NIM :201410410311198
Kelas :D
Kelompok:8
Zingebraceae telah ditemukan sebagai sumber yang diperlukan sekali untuk agen pencegah
kanker sejak tumbuhan dari famili Zingeberaceae didemonstrasikan kemungkinan efek
hambatnya pada pertumbuhan kanker payudara (MCF-7), kanker kolon (HT- 29 dan Col2),
kanker paru- paru (A549), kanker perut (SNU- 638), dan kanker servic (CaSki). Dilaporkan juga
pada skrining ekstrak atau minyak esensial dari sejumlah anggota famili Zingiberaceae yaitu
dapat melawan strain bakteri, jamur, dan ragi (Tang et al.,2014).
Kebanyakan rizoma ginger banyak yang bisa dimakan yang telah lama digunakan sebagai
bahan untuk pengobatan tradisional selama berabad- abad tetapi ridak sepenuhnya telah
dilakukan indentifikasi terhadap aktivitas bioaktifnya (Tang et al.,2014).
Ekstrak dari Kaempfreia galanga L. memiliki aktivitas antiinflamasi, analgesik, nematasida,
penolak nyamuk, larvisida, vasorelaksan, sedatif, antineoplastik, antimikroba, antioksidan,
antialergidan penyembuh luka (Umar et al., 2011). Etil p- metoksisinamat dan etil sinamat
ditemukan sebagai senyawa vital yang berperan dalam kebanyakan sifat farmakologi. Efek
aktinosiseptik dari ekstrak Kaempferia galanga L. sebanding dengan aspirin, mengingat efek
nematisida Kaempferia galanga L. bahkan lebih poten dari pada Carbofuran dan Nametan (Umar
et al., 2011). Rimpang kencur berkhasiat untuk obat batuk, pengompresan bengkak, penambah
nafsu makan dan juga sebagai minuman segar (Rukmana, 1994).
4. Ekstraksi
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut melalui
serbuk simplisia yang telah dibasahi. Prosesnya terdiri dari tahap pengembangan dan
perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) secara terus menerus sampai
diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
3. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama
waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendingin balik.
Umumnya dilakukan pengulangan pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna.
4. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi yang berkelanjutan dengan jumlah
pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Sokletasi adalah suatu metode atau
proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan
berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang
diinginkan akan terisolasi. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara
pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinyu akan membasahi
sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali ke dalam labu dengan membawa
senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. (Anonim, 2015)
5. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang
lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar) yaitu secara umum dilakukan pada temperatur
40-50°C.
6. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur pemanasan air (bejana
infus tercelup dalam air penangas air mendidih), temperatur terukur (96-98°C) selama waktu
tertentu (15-20 menit).
7. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dengan temperatur titik didih air.
8. Destilasi Uap
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa menguap (minyak atsiri) dari bahan (segar
atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial. Senyawa menguap
akan terikut dengan fase uap air dari ketel secara kontinu dan diakhiri dengan kondensasi
fase uap campuran (senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air
bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian (Ditjen POM,
2000). Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung
minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi
pada tekanan udara normal, misalnya pada penyarian minyak atsiri yang terkandung dalam
tanaman Sereh (Cymbopogon nardus). Pada metode ini uap air digunakan untuk menyari
simplisia dengan adanya pemanasan kecil uap air tersebut menguap kembali bersama
minyak menguap dan dikondensasikan oleh kondensor sehingga terbentuk molekul-molekul
air yang menetes ke dalam corong pisah penampung yang telah diisi air. Penyulingan
dilakukan hingga sempurna (Ditjen POM, 1986).
Sampel yang akan diekstraksi direndam dalam gelas kimia selama 2 jam setelah itu
dimasukkan ke dalam bejana B, bejana A diisi air dan pipa-pipa penyambung serta
kondensor dan penampung corong pisah dipasang dengan kuat. Api Bunsen bejana A
dinyalakan sehingga airnya mendidih dan diperoleh uap air yang selanjutnya masuk ke
dalam bejana B melalui pipa penghubung untuk menyari sampel dengan adanya bantuan api
kecil pada bejana B, minyak menguap yang telah tersari selanjutnya menguap menuju
kondensor, karena adanya pendinginan balik uap dari minyak menguap ini, maka uap air
yang terbentuk menetes ke dalam corong pisah penampung yang telah berisi air (Ditjen
POM, 1986).
Prinsip fisik destilasi uap yaitu jika dua cairan tidak bercampur digabungkan, tiap
cairan bertindak seolah – olah pelarut itu hanya sendiri, dan menggunakan tekanan uap.
Tekanan uap total dari campuran yang mendidih sama dengan jumlah tekanan uap parsial,
yaitu tekanan yang digunakan oleh komponen tunggal, karena pendidihan yang dimaksud
yaitu tekanan uap total sama dengan tekanan atmosfer, titik didih dicapai pada temperatur
yang lebih rendah daripada jika tiap – tiap cairan berada dalam keadaan murni (Ditjen POM,
1986).
Tambahkan 200ml etanol 96% pada masing-masing Erlenmeyer (8 erlenmeyer), aduk sampai
serbuk terbasahi
Hasil no. 2 tutup mulut bejana dengan aluminium, masukkan dalam bejana ultrasonik, dan
digetarkan selama 15 menit. (catat getaran ultrasonik yang digunakan)
Hasil maserasi disaring (8 erlenmeyer). Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi
dengan getaran ultrasonik dengan 200ml etanol 96% pada masing-masing residu (8
erlenmeyer) selama 15 menit
Hasil maserasi pada no. 4 disaring. Tampung filtrat dan lakukan kembali maserasi dengan
getaran ultrasonik dengan 200ml etanol 96% pada masing-masing residu (8 erlenmeyer)
selama 15 menit
Kaliberasi labu pada rotavapor (berisi ekstrak), berikan tanda pada volume 400ml.
Filtrat yang terkumpul dilakukan pemekatan dengan rotavapor yaitu penguapan dengan
penurunan tekanan hingga volume tersisa ± 400ml (tanda kalibrasi) dan pindahkan hasilnya
kedalam loyang. Ratakan ekstrak pada loyang.
Ditambahkan cap-o-sil sebanyak 5% dari ekstrak (20g) dengan ditaburkan sedikit secara
merata kemudian diamkan selama semalam (sampai kering).
Homogenkan dan simplisia pada wadah tertutup (botol selai). Berikan label identitas pada
wadah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA