Anda di halaman 1dari 6

Gunung Didaki, Lautan Disebrangi, Bersinergi Dengan Sang Nahkoda Bumi

Raflesia Arnoldi

Mengabdikan, mengamalkan, membagikan serta menerapkan ilmu yang


didapatkan selama 6 semester belajar di bangku formal dan nonformal perkuliahan
kepada masyarakat luas melalui berbagai macam kegiatan. Setidaknya begitulah yang
terlintas dalam benak dan pikiran ketika mendengar kata “KKN”. Daerah pedesaan,
pelosok, bahkan mungkin pegunungan, susah untuk diakses, jauh dari berbagai macam
fasilitas publik baik perekonomian maupun kesehatan, susah signal, terisolir, jauh dari
perkotaan, dan hidup dengan berbagai macam keterbatasan, itulah yang ada dalam
bayangan tentang daerah yang akan dijadikan tempat untuk “KKN”.
Peserta berasal dari berbagai macam perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada
di Indonesia dengan latar belakang disiplin ilmu, karakter, sifat, pengalaman, skill,
pemikiran, budaya, adat istiadat, dan status sosial yang berbeda-beda. Inilah bayangan
yang ada dalam imaginasi ketika mendengar kata-kata “KKN Nasional Muhammadiyah
(KKN MU) Untuk Negeri yang ke 6”. Mungkin inilah kelebihan “KKN MU”
dibandingkan dengan “KKN” yang lain. Berbagai macam perbedaan ini pasti akan
sangat bermanfaat ketika sudah terjun di lokasi “KKN MU” untuk memunculkan ide-ide
kreatif dalam menjawab tantangan yang ada di lapangan kelak. Perbedaan ini pula bisa
dijadikan ajang untuk saling tukar ilmu, berbagi pengalaman, belajar untuk saling
mengenal budaya dan adat istiadat masing-masing, memahami satu dengan yang lain
dan tentu saja akan menjadi pengalaman yang unik dan mungkin tidak akan didapatkan
jika tidak ikut dalam event ini.
Bumi raflesia, begitu orang-orang menyebut tempat yang akan dijadikan lokasi
untuk KKN MU VI kali ini. Bumi bersejarah bagi perjuangan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Tempat bertemunya putra putri terbaik bangsa yakni sang proklamator
dengan seorang putri tokoh Muhammadiyah asal Curup yaitu Hassan Din yang kelak
akan menjadi ibu negara sekaligus sang creator bendera pusaka bangsa Indonesia yang
pertama kali dalam sejarah. Mungkin inilah salah satu alasan pemilihan tempat KKN
MU disini. Sebuah kota yang saat ini dipimpin oleh seorang walikota yang memiliki jiwa
islam yang kuat, tergambar jelas dari penampilan beliau yang tetap mempertahankan
ciri sunnah islami berupa memelihara jenggot, bercelana diatas mata kaki, dan selalu
berpeci, begitulah gambaran fisik dari seorang Helmi Hasan sang nahkoda Bumi
Raflesia periode 2018-2023.
Jiwa islam sang nahkoda Bumi Raflesia ini juga sangat terlihat dari visi beliau
yaitu ”Kota Bengkulu yang Bahagia dan Religius, APBD untuk Rakyat” dan salah satu
misi beliau yaitu”Mewujudkan Masyarakat Cerdas, Sehat dan Berakhlak Mulia”.
Sungguh visi misi yang amat mulia, semoga Allah SWT memberikan kekuatan,
kemampuan, keteguhan, rahmat serta pertolongan kepada beliau beserta jajarannya
sehingga visi misi tersebut bisa terealisasi. Aamiin.
Tanggal 12 Agustus 2019 adalah hari dimana kami para peserta “KKN MU”
dijamu oleh beliau dan mendengarkan secara langsung bagaimana penjabaran dari visi
beliau untuk mencapai Kota Bengkulu yang “Bahagia & Religius”. Menurut beliau
“bahagia adalah hal yang pasti diinginkan oleh setiap insan. Bahagia akan kita dapatkan
dalam beragama, maka hidupkanlah suasana agama di masjid, rumah, dan kantor agar
kebahagiaan Allah turunkan buat kita. Kota Bengkulu akan menjadi kota yang bahagia
dan religius dengan cara memakmurkan masjid, jika masjid makmur maka Allah akan
memakmurkan kota, provinsi serta bangsa dan negara”. Realisasi dari penjabaran visi
ini yaitu dengan diterbitkanya Surat Edaran Nomor : 451 / 266 / SE / B.III / 2019 Tentang
Himbauan Membuka Masjid 24 Jam. Masjid dibuka 24 jam dengan memperbanyak
kegiatan-kegiatan atau amalan-amalan seperti : ta’lim wa ta’lum, dakwah ilallah, dzikir,
ibadah, dan khidmat.
Statement beliau yang tidak kalah menarik dan dapat dijadikan bahan renungan
kita bersama yaitu “bahwa penyebab dari semua keanehan di nusantara ini (laut luas,
tapi garam masih impor, tanah subur tapi bahan pangan kita masih banyak yang impor)
adalah karena “Gunung didaki, Lautan disebrangi, namun Masjid hanya dilewati” ”.
Sebuah statement yang belum pernah saya dengar sebelumnya dan betul-betul
menghentakkan jiwa.
Sejalan dengan apa yang telah dipaparkan oleh sang nahkoda bumi raflesia, kami
dari kelompok 15 kelurahan Lingkar Timur, kecamatan Singaran Pati pun telah
merancang dan melaksanakan program dalam rangka meningkatkan kemakmuran
masjid yang terdekat dengan posko kami yaitu masjid Al-Masyithoh. Sebuah masjid yang
beralamat di perumnas tertua, tidak jauh dari taman remaja yaitu jalan rambutan IV RW
05, kelurahan Lingkar Timur, Kecamatan Singaran Pati.
Masjid Al-Masyithoh memiliki fasilitas yang sangat mewah berupa AC yang
dingin dan karpet yang empuk, sehingga benar-benar membuat nyaman para jama’ah
dalam menunaikan kewajibannya. Kemewahan fasilitas di masjid Al-Masyithoh ini pun
berbanding lurus dengan jumlah jama’ahnya. Setiap shalat lima waktu minimal ada 3
shaf jama’ah laki-laki dan satu shaf jama’ah wanita. Kegiatan keagamaan rutin pun
sudah berjalan di masjid ini yang meliputi kajian rutin tadabur al-qur’an setiap malam
jum’at ba’da shalat ‘isya, kajian khusus untuk ibu-ibu & remaja putri setiap hari jum’at
sore pukul 14.00, kajian rutin setiap hari ahad pagi ba’da shalat subuh berjama’ah dan
TPQ untuk anak-anak setiap hari ba’da shalat maghrib kecuali malam jum’at. Sungguh
masjid yang telah makmur baik fisik maupun jama’ahnya. Bayangan tentang lokasi KKN
yang ada dalam angan-angan sebelumnya benar-benar sangat berbanding terbalik
dengan realita.

