LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM (GPPW)
RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
NIM : R014182014
5. Rentang Respon
Respon adaptif Respon Maladaptif
Pikiran logis Distorsi pikian Gangguan
Persepsi akurat Ilusi pikiran/delusi
Emosi konsisten Reaksi emosi -/+ Halusinasi
Perilaku sosial Perilaku aneh Sulit berespon emosi
Berhubungan sosial Menarik diri Perilaku disorganisasi
Isolasi sosial
1) Pikiran logis: yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
2) Persepsi akurat: yaitu proses diterimanya rangsang melalui panca indra
yang didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang
sesuatu yang ada di dalam maupun di luar dirinya.
3) Emosi konsisten dengan pengalaman: yaitu manifestasi perasaan yang
konsisten atau afek keluar disertai banyak komponen fisiologik dan
biasanya berlangsung tidak lama.
4) Perilaku sesuai hubungan sosial: perilaku individu berupa tindakan nyata
dalam penyelesaian masalah masih dapat diterima oleh norma-norma
sosial dan budaya umum yang berlaku.
5) Hubungan sosial harmonis: yaitu hubungan yang dinamis menyangkut
hubungan antar individu dan individu, individu dan kelompok dalam
bentuk kerjasama.
6) Proses pikir kadang terganggu (ilusi): yaitu menifestasi dari persepsi
impuls eksternal melalui alat panca indra yang memproduksi gambaran
sensorik pada area tertentu di otak kemudian diinterpretasi sesuai dengan
kejadian yang telah dialami sebelumnya.
7) Emosi berlebihan atau kurang: yaitu menifestasi perasaan atau afek keluar
berlebihan atau kurang.
8) Perilaku tidak sesuai atau biasa: yaitu perilaku individu berupa tindakan
nyata dalam penyelesaian masalahnya tidak diterima oleh norma – norma
sosial atau budaya umum yang berlaku.
9) Perilaku aneh atau tidak biasa: perilaku individu berupa tindakan nyata
dalam menyelesaikan masalahnya tidak diterima oleh norma-norma sosial
atau budaya umum yang berlaku.
10) Menarik diri: yaitu percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
11) Isolasi sosial: menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam
berinteraksi
C. Pohon Masalah
Gangguan proses
pikir: waham
CP
Causa
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
E. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan proses pikir : waham
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Kerusakan komunikasi verbal
F. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan 1: Gangguan proses pikir : waham
1. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan
meningkat harga dirinya.
2. Tujuan khusus :
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
(waktu, tempat dan topik pembicaraan)
2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan
memberi pujian yang realistis
3) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke
rumah
d. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki
Tindakan :
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Aziz R,. (2003). Pedoman asuhan keperawatan jiwa. RSJD Dr. Amino
Gondoutomo: Semarang.
Keliat B. A.. (2006). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. EGC: Jakarta.
Maramis, W. F. & Maramis, A.A. (2009), Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, ed. 2,
Pusat Penerbitan dan Percetakan (AUP), Surabaya
Tim Direktorat Keswa. (2000). Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi
1. RSJP: Bandung