Anda di halaman 1dari 22

MITOSIS AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa L.

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Genetika I


Yang dibina oleh Prof. Dr. Siti Zubaidah, S.Pd, M.Pd dan Deny Setiawan, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 5/ Offering I 2018

Anissa Elchamidah (180342618083)

Delaila Nafulani (180342618006)

Fika Cahya LovelY (180342618012)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI
Februari 2020
MITOSIS AKAR BAWANG MERAH (Allium cepa L.)

A. Topik
Mitosis Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah tahap-tahap pembelahan mitosis pada tudung akar
bawang merah (Allium cepa L.)?
b. Bagaimanakah karakteristik dari setiap fase mitosis yang teramati pada
tudung akar bawang merah (Allium cepa L.)?
c. Bagaimanakah pengaruh perbedaan waktu pemotongan akar bawang
merah (Allium cepa L.) terhadap tahap-tahap pembelahan mitosis yang
teramati?

C. Tujuan
a. Mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis pada tudung akar bawang
merah (Allium cepa L.).
b. Mengidentifikasi karakteristik dari setiap fase mitosis yang teramati
pada tudung akar bawang merah (Allium cepa L.).
c. Mengetahui pengaruh perbedaan waktu pemotongan akar bawang
merah (Allium cepa L.) terhadap tahap-tahap pembelahan mitosis yang
teramati.

D. Dasar Teori
Pada umumnya, pembelahan yang terjadi di setiap organisme
mengenal 3 macam reproduksi sel yaitu amitosis, mitosis, dan meiosis.
Pembelahan secara amitosis hanya terjadi pada organisme prokariotik dan
uniseluler, misalnya pada amoeba, bakteri dan ganggang. Pemebelahan
tersebut dikarenakan tidak tampak adanya kromosom (Sastrosumardjo,
2006). Berbeda halnya dengan pembelahan secara mitosis dan meiosis
yang berlangsung pada organisme eukariotik dan multiseluler yang
meliputi kariokinesis (pembagian inti sel) dan sitokinesis (pembagian
sitoplasma). Setiap pembelahan tersebut terdapat urutan atau tahapan yang
didasarkan pada perubahan letak kromosom selama berlangsungnya proses
pembelahan. Masing-masing tahap pembelahan tersebut memiliki ciri-ciri
tertentu yang dapat diamati prosesnya melalui teknik atau perlakuan
tertentu yang ditunjukkan oleh kromosom tersebut (Sumadi & Aditya,
2007).
Jika pada mitosis terdapat beberapa tahapan. Tahapan-tahapan
tersebut diantaranya terdapat interfase, profase, metafase, anafase dan
telofase. Dari tahap-tahapan tersebut tentu saja mempunyai ciri-ciri
tertentu, sebagai berikut.
1. Interfase,
Yakni dimana kromosom menunjukkan tidak dapat dibedakan antara
satu dengan yang lainnya, dan nukleus terlihat sebagai gumpalan
padat. Ini merupakan tahap kromosom yang saling aktif dalam fungsi
mikanisme fisiologis. Selama tahap ini, informasi gen dibaca dan
ditransisikan untuk mikanisme biokimia organisme. Kromosom
dikelilingi oleh membran nukleus (selaput inti) yang memisahkan
nukleus dari bagian isi sel yang lain (sitoplasma).
2. Profase
Yakni kromosom mempersiapkan diri untuk proses pembelahan sel,
dengan jalan melakukan penebalan dan pemendekan kromosom.
Kromatid (yang merupakan duplikasi setengah bagian memanjang
kromosom, yang terjadi dari duplikasi), mulai terlihat. Pada tahap ini
nokleolus (anak inti) yang bundar dan berwarna gelap juga terlihat.
Pada titik-titik tertentu kromosom tersebut saling berpasangan. Proses
ini sangat penting dalam mikanisme pembelahan sel dan penyusun
kromosom yang baru.
3. Metafase
Yakni dimana pada tahapan ini ditandai dengan munculnya gelendong
pembelahan. Kromosom menyusun diri secara acak pada satu bidang
ekuator atau tengah-tengah sel. Pada awal fase ini, membran nukleus
dan nukleolus lenyap. Sentromer, suatu daerah vital bagi pergerakan
kromosom, melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab
terhadap arah pembelahan kromosom selama pembelahan.
4. Anafase
Yakni dimana sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan
kromatid mulai bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-
kutub sel terdekat. Setiap kromatid sekarang dipandang sebagai
kromosom-kromosom yang baru.
5. Telofase
Yakni dimana kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya
menuju kutub dan di dalam membran nukleus. Selama tahap ini
berlangsung suatu dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua
nukleus baru.

GGambar 1. Tahapan Mitosis


Sumber : Willet, 2006

E. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Mikroskop cahaya
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Pipet tetes
5. Pinset
6. Silet berkarat
7. Botol vial

b. Bahan
1. Ujung akar bawang merah (Allium cepa L.)
2. Kertas lensa (1 pack)
3. Kertas hisap (1 pack)
4. Tisu (1 gulung)
5. Alkohol 70% (100 mL)
6. FAA (100 mL)
7. HCl 1 N (100 mL)
8. Acetocarmin (60 mL)

F. Prosedur Kerja
Pembuatan Alat untuk Merendam Akar Bawang Merah

Disiapkan 2 botol air mineral kosong ukuran 1 L

Dibuat lubang memanjang pada bagian tengah botol dengan arah dari atas ke
bawah botol (panjang lubang ± 22 cm, lebar lubang ±5 cm).

Direbahkan botol yang telah dilubangi dengan bagian berlubang berada di atas

Diisi botol yang sudah dilubangi dengan air, tapi tidak sampai penuh kira-kira
sampai 4/5 bagian botol

Penumbuhan Akar Bawang Merah

Disiapkan 3 siung bawang merah dan lidi.

Dipilih bawang merah yang kondisinya masih baik (tidak busuk)

Ditusuk bawang merah menggunakan lidi dibagian atas bawang

Ditusuk bawang merah menggunakan lidi dibagian atas bawang

Diletakkan bawang merah yang telah ditusuk ke dalam botol yang telah berisi
air

Dipastikan 1/3 bagian bawang merah terendam air

Direndam selama 6 hari hingga tumbuh akar

Perlakuan

Setelah akar bawang merah direndam selama 6 hari, akar bawang merah
dipotong (sepanjang 2 cm) tepat pukul 18.00, 00.00, dan 06.00 WIB.

Direndam potongan akar bawang merah pada botol vial yang telah berisi
larutan FAA sampai waktu pengamatan

Pengambilan Data
Diambil potongan ujung akar bawang merah yang telah direndam dalam larutan
FAA dengan pinset dan meletakkannya di atas kaca benda

Direndam potongan akar bawang merah pada alkohol 70% selama 2 menit
diatas kaca benda, kemudian alkohol dihisap dengan kertas hisap

Direndam potongan akar bawang merah pada larutan HCl 1N selama 7 menit
diatas kaca benda, kemudian HCl dihisap dengan kertas hisap

Kemudian akan nampak bagian berwarna putih pada ujung akar. Dipotong dan
diletakkan bagian yang terlihat putih di atas kaca benda
Ditetesi potongan akar bawang dengan acetokarmin kemudian dicacah sampai
halus menggunakan silet berkarat

Ditutup preparat dengan kaca penutup dan sedikit ditekan dengan kertas hisap

Diamati fase-fase mitosis di bawah mikroskop cahaya pada perbesaran 40X10


dan menghitung masing-masing fase pada 3 bidang pandang yang berbeda

Lalu, dihitung sel yang mengalami fase pembelahan mitosis yang teramati

G. Data dan Hasil

Waktu Gambar Iiterature dan Fase


Keterangan
Pemotongan Perbesaran Mikroskop Pembelahan
18.00 40x10 Profase  Kromosom mulai
memampat dan
memendek
A

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017
40x10 Metafase  Membrane nucleus
hilang dan kromosom
B
mulai tidak teratur
 Sentromer-sentromer
bergerak ke arah pusat
sel (bidang ekuator)