Foto Bersama Pengurus Ta'mir dan Tokoh Masyarakat serta Pengurus Remaja Islam Masjid Al-
Masyithoh

Hal menarik saat pertama kali masuk ke masjid ini yaitu jadwal waktu shalat
digital. Bukan karena tidak pernah lihat hal yang serupa sebelumnya, akan tetapi karena
pada jadwal waktu shalat digital tersebut terdapat juga jadwal waktu syuruq. Tiba-tiba
mengingatkan diri ini tentang afdhalnya waktu syuruq. Subuh pertama di masjid Al-
masyitoh tanggal 1 Agustus terlihat pak sofyan selaku imam masjid stay di masjid
seorang diri sambil berdzikir hingga waktu syuruq datang lalu ditutup dengan shalat 2
rakaat. Beliau pasti faham tentang afdhalnya waktu syuruq, lalu bagaimanakah dengan
jama’ah yang lain? Tidakkah mereka dapat ilmu tentang afdhalnya waktu syuruq?.
Alangkah indah jika tidak hanya pak sofyan saja yang berusaha untuk mendapatkan
pahala afdhalnya waktu syuruq sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
ُ ‫َت لَ ٍهُ َكأَجْ رٍ َح َّجةٍ َو‬
ٍ‫ تَا َّمة‬،‫ع ْم َرة‬ ٍْ ‫صلَّى َر ْكعَتَيْنٍ كَان‬
َ ‫س ث ُ ٍَّم‬
ٍُ ‫ش ْم‬ ْ ‫للاَ َحتَّى ت‬
َّ ‫َطلُ ٍَع ال‬ ٍ ‫صلَّى ْالغَدَا ٍة َ في َج َما َعةٍ ث ُ ٍَّم قَعَ ٍد َ يَذْ ُك ٍُر‬ ٍْ ‫َم‬
َ ‫ن‬
ٍ‫ ت َا َّمةٍ ت َا َّمة‬.
“Barang siapa shalat subuh berjamaah (di masjid), lalu duduk berzikir hingga terbit
matahari, kemudian shalat dua rakaat, adalah hal itu berpahala seperti pahala satu haji
dan satu umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. at-Tirmidzi)
Apabila faktor ketidak tahuanlah penyebab hanya pak sofyan saja yang mencoba
meraih afdhalnya waktu syuruq, maka sudah seharusnya kita informasikan, dan kita
sebarkan informasi baik ini kepada seluruh jama’ah masjid Al-Masyithoh. Berangkat
dari sini maka dibuatlah sebuah program berupa kegiatan rutin kultum sebagai wadah
untuk berbagi ilmu dan informasi.
Tanggal 6 Agustus adalah hari pertama program kerja berupa kultum sebelum
shalat ‘asar dimulai dengan sebuah ajakan untuk meningkatkan kemakmuran masjid
melalui berburu waktu syuruq. Pada kesempatan itu telah disampaikan pula tentang tata
cara meraih keutamaan waktu syuruq, kapan shalat isyraq itu dilaksanakan, waktu-waktu
terlarang untuk shalat, serta perbedaan antara shalat isyraq dengan shalat duha.
Informasi sudah disampaikan, ajakan juga sudah diserukan, maka tawakal dan menjadi
teladanlah yang harus dilakukan setelahnya sebagaimana firman Allah dalam Qur’an
surat As-Saff (61) ayat 3 yang berbunyi :
۟ ُ‫ٱَّلل أَن تَقُول‬
َ‫وا َما ََل ت َ ْف َعلُون‬ ِ ‫َكبُ َر َم ْقتًا ِعن َد ه‬
Yang artinya : Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan.
Beberapa hari setelah kultum tentang fadhilah waktu syuruq disampaikan, tiba-
tiba mulai terdengar suara ibu-ibu di belakang yang sepertinya tidak langsung pulang
setelah shalat subuh berjama’ah. Sayup-sayup terdengar suara ibu-ibu sedang pada
mengobrol pada awalnya, kemudian perlahan-lahan berubah menjadi suara ibu-ibu
sedang baca qur’an dan sedang berdzikir sampai waktu syuruq datang kemudian ditutup
dengan shalat 2 rakaat. Saya tidak pernah melihat siapa saja dan seperti apa wajah
mereka, namun saya mendengar dari pertanyaan mereka kepada pak Sofyan ketika waktu
syuruq telah datang. Untuk jama’ah laki-laki juga nampak ada beberapa jama’ah yang
berdzikir setelah shalat subuh untuk beberapa saat yang agak lama, namun tidak sampai
waktu syuruq datang, kecuali pak Sofyan. Setidaknya minimal seminggu sekali kalau
tidak bisa setiap hari para jama’ah masjid Al-Masyithoh berkesempatan mengerjakan
shalat isyraq dikarenakan ada jadwal rutin kajian tiap ahad pagi yang biasanya selesai
ketika waktu syuruq tiba.
Subhanallaah, Alhamdulillaah, Astaghfirullaah, atas berkat rahmat Allah SWT
mereka dibukakan pintu hatinya sehingga tergeraklah hati mereka untuk menjalankan
salah satu sunnah yang pernah dicontohkan oleh baginda Rasul SAW berupa amalan
shalat 2 rakaat beberapa saat setelah waktu syuruq datang. Mungkin inilah pengalaman
spiritual selama lebih kurang 45 hari di Bumi Raflesia yang paling berkesan disamping
ada banyak sekali kenangan-kenangan yang tidak kalah berkesannya namun tidak dapat
disampaikan satu persatu pada kesempatan ini. Semoga setelah kepulangan kami dari
Bumi Raflesia menuju ke tempat masing-masing untuk menyelesaikan studi dan
berkumpul kembali dengan keluarga setelah 45 hari berpisah, habbit berburu waktu
syuruq di masjid Al-Masyithoh semakin membumi dan semakin banyak jama’ah yang ikut
dalam perburuan ini, sehingga suatu saat nanti jika Allah SWT memberi kesempatan
untuk berkunjung ke Bumi Raflesia ini ada bekas sujud kami yang nampak di sudut kota
ini dan semoga menjadi salah satu amal jariyah kami kelak. Aamiin
Akhir kata, semoga kedatangan kami para peserta KKN MU untuk Negeri yang
ke 6 di Bumi Raflesia ini dapat memberikan efek poitif bagi warga yang berketempatan,
serta bersinergi dengan cita-cita beliau sang nahkoda yang ingin menjadikan Bumi
Raflesia sebagai kota yang bahagia dan religius dengan jalan memakmurkan masjid.
Gunung telah kami daki, lautan telah kami sebrangi untuk bersinergi demi mewujudkan
impian sang nahkoda Bumi Raflesia Arnoldi.
ْ ‫ٍو ْاليَ ْوم‬
ٍ‫ٍاْلخر‬ َّ ‫ار ُز ْقٍأ َ ْهلَهٍُمنَ ٍالث َّ َم َراتٍ َم ْنٍآ َمنَ ٍم ْن ُه ْمٍب‬
َ ‫اَّلل‬ َ ً‫ٍاجعَ ْلٍ َٰ َهذَاٍبَلَدًاٍآمن‬
ْ ‫اٍو‬ ْ ‫َرب‬
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki
dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah
dan hari kemudian.”
ٍ‫ص ََل ُحٍاْإلس ََْلم‬ َ ‫ٍو‬ َ ‫ص ََل ُح ُه ْم‬َ ٍ‫ٍوف ْق ُه ْمٍل َماٍفيْه‬ َ ‫ٍاَللَّ ُه َّم‬،‫ٍو ََلة ٍَأ ُ ُم ْورنَا‬ ُ ْ‫صلح‬ ْ َ ‫اَللَّ ُه َّمٍأ‬
ْ َّ‫اٍرب‬
ٍ‫ٍاَللَّ ُه َّم‬. َ‫ٍالعَالَميْن‬ َ َ‫ىٍالقٍيَامٍب َم َهامه ْمٍ َك َماٍأ َ َم ْرت َ ُه ْمٍي‬ ْ َ‫عل‬ َ ٍ‫ٍاَللَّ ُه َّمٍأَع ْن ُه ْم‬، َ‫َو ْال ُمسْلميْن‬
ٍ َّ‫اٍرب‬ َ َ‫ٍوالنَّاصحيْنَ ٍي‬ َ ‫ٍال َخيْر‬ ْ ‫ٍوقَربْ ٍإلَيْه ْمٍأ َ ْه َل‬ َ َ‫ٍو ْال ُم ْفسديْن‬ َ ‫س ْوء‬ ُّ ‫طانَةٍَال‬ َ ‫ع ْن ُه ْمٍب‬ َ ٍ‫أَبْع ْد‬
ٍ‫ٍال ٍُمسْلميْنَ ٍف ْيٍ ُكلٍ َم َكان‬ ْ ‫ٍو ََلة ٍَأ ُ ُم ْور‬
ُ ْ‫صلح‬ ْ َ ‫ْالعَالَميْنَ ٍاَللَّ ُه َّمٍأ‬
“Ya Allah, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka
untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin.
Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau
perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat
yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan
pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah,
jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka
berada.”

ٍ‫ٍو َحب ْب ُه ْم‬ َ ‫ٍواَْلعْتنَاءٍب َم‬


َ ‫صالحه ْم‬ َ ‫شفَقَةٍ َعلَيْه ْم‬ َ ْ‫ٍواَْلح‬
َ ‫سانٍٍٍالَيْه ْم‬
َّ ‫ٍوال‬ َ ‫ٍو َوف ْق ُه ْمٍل ْلعَدْلٍف ْي‬
َ ‫ٍر َعايَا ُه ْم‬ َ َ‫ٍْوَلَة ٍَاْل ُمسْلميْن‬ ْ َ ‫اَللَّ ُه َّمٍا‬
ُ ‫صل ح‬
ٍ‫ظائفٍديْنكَ ٍٍاْلقَويْم‬
َ ‫ٍواْلعَ َملٍب َو‬ َ ‫ٍو َحببٍالَّرعيةٍَلَ ُه ْم‬
َ ‫ٍو َوف ْق ُه ْمٍلص َراطكَ ٍاْل ُم ْست َقيْم‬ َ ‫ىٍالرعيَّة‬
َّ َ‫ال‬

Ya Allah, perbaikilah para pemimpin kaum muslimin, berilah mereka taufik-Mu hingga
mereka bisa bersikap adil terhadap rakyat mereka, dan dapat berbuat baik kepada
mereka, bersikap lembut kepada mereka, mau mendengar keluhan mereka, dan
memperhatikan maslahat mereka, buatlah mereka agar mencintai rakyatnya dan buatlah
rakyat agar mencintai mereka. Berilah mereka taufik-Mu agar tetap berada di jalan-Mu
yang lurus, dan senantiasa mengamalkan ajaran agama-Mu yang lurus.

Aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin

Anda mungkin juga menyukai