BBL
BBL
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk
memperoleh dan mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya.
Perubahan biologis besar yang terjadi saat bayi lahir memungkinkan transisi dari
lingkungan intrauterine ke ekstrauterin. Perubahan ini menjadi dasar
pertumbuhan dan perkembangan di kemudian hari.
Perawat memainkan peran yang vital selama periode transisi ini. Mereka
membantu bayi baru lahir dalam menjalani transisi yang aman ke kehidupan
ekstrauterin dan membantu ibu serta orang terdekat lain melalui masa transisi
untuk menjadi orang tua. Perawat melakukan pengkajian awal pada bayi baru
lahir, mengupayakan kondisi linkungan yang mendukung perubahan, dan
memantau keadaan bayi selama fase dini perubahan.
Bayi menjalani berbagai perubahan biologis selama dan hari pertama
setelah lahir.Walaupun kebanyakan bayi menjalani penyesuaian yang dibutuhkan
untuk hidup di luar rahim tanpa banyak kesulitan,tetapi kesehatannya tergantung
pada perawatan yang diterimanya.
Oleh karena itu kelompok kami mengambil judul “Asuhan Keperawatan
pada Bayi Baru Lahir”.
B. Tujuan
TIU:
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
TIK:
1. Mampu menyebutkan definisi bayi baru lahir
2. Mampu mengetahui adaptasi fisiologi bayi baru lahir
3. Mampu mengetahui respon
4. Mampu mengetahui kebutuhan nutrisi pada bayi baru lahir
5. Mampu melakukan penkajian pada bayi baru lahir
6. Mampu menegakan diagnosa dan intervensi keperawatan
7. Mampu melakukan pendidikan kesehatan pada ibu terhadap bayinya
BAB II
KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR
A. Pengertian
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu
melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia satu
bulan.
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrauterin. Beralih
dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi.
Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus
yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses
persalinan mempunyai peranan pentingdalam morbiditas dan mortalitas bayi.
B. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir
1. Perubahan sistem pernapasan
Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari
pharynx, yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk
struktur percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran
hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti
gerakan napas sepanjang trimester kedua dan ketiga (Varney’s, halaman 551).
Ketidakmatangan paru-paru terutama akan mengurangi peluang kelangsungan
hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan
oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-
paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan.
Awal adanya nafas Dua factor yang berperan pada rangsangan napas pertama
bayi.
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernapasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru
secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan
susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi
system-sistem harus berfungsi secara normal. Surfaktan dan upaya respirasi
untuk bernafas Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran
darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan
dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34
minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan
membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada
akhir pernapasan Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir
setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan
energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa.
Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak
oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi
yang sebelumnya sudah terganggu. Dari cairan menuju udara Bayi cukup
bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi melalui jalan
lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-
paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio sesaria kehilangan
keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat menderita paru-paru
basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas
pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan
sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh
pembuluh limfe dan darah. Semua alveolus paru-paru akan berkembang terisi
udara sesuai dengan perjalanan waktu. Funsi system pernapasan dalam
kaitanya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan
factor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran
udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami
vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti tidak ada pembuluh darah
yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga
menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan memperburuk
hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran
gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran
darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan
membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan
sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mengalami perubahan yang mencolok setelah bayi
lahir. Foramen ovale, duktus arteriosus, dan duktus venosus menutup. Arteri
umbilikalis, vena umbilikalis dan arteri hepatica menjadi ligament.
1. Temperamen
Terdapat perbedaan individual model prilaku bayi selama beberapa minggu
pertama kehidupannya.Perbedaan–perbedaan ini tidak berkaitan dengan
kepribadian orang tua mereka atau dengan cara bayi dirawat.
2. Habituasi
Merupakan mekanisme proteksi. Habituasi membuat bayi terbiasa dengan
stimulus lingkungan.Habituasi ialah suatu fenomena psikologis dan fisiologis
dimana respon terhadap stimulus yang tetap atau berulang menurun.
Kemampuan berhabituasi memungkinkan bayi baru lahir menyeleksi stumulus
yang meningkatkan kemampuannya mempelajari dunia social, sehingga
menghindari beban berlebihan.
3. Menangis
Menangis pada bayi berarti berkomunikasi dan bias menunjukan rasa lapar, nyeri,
keinginan untuk di perhatikan atau rasa tidak puas. Beberapa ibu mengatakan
bahwa mereka dapat membadakan alasan bayinya menangis. Tangisan lapar
biasanya keras dan lama, tidak berhenti sampai di beri makanan. Menangis karena
nyeri, memiliki nada yang lebih tinggi dan melengking. Menangis karena merasa
tidak puas bernada lebih rendah dan memiliki intensitas yang berfariasi
BAB III
Bayi Ny.A baru lahir 6 jam yang lalu, persalinan spontan, BBL 2750 gram dan
penjang badan 49 cm.
