelayanan Publik berbasis IT, dimana setiap masyarakat dalam pengurusan administrasi
desa cukup dengan memanfaatkan layanan online/web atau jaringan lokal (intranet).
 Bisa memulai Gerakan Desa Melek Informasi, Warga yang selama ini tahu informasi dari
masyarakat, buku, sekarang bisa berkembang dengan pemanfaatan Browsing di
internet.
 Pembentukan Pusat – pusat Kegiatan Masyarakat yang berbasis IT, Taman Baca
masyarakat berbasis IT, Gapoktan(Gabungan Kelompok Tani) melek IT, Pemuda Mandiri
dengan IT. dan lain – lain.
 Memiliki Website Desa (WebDes) yang dikelola oleh Kelompok Informasi Masyarakat
(KIM) atau kelompok masyarakat lainnya, yang nantinya akan mengangkat potensi lokal
di dunia maya sehingga akan cenderung menaikkan kehidupan ekonomi masyarakat
desa.

2.2 BUMDesa

BUMDesa adalah Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset , jasa pelayanan , dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.

A. TUJUAN BUMDesa

Meningkatkan perekonomian Desa, Mengoptimalkan asset Desa, Meningkatkan usaha


masyarakat, Mengembangkan rencana kerja, Menciptakan peluang dan jaringan
pasar,Membukala pangan kerja, Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan Pertumbuhan
dan pemerataan ekonomi Desa dan Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan
Pendapatan Asli Desa
B. BUMDesa sebagai Pilar Demokrasi Ekonomi

BUMDesa sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang berperan strategis untuk menggairahkan
ekonomi desa.

Keunikan BUMDesa yakni merupakan sebuah usaha desa milik kolektif yang digerakkan oleh
aksi kolektif antara pemerintah desa dan masyarakat (Public and Community Partnership)

BUMDesa dibentuk atas dasar komitmen bersama masyarakat desa untuk saling bekerjasama
dan menggalang kekuatan ekonomi rakyat demi mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat desa.Pengembangandanpembentukan BUMDesa merupakan prospek menjanjikan
untuk menguatkan dan memberdayakan lembaga-lembaga ekonomi desa.

C. Menggerakkan dan Menata Potensi ekonomi Desa Melalui BUMDesa

Pendirian BUMDesa dipilih sebagai suatu alternatif guna mengembangkan roda perekonomian
di desa. Beberapa hal yang harus segera dilakukan dalam rangka penataan perekonomian desa
melaluiBUMDesa:

1. Memperkuat kapasitas masyarakat untuk turut mengawasi berjalannya usaha dari


BUMDesa
2. Struktur organisasi BUMDesa yang menunjukan peranan kuat dan peran pemerintah
desa harus dikurangi namun tetap memperhatikan penasihat dijabat secara Ex-officio
oleh Kades.
3. Kegiatan ekonomi harus mengakar dengan kondisi sosial masyarakat desa
4. Kegiatan ekonomi sesuai dengan potensi dan aset yang dimiliki desa.
5. Pendistribusian manfaat BUMDesa harus dilakukan secara adil, jelas dan transparan dan
modern

2.3 Permasalahan dan Solusi dalam Berwirausaha untuk Pelaku Usaha atau UMKM Desa

Adalah Permasalahan BUMDesa di Indonesia, Iklim berusaha belum kondusif (unfair


business practices), Keterbatasan informasi dan akses pasar, Rendahnya produktivitas
(teknologi rendah), Keterbatasan permodalan, dan Rendahnya jiwa dan semangat
kewirausahaan

SOLUSI: Pengembangan E-Commerce dalam mendukung pengembangan BUMDesa yaitu


dengan penjualan produk melalui onlineshop yang tentunya menggunakan teknik IT didalam
mempercepat laju penjualan.
BAB III

PELATIHAN DIGITALPRENEUR & DIGITAL MARKETING


(Dasar Hukum Pelatihan Masyarakat : Permendesa Nomor 09 Tahun 2016)

3.1 Ciptakan Wirausaha Muda berbasis Digital di DESA

Salah satu solusi penting yang mampu mendorong gerak ekonomi desa adalah
mengembangkan kewirausahaan bagi masyarakat desa. Pengembangan desa wirausaha
menawarkan solusi untuk mengurangi kemiskinan, migrasi penduduk, dan pengembangan
lapangan kerja di desa. Kewirausahan menjadi strategi dalam pengembangan dan pertumbuhan
kesejahteraan masyarakat, dimana sumber daya dan fasilitas yang disediakan secara spontan
oleh (komunitas) masyarakat desa untuk menuju perubahan kondisi sosial ekonomi perdesaan.
Apabila desa wirausaha menjadi suatu gerakan massif, maka merupakan hal yang sangat
mungkin untuk mendorong perkembangan ekonomi perdesaan.

