Anda di halaman 1dari 43

LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN

LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

Kelompok 7

Nama Kelompok: - Kenneth Osbert (18011010082)


- M. Roby Setiawan (18011010089)
- Denanta M Nugraha (18011010072)
- Rafy Baihaqi (18011010080)
- Agung (18011010140)
- Julianto (18011010155)

Dosen Pengampu :
Ririt Iriani Sri.S.Dra,Ak.M.E.

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar Surabaya Jawa Timur 60294

0
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam
perekonomian suatu negara. Lembaga ini merupakan semua perusahaan ataupun
institusi keuangan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan sejumlah uang
yang disimpankan pada mereka (Sukirno, 2001:199). Badan-badan ini mendorong
masyarakat untuk membuat simpanan atau tabungan dan kemudian tabungan yang
dikumpulkan tersebut dipinjamkan kembali kepada individu-individu dan
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Sebagian lagi digunakan untuk
membeli saham-saham berbagai perusahaan.
Sebagai salah satu lembaga keuangan, Bank memiliki posisi yang strategis
dalam pembangunan dan perekonomian negara. Jasa perbankan pada umumnya
terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat
pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai,
tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam
kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini,
maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan
waktu.
Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya
kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana
untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan
dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini,
bisnis tidak dapat dibangun karena tidak adanya dana sebagai sokongan
mendirikan suatu usaha.
Lembaga keuangan non bank adalah Semua badan yang melakukan
kegiatan di bidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung
menghimpun dana terutama dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan

1
menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan.
Atau dapat juga diartikan sebagai badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang
keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk kegiatan
produktif.
Manfaat dari lembaga keuangan bukan bank ini adalah membantu
menggerakkan sistem perekonomian masyarakat, khususnya melayani kebutuhan
ekonomi masyarakat yang tidak bisa dijangkau oleh fungsi lembaga perbankan.
Hal ini dikaitkan dengan masalah psikologis yang dimiliki oleh sebagian
masyarakat, dimana ada kelompok yang masih memandang lembaga perbankan
sebagai lembaga eksklusif, sehingga kelompok ini merasa segan dan enggan untuk
berurusan dengan lembaga tersebut. penduduknya dari kalangan menengah ke
bawah. Orang-orang dari kelompok ini, merasa enggan berhubungan dengan
lembaga perbankan karena dianggap rumit dan sistem yang harus dijalankan
sangat sulit.
Oleh karena itu, seringkali orang-orang dari kalangan ini lebih memilih
lembaga keuangan bukan bank ketika mereka membutuhkan bantuan finansial.
Sebab, lembaga-lembaga ini dianggap lebih sesuai dengan budaya dan karakter
mereka, serta lebih mengedepankan pendekatan non formal.
Namun, bagaimanapun sistem kerja dari lembaga ini, peran intermediasi
keuangan tetap mereka lakukan. Yaitu, mengelola dana dari pihak yang memiliki
kelebihan dana, untuk disalurkan kepada pihak yang membutuhkan suntikan dana.
keberadaan lembaga keuangan bukan bank sangat membantu dalam proses
pertumbuhan perekonomian Indonesia. Sebab, lembaga ini berfungsi untuk
membantu perbankan dalam menyalurkan dana pihak ketiga kepada nasabah pada
segmen yang tidak bisa dijangkau oleh lembaga perbankan , misalnya Anjak
Piutang, Asuransi, Leasing, Pegadaian, Koperasi Simpan Pinjam, Dana Pensiun,
Modal Ventura dll. Dalam Makalah ini penulis akan mengambil contoh kasus
mengenai Pegadaian.

2
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga
Keuangan bukan Bank ?
b. Bagaimana produk-produk beserta karakteristik Lembaga Keuangan Bank
dan Lembaga Keuangan bukan Bank ?
c. Bagaimana tinjauan sumbangan yang sudah diberikan Lembaga Keuangan
Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank terhadap sektor keuangan
negara dan perbandingannya terhadap negara lain?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang pengertian Lembaga Keuangan Bank dan
Lembaga Keuangan bukan Bank.
b. Untuk mengetahui produk-produk beserta karakteristik Lembaga
Keuangann Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank.
c. Untuk mengetahui produk-produk yang dihasilkan oleh Lembaga
Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank.
d. Untuk mengetahui tinjauan sumbangan yang sudah diberikan Lembaga
Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank terhadap sektor
keuangan negara dan perbandingannya terhadap negara lain.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lembaga Keuangan


A. Bank
Pengertian perbankan terdapat dalam menurut UU No. 7 Tahun
1992 yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Secara umum, dapat disimpulkan, bahwa bank adalah suatu
lembaga keuangan yang pada pokoknya berusaha memberikan pelayanan
kepada semua pihak dalam bidang penyediaan jasa pengelolaan dana, lalu-
lintas pembayaran, perederan uang dan pemberian kredit, baik dengan
menggunakan modalnya sendiri maupun dana-dana yang dikumpulkan
dari pihak ketiga (masyarakat).
Berdasarkan dari UU Nomor 10 Tahun 1998, secara garis besar
tujuan perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbungan ekonomi,
dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat. Dari
tujuan tersebut maka perbankan (bank) di Indonesia harus menjalankan
tugas dan fungsinya dengan baik dan didasarkan atas asas demokrasi
ekonomi. Jadi jika Anda berpikir bahwa bank memiliki tujuan untuk
mencari keuntungan setinggi-tingginya berupa profit semata maka Anda
sangat salah besar.
Bank menghimpun dana dari masyarakat melalui tabungan,
deposito berjangka, giro ataupun bentuk simpanan lainnya. Dengan
penghimpunan dana ini, bank menjamin keamanan uang masyarakat
tersebut sekaligus memberikan bunga untuk dana tersebut.
Setiap produk simpanan bank menawarkan bunga yang berbeda-
beda seperti contohnya deposito memiliki bunga lebih tinggi dari
tabungan, karena nasabah harus menyimpan uangnya untuk jangka waktu

4
tertentu agar dapat menikmati bunga lebih tinggi. Sedangkan tabungan
dapat ditarik kapanpun nasabah memerlukan uang.
Setelah menghimpun dana dari masyarakat, bank akan
menyalurkan dana ini kepada pihak-pihak yang membutuhkan melalui
sistem kredit atau pinjaman. Kredit yang ditawarkan bank akan
mengenakan bunga kepada peminjam. Produk kredit ini pun memiliki
beberapa jenis seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA), Kredit Pemilikan
Rumah (KPR), Kredit Mobil, ataupun jenis pinjaman lainnya.
Dengan penyaluran dana tersebut maka tujuan bank dalam
pelaksanaan pembangunan nasional dapat terpenuhi. Masyarakat yang
membutuhkan dana dapat menyejahterakan kehidupannya dan
menghasilan usaha yang mendukung pembangunan nasional.
Selain menyalurkan dana, sebagai intermediasi bank juga berfungsi
sebagai pendukung kelancaran mekanisme transaksi di masyarakat. Jasa
yang ditawarkan untuk menunjang fungsi ini termasuk transfer dana antar
rekening dalam negeri, penyediaan fasilitas pembayaran secara kredit
seperti kartu kredit, jasa pembayaran tagihan, sistem pembayaran
elektronik, sarana penyaluran gaji karyawan ataupun penghasilan lainnya.
Bank juga dibutuhkan untuk memperlancar transaksi internasional.
Kesulitan bertransaksi karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan
sistem moneter antara dua pihak yang berbeda negara akan selalu hadir.
Kehadiran bank akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi
tersebut dengan lebih mudah, cepat, dan murah. Bank memastikan
kelancarannya melalui jasa penukaran mata uang asing ataupun transfer
dana luar negeri untuk transaksi internasional.
Uang yang diciptakan oleh bank ini merupakan uang giral yang
berarti alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring).
Proses penciptaan uang diregulasi oleh bank sentral untuk pengaturan
jumlah uang yang beredar karena dapat mempengaruhi ekonomi. Kini
bank juga dapat berfungsi sebagai sarana investasi melalui jasa reksa dana

5
atau produk investasi yang ditawarkan bank sendiri seperti derivatif, emas,
mata uang asing, saham.

Fungsi bank yang telah tersedia dari dahulu kala adalah


penyimpanan barang berharga. Nasabah dapat menyimpan barang
berharganya seperti perhiasan, emas, surat-surat berharga, ataupun barang
berharga lainnya. Bank juga dapat menyewakan safe deposit box.

Kedua fungsi utama dan fungsi sampingan bank saling mendukung


dan berperan penting dalam mewujudkan pembangunan nasional yang
merata.