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017)
40x10 Anafase  Kromosom homoIog
menuju dan
C menempati kutub yang
berIawanan

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017)
40x10 Telofase  Terbentuk kembaIi
dinding seI
 SeI muIai membeIah
menjadi 2
D

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017)

40x10 Profase  Kromosom memendek


dan menjadi padat

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017)
00.00
40x10 Metafase  Membrane nucleus
hilang dan kromosom
mulai tidak teratur
 Sentromer-sentromer

B bergerak ke arah pusat


sel (bidang ekuator)

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017
40x10 Anafase  Kromosom homoIog
menuju dan
menempati kutub yang
B
berIawanan

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017)
40x10 Profase  Kromosom memendek
dan menjadi padat

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017)
6.00 pagi
40x10  Membrane nucleus
Metafase
hilang dan kromosom
mulai tidak teratur
 Sentromer-sentromer
B
bergerak ke arah pusat
sel (bidang ekuator)

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017)
40x10  Kromosom homoIog
Anafase
menuju dan
C
menempati kutub yang
berIawanan

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017)

40x10 TeIofase  Terbentuk kembaIi


dinding seI
 SeI muIai membeIah
D
menjadi 2

(Sumber: Çavuşoğlu, et
aI., 2017)

H. Analisis
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan mengenai
mitosis pada akar bawang mrah (Alium cepa) dengan memberikan tiga
macam perlakuan yang berbeda yaitu pemotongan pada jam 21.00, 00.00,
dan 03.00 WIB. Pada masing-,masing perpotongan menunjukkan fase
berbeda yang sedang terjadi. Pada pemotongan 21.00, kami menemukan
adanya fase profase yang dibuktikan dengan adanya kromosom yang
mulai memendek dan memampat terlihat. Menghilang membrane nucleus
menyebabkan kromosom mulai tidak teratur dan sentromer-sentromer
tampak menuju ke arah pusat sel (bidang ekuator) menujukkan juga
terdapat fase metafase. Fase anafase ditemukan Kromosom homoIog
menuju dan menempati kutub yang berIawanan sedangkan fase telofase
ditandai dengan terbentuknya kembaIi dinding seI dan seI muIai
membeIah menjadi 2.

Pada pemotongan jam 00.00 fase yang dapat diamati hanya fase
profase, telofase dan anafase. Pada perlakuan yang terakhir yaitu pada
pemotongan jam 06.00 ditemukan adanya mitosis pada akar bawang
Iengkap dari fase profase, metafase, anafase dan teIofase.

I. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui tahapan mitosis pada
akar bawang merah. Terdapat 3 jenis perlakuan yang dilakukan pada akar
bawang merah, yaitu akar bawang merah dipotong bagian ujungnya pada
pukul 18.00 WIB, pukul 00.00 WIB, dan pukul 06.00 WIB. Pada saat
pengamatan tahapan mitosis pada ujung akar bawang merah, kelompok
kami menemukan fase profase, metafase, anafase dan telofase.
Dipilihnya bagian akar pada bawang merah dalam pengamatan ini
dikarenakan proses mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat
meristematik, yakni sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang
tumbuh dan biasanya dapat ditemukan pada ujung akar dan ujung batang
(Novel dkk, 2010). Akar bawang yang digunakan dalam praktikum ini,
sebelumnya ditumbuhkan selama satu minggu. Selanjutnya, akar dipotong
sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan. Pada pengamatan mitosis
akar bawang merah pemotongan pukul 18.00 WIB, diperoleh data
pengamatan bahwa ditemukan 4 tahap pembelahan dalam mitosis yakni
profase, metafase, anafase dan telofase. Menurut Suryo (2007), lama fase
mitosis secara khusus diatur oleh gen dan bervariasi antara spesies satu
dengan spesies yang lainnya, maupun antara organ satu dengan organ yang
lainnya dalm satu spesies, bahkan antara tipe sel satu dengan tipe sel yang
lainnya. Setelah dipotong akar-akar tersebut difiksasi menggunakan
larutan FAA ke dalam botol fial atau wadah lainnya sebagai tempat
penyimpan akar bawang merah tersebut. Tujuan diberikannya larutan FAA
ialah agar sel tetap terjaga kondisinya dan tidak mengalami lisis, serta
diberikan juga alkohol untuk membersihkan sisa FAA dan HCL untuk
melisiskan lamella tengah (Muhlisyah dkk, 2014). Selain itu, metode yang
digunakan dalam praktikum ini ialah metode squash yakni suatu metode
untuk mendapatkan suatu preparat dengan cara menekan bahan yang akan
digunakan sampai terbentuk lapisan-lapisan yang sangat tipis sehingga sel
yang akan diamati terlihat dengan jelas (Susanto, 2011).
Metode ini juga tepat dalam praktikum ini, karena juga lebih mengarah
pada pembelahan yang terjadi pada anther atau ujung akar. Untuk ujung
akar yang sering digunakan adalah bagian akar yang baru tumbuh atau
bagian apeksnya yaitu bagian yang berwarna putih. Pada bagian tersebut
sering kali terjadi pembelahan terutama pembelahan mitosis, sedangkan
untuk anther seringkali memperlihatkan pembelahan meiosis (Rindyastuti
& Daryono, 2009).
Dalam pembelahan juga ada yang namanya siklus sel, dimana periode
dari permulaan satu pembelahan menuju ke permulaan yang lainnya,
sedangkan reproduksi seluler adalah proses perputaran dari pertumbuhan
mitosis dan pembelahan sel. Interfase dan mitosis merupakan salah satu
tahap dalam siklus sel. Intrafase terdiri dai tiga fase yaitu G1, S dan G 2,
sedangkan mitosis terdiri dari 5 fase yakni profase, prometafase, metafase,
anafase dan telofase (Suryo, 2007). Pada mitosis umumnya diikuti oleh
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel.
Proses mitosis tersebut nantinya akan menghasilkan dua sel anak yang
identik, yang memiliki distribusi organel dan kompone sel yang sama. Hal
ini juga bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama
melalui pembelahan inti secara berturut-turut (Pai, 2005). Pada tahap
prophase, ciri dari sel yang terbentuk yaitu pembentukan spindle mitosis
serta pemendekan dan penebalan kromosom, sehingga kromosom individu
dapat diamati, selain itu juga membran nukleus terdisintregasi serta
semakin lama nukleus menjadi tidak terlihat bahkan menghilang (Tamarin,
2001).
Menurut Snustad (2012), pembentukan spindle mitosis tersebut disertai
dengan fragmentasi banyak oleh organel intraseluler seperti RE dan
kompleks golgi. Akan tetapi, organel lainnya seperti mitokondria dan
kloroplas tetap utuh. Begitu juga saat seiring proses fragmentasi RE,
membran inti menjadi pecah, banyak dan berukuran kecil vesikel, serta
mikrotubulus terbentuk dalam sitoplasma. Munculnya mikrotubulus
tersebut merupakan tanda dari tahap profase akhir.
Pada pengamatan yang telah dilakukan, selanjutnya ditemukan tahap
metafase. Pada tahap ini, ditandai dengan kromosom kromosom
menempatkan diri di bidang tengah dari sel. Ciri utama fase ini adalah
terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini dibentuk
oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub pembelahan
tempat sentromer mikrotubula bertumpu (Permana, 2011).
Selanjutnya, ditemukan juga tahap anapahse. Dalam tahap ini, dimana
kromatid terlihat mendekati kutub sel anaknya masing-masing. Menurut
Snustad (2012), proses pemisahan dari sister chromatids akan berakhir
ketika microtubul menempel di kinetokor, yang merupakan struktur
protein terkait dengan sentromer kromosom diduplikasi, dan memisah
materi yang menyatukan sister chromatid tersebut,. Suryo (2007)
menambahkan bahwa kinetokor berfungsi dalam pergerakan kromosom
sewaktu pembelahan sel. Dalam anafase juga terdapat dua tahap anafase
A, kromosom bergerak ke arah kutub (Tamarin, 2010). Selama proses ini,
kinetokor sendiri bertindak sebagai motor mikrotubulus, pembongkaran
mikrotubulus karena bergerak ke bawah mereka, menarik kromosom
bersama. Dengan demikian, kromosom metasentrik muncul V-berbentuk
subtelocentrics muncul J-berbentuk, dan telocentrics muncul berbentuk
batang. Di anafase B, poros itu sendiri memanjang interpolar sebagai
tumpang tindih mikrotubulus geser. Proses elongasi poros menarik
kromosom terpisah.
Berikutnya, tahapan terkahir yang diperoleh dari hasil pengamatan
adalah tahap telofase. Dalam tahap tersebut ditandai dengan pembentukan
membran inti yang sudah mulai terlihat. Menurut Rindyastuti & Daryono
(2009), fase ini kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya
menuju kutub dan mulai menyebar di dalam membran nukleus. Selama
tahap ini berlangsung suatu dinding sel baru mulai terbentuk diantara dua
nukleus baru. Umumnya, pada tanaman proses sitokinesis tidak diikuti
dengan pembelahan alur melainkan terbentuk vesikula yang merupakan
derivat kompleks golgi di sepanjang mikrotubulus pada bagian tengah sel,
dimana yang saling berlekatan dan membentuk cell plate ( Reece et al,
2014). Materi dari dinding sel yang dihimpun dalam vesikula tersebut
bersama dengan pertumbuhan sel.