Desa wirausaha untuk anak muda berbasis digital merupakan program yang dapat
dikembangkan sesuai dengan perkembangan peradaban saat ini yang arah alur bisnis berbasis
digital atau online. Kewirausahaan berbasis digital untuk masyarakat desa pun dapat bermakna
mengorganisir struktur ekonomi perdesaan dengan perluasan wilayah baik antar desa, regional,
dan nasional. Seluruh aset desa seperti tanah, air, lingkungan, dan tenaga kerja dapat menjadi
modal pengembangan usaha baru yang digerakkan bersama-sama oleh seluruh elemen desa,
karena marketshare atau akses informasi sudah meluas.

3.2 Program Pelatihan Wirausaha Muda berbasis DIGITAL di Desa (DIGITALPRENEUR DESA)

Program Pelatihan ini untuk menciptakan anak muda desa memiliki jiwa wirausaha berbasis
digital, dan atau memasarkan usaha dengan digital, dengan harapan semakin terbuka
cakrawala berfikir dan minat bagi pemuda desa untuk memulai usaha. Yang mana apabila
tercipta pemuda yang berwirausaha maka desa tersebut akan cepat berkembang.

Fokus materi pelatihan desa untuk digitalpreneur adalah diawali membuka mindset untuk
menciptakan usaha, dan diikuti dengan motivasi dan latihan latihan inspirasi, lalu masuk
kebagian teknis digital, pemasaran, dan fundamental ilmu bisnis, dan pengembangan
pengembangan yang dianggap perlu.
Materi Pelatihan

Menciptakan Anak Muda Desa, dilatih untuk menjadi DigitalPreneur/DigitalPreneurship,


berwirausaha, dan atau dilatih memiliki skill Teknisi Digital baik itu Komputer, Laptop, HP, CCTV
untuk bisa membuka Jasa Perbaikan, Service, dengan Pemasaran Skill tersebut secara Online.

 Saya Ingin Jadi Pengusaha


 Mana Ide Kreatifmu
 Quote Kreatif
 Open Minded VS Closed Minded
 Think VS Blink
 E-Brochure, E-Proposal, E-Catalog
 OnlineShop & MarketPlace
 Digital Marketing
 DigitalPreneur Skill (Teknisi Laptop, Komputer, Printer, CCTV, Handphone)
 DigitalPreneur Skill (Desain Grafis)

3.3 Program Pelatihan Digital Marketing untuk Pelaku Usaha atau UMKM Desa

Program Pelatihan Digital Marketing untuk Pelaku Usaha di Desa atau UMKM Desa sangat
penting, karena kondisi permasalahan saat ini yang dihadapi oleh pelaku usaha tersebut adalah
bagaimana menjual hasil pertaniannya, hasil kebunnya, hasil kerajinan tangannya, bahkan hasil
sumberdaya alam desanya, agar dapat dijual kedaerah lain, antar desa, ke kota, bahkan lebih
luas lagi antar pripinsi, nasional maupun pasar internasional. Dengan adanya program
pemerintah juga dengan desa online ini menunjukkan pemerintah juga melihat permasalahan
yang sama yang dialami oleh desa, namun seiring dengan perkembangan saat ini bahwa sudah
online untuk semua hal termasuk untuk bisnis perlu pelaku usaha ini memahami bagaimana
menjual secara online dengan benar, dan untuk ini perlu dilakukan pelatihan internet marketing
dan digital marketing.

Materi Pelatihan.