B. Bukan Bank

Lembaga keuangan non Bank adalah semua badan yang melakukan


kegiatan dibidang keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung
menghimpun dana ataupun dengan jalan mengeluarkan kertas berharga
dan menyalurkan dalam masyarakat terutama guna membiayai investasi
perusahaan.
Bila pada umumnya lembaga keuangan bank menghimpun dan
menyalurkan dana kepada masyarakat; namun lain halnya dengan lembaga
keuangan bukan bank. Lembaga keuangan ini secara umum tidak bisa
mengumpulkan dan menyalurkan dana dari rakyat sebagaimana kegiatan
bank. Lembaga ini hanya melakukan kegiatan di bidang keuangan seperti
asuransi, simpan pinjam, koperasi, asuransi, dan lain sebagainya.

Seperti yang tertulis di kebijakan Pakto 27 Tahun 1998 lembaga


keuangan bukan bank ini tidak dapat menerima dana, giro, deposito,
maupun tabungan dari masyarakat. Lembaga keuangan bukan bank atau
LKBB mulai berkembang di Indonesia mulai tahun 1972 dengan tujuan
utama mendorong perkembangan pasar modal dalam negeri serta
membantu permodalan perusahaan kecil.

6
Sama seperti lembaga keuangan yang lain, keberadaan lembaga
keuangan bukan bank juga memiliki dasar hukum, yaitu Surat Keputusan
Menteri Keuangan No. 38/KMK/IV/1972. Surat keputusan menteri
tersebut lantas diubah menjadi Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
280/KMK.01/1989. Surat keputusan menteri -tersebut meliputi
pengawasan dan pembinaan lembaga keuangan bukan bank serta
perundang-undangan lain yang yang berkaitan dengan badan usaha
tersebut.

Namun, berdasarkan Undang-undang No.7 Tahun 1992 pemerintah


menetapkan bahwa lembaga keuangan bukan bank harus menyesuaikan
bidang usaha mereka menjadi bank umum yaitu dengan memenuhi semua
syarat dan ketentuan untuk menjadi lembaga keuangan bank atau bank
umum. Sehingga, secara umum LKBB yang ada saat ini pada dasarnya
mempunyai kegiatan yang secara umum meliputi menyediakan dan
menghimpun dana dari rakyat secara tidak langsung.

Lembaga keuangan bukan bank dengan berbagai bidang usaha


yang digelutinya telah ikut serta mengembangkan perekonomian dalam
negeri serta menunjang pembangunan nasional dengan upaya penyediaan
dan penghimpunan dana untuk perusahaan tertentu maupun masyarakat
umum. Tujuan utama dibentuknya LKBB adalah untuk mendorong dan
membantu usaha kecil dan menegah melalui permodalan. Adapun fungsi
lembaga keuangan bukan bank adalah sebagai berikut:

1. Menghimpun dana dengan cara menerbitkan surat berharga dan


menyalurkannya kepada perusahaan kecil maupun masyrakat.
2. Memberikan modal kepada ekonomi lemah agar mereka bisa
mengembangkan usaha dan tidak terbelit hutang dengan bunga tinggi
atau dari rentenir

7
3. Pasar modal bertujaun untuk memperlancar pembangunan baik
ekonomi maupun industri.

4. Memberikan kredit dengan bunga ringan kepada usaha kecil maupun


masyarakat dengan jaminan surat berharga/kendaraan/perhiasan
ataupun tanpa jaminan.

2.2 Bentuk-bentuk beserta karakteristik Lembaga Keuangan


1. Bank
1. Segi Tugas
Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan perbankan
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Seperti yang
diketahui kegiatan perbankan termasuk mengumpulkan dana dari
masyarakat, memberikan kredit atau pinjaman kepada masyarakat, lain
dari itu juga termasuk pemindahan dana antar pihak, penyimpanan barang
berharga dan jasa bank lainnya. Bank umum kini dikenal juga sebagai
bank komersil (commercial bank).
Produk dari bank umum:
1. Tabungan
Produk keuangan ini merupakan kegiatan operasional bank
yang paling dikenal oleh masyarakat. Tidak hanya terdiri atas satu
produk, namun kini telah berkembang menjadi banyak jenis, mulai
dari tabungan rencana, tabungan haji, tabungan berjangka, dan lain-
lain.
Produk berupa tabungan populer di masyarakat karena dapat
dijadikan wadah untuk menyimpan uang secara lebih aman. Berbagai
kantor pun menyediakan tabungan kepada para karyawannya untuk
kepentingan lain. Sebab melalui tabungan, anda dapat melakukan
pemindahan dana secara singkat dan aman. Produk ini memiliki
beberapa karakteristik seperti:
a. Buku tabungan

8
Setiap nasabah yang memilih menabung di bank akan
mendapatkan buku rekening. Fungsi buku tersebut untuk
mengetahui informasi dari seluruh transaksi yang dilakukan dari
produk tabungan yang kita miliki
b. ATM
Anjungan Tunai Mandiri memiliki karakteristik yang menjadi
fasilitas dari produk tabungan dan menyebabkan banyak pihak
memilih menabungkan sebagian dananya di bank. Kartu ini
digunakan untuk berbagai transaksi keuangan yang dibutuhkan
nasabah.
c. Setoran Awal
Setiap bank memiliki aturan yang berbeda mengenai setoran awal.
Setoran yang dimaksud adalah pemberian dana pada awal mula
nasabah hendak menberitkan tabungan. Ada bank yang
menerapkan setoran awal hanya Rp. 50.000,- namun ada juga yang
membuat aturan setoran awal tabungan minimal Rp. 500.000,-
d. Bunga
Karakteristik ini menjadi daya tarik tabungan bagi masyarakat luas.
Dengan adanya bunga, nasabah mengharapkan ada keuntungan
dari kegiatan menabungnya, meskipun nilainya tentu lebih kecil
dibandingan melakukan investasi.
e. Biaya Bulanan
Dalam menghimpun dana masyarakat, bank juga bertujuan
mengelola untuk profit lembaga dan pembangunan nasional. Untuk
itu, bank mengenakan biaya bulanan atau lazim dikenal sebagai
biaya administrasi bagi tiap nasabah yang menabung. Besarannya
berbeda-beda, tergantung bank mana yang anda pilih dan produk
apa yang diambil.
2. Giro
Sebagian orang akan bingung membedakan produk bank
yang berupa giro dengan tabungan. Sama-sama merupakan produk

9
untuk menyimpan uang di bank, sebagian orang merasa giro tidak
ada bedanya dengan tabungan.
Berikut beberapa karakteristik giro yang membuat berbeda dengan
produk tabungan biasa:
a. Jenis nasabah
Tabungan biasa dimiliki oleh perseorangan. Meskipun untuk
perorangan, nasabah yang memakai produk giro biasanya
berbentuk badan usaha
b. Jenis Penarikan
Anda tidak dapat mengandalkan ATM ataupun teller untuk
mencairkan dana giro. Berbeda dengan tabungan, dana di giro
hanya dapat dicairkan dengan ncek ataupun bilyet giro. Cek adalah
alat pembayaran yang diterbitkan oleh pihak bank sebagai
pengganti uang tunai. Anda dapat mencairkan dana yang tertera
dalam cek ke dalam bentuk tunai selama dana yang tersimpan
dalam giro anda mencukupi. Sementara itu, bilyet giro adalah alat
transaksi pembayaran nontunai yang pencairannya tidak dapat
secara tunai. Dana yang tertera dalam bilyet giro hanya dapat
dicairkan dengan pemindahbukuan ke rekening pihak tertentu.
Biasanya bilyet giro digunakan perusahaan untuk melakukan
pembayaran gaji terhadap karyawan
c. Syarat Pembukaan Rekening
Hanya melampirkan data diri berupa kartu identitas dan mengisi
formulir yang disediakan oleh pihak bank. Namun ketika hendak
membuka rekening giro, ada 1 hal yang mutlak harus dimiliki yaitu
nomor pokok wajib pajak (NPWP).
3. Deposito
Hal yang membedakan produk satu ini dengan dua jenis
produk lainnya, tabungan dan giro, adalah masalah pencairannya
yang memiliki waktu tertetu. Penarikan di luar waktu tersebut

10
hanya akan menimbulkan risiko bagi anda, beurpa penalti atau
pemotongan dana dari uang yang disimpan dalam deposito
Berikut beberapa karakteristik deposito:
a. Jatuh tempo
Pertama, seperti yang telah disebutkan, dana yang ada di deposito
hanya bisa dicairkan setelah jangka waktu perjanjian berakhir atau
yang dikenal sebagai jatuh tempo. Deposito yang sudah jatuh
tempo ini dapat diperpanjang secara otomatis.
b. Batas Waktu Penyimpanan
Umumnya deposito memiliki jangka waktu 1,3,6, 12, sampai 24
bulan. Terakhir, Anda dapat memilih hendak mendepositokan dana
Anda dalam bentuk mata uang rupiah ataupun asing.
Dengan jangka waktu tertentu tersebut, manfaat yang bisa
diperoleh ketika membuka rekening deposito dapat lebih besar
dibandingkan dengan giro ataupun tabungan biasa.
4. Kredit
Satu dari tiga fungsi bank yang sangat membantu
masyarakat adalah pemberian kredit. Produk bank yang satu ini
memungkinan seseorang atau badan usaha membeli produk dan
membayarnya dalam jangka waktu tertentu. Ketentuan mengenai
produk kredit bank bahkan sudah tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992, sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
Setiap kredit memiliki karakteristik yang tidak pernah
terlepas, yakni ada jangka waktu, suku bunga yang telah
disepakati, cara pembayaran, jaminan, biaya administrasi, sampai
asuransi jiwa dan tagihan yang dibuat sebagai antisipasi jika terjadi
kredit macet atau peminjam meninggal dunia. Semua karakteristik
itu dibuat untuk memaksimalkan manfaat yang bisa diperoleh dari
produk perbankan yang satu ini.

11
Bank Sentral, yaitu bank milik negara yang bertanggung jawab
untuk mengatur dan menjaga stabilitas harga atau nilai mata uang negara.
Jadi bank sentral bertugas untuk menjaga tingkat inflasi agar terkendali
untuk mengoptimalkan perekonomian dengan mengontrol keseimbangan
jumlah uang dan barang. Dengan kata lain bank sentral bertugas juga
mengatur kebijakan moneter negara, stabilitas sektor perbankan, dan
sistem finansial secara keseluruhan. Di Indonesia bank sentral dikenal
sebagai Bank Indonesia.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan perbankan secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah,
tetapi kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Jadi kegiatannya jauh lebih sempit dibandingkan bank umum. Tugas BPR
hanya terbatas pada penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau
deposito dan penyaluran dana dalam bentuk kredit investasi, kredit modal
kerja atau kredit perdagangan.

2. Segi Kepemilikan

Bank pemerintah, merupakan bank yang sahamnya dimiliki


sebagian atau sepenuhnya oleh pemerintah contoh Bank Mandiri, Bank
Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Tabungan Negara.

Bank swasta, merupakan bank yang sahamnya dimiliki sebagian


besar oleh pihak swasta contohnya Bank Central Asia (BCA), Bank
Danamon, Bank Mega, Bank Bukopin, Bank Danamon, Bank Maybank,
Bank MNC, Panin Bank, Bank OCBC NISP, Bank UOB, Bank Permata,
Bank Sinarmas.

Bank asing, merupakan cabang bank dari luar negeri yang


sahamnya dimiliki oleh pihak asing, contohnya seperti HSBC, Bank of
China, Bank of America, Bangkok Bank, JPMorgan Chase, Citibank dan
Standard Chartered.

12
Bank pembangunan daerah, merupakan bank yang sebagian atau
seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah provinsi contohnya
Bank Sumut, Bank Jambi, Bank Jatim dan Bank daerah lainnya.

Bank campuran, merupakan bank yang didirikan oleh satu atau


lebih bank umum berkedudukan di Indonesia dengan satu atau lebih bank
berkedudukan di luar negeri contoh Bank ANZ, Bank Commonwealth dan
Bank DBS.

3. Segi Status

Bank Devisa, yaitu bank yang dapat melayani masyarakat untuk


transaksi luar negeri atau berhubungan dengan mata uang asing seperti
transfer ke luar negeri, travellers cheque, transaksi luar negeri lainnya.

Bank Non Devisa, yaitu bank yang memiliki hak untuk


melaksanakan transaksi seperti bank devisa hanya saja wilayahnya terbatas
untuk negara tertentu saja.

4. Segi Prinsip

Bank Konvensional, merupakan bank yang melaksanakan


kegiatan usaha secara konvensional, dimana bank menerapkan harga
sesuai tingkat suku bunga untuk produk simpanan atau kredit dan
menerapkan biaya untuk jasa bank lainnya.

Bank Syariah, merupakan bank menerapkan aturan perjanjian


sesuai dengan hukum Islam antara bank dan pihak lainnya. Baik itu produk
simpanan, pembiayaan usaha ataupun kegiatan lainnya.

13
B. Bukan Bank

1. Lembaga Keuangan Kontraktual


 Perusahaan Asuransi
Asuransi merupakan hubungan hukum antara dua pihak yang
saling terkait dalam suatu perjanjian yang mengakibatkan hak dan
kewajiban antara “tertanggung” (insured/assured), yaitu pihak yang
mempercayakan (mengasuransikan) miliknya terhadap suatu risiko
yang mungkin terjadi, dan “penanggung” (insurer/under writer’s), yaitu
pihak yang menerima pertanggungan. Pihak ini lazim disebut
“perusahaan asuransi”.
Dalam setiap transaksi asuransi harus diterbitkan suatu akte
bermaterai tempel sebagaimana diatur dalam aturan bea materai akte ini
yang dinamakan Polis. Atau surat kontrak pelaksanaan asuransi yang
berupa kesepakatan kedua belah pihak. Polis ini memuat hal-hal sebagai
berikut :
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8.Khusus untuk polis yang dipertanggungkan kendaraan bermotor
ditambah dengan nomor polis, nomor rangka (chasis) dan nomor mesin
kendaraan.
 Asuransi Kesehatan
Menangani masalah kesehatan karena suatu penyakit dan
menanggung biaya proses perawatan. Sakit yang ditanggung
umumnya, cacat, cedera, sakit, kematian karena kecelakaan

14
 Asuransi Jiwa
Untuk Kepentingan orang ketiga dan menyediakan pembayaran
setelah kematian.
 Asuransi Kendaraan
Ketika kendaraan terdapat sesuatu yang rusak, biaya untuk
penggantian part-part ditanggung asuransi.
 Asuransi Pendidikan
Di bidang pendidikan terhadap asuransi yang terjadi karena
tingginya biaya pendidikan dan sekaligus pendidikan adalah aset
yang dimiliki seseorang
 Asuransi Properti
Memberikan proteksi terhadap kehilangan atau kerusakan yang
terjadi pada barang tertentu
 Asuransi Bisnis
Memberi penggantian dari kerusakan yang diakibatkan oleh
kebakaran, ledakan, gempa bumi, petir, banjir, hujan, tabrakan yang
menimpa bisnis seseorang.
 Asuransi umum
Proteksi terhadap resiko atas kerugian manfaat dan tanggung jawab
hukum pada pihak ketiga dan terdapat jaminan sosial didalamnya.
 Asuransi Kredit
Proteksi atas resiko gagalnya debitur melunasi fasilitas kredit
seperti modal kerja, kredit dagang.
 Asuransi Kelautan
Memastikan pengangkut serta pemilik kargo tidak rusak, mengganti
jika ada yang rusak
 Asuransi Perjalanan
Proteksi kepada nasabah selama melakukan perjalanan hingga
kembali pulang

15
Premi (Premium)
Premi asuransi adalah uang pertanggungan yang dibayar
tertanggung kepada penanggung. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya premi adalah :
1) Untuk asuransi kebakaran, premi tertanggung dari :
a. Konstruksi bangunan
b. Lokasi (letak) bangunan
c. Terhadap apa saja barang itu dipertanggungkan
2) Untuk asuransi pengangkutan laut, premi tertanggung dari :
a. Jenis kapal yang dipertanggungkan (konstruksi kayu, besi)
b. Barang yang dimuat (mudah rusak dan terbakar)
c. Syarat-syarat pertanggungan (misal seluruhnya rusak, sebagian, rusak
khusus).
d. Untuk asuransi kendaraan bermotor, premi bergantung dari jumlah
yang dipertanggungkan.

 Perusahaan Dana Pensiun (Taspen)


Perusahaan Dana Pensiun ( TASPEN ) : badan hukum yang
mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat
pensiun
Manfaat Perusahaan Dana Pensiun :
Bagi perekonomian nasional : dana yang dihimpun dari iuran peserta
dapat sebagai modal bagi dunia usaha.
Bagi peserta : dana pensiun akan memberi jaminan pendapatan di hari
tua.

Manfaat bagi perusahaan :


1. Loyalitas
2. Kewajiban moral
3. Kompetisi pasar tenaga kerja
Manfaat bagi karyawan :
1. Rasa aman

16
2. Kompensasi yang lebih baik.
• Dana Pensiun Pemberi Kerja
• Dibentuk orang/badan yg mempekerjakan karyawan
• Terdapat Program Pensiun Manfaat Pasti / Program Pensiun Iuran
Pasti
• Dana Pensiun Lembaga Keuangan
• Dibentuk oleh bank / perusahaan asuransi jiwa
• Program pensiun Iuran Pasti bagi perorangan, karyawan, pekerja
mandiri
• Terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi karyawan bank atau
perusahaan asuransi jiwa yg bersangkutan
• Dana Pensiun berdasarkan Keuntungan
• Program pensiun Iuran Pasti
• Iuran dari pemberi kerja didasrkan rumus yg dikaitkan dengan
keuntungan pemberi kerja

2. Lembaga Pembiayaan
 Modal Ventura

Perusahaan Modal Ventura : Badan Usaha yang melakukan


pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal kedalam perusahaan.
Keunggulan Modal Ventura :
1. Sumber dana bagi perusahaan baru.
2. Adanya penyertaan manajemen.
3. Keperdulian yang tinggi dari perusahaan modal Ventura.
4. Dengan adanya penyertaan modal,PPU dapat mencari bantuan
modal dalam bentuk lain.
5. MV menaikkan pamor PPU.
6. PPU mendapat mitra baru yang dimiliki perusahaan modal
ventura
7. Mendukung usaha kecil yg berpotensi berkembang dan
memperluas kesempatan kerja
Kelemahan modal ventura :
1. Jangka waktu pembiayaan yang relatif panjang

17
2. Terlalu selektifnya perusahaan modal ventura dalam mencari
perusahaan pasangan usaha
3. Kontrol manajemen perusahaan pasangan usaha dapat diambil
alih oleh perusahaan modal ventura apabila menunjukan gejala
kegagalan.
Manfaat modal ventura :
1. Keberhasilan Usaha Meningkat
2. Efisiensi dalam Pendistribusian Barang
3. Menigkatkan Bank-abilitas perusahaan
4. Pemanfaatan Dana Perusahaan Menigkat
5. Likuiditas Meningkat
• Penyertaan Saham Langsung
• Bentuk saham di Perusahaan Pasangan Usaha (PPU)
• Syarat: PPU sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau akan
mendirikan PT bersamaan masuknya PMV
• Hasil yg diterima PMV adlh dividen dibagi tiap tahun dari untung
PPU
• Keuntungan ditentukan antara pemegang saham PPU yg terdiri dari
PMV dan pengusaha yg menjadi mitra
• Obligasi Konversi
• Obligasi yang dikonversikan ke saham biasa yg dikeluarkan PPU
berbentuk PT
• Pola Bagi Hasil / Partisipasi Terbatas
• Biasa digunakan PKM yg tdk berbentuk PT
• Dapat diterapkan untuk PKM bentuk CV, Koperasi, Perorangan
• Bagi hasil diambil dari laba kotor,laba operasional, laba bersih
yang ditentukan atas dasar kesepakatan PPU dan PMV
• Bagi hasil berbanding lurus dgn peningkatan/penurunan laba
perusahaan
• Perlu laporan keuangan

 Anjak Piutang

18
Perusahaan Anjak Piutang : Badan Usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan
serta pengurusan piutang.
Manfaat bagi klien :
1. Peningkatan penjualan
2. Kelancaran modal kerja
3. Memudahkan penagihan hutang
4. Efisiensi usaha
Manfaat bagi customer :
1. Kesempatan untuk membeli secara kredit
2. Pelayanan penjualan yang lebh baik
• Financing Services (Jasa Pembiayaan)
• Memberikan pembiayaan 60%-80% dari total piutang stlh
kontrak anjak piutang
• Perusahaan anjak piutang memperhatikan dan
mempertimbangkan besarnya resiko terjadi kemacetan yg
dihadapi nasabah (customer)
• Non-Financing Services (Jasa non-pembiayaan)
• Melayani kepentingan pengelolaan kredit klien
• :Investigasi Kredit
• Sales Ledger administration
• Pengawasan kredit dan penagihannya
• Perlindungan terhadap risiko kredit
• Menyampaikan laporan kepada klien:
• Credit standing para nasabah
• Posisi piutang klien termasuk tanggal jatuh tempo
• Statement of account kepada nasabah
• Kegiatan penagihan yang dilakukan sesuai prosedur
• Service charge
• Untuk jasa non-pembiayaan 0,5%-1,5% dari total tagihan
• Untuk jasa anjak piutang internasional 1,0%-2,5% dari total
tagihan
• Biasa dipotong dari pembayaran pre finacing
• Discount charge

19
• Langsung bayar di muka setelah penyerahan faktur
• Besarnya dinyatakan dalam suatu persentase tahunan
(annual basis)

 Sewa Guna Usaha atau Leasing


Sewa guna usaha berasal dari kata lease yang memiliki arti
sewa menyewa, prisnip sewa guna usaha adalah pembiayaan
perusahaan yang tidak hanya untuk kegiatan usaha, penyediaan
barang modal, keterbatasan jangka waktu (pendek 2 tahun,
menengah 3 tahun, panjang 7 tahun), pembayaran secara berkala
sebagaimana kesepakatan dalam kontrak, hak opsi membeli barang
modal dan nilai sisa atau jumlah uang yang harus dibayar kembali
kepada lessor saat berakhirnya leasing. Ada beberapa jenis Leasing
yang ada di Indonesia.Secara umum Leasing dibagi menjadi dua:
a. operating lease dengan prinsip jangka waktu yang lebih singkat,
harga sewa lebih kecil, lessee tidak mendapat hak opsi,
dikhususkan kepada barang yang mudah terjual setelah pemakaian,
harga sewa dibayar dengan jumlah tetap setiap bulan, lessor
menanggung biaya pemeliharaan kerusakan, pajak dan asuransi,
kontrak leasing dapat dibatalkan secara sepihak oleh lessee dengan
mengembalikan barang.
b. financial lease dengan prinsip jangka waktu relatif lebih
panjang, harga sewa berikut hak opsi menutupi harga barang
berikut keuntungan bagi lessor, lessee mendapatkan hak opsi
setelah berakhirnya masa leasing, harga sewa dapat dibayar tetap
perbulan atau berubah-ubah sesuai suku bunga pinjaman, lessee
menanggung biaya pemeliharaan kerusakan, pajak dan asuransi,
kontrak leasing tidak dapat dibatalkan secara sepihak.

• Pembiayaan Konsumen
• Terjadi berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen

20
• Produk pembiayaannya variatif mulai dari peralatan elektronik
hingga kendaraan bermotor, bahkan hunian berupa apartemen atau
rumah.
• Jangka waktu pelunasan pembelian barang 6 bulan – 4 tahun
• Jangka waktu untuk pembelian rumah 5 – 20 tahun
• Sewa Guna Usaha
• Memperluas dan mengembangkan usaha para pengusaha melalui
brg modal
• Contoh: traktor untuk petani, mesin untuk industri, truk untuk
angkutan brg
• Perusahaan mersurvei terlebih dahulu peluang berkembangnya
usaha sebelum menyetujui
• Jangka waktu min 2 tahun karena barang modal tidak murah
• Memerlukan NPWP dalam pengajuan

3. Pegadaian
Adalah perusahaan yang memberikan pembiyaan kepada
masyarakat dalam bentuk penyaluran dana kepada masyarakat atas
dasar hukum gadai.
Menurut kitab undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150,
gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang
atas suatu barang bergaak. Barang bergerak tersebut diserahkan
kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang
atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada
orang berpiutnag untuk menggunakan barang bergerak yang telah
diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berhutang
tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

21
Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan
usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk
melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan
dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum
gadai seperti dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum
Perdata Pasal 1150 di atas . Tugas Pokoknya adalah memberi
pinjaman kepada masyarakat atas dasar hokum gadai agar
masyarakat tidak dirugikan oleh kegiatan lembaga keuangan
informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak
dari masyarakat.Hal ini didasari pada fakta yang terjadi di lapangan
bahwa terdapat lembaga keuangan yang seperti lintah darat dan
pengijon yang dengan melambungkan tingkat suku bunga setinggi-
tingginya.
• Produk KCA (Kredit Cepan dan Aman)
• Terdapat di 4.400 outlet
• Prosedur sangat mudah, cukup bawa agunan dan jaminan
• Proses pencairan dana kurang lebih 15 menit
• Pinjaman bisa dari 50rb hingga 500 jt
• Jangka waktu paling lama 4 bulan, diperpanjang dengan bayar
sewa modal
• Pelunasan bisa kapan saja tanpa batas waktu
• Tidak perlu buka rekening
• Nasabah mendapat pinjaman bentuk uang tunai
• Sewa modal mulai dari 0,75% per 15 hari
• Biaya admin Rp. 2000 – Rp. 125.000
• Produk Krasida
• Terdapat di 4.400 outlet
• Agunan berupa emas atau kendaraan
• Proses pencairan dana tidak lebih dari 1 minggu
• Pinjaman bisa dari 1jt – 250 jt, maks 5m
• Jangka waktu 6,12,24, atau 36 bulan

22
• Pelunasan bisa dilakukan sewaktu-waktu
• Pinjaman mencapai 95% agunan
• Sewa modal mulai dari 1,25% per 15 hari
• Biaya admin Rp. 10.000 – Rp. 100.000
• Produk Kreasi
• Agunan BPKB kendaraan
• Pinjaman 1jt – 200jt. Maks 400jt
• Jangka waktu 12,18,24,36 bulan
• Pelunasan sewaktu-waktu dgn pemberian diskon u/sewa modal
• Proses kredit 3 hari, dana segera cair
• Sewa modal relatif murah dgn angsuran tetap perbulan
• Produk KCA Prima
• Pinjaman bebas bunga 0%
• Pinjaman mulai 50rb-500rb
• Agunan emas perhiasan,laptop, televisi, motor, ponsel, radio.
• Proses cepat mudah aman
• Pinjaman jangka pendek 1-60 hari
• Biaya administrasi Rp. 2000 – Rp. 5000
• Diperoleh di seluruh outlet pegadaian
• Produk Kreasi Fleksi
• Agunan kendaraan, emas, alat produksi, persediaan
• Pinjaman 1jt – 400jt
• Bunga mulai 5,5%-11,30%
• Jangka waktu 3 bulan – 36 bulan
• Sistem pembayaran dapat dibayar sekali atau diangsur 3,4,6 bulan
• Tersedia diseluruh outlet
• Pegadaian Rahn
• Terdapat di lebih dari 600 outlet pegadaian syariah
• Prosedur pinjaman cepat, 15 menit
• Pinjaman mulai dr 50rb-500jt
• Tenor 4 bulan dpt diperpanjang

23
• Tanpa membuka rekening
• Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu
• Pinjaman bentuk tunai/transfer rekening nasabah
• Tarif ijaroh berkisar 5% hingga 7% APR

4. Lembaga Pembiayaan
 Produk Perusahaan Perantara dan Pedagang Sekuritas
 Reputasi dan pengalaman
o Reputasi harus baik
o Harus bisa membaca situasi pasar modal dan mengatur keuangan
klien
 Kompetensi
o Perlu tim research analyst yg pandai terhadap saham (teknikal,
fundamen)
 Biaya
o Memperhatikan jumlah deposit minimal
o Terdapat biaya komisi
 Perizinan
o Broker harus ada izin dari Bapepam
o Modal dan Likuiditas
o Nilai Modal Kerja Bersih min Rp. 100 Miliar

• Full Service Broker (Jasa Penuh)


1. Menawarkan jasa lengkap
2. Memberi informasi, nasihat, hasil analisis
3. Harga mahal cocok untuk investor sibuk dan tdk memiliki waktu
untuk analisis
• Discount Broker (Jasa tak Penuh)
1. Jasa tidak selengkap full service broker

24
2. Harga lebih murah dibanding full service broker
3. Sesuai untuk investor yg pny pengetahuan mengenai pasar modal
• Deep Discount Broker
1. Hanya menyediakan layanan untuk pemeliharaan rekening nasabah
dan eksekusi jual beli
2. Biaya paling murah.

2.3 Tinjauan sumbangan yang sudah diberikan oleh Lembaga Keuangan


Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank
Secara umum lembaga keuangan berperan sebagai lembaga
intermediasi keuangan. Intermediasi keuangan merupakan proses
penyerapan dana dari unit surplus ekonomi, baik sektor usaha lembaga
pemerintah maupun individu (rumah tangga) untuk penyediaan dana bagi
unit ekonomi lain. Intermediasi keuangan merupakan kegiatan pengalihan
dari unit ekonomi surplus ke unit ekonomi defisit
Fungsi lembaga keuangan bisa ditinjau dari empat aspek yaitu:
Fungsi lembaga keuangan dari sisi jasa-jasa penyedia finansial. Jasa-jasa
finansial yang disediakan oleh lembaga keuangan syariah harus didasarkan
pada prinsip-prinsip syariah. Diantara fungsi lembaga keuangan sebagai
penyedia jasa-jasa finansial antara lain:
 Fungsi Tabungan

25
Sistem pasar keuangan dan lembaga keuangan menyediakan instrumen
untuk tabungan bagi masyarakat yang memiliki kelebihan dana setelah
pemenuhan kebutuhan dasar (konsumsi). Di samping itu, bagi masyarakat
penabung yang masih memiliki idle money (uang yang tidak dapat digunakan)
dapat mengalirkan dananya melalui pasar keuangan yang kemudian digunakan
untuk investasi sehingga barang-barang dan jasa-jasa dapat diproduksi.
 Fungsi Penyimpanan Kekayaan
Instrumen keuangan yang diperjualbelikan dalam pasar uang dan pasar
modal menyediakan suatu cara untuk menyimpan kekayaan yaitu
dengan cara menahan nilai aset yang dimiliki disamping menerima
pendapatan dalam jumlah tertentu. Saham, obligasi dan instrume
keuangan lain yang diperjualbelikan di pasar modal di pasar uang dan
pasar modal menjanjikan suatu pendapatan dengan resiko tertentu.
 Fungsi transmutasi kekayaan
Dimana lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk janji-janji
memberikan imbalan kepada pemilik dana. Bentuk janji-janji tersebut
pada dasarnya adalah pembiayaan/kredit yang diberikan kepada unit
defisit dengan jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan. Lembaga keuangan dalam membiayai aset tersebut
diperoleh denga menerima simpanan ndari para penabung (surplus
unit) yang jangka waktunya diatur kebutuhan penabung. Lembaga
keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan kewajiban menjadi aset
dengan jangka waktu jatuh tempo sesuai dengan keinginan penabung.
Proses pengalihan kewajiban oleh lembaga keuangan menjadi aset
disebut transmutasi kekayaan. Dalam sistem syariah proses transmutasi
kekayaan tersebut haruslah didasari oleh akad/kontrak yang jelas,
transparan dan sah secara syariah.
 Fungsi Likuiditas
Likuiditas berkaitan dengan kemampuan memperoleh uang tunai pada
saat dibutuhkan. Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen
keuangan dapat dengan mudah dicarikan melalui mekanisme pasar

26
keuangan. Obligasi atau saham dan instrumen keuangan lainnya
menjanjikan keuntungan dengan resiko yang relatif kecil. Pasar uang
dan pasar modal menyediakan suatu cara untuk mengkonversi
instrumen-instrumen tersebut menjadi uang tunai. Lembaga keuangan
depositori menyediakan berbagai alternatif instrumen simpanan yang
memiliki tingkat likuiditas yang tinggi
 Fungsi pembiayaan atau kredit
Di samping untuk menyediakan likuiditas dan mempermudah arus
tabungan menjadi investasi dalam rangka menyimpan kekayaan, pasar
keuangan menyediakan pembiayaan atau kredit untuk membiayai
kebutuhan konsumsi dan investasi ekonomi. Konsumen membutuhkan
pembiayaan atau kredit untuk membeli barang-barang misalnya rumah,
mobil, dan sebagainya. Sedangkan pengusaha menggunakan fasilitas
pembiayaan atau kredit untuk membeli barang untuk tujuan produksi,
membangun gedung, membeli mesin, membayar gaji atau deviden
kepada pemegang saham, dan sebagainya.
 Fungsi Pembayaran
Sistem keuangan menyediakan mekanisme atas transaksi barang dan
jasa-jasa. Instrumen pembayaran yang tersedia antara lain cek, giro,
bilyet, kartu kredit, termasuk mekanisme kliring dalam perbankan.
Dengan mekanisme pembayaran dan produk seperti itu tidak hanya
kenyamanan yang diciptakan tetapi juga perputaran dana.
 Fungsi diversifikasi resiko
Pasar keuangan menawarkan kepada unit usaha dan konsumen proteksi
terhadap jiwa, kesehatan dan resiko pendapatan dan kerugian. Hal
tersebut dapat dilakukan pada industri asuransi.
 Fungsi Manajemen Portofolio
Yakni sebagai penyedia jasa keuangan yang dapat memberikan
kenyamanan, proteksi terhadap kecurangan, kualitas pilihan investasi,
biaya transaksi yang rendah, dan pajak pendapatan.
 Fungsi Kebijakan

27
Pasar keuangan telah menjadi instrumen pokok yang dapat digunakan
oleh pemerintah untuk melakukan kebijakan guna menstabilkan
ekonomi dan memengaruhi inflasi melalui kebijakan moneter

 Lembaga keuangan ditinjau dari sisi kedudukan lembaga keuangan


dalam sistem perbankan berfungsi sebagai bagian yang terintegrasi
dari unit-unit yang diberi kuasa atau memiliki kewenangan
mengeluarkan uang giral (penciptaan uang) dan deposito (time
deposit). Perbankan melakukan kegiatan penghimpunan dan
penyaluran dana di samping menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
jasa perbankan baik dalam negeri maupun luar negeri.
 Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari kedudukan lembaga
keuangan dari sistem moneter berfungsi untuk menciptakan uang.
Tujuan kebijakan moneter islam tidak berbeda dengan tujuan
moneter konvensional, yaitu menjaga stabilitas dari mata uang
(baik secara internal maupun eksternal) sehingga pertumbuhan
ekonomi dapat tercapai. Sistem moneter merupakan sistem
moneter yang terdiri dari sistem perbankan dan keuangan lainnya
yang memiliki karakteristik bank tetapi tidak menciptakan uang.
Kewajiban moneter sistem perbankan adalah M1 dan M2, dimana
M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam
bentuk rekening koran (demand deposits). M2 adalah M1 +
tabungan + deposito berjangka pada bank-bank umum sedangkan
M3 adalah M2+ tabungan + deposito berjangka pada lembaga-
lembaga tabungan nonbank. Dalam ekonomi islam uang bank
dalam bentuk giro dan cek bukanlah dianggap uang, melainkan
dokumen perintah secara tertulis untuk melakukan transfer uang.
 Fungsi lembaga keuangan ditinjau dari kedudukan lembaga
keuangan dari sistem finansial berfungsi sebagai bagian dari
jaringan yang terintegrasi dari seluruh lembaga keuangan yang ada
dalam sistem ekonomi. Struktur sistem finansial terdiri dari sistem

28
perbankan, sistem moneter dan sistem perbankan lainnya.
Lembaga keuangan lainnya dapat berupa lembaga pembiayaan,
asuransi, modal ventura, dan lain-lain. Produk dan jasa yang
ditawarkan oleh lembaga-lembaga yang ada dalam sistem ini akan
mempengaruhi jumlah uang beredar atau kewajiban moneternya.
Disamping itu, lembaga keuangan syariah merupakan bagian
integral dari upaya pelaksanaan ajaran islam.
Lembaga keuangan baik bank maupun lembaga keuangan bukan
bank sebagai lembaga yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang
keuangan mempunyai peranan dalam memberikan distribusi keadilan
dalam masyarakat sehagai berikut: menghimpun dana masyarakat,
menyalurkan dana mayarakat, pengalihan aset (assets transmutation),
likuiditas (liquidity), alokasi pendapatan (income allocation), transaksi
atau transaction.
Untuk mewujudkan sistem keuangan yang adil dan efisien, maka
setiap tipe dan lapisan masyarakat harus terwadahi keinginannya dalam
berinvestasi dan berusaha, sesuai dengan kemampuan dan keinginan
mereka. Sistem keuangan islam harus memfasilitasi hal tersebut. Hal ini
sesuai dengan ajaran islam yang diperuntukan sekalian alam dan prinsip
bekerja sesuai dengan kemampuan perbankan , baik konvensional maupun
islam, hanya memberikan fasilitas kepada masyarakat yang memiliki
modal relatif kecil dan risk aveter, Dengan demikian, masih terdapat
kelompok masyarakat yang tidak terfasilitasi oleh jasa perbankan, yaitu :
1. Masyarakat yang legal dan administratif tidak memenuhi kriteria bank
perbankan. Prinsip kehatia-hatian yang diterapkan bank menyebabkan
sebagian masyarakat tidak mampu terlayani. Mereka yang bermodal kecil
dan penghindar resiko tersebut, jumlahnya cukup signifikan dalam
negara-negara muslim seperti Indonesia yang sebenarnya secara agregat
memegang dana yang cukup besar.

29
2. Masyarakat yang bermodal kecil namun memiliki keberanian dalam
mengambil resiko usaha. Biasanya kelompok masyarakat ini akan memilih
reksadana sebagai jalan investasinya.
3. Masyarakat yang memiliki modal besar dan keberanian dalam
mengambil resiko usaha. Biasanya kelompok masyarakat akan memilih
pasar modal atau investasi langsung sebagai media investasinya.
4. Masyarakat yang menginginkan jasa keuangan non-investasi, misalnya
pertanggungan terhadap resiko kekurangan likuiditas dalam kasus darurat,
kebutuhan dana konsumif jangka pendek, tabungan untuk hari tua, dan
sebagainya. Kesemua produk tersebut tidaklah ditawarkan oleh perbankan
(karena regulasi perbanka yang juga membatasinya). Sebagai alternatifnya,
kelompok masyarakat tersebut akan menggunakan jasa asuransi,
pegadaian dan dana pensiun sebagai pilihan investasi.
Berdasarkan Kajian Ekonomi Regional, maka perekonomian wilayah
Sulawesi dapat dirinci berdasarkan perkembangan makroekonomi regional
(ekonomi makro daerah) dan sistem keuangannya yaitu sebagai
berikut, diantaranya Perekonomian Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan
III November 2016 tumbuh melambat dibandingkan dengan triwulan II
2016. Ekonomi tumbuh sebesar 6,01 persen (yoy), lebih rendah dari
triwulan II 2016 sebesar 6,14 persen (yoy). Kondisi stabilitas keuangan
daerah di Sulawesi Utara pada triwulan III 2016 relatif masih terjaga.
Sementara itu, perlambatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) masih
terus berlanjut pada periode laporan hingga mencatat pertumbuhan negatif.
Dari sisi penyaluran pembiayaan, kredit tercatat mengalami perlambatan
pertumbuhan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan triwulan III 2016 tumbuh 6,82
persen (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II 2016 yang
tercatat 8,04 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi yang melambat diikuti
dengan kinerja stabilitas keuangan yang turun. Kinerja perbankan scara
umum tercatat masih baik. Meskipun terjadi sedikit perlambatan
pertumbuhan aset dan kredit, namun kinerja intermediasi masih sangat

30
baik dengan mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi di triwulan III
2016. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan penurunan.
Strategi dan peran pemerintah dalam perekonomian regional diantaranya
ialah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengatur penyediaan
barang publik (alokasi), mengurangi inflasi dan pengangguran (stabilisasi),
serta melaksanakan pemerataan (keadilan sosial) atau distribusi. Peran
tersebut diantaranya dilakukan melalui sektor riil (sektor barang) dan
sektor moneter (sektor keuangan). Peran sektor moneter dapat dipahami
melalui industri perbankan yang mempunyai peranan penting dalam
perekonomian sebagai lembaga intermediasi yang menyalurkan dana
masyakarat ke dalam investasi aset produktif yang akan mendorong
produktivitas sektor riil, akumulasi kapital, dan pertumbuhan output
agregat.
Sektor keuangan merupakan sektor yang paling banyak diregulasi karena
dianggap sebagai sektor yang memiliki peranan penting dalam
perekonomian. Sektor finansial digerakan oleh dua lembaga keuangan
yaitu lembaga perbankan yang terdiri dari bank-bank umum dan lembaga
keuangan non – bank yang terdiri dari pasar modal, lembaga pembiayaan,
pegadaian, asuransi dan dana pensiun. Sektor keuangan yang berkembang
dengan baik, dapat mendorong kegiatan perekonomian dan sebaliknya,
apabila tidak berkembang dengan baik akan menyebabkan perekonomian
mengalami hambatan likuiditas dalam upaya mencapai pertumbuhan
ekonomi yang tinggi. Dalam ruang lingkup kebijakan makroekonomi,
sektor keuangan menjadi alat transmisi kebijakan moneter.
Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam
memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan menjadi
lokomotif pertumbuhan sektor riil melalui akumulasi kapital dan inovasi
teknologi. Lebih tepatnya, sektor keuangan mampu memobilisasi
tabungan. Mereka menyediakan para peminjam berbagai instrumen
keuangan dengan kualitas tinggi dan resiko rendah. Hal ini akan

31
menambah investasi dan akhirnya mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Dalam ruang lingkup kebijakan makroekonomi,
sektor keuangan menjadi alat transmisi kebijakan moneter. Dengan
demikian, shock yang dialami sektor keuangan juga mempengaruhi
efektivitas kebijakan moneter.
Sektor keuangan yang mencakup perbankan merupakan sektor yang
memegang peran cukup penting dalam menggerakkan pembangunan
ekonomi suatu Negara. Hal ini dikarenakan kemampuan sektor keuangan
memobilisasi modal dari pihak yang surplus dana, untuk diinvetasikan ke
berbagai sektor ekonomi yang membutuhkan pembiayaan. Ketika sektor
keuangan tumbuh secara baik, akan semakin banyak sumber pembiayaan
yang dapat dialokasi kepada sektor produktif/sektor riil. Peningkatan
pembiayaan sektor produktif akan menambah pembangunan fisik modal
yang nantinya akan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Beberapa indikator yang perlu menjadi perhatian diantaranya ukuran aset
lembaga keuangan seperti bank, asuransi, dan dana pensiun yang masih
relatif rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan regional. Selain
itu, ukuran dan cakupan produk keuangan seperti penyaluran kredit
perbankan, penerbitan obligasi bagi sektor riil, maupun penerbitan saham
yang juga masih relatif rendah. Diperlukan upaya bersama
baik pemerintah, BUMN maupun pihak swasta untuk terus
mengembangkan alternatif sumber-sumber pembiayaan dalam rangka
mendukung tercapainya sasaran-sasaran pembangunan nasional.
Pembangunan ekonomi mengandung arti yang lebih luas dan mencakup
perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh.
Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dalam suatu
perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga
infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan
semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi
semakin meningkat. Terdapat dua kemungkinan hubungan kausalitas
antara pembangunan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi, yaitu:

32
pertama, demand-following, bahwa rendahnya pertumbuhan sektor
keuangan adalah manifestasi kurangnya permintaan akan jasa finansial.
Kedua, supply-leading, bahwa sektor keuangan mendahului dan
mendorong pertumbuhan sektor riil. Demand-following adalah fenomena
ketika pembentukan institusi finansial modern, aset dan liabilitas, dan
berbagai jasa keuangan adalah sebagai respon dari meningkatnya
permintaan jasa keuangan oleh para investor dan penabung dalam sektor
riil. Pada saat perekonomian riil tumbuh maka permintaan akan jasa
keuangan juga akan bertambah, dengan semakin banyaknya jasa keuangan
yang digunakan maka perkembangan sektor keuangan juga akan menjadi
positif. Supply-leading hypothesis berarti bahwa pembangunan institusi
dan pasar keuangan akan meningkatkan penawaran jasa keuangan
(terutama permintaan jasa oleh para pengusaha dan investor) yang akan
mengarah pada pertumbuhan ekonomi riil. Supply-leading mempunyai dua
fungsi, yaitu untuk mentransfer sumberdaya dari sektor tradisional menuju
sektor industri, dan untuk mendorong respon para pengusaha dalam sektor
industri. Lembaga intermediasi yang mentransfer sumberdaya dari sektor
tradisional (melalui peningkatan kesejahteraan dan tabungan dari sektor ini
untuk dijadikan deposito atau dengan penciptaan kredit) sesuai dengan
konsep Schumpeter tentang inovasi keuangan (Maski 2010). Berikut
merupakan hasil perhitungan pengaruh indikator sektor keuangan yaitu
aset BPR, kredit BPR, DPK BPR dan jumlah BPR terhadap PDRB

ln PDRB = 3.338824 + 0.086264 ln ASET + 0.084359 ln


KREDIT + 0.086383 ln DPK + 0.156335 ln
BPR

33
Gambar 1. Perkembangan Jumlah Aset BPR Wilayah Sulawesi Periode Juni –
November 2016
Sumber: Statistik BPR Konvesional, Bank Indonesia

Salah satu penelitian yang mendukung bahwa pembangunan sektor


perbankan dapat mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan
adalah pembangunan sektor keuangan dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi melalui dua jalur (Tiwari et al 2013). Pertama, kredit yang lebih
murah membuat investasi semakin menarik, dimana pengusaha kecil
memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih besar. Kemudahan
akses terhadap modal bagi pengusaha dapat memperluas kesempatan kerja,
meningkatkan output, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin.
Jalur kedua, meminjam dengan biaya rendah memberi keuantungan bagi
masyarakat miskin untuk investasi pendidikan dan kesehatan. Investasi
dalam pendidikan dan kesehatan dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang merupakan jalan keluar dari perangkap kemiskinan.
Pembangunan sektor keuangan, terutama sektor perbankan, dapat
meningkatkan akses dan penggunaan jasa perbankan oleh masyarakat.
Semakin terbukanya akses terhadap jasa keuangan, masyarakat diharapkan

34
dapat memanfaatkan akses tersebut serta meningkatkan pendapatannya
melalui penyaluran kredit oleh lembaga keuangan terutama apabila
digunakan untuk kegiatan produktif. Sulitnya akses terhadap jasa
keuangan menyebabkan masyarakat miskin harus mengandalkan tabungan
yang terbatas untuk investasi dan pengusaha kecil harus mengandalkan
laba untuk meneruskan usaha. Akibatnya, ketimpangan pendapatan tidak
berkurang dan pertumbuhan ekonomi melambat (Allen et al 2012).
Globalisasi di sektor keuangan dan perbankan akan memberikan manfaat
berupa perbaikan kelembagaan dan peraturan maupun pengawasan yang
mengarahkan penggunaan modal menjadi lebih produktif dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Beck et al (2007) telah meneliti
penjangkauan sektor keuangan dan faktor-faktor dengan menggunakan
data lintas negara. Bahkan, di negara maju juga, penelitian telah
mengungkapkan bahwa pengecualian dari sistem keuangan terjadi untuk
kelompok
berpenghasilan rendah, etnis minoritas, imigran dan lain-lain (Barr 2004;
Kempson dan Whyley 1998). Di negara-negara maju, sektor keuangan
formal melayani sebagian besar penduduk, sedangkan segmen besar
masyarakat, di negara-negara berkembang, terutama kelompok
berpenghasilan rendah, memiliki akses yang sederhana untuk jasa
keuangan, baik formal maupun informal dan pada negara-negara maju
telah mengalami tingkat inklusi yang baik (Peachy dan Roe 2005).
Sebuah perluasan dari sektor keuangan akan berdampak positif

terhadap perekonomian suatu negara. Arah kenaikan pertumbuhan diawali


dengan pembangunan sektor keuangan sehingga Chakraborty (2007)
dengan menggunakan tes Augmented Dicky Fuller (ADF) sebagai tes
Phillips Peron melihat pembangunan finansial yang menyebabkan
pertumbuhan ekonomi dengan studi kasus India. Hasil dari penelitian
tersebut adanya kausalitas dari tingkat pertumbuhan riil PDB pada
kapitalisasi pasar saham yang memiliki implikasi bahwa pertumbuhan
ekonomi telah menyebabkan pembangunan keuangan di India namun

35
koefisien tersebut diperkirakan kecil dan menunjukkan bahwa hubungan
antara pembangunan keuangan dan pertumbuhan ekonomi terlihat lemah,
kointegrasi menunjukkan hubungan negatif antara volatilitas harga saham
dan tingkat pertumbuhan dari sektor industri.
Goyal et.al (2011) mengukur Financial Deepening dan stabilitas moneter
internasional dengan menggunakan Index of Financial Depth. Penelitian
ini menghasilkan bahwa Financial Deepening dapat memberi banyak
manfaat bagi ekonomi yang menunjukkan bahwa pendalaman terkait
dengan adanya insiden menjadi berkurang dan biaya yang lebih rendah
dari krisis. Keadaan perekonomian yang tidak menentu menandai
keberadaan sektor keuangan yang kurang baik dalam menjalankan
fungsinya sebagai wadah dalam akses masyarakat ke keuangan. Hal ini
sesuai dengan studi Mohan (2006) yang membuktikan bahwa sektor
keuangan harus dijaga dengan kebijakan ukuran yang tepat agar menjadi
penyeimbang dalam perekonomian sehingga aktivitas ekonomi masyarakat
dapat berjalan dengan baik.
Banyak penelitian telah dilakukan terhadap ekonomi yang berbeda pada
hubungan antara pembangunan keuangan dan pertumbuhan ekonomi.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa sektor keuangan dalam memicu
pertumbuhan ekonomi dan lain-lain menemukan bahwa pertumbuhan
ekonomi mengarah pada pengembangan sektor keuangan. Selain itu,
penelitian lain menemukan bahwa hubungan antara perkembangan
finansial dan pertumbuhan adalah dua arah, yaitu, sektor keuangan dalam
memicu pertumbuhan dan sebaliknya. Hasil kombinasi yang didapatkan
menunjukkan bahwa masih ada kebutuhan untuk penelitian lebih lanjut
yang akan dilakukan pada hubungan pertumbuhan keuangan
menggunakan
teknik penelitian yang lebih inovatif. Adapun hubungan antara
pembangunan keuangan dan pertumbuhan ekonomi dimana peran sektor
keuangan menjadi penting karena perantara keuangan memfasilitasi
alokasi sumber daya. Mengetahui bagaimana peranan sektor keuangan

36
adalah suatu hal yang penting bagi pengambil keputusan. Jika sektor
keuangan dianggap mempunyai pengaruh yang penting, maka pemerintah
harus mempromosikan perkembangan sektor keuangan yang meliputi
pengembangan sektor perbankan, lembaga keuangan nonbank, dan pasar
modal dalam rangka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun jika
sektor keuangan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi maka
akan menyebabkan pemborosan sumber daya jika pemerintah
menitikberatkan tujuan pada pengembangan sektor keuangan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

37
Ada beberapa perbedaan antara bank dan lembaga keuangan bukan bank,
antara lain :
1. Lembaga keuangan bank (disebut bank saja) merupakan lembaga keuangan yang
paling lengkap kegiatannya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman serta
melaksanakan kegiatan jasa keuangan lainnya. Sedangkan lembaga keuangan non
bank (disebut lembaga keuangan lainnya). Kegiatannya difokuskan pada salah
satu kegiatan keuangan saja. Misalnya perusahaan modal menyalurkan dana
dalam bentuk modal penyertaan pada perusahaan pasangan usaha, perusahaan
penyewa (lesse), pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman jangka
pendek dengan jaminan barang bergerak.
2. Bank dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
tabungan, deposito berjangka, sedagkan lembaga keuangan lainnya tidak dapat
secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan,
dan deposito berjangka.
3. Bank umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah
uang yang beredar di masyarakat. Dari simpanan masyarakat yang berupa giro, di
samping dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dalam suatu transaksi
dengan menggunakan cek atau bilyet giro, bagi bank umum giro juga dapat
dipergunakan untuk menciptakan uang giral. Sedangkan lembaga keuangan
lainnya tidak dapat menciptakan uang giral.
Menurut pendapat saya perbedaannya yaitu terletak pada jasa
keuangannya. Lembaga keuangan bank merupakan jasa keuangannya paling
lengkap, di samping bank menghimpun dan dari masyarakat dalam bentuk
simpanan bank juga menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit
(pinjaman). Selanjutnya usaha bank yang lain yaitu menberikan jasa-jasa lain
yang mendukung dan mempelancar menghimpun dana dan menyalurkan dana
kepada masyarakat. Sedangkan pada lembaga keuangan non bank kegiatan hampir
sama dengan bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat kemudian
menyalurkannya kembali kepada masyarakat namun jasa keuangannya tidak
selengkap di bank.

38
Dari makalah ini, begitu banyak contoh Lembaga Keuangan Non Bank
yang ada di Indonesia seperti Asuransi, Leasing, Koperasi Simpan Pinjam, Modal
Ventura, Anjak Piutang, Pegadaian dll. Di Indonesia, Lembaga Keuangan Non
Bank khususnya Pegadaian memiliki peranan yang amat besar dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal itu dibuktikan dengan mudahnya
prosedur yang harus dipenuhi masyarakat dan masyarakat mampu mendapatkan
uang hanya dengan waktu singkat. Produk-produk dan layanan dari Pegadaian
juga amat beragam, mulai dari pinjaman untuk usaha kecil, pinjaman konsumtif
hingga simpanan untuk ibadah haji. Hendaknya pemerintah harus menjaga
lembaga-lembaga yang selalu memudahkan masyarakat agar kebutuhan mereka
dapat terpenuhi dan taraf hidup akan lebih meningkat.
Sedangkan persamaannya menurut pendapat saya adalah terletak pada
lembaganya. Karna mereka berdua sama-sama bergerak di lembaga keuangan.
Menurut pendapat saya peran lembaga keuangan non bank dalam
mengembangkan perekonomian sangat membantu masyarakat karna masih
banyak kelompok masyarakat tertentu yang tidak terfasilitasi oleh bank karna
peraturan yang dtietapkan oleh bank indonesia, oleh karna itu dengan adanya
lembaga keuangan non bank bisa mewadahi kelompok masyarakat tertentu
tersebut. Misalnya saja masyarakat yang memiliki modal kecil namun memilki
keberanian dalam mengambil resiko namun karena peraturan yang ditetapkan oleh
bank maka masyarakat tersebut tidak bisa melakukan transaksi dengan bank,
dengan adanya lembaga keuangan non bank ini maka bisa dijadikan pilihan kedua
oleh masyarakat untuk mengembangkan usahanya contohnya saja pengadaian.
Dalam pengadaian mereka menyelenggarakan usaha mereka ada barang jaminan
maka pinjaman pun bisa di berikan dengan hanya menaksir barang jaminan
tersebut kemudian pegawai pegadaian akan menentukan jumlah harga barang
jaminan tersebut kepada masyarakt. Dan bisa di contohkan lagi dari koperasi yaitu
koperasi hanya menerapkan sisitem saling percaya tidak ada barang jaminan yang
dijadikan sebagai jaminan yang dijadikan adalah kepercayaan.
Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil analisis pengaruh perkembangan
sektor keuangan dari Bank

39
Perkreditan Rakyat terhadap perekonomian regional di wilayah Sulawesi yaitu
variabel sektor
finansial/keuangan yang terdiri dari aset BPR, jumlah kredit yang disalurkan oleh
BPR, DPK BPR dan jumlah
BPR berbadan hukum masing-masing mempengaruhi peningkatan pertumbuhan
ekonomi regional di wilayah
Sulawesi secara positif dan signifikan. Jumlah BPR berbadan hukum memiliki
pengaruh yang paling signifikan
sehingga kedepan penambahan jumlah BPR berbadan hukum perlu ditingkatkan.

3.2 Saran
Hendaknya Pemerintah lebih memprioritaskan dalam menganalisa dan
menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang berdampak menyeluruh bagi
segala aspek kehidupan masyarakat dengan tidak terlalu terpaku pada masalah-
masalah sederhana lainnya yang sebetulnya disengajakan untuk mengambil alih
perhatian publik. Serta melakukan pembenahan didalam struktur dan sistem
birokrasi dari penyaluran-penyaluran anggaran pembangunan agar dapat
meminimalisir penyelewengan yang selama ini terjadi, sehingga efisiensi dan
efektivitas pengeluaran pemerintah dapat ditingkatkan.
Dengan melihat realita yang ada, maka sebaiknya pemerintah tetap
menjaga adanya Lembaga Keuangan Non Bank untuk mempermudah masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan, terutama kebutuhan yang mendesak dan buatlah
prosedur pencairan dana yang memudahkan bukan meyulitkan masyarakat. Kalau
bisa bunga dari pinjaman diperkecil agar kehidupan masyarakat bisa jauh lebih
sejahtera tanpa adanya bunga yang memberatkan mereka.
sebagai masukan saran atau rekomendasi maka Pemerintah daerah, otoritas
moneter dan OJK dalam pelaksanaannya perlu bersinergi dengan kementerian,
perbankan, lembaga domestik guna meningkatkan peran sektor keuangan dari
BPR diantaranya berkaitan dengan pembentukan akumulasi modal fisik dan
pemeratan persebaran kredit BPR yang berdampak terhadap pembangunan
kewilayahan di wilayah Sulawesi khususnya Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

40
DAFTAR PUSTAKA

Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Dasar Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi


Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

41
Idayanti, Erma. 2005. “Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Pasca Krisis di Indonesia Periode Januari 1999 – Maret 2003”.
Skripsi.Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan.


Jakarta: Salemba Empat.

Nopirin. 2016. Ekonomi Moneter. Jilid Pertama. Yogyakarta: BPFE.

https://www.bi.go.id/id/publikasi/kebijakan-moneter/tinjauan/Pages/Tinjauan-
Kebijakan-Moneter-Januari-2019.asp

https://www.bi.go.id/id/publikasi/perbankan-dan-stabilitas/kajian/KSK_3219.aspx

https://www.cermati.com/artikel/5-produk-bank-yang-sering-digunakan-dan-
manfaatnya

https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/fungsi-lembaga-keuangan-bukan-bank

http://noviristifauzyiainbatusangkar.blogspot.com/2017/09/lembaga-keuangan-bank-
dan-non-bankiain_23.html

42

Anda mungkin juga menyukai