1. Anamnesa
Identitas
Nama bayi :
Jenis kelamin :
Nama ibu bayi :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Alamat :
a. Data Subjektif
( keterangan bayi yang dikatakan oleh ibunya)
b. Data Obyektif
1. Nilai APGAR :
Lima unsur yang dinilai antara lain:
Appearance,Yaitu warna kulit.
Bila warna kulit bayi biru pucat maka nilai 0,
Badan Badan merah, kaki dan tangan biru, nilai 1
Seluruh tubuh dan anggota gerak merah, nilai 2
Respiration,yaitu pernafasan,
Tidak bernafas nilai 0
Menangis lemah; terdengar seperti merengek atau mendengkur nilai 1
Baik, Menangis kuat nilai 2
2. Tanda-tanda vital
3. Anteropometri :
a. Berat badan normal bayi baru lahir 2,5-4 kg
b. Panjang badan normal 45-55 cm.
c. Lingkar perut dalam cm, ukuran melaui pusat
d. Lingkar kepala 32-36,8 cm
e. Lingkar dada
2. Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi
Dx1. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan bayi dengan potensial respon fisiologis
yang merugikan
Tujuan 1: Keluarga dapat memberikan suport emosional
Hasil yang diharapkan :
Keluarga menunjukkan pengertian terhadap terapi dan prognosa
Tindakan:
1. Hentikan fototherapi selama kujungan keluarga, lepaskan tutup mata bayi untuk
membantu interaksi keluarga
2. Jelaskan proses fisiologis jaundice untuk mencegah kekhawatiran keluarga dan
potensial over proteksi pada bayi
3. Yakinkan keluarga bahwa kulit akan kembali normal
4. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya untuk memperpendek periode jaundice
5. Jelaskan kegunaan ASI untuk mengatasi jaundice dan penyakit lainnya
Tindakan:
1. Kaji pengertian keluarga terhadap jaundice dan terapi yang diberikan
2. Instruksikan keluarga untuk:
a. Melindungi mata
b. Merubah posisi
c. Memberikan asupan cairan yang adekuat
d. Menghindari penggunaan minyak pada kulit
e. Mengukur suhu aksila
f. Mengobservasi bayi: warna, bentuk makanan, jumlah makanan
g. Mengobservasi bayi terhadap tanda letargi, perubahan pola tidur, perubahan pola
eliminasi
3. Menjelaskan perlunya test bilirubin bila diperlukan
Dx2.. Suhu tubuh abnormal berhubungan dengan kelahiran abnormal, paparan suhu
lingkungan yang dingin atau panas.
Tujuan 1 : Mengidentifikasi bayi dengan resiko atau aktual ketidakstabilan suhu tubuh
Tindakan :
1. Kaji faktor yang berhubungan dengan resiko fluktuasi suhu tubuh pada bayi seperti
prematuritas, sepsis dan infeksi, aspiksia atau hipoksia, trauma CNS,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, suhu lingkungan yang terlalu panas atau
dingin, trauma lahir dan riwayat penyalahgunaan obat pada ibu
2. Kaji potensial dan aktual hipotermia atau hipertermia :
a. Monitor suhu tubuh, lakukan pengukuran secara teratur
b. Monitor suhu lingkungan
c. Cegah kondisi yang menyebabkan kehilangan panas pada bayi seperti baju
basah atau bayi tidak kering, paparan uadara luar atau pendingin ruangan
d. Cek respiratory rate (takipnea), kedalaman dan polanya
e. Observasi warna kulit
f. Monitor adanya iritabilitas, tremor dan aktivitas seizure
g. Monitor adanya flushing, distress pernafasan, episode apnea, kelembaban
kulit, dan kehilangan cairan.
Dx3. Deficit pengetahuan (orangtua) berhubungan dengan kondisi bayi baru lahir dan
cara mempertahankan suhu tubuh bayi.
Tujuan : Memberikan informasi yang cukup kepada orangtua tentang kondisi bayi dan
perawatan yang diberikan untuk mempertahankan suhu tubuh bayi
Tindakan :
1. Beri informasi pada orangtua tentang :
- Penyebab fluktuasi suhu tubuh
- Kondisi bayi
- Treatment untuk menstabilkan suhu tubuh
- Perlunya membungkus/menyelimuti bayi saat menggendong dan bepergian
2. Ajari orangtua cara mengukur suhu tubuh aksila pada bayi dan minta mereka
untuk mendemontrasikannya
3. Informasikan kepada orangtua tentang perawatan saat bayi di inkubator
4. Anjurkan pasien bertanya, mengklarifikasi yang belum jelas dan menunjukkan
prilaku seperti diajarkan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu
melalui jalan kelahiran normal atau dengan bantuan alat tertentu sampai usia satu
bulan.
Adaptasi fisiologi pada BBL
1. Perubahan sistem pernapasan
2. Sistem kardiovaskuler
1. Temperamen
2. Habituasi
3. Menangis
DAFTAR PUSTAKA