 Mix Marketing meliputi RisetOnline terhadap Pasar


 Toko Online Berbasis WEB
 MarketPlace
 Content Creative
 Marketing Online (Fb, IG, Youtube dan Whatsapp Business)
 Etalase Androit & M-Banking Payment
3.4 Program Pelatihan Digital Marketing untuk BUMDESA

Tujuan Pelatihan ini membantu BUMDESA dalam menjalankan tugas sebagai lokomotif
memasarkan dan menjual hasil pertanian desa, potensi desa, kerajinan tangan desa, baik antar
desa maupun luar daerah, namun keterbatasan sumberdaya manusia proses penjualan sangat
lamban karena masih dilakukan secara konvensional, dan harus ada anggaran yang besar untuk
melakukan pemasaran., dan untuk memecahkan masalah ini pemerintah sudah membuat
program Desa Online yang dikelola oleh BUMDESA sendiri, sehingga perlu ditingkatkan lagi
kemampuan SDM Bumdesa dalam hal teknik marketing secara online yaitu Digital Marketing.

Materi Pelatihan

 Mix Marketing meliputi RisetOnline terhadap Pasar


 Toko Online Berbasis WEB
 MarketPlace
 Content Creative
 SEO & SEM
 Marketing Online (Fb, IG, Youtube dan Whatsapp Business)
 Etalase Androit & M-Banking Payment
BAB IV

PELAKSANAAN PELATIHAN
Pelaksanaan Pelatihan ini, dilakukan dengan serangkaian perencanaan yang matang,
sistematis, terarah agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa perencanaan
dan kesiapan penyelenggara dalam perlatihan ini yaitu:

Penyelenggara:

Lembaga Training Profesional : Coffee Chat With Alfin, S.Kom, MM

Komite Pemberdayaan Desa : Anton Sianipar

Narasumber : Bron Alfiner Situmorang, S.Kom, MM

: Domu Sirait, S.Kom

Lama Pelatihan : 24 Jam, 1 Hari 6 Jam, Sehingga Pelatihan selama 3 Hari


Sesi Pelatihan : Sesi I 09.00 s/d 12.00 ISHOMA Sesi 2 14.00 s/d 17.00
Lokasi Pelatihan : Disalah satu BUMDES, atau DiKecamatan, atau Dinas Desa.

Metode Pelatihan : Brainstorming – WORKSHOP – TRAINING ONSITE – SIMULASI

Target Peserta : Unsur BUMDESA, Pelaku Usaha Desa atau UMKM Desa, Pemuda Desa

Fasilitas : e-Modul, e-Certificate, Website, Snack+Coffee, Makan Siang, Akomodasi

INVESTASI & FASILITAS: Rp. 5.500.000

Nb. Setiap Peserta membawa 1 Unit Laptop dan 1 unit Handphone Androit
BAB V

PENUTUP

Demikianlah proposal ini diperbuat dengan harapan dapat terselenggaranya pelatihan ini di
desa desa yang membutuhkan demi kemajuan desa tersebut dan terlaksananya dengan baik
program pemerintah terhadap desa yaitu Dari Desa Membangun Indonesia.

Sekian dan Terimakasih

+62 812 6498 1304

Hormat Kami

(Bron Alfiner Situmorang,S.Kom,MM)


CEO & Founder Coffee Chat With Alfin,S.Kom,MM
KOMITE PEMBERDAYAAN DESA
PROPINSI SUMATERA UTARA

Komite Pemberdayaan Desa adalah organisasi masyarakat yang memberikan perhatian kepada
pengembangan masyakat desa dari semua bidang yang dibutuhkan, dimana KPD disini melihat
untuk masing masing desa yang ada di daerah sumatera utara yang mana perlu untuk didorong,
dimajukan, diberdayakan, ditingkatkan SDM nya, maka KPD berperanan sebagai fasilitator atau
menjembatani dengan berbagai pemangku kepentingan baik dalam hal ini pemerintah, ataupun
pihak professional, elemen masyarakat, pelaku usaha untuk mencari jalan keluar untuk program
pengembangan yang akan dibuat oleh berbagai pihak.

VISI dan MISI KPD


Seiring dengan tagline pemerintah dari Desa Membangun Negeri, demikian juga penjabaran
strategis, teknis, dari perjuangan KPD SU dalam peran serta untuk mewujudkan program
pemerintah untuk mencapai seperti yang diharapkan dari tagline tersebut., dimana KPD Bangun
Negeri mengambil peran sebagian dari peran pemerintah yaitu dibidang pemberdayaan dan juga
fasilitator untuk program program yang bisa dibantu oleh KPD. SU.

Legalitas KPD:
1. Akte Notaris No. 1166, 18 April 2016 oleh Refizal, SH.MHum
2. Lampiran Keputusan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia No
AHU-0061934.AH.01.07.Tahun 2016.
3. SK KesbangPol Propinsi Sumatera Utara, No 220-2904/BKB.POL-PM
4. SK Pengurus Pusat KPD No 011/KEP.KPD-BN/X/2016 Tentang SK Pengurus KPD
Propinsi Sumatera Utara.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud berdirinya KPD-BANGUN NEGERI adalah sebagai media, wadah partisipasi
masyarakat umum dan masyarakat Desa dengan tujuan sebagai mitra Pemerintah Desa untuk
menanggapi perubahan paradigm pembangunan yang berorientasi pada Otonomi Daerah,
khususnya yang diatur dalam UU-RI nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, yang dapat menjadi
tantangan sekaligus peluang bagi daerah untuk menata dirinya secara mandiri.

Perubahan pradigma ini memberikan ruang bagi Masyarakat dan Pemerintah Daerah khususnya
Pemerintahan Desa untuk lebih leluasa mengembangkan potensi yang dimiliki secara maksimal
dan mandiri guna mensejahterakan Masyarakat Desa.

KPD-BANGUN NEGERI diharapkan dapat menjadi pendamping sekaligus inspirator dan


pendorong pembangunan Desa agar lebih cepat dan terukur berkembangnya keberdayaan dan
kemandirian serta kesejahteraan masyarakat Desa, yang pada akhirnya akan memberikan
kotribusi pada tercapainya cita-cita Pembangunan Nasional, yaitu menjadi Bangsa Indonesia
cerdas, berdaya, berdaulat, damai dan makmur yang berkeadilan menuju Indonesia Hebat.

Dari uraian tersebut, maka tujuan KPD-BANGUN NEGERI adalah upaya “Terwujudnya Cita-
cita Kemerdekaan Republik Indonesia” melalui program pembangunan bidang idiil
Pembangunan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang dijabarkan meliputi :

Meningkatnya kinerja Pemerintahan Desa untuk melayani masyarakat

1. Terwujudnya pembangunan Desa, menuju kesejahteraan seluruh masyarakat Desa;


2. Maningkatnya keberdayaan masyarakat Desa untuk memiliki pengetahuan dan pengertian
serta pemahaman berbagai hal tentang Desa, Desa Adat, Tanah Ulayat dan pembangunan
Desa;
3. Terbentuknya gerakan “AYO ke DESA BANGUN NEGERI”, gerakan partisipatif aktif
masyarakat Desa dalam proses penetapan kebijakan Pemerintah Desa pada penyusunan
program perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pembangunan Desa;
4. Terwujudnya keberdayaan masyarakat Desa menuju kemandirian ekonomi, penguatan
pendidikan, kesehatan dan lingkungan;
5. Tercipta dan terpeliharanya kebersamaan, pengamalan tolenransi, menjaga nilai kearifan
lokal, dan mengembangkan kesetia kawanan sosial, gotong-royong, serta nilainilai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
6. Terwujudnya masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian
dari ketahanan nasional dan semakin kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa guna
mencapai tujuan Negara menuju Indonsia hebat, yang lebih baik.
KEGIATAN KPD SU
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, KPD akan melakukan kegiatan-kegiatan mandiri
maupun yang disesuaikan dengan kebijakan dan program pemerintah meliputi :

1. Membangun kemitraan yang harmonis dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,


Kabupaten/Kota, Kelurahan/Desa, dan lembaga non-Pemerintah guna pelaksanaan
pembangunan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa;
2. Melakukan pendampingan terhadap Pemerintahan Desa untuk meningkatkan kinerja
pelayanan publik yang professional, efesien dan efektif, terbuka serta bertanggungjawab,
melalui penguatan manajerial dan administrasi Desa yang berkesinamungan, sistimatis
dan terarah;
3. Mendorong berdirinya pusat-pusat pengajaran, pelatihan dan keterampilan berusaha,
agrobisnis, sesuai dengan kondisi dan potensi Desa;
4. Menyelenggarakan pelatihan guna mempersiapkan Peran Serta Masyarakat Desa menjadi
pendamping dalam penetapan kebijakan, program dan kegiatan, sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa;
5. Melakukan pembinaan terhadap Pendamping Desa dan Pendampingan Pemberdayaan
Masyarakat melalui sertifikasi alumni pelatihan pendampingan;
6. Melakukan sosialisasi melalui tokoh masyarakat berdasarkan kearifan lokal yang sudah
ada selamaini, untuk mendorong prakarsa masyarakat untuk terbentuk dan
terselenggaranya Desa Adat, Tanah Ulayat dan Lembaga Adat Desa (LAD), guna
Pemberdayaan Masyarakat Desa;
7. Menggali dan meningkatkan potensi yang ada di Desa, untuk dikembangkan menjadi
prakarsa dan partisipasi masyarakat guna menjadi peluang usaha Desa menuju
kemandirian Ekonomi Masyarakat Desa;
8. Meningkatkan kepedulian Masyarakat Desa terhadap pentingnya Pelestarian Sumber
Daya Alam dan Lingkungan, adat, tradisi, budaya dan kearifan lokal, guna menjadi asset,
modal pemberdayaan dan kesejahteraan Masyarakat Desa;
9. Melakukan pendampingan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung pada
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Kegiatan yang ada di Kawasan
Perdesaan setempat;
10. Membuka dan menyelenggarakan Pos-pos kegiatan yang dapat mendorong meningkatnya
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( P3A) dan menyertakan perempuan
dalam pengelolaan Badan Usaha Desa dan pembelajaran kesehatan keluarga dan
lingkungan;
11. Melakukan pendidikan dan penyadaran hukum kepada masyarakat Desa, dan assimilasi
Narapidana serta rahabilitasi narkoba;
12. Mendorong kepedulian terhadap Masyarakat Usia Lanjut Masih Aktif Kreatif
(ULAMAK), untuk diberi kesempatan berpatisipasi dalam pemberdayaan Desa;
13. Mendorong pengadaan Sistim Teknik Informasi terpadu masuk Desa, antara lain berupa
Internet, Web-site, Blog, Radio, Televisi, penerbitan danmenyalurkan tabloid, surat
kabar dan lain sejenis untuk meningkatkan keterbukaan informasi dan dapat
dikembangkan menjadi peluang usaha mandiri Desa;
14. Meningkatkan kinerja Guru-guru Desa melalui seminar, sehingga guru-guru lebih
memiliki motivasi dan kapasitas untuk mengajarkan masalah-masalah yang relevan dan
terkait dengan Pemberdayaan Desa, Lingkungan dan Pembanguan Nasional;
15. Melakukan seminar, dialog, temu-wicara, rapat kerja dan pertemuan-pertemuan lainnya
baik pada tingkat desa, sampai tingkat nasional maupun Internasional sebagai upaya
penyelesaian berbagai permasalahan dan isu-isu Pembangunan Desa dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa;
16. Menyelenggarakan acara pagelaran kebudayaan, kerohanian, kesenian, paduan suara
lagu rohani dan lagu nasional serta lomba-lomba ketrampilan dan kecerdasan lainnya
yang dapat menjadi media pencerdasan, kegotongroyongan, toleransi nilai, norma,
budaya, etika, moral, kearifan lokal yang ada, dan mengembangkan kesetiakawanan
sosial, sertanilai-nilai agama dan kepercayan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebagai
pemersatu dan perekat semua komponen bangsa (Suku, Agama dan Ras);
17. Melakukan konsolidasi dan kordinasi dengan lembaga, organisasi kemasyarakatan
lainnya, baik tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota maupun luar negeri untuk
membangun kemitraan, kerjasama yang setara dan harmonis;
18. Menyelenggarakan sosialisasi dan pemahaman tentang Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku di Negara Republik Indonesia, guna terjaga, terpelihara dan semakin
kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa guna terwujudnya tujuan Negara untuk
mencerdaskan dan kemakmuran bangsa menuju Indonesia yang lebih baik dan hebat

KERJASAMA STRATEGIS KPD


01. Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Sumatera Utara
02. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Propinsi Sumatera Utara
03. Organisasi Organisasi DESA

LINK BERITA KEGIATAN KPD SU


1. https://medan.tribunnews.com/2016/11/12/4000-desa-di-sumut-berstatus-tertinggal
2. https://sumawa.com/komite-pemberdayaan-desa-bangun-negeri-dilantik/
3. https://sumawa.com/antonius-sianipar-pimpin-kpd-bangun-negeri-perwakilan-provinsi-
sumatera-utara/
4. https://harianandalas.com/sumatera-utara/kpd-bangun-negeri-akan-gelar-lokakarya-desa

Anda mungkin juga menyukai