Pada pengamatan mitosis akar bawang merah dengan perlakuan


pemotongan pukul 00.00 WIB diperoleh data bahwa, pada mitosis akar
bawang merah yang sudah diberi perlakuan, terlihat beberapa fase,
diantaranya adalah Profase 2, Metafase 2, dan Anafase 2. Pada tahapan
Profase, terlihat bahwa kromosom mulai memendek dan memampat, hal
ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Abidin, A. Z. (2014),
bahwa pada tahap profase, kromosom tampak sebagai benang-benang
halus yang kadang-kadang saling melilit satu sama lain dan terlentang
secara maksimal, sehingga kromomer tampak jelas, kemudian kromosom
akan memendek dan menebal sehingga kromomer terletak begitu dekat
satu sama lain. Selain tahap profase, pada potongan ujung akar bawang
merah tersebut juga terlihat tahapan metafase, yaitu kromosom berkumpul
pada bidang ekuator dengan barisan kromosomnya yang amat rapi, hal ini
didukung dengan teori yang dikemukakan oleh Abidin, A. Z. (2014),
bahwa pada tahap metafase, peristiwa yang paling penting adalah orientasi
kromosom pada bidang ekuator sel. Sentromer suatu daerah vital pada
kromosom ini melekat pada serabut gelendong yang bertanggungjawab
terhadap arah pergerakan kromosom selama pembelahan. Pada tahap
anafase yang teramati, terlihat bahwa terjadi pemisahan kromatid, karena
kromosom bergerak menuju kutub masing-masing. Hal ini terjadi karena
adanya kontraksi dari benang gelendong, sebagai jalur penuntun gerakan
kromosom ke kutub oleh karena benang-benang tersebut bersifat
kontraktil. Ciri khusus yang terlihat pada saat anafase adalah kromosom
terlihat seperti huruf v atau j dengan ujung yang bersentromer mengarah
ke arah kutub, hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Fried (2010), bahwa pada tahapan anafase sentromer masing-masing
kromosom berpisah sehingga masing-masing kromatid berupa kromosom
yang terpisah. Kromatid tersebut akan bergerak ke arah kutub pembelahan
masing-masing karena memendeknya mikrotubula kinetokor secara tiba-
tiba. Sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan kromatid
mulai ikut bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-kutub sel
terpendeknya dengan sentromer yang memimpin pergerakan tersebut.
Sentromer tertarik dimungkinkan adanya gaya tolak menolak dari belahan
sentromer itu.
Pada pengamatan mitosis akar bawang merah dengan perlakuan
pemotongan jam 06.00 WIB diperoleh data bahwa, pada mitosis akar
bawang merah yang sudah diberi perlakuan, terlihat beberapa fase,
diantaranya adalah Profase, Metafase, Anafase, dan Telofase. Pada tahapan
profase, metafase, dan anafase yang diperoleh pada pengamatan akar
bawang merah yang dipotong pada pukul 06.00 WIB pada dasarnya sama
dengan pengamatan sebelumnya, namun pada pengamatan akar bawang
merah ketiga ini, didapatkan tahapan telofase yang mana pada pengamatan
sebelumnya tidak diketemukan. Pada pengamatan ini, teramati tahapan
telofase, yang mana terlihat sekat yang memisahkan dua bagian sel, karena
sel tersebut membelah menjadi 2 kromosom, hal tersebut sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Abidin, A. Z. (2014), bahwa pada tahap
telofase, setiap bagian kutub akan terbentuk kromosom-kromosom yang
memiliki sifat identik.

J. Diskusi
1. Berikut ini adalah larutan yang dipakai dalam praktikum mitosis
akar bawang merah:
 FAA
 Alkohol 70%
 HCl 1N
 Acetocarmin
a. Jelaskan fungsi larutan di atas!
Jawab:
- FAA : berfungsi untuk menghentikan aktivitas seluler dan
mengawetkan proses yang terjadi pada sel ujung akar ketika ujung
akar tersebut dipotong.
- Alkohol 70% : menghilangkan sisa-sisa FAA yang masih terdapat
di dalam sel-sel akar bawang merah, menyegarkan kembali sel-sel
akar bawang yang sudah semalaman dimasukkan ke dalam botol
fial berisi FAA dan mensterilkan akar dari mikroba.
- HCl 1 N : berfungsi untuk melunakkan dinding sel.
- Acetocarmin : memberi pigmen warna pada kromosom dan sel-sel
akar bawang agar mudah untuk diamati

b. Bagaimana proses biologis kerja dari larutan kimia diatas


sehingga dapat menjelaskan fungsi tersebut?
Jawab:
- Larutan FAA : Pada saat pemotongan yang dilakukan pada jam
00.00 WIB, larutan FAA akan menghambat atau menahan sel
membelah lagi sehingga pembelahan sel akan terhenti.
- Alkohol 70% : Pada saat akar bawang merah direndam dalam
alkohol 70% selama 4 menit, alkohol akan menetralkan
kandungan FAA yang terdapat dalam akar serta
mengembalikan kesegaran sel, selain itu selama perendaman,
alkohol juga mensterilkan mikroba yang mungkin ada dalam
akar bawang merah.
- HCl 1 N : Pada saat akar bawang merah direndam dengan HCl
selama 4 menit, HCl akan memperjelas bagian putih pada
tudung akar dan akar bawang yang direndam dengan HCl akan
menjadi lunak.
- Acetocarmin : Warna merah pada acetocarmin akan diserap
oleh sel-sel akar bawang merah sehingga sel-sel akar bawang
merah yang semula putih akan berubah menjadi berwarna.

c. Mengapa konsentrasi alkohol yang dipakai adalah 70%?


Jelaskan!
Jawab:
Konsentrasi alkohol yang dipakai adalah 70%, karena alkohol
dalam konsentrasi ini merupakan larutan desinfektan terbaik atau
sebagai larutan yang berfungsi membunuh bakteri atau mikroba
yang mungkin ada di dalam akar bawang sehingga nantinya
didapatkan bahan amatan yang steril.

2. Mengapa dalam pencacahan akar bawang merah digunakan silet


berkarat? Jelaskan!
Jawab:
Dalam pencacahan akar bawang merah digunakan silet berkarat karena
untuk mencacah sel bawang hingga tipis namun tidak sampai merusak
bentuk sel. Selain itu juga mampu mengefektifan proses penyerapan
warna. Seperti kita ketahui dalam karat besi terdapat FeCl 2 yang
mampu mengoksidasi, sehingga mampu menyerap air pada saat
pencacahan, sehingga acetocarmin yang diberikan pada akar bawang
merah akan dapat mudah diserap oleh sel-sel akar bawang merah.

3. a) Mengapa pada praktikum mitosis akar bawang merah yang


dipakai adalah tudung akar? Kemukakanlah pendapat saudara!
Jawab:
Pada praktikum mitosis akar bawang merah yang dipakai adalah
tudung akar, karena ujung akar (tudung akar) bersifat parenkimatis
yang aktif membelah (meristematik), sehingga diharapkan fase-fase
mitosis dapat diamati secara lengkap.
b) Apabila bagian akar yang dipakai selain bagian tudung akar,
bagaimana hasilnya?
Jawab:
Kemungkinan untuk menemukan fase mitosis akan sulit, karena tidak
semua jaringan tumbuhan bersifat meristematis dan apabila suatu
jaringan telah menjadi jaringan dewasa, maka yang teramati hanyalah
susunan selnya saja secara anatomi.

4. Mengapa pada praktikum mitosis digunakan bawang merah?


Apakah pengamatan mitosis tidak dapat menggunakan jenis
tumbuhan yang lain?
Jawab:
Karena bawang merah memiliki pertumbuhan yang cepat, mudah di
dapat, harganya terjangkau, serta memiliki jumlah kromosom yang
sedikit dan berukuran besar sehingga memudahkan pengamatan.
Pengamatan mitosis dapat menggunakan tumbuhan lain seperti
bawang Bombay dan bawang putih.

5. Jika ditemukan permasalahan-permasalahan berikut, jelaskan


kemungkinan penyebabnya dan berikan solusi yang tepat!
a) Pada pengamatan dibawah mikroskop, sel-sel penyebarannya
banyak yang bertumpuk-tumpuk!
Jawab:
Pada pengamatan di bawah mikroskop, sel kelihatan bertumpuk-
tumpuk, hal tersebut terjadi karena pada waktu pencacahan,
cacahan bawang kurang halus atau kurang lembut sehingga sel
yang diamati di bawah mikroskop masih terlalu besar sehingga
kelihatan bertumpuk.

b) Warna sel terlalu pucat atau terlalu pekat setelah diwarnai


dengan acetokarmin!
Jawab:
 Setelah pemberian acetocarmin warna sel menjadi terlalu pucat
karena pada saat penggerusan, kaca penutup ditekan terlalu
kuat sehingga acetocarmin banyak yang keluar dari kaca
penutup, akibatnya hanya sedikit acetocarmin yang diserap
oleh sel akar bawang merah.
 Setelah pemberian acetocarmin warna sel menjadi terlalu pekat
karena pada saat penggerusan, kaca penutup ditekan terlalu
lemah sehingga acetocarmin banyak terkumpul di preparat, bisa
juga karena pemberian acetocarmin yang terlalu banyak
sehingga warna merah yang diserap sel akar bawang merah
juga menjadi banyak.

c) Pada preparat hanya ditemukan beberapa fase saja dari


keseluruhan fase mitosis!
Jawab:
Pada preparat hanya ditemukan beberapa fase dari semua fase yang
ada, karena pemotongan tidak dilakukan tepat pada jam 00.00 WIB
karena jika dilakukan pemotongan lebih dari pukul 00.00 WIB,
maka akan sulit menemukan keempat fase mitosis. Pemotongan
yang dilakukan pada pengamatan mitosis akar bawang merah
divariasi, yaitu pemotongan pada pukul 18.00 WIB, 00.00 WIB,
dan 06.00 WIB, sehingga dengan data yang dihasilkan tersebut,
praktikan dapat mengetahui pengaruh perbedaan waktu
pemotongan akar bawang merah terhadap tahap-tahap pembelahan
mitosis yang teramati.

6. Jelaskan alasan dilakukan pemotongan tudung akar pada pukul


00.00!
Jawab:
Setiap tumbuhan memiliki jam biologi yang mengatur waktu optimum
pembelahan mitosis. Umumnya tumbuhan melakukan pembelahan sel
pada pagi hari. Pemotongan akar bawang merah dilakukan pada pukul
00.00 WIB, karena pada waktu tersebut sel-sel pada daerah meristem
titik tumbuh akar sedang aktif membelah, sehingga diharapakan dalam
pengamatan mitosis akar bawang merah, dapat terlihat atau teramati
beberapa fase dalam mitosis, seperti profase, metafse, anafase, dan
telofase.

7. Terkait dengan ilmu genetika, jelaskan tujuan peristiwa mitosis


pada Makhluk Hidup!
Jawab:
Tujuan peristiwa mitosis pada makhluk hidup adalah menggantikan
sel-sel yang rusak, memperbanyak sel (memproduksi sel baru) untuk
membentuk individu baru.

K. Kesimpulan
a. Fase-fase mitosis yang ditemukan pada pengamatan tudung akar
bawang merah (Allium cepa L.) yaitu pada pemotongan pukul 18.00
WIB adalah profase, metaphase, anafase dan telofase. Pada
pemotongan pukul 00.00 WIB, yaitu profase 2, anafase 2 dan telofase,
sedangkan pada pemotongan pukul 06.00 WIB, yaitu profase,
metafase, anafase, dan telofase.
b. Karakteristik pada setiap fase mitosis tudung akar bawang merah
(Allium cepa L.) antara lain:
 Profase: nukleolus menghilang dan terjadi duplikasi kromosom
menghasilkan 2 kromatid dan kromatin mulai terlihat. Kromosom
memampat dan menebal.
 Metafase: Kromosom bergerak ke arah pusat sel (bidang ekuator),
dan menyusun diri secara acak pada bidang ekuator tersebut.
 Anafase: Sentromer mulai berpisah dan bergerak ke arah
berlawanan menuju kutub masing-masing dan kromosom berpisah
menuju kutub berlawanan meninggalkan bidang pembelahan.
 Telofase: Kromosom yang identik berkumpul di tiap kutub,
membrane nukleus mulai terbentuk kembali dan kromosom
menggumpal di kutub masing-masing.
c. Perbedaan waktu pemotongan akar bawang merah (Allium cepa L.)
berpengaruh terhadap tahap-tahap pembelahan mitosis yang teramati.
DAFTAR RUJUKAN

Abidin, A. Z. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media


Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal BioEdu. 3(3): 571-579.
Çavuşoğlu, K., Cadil, S. & Çavuşoğlu, D. 2017. Role of Potassium Nitrate
(KNO3) in Alleviation of
Detrimental Effects of Salt Stress on Some Physiological and
Cytogenetical Parameters in Allium cepa L. Cytologia 82(3): 279 –286.
The Japan Mendel Society : Süleyman Demirel University.
Fried, G. H. 2014. Schaum’s Outlines Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Muhlisyah, Cut Muthiadin, Baiq Farhatu, Wahidah, Isna Rasdianah Aziz. 2014.
Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis)
Varietas Edulis Sulawesi Selatan. Biogenesis Volume (2).
Novel SS, Nuswantara S, Syarif S. 2010. Genetika Laboratorium. Jakarta: Trans
Info Media.
Pai, anna C. 2005. Foundation of genetics: A Science Society. Singapore: Mc
Graw Hill Books.
Permana, Agus, Anggreini barlian. 2011. Biologi. Jakarta. PT lima Enam Tujuh
Reece et al. 2010. Campbell Biology Tenth Edition. USA : Pearson Education, Inc
Rindyastuti R dan Daryono BS. 2009. Identifikasi Papasan (Coccinia grandis (L.)
voigt) di Tiga Populasi di Yogyakarta. Jurnal Biologi Indonesia. vol 6 (1):
131- 142
Sastrosumardjo, dkk. 2006. Panduan Laboratorium Sitogenetika Tumbuhan.
Bogor: IPB Press.
Snustad. 2012. Principles of Genetics 6th ed. USA: John Wiley and Sons
publishing
Suryo. 2007. Sitogenetika. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.
Susanto HA. 2011. Genetika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tamarin. 2001. Principles of Genetics, Seventh Edition.USA : The McGraw−Hill
Companies
Willet, E. 2006. Genetics Demystified. USA: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai