Kepegawaian
Kepegawaian
Ketenagakerjaan di Indonesia menjadi salah satu isu yang cukup penting. Hal-hal terkait
ketenagakerjaan di Indonesia telah dijelaskan dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Di dalam Undang-undang tersebut membahas hal-hal terkait tenaga kerja di
Indonesia, yang dijabarkan pada beberapa bab dan pasal-pasal. Beberapa hal yang telah
dijelaskan di dalam undang-undang tersebut, diantaranya adalah pengertian tenaga kerja,
peluang dan kesempatan kerja yang ada, pelatihan kerja, penempatan tenaga kerja,
penggunaan tenaga kerja asing (TKA), hubungan kerja serta pemutusan hubungan kerja
(PHK). Termasuk juga mengenai peraturan lembur karyawan.
Lembur atau overtime terkadang dianggap seperti dua sisi permukaan uang logam. Dapat
diinginkan saat ingin mengejar target produksi, namun disisi lainnya dalam jumlah tertentu
bisa juga menjadi indikator rendahnya volume produksi saat jam kerja normal. Apapun latar
belakangnya, perusahaan wajib mengetahui regulasi atau ketentuan yang mengatur tentang
mekanisme pelaksanaan hingga perhitungan nominal upah lembur yang harus dibayarkan.
Dengan mengetahui peraturan lembur karyawan, maka perusahaan tidak akan salah dalam
memberikan hak karyawan saat melaksanakan kerja lembur. Gunakan bantuan aplikasi HRD
untuk meminimalisir adanya kesalahan hitung upah karyawan. Dengan sistem online yang
terintegrasi, perhitungan upah atau gaji karyawan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan
akurat. Sleekr memiliki fitur-fitur terbaik dan andal sehingga sangat cocok untuk manajemen
HR di perusahaan Anda. Gunakan software HR Sleekr dan dapatkan berbagai kemudahan
serta keuntungannya untuk menunjang kesuksesan perusahaan Anda.
2. Bagaimanakah penerapannya di negara kita? Sudahkah sesuai
dengan peraturan yang berlaku?
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang terorganisasi dan kompleks, suatu
himpunan atau perpaduan ha-hal atau bagian yang membentuk suatu kebulatan atau
keseluruhan yang kompleks. Terdapat komponen yang terhubung dan mempunyai fungsi
masing-masing terhubung menjadi sistem menurut pola. Sistem merupakan susunan
pandangan, teori, asas yang teratur.
Sistem hukum Indonesia merupakan perpaduan beberapa sistem hukum. Sistem hukum
Indonesia merupakan perpaduan dari hukum agama, hukum adat, dan hukum negara eropa
terutama Belanda sebagai Bangsa yang pernah menjajah Indonesia. Belanda berada di
Indonesia sekitar 3,5 abad lamanya. Maka tidak heran apabila banyak peradaban mereka yang
diwariskan termasuk sistem hukum. Bangsa Indonesia sebelumnya juga merupakan bangsa
yang telah memiliki budaya atau adat yang sangat kaya. Bukti peninggalan atau fakta sejarah
mengatakan bahwa di Indonesia dahulu banyak berdiri kerajaan-kerajaan hindu-budha seperti
Sriwijaya, Kutai, Majapahit, dan lain-lain. Zaman kerajaan meninggalkan warisan-warisan
budaya yang hingga saat ini masih terasa. Salah satunya adalah peraturan-peraturan adat yang
hidup dan bertahan hingga kini. Nilai-nilai hukum adat merupakan salah satu sumber
hukum di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar maka
tidak heran apabila bangsa Indonesia juga menggunakan hukum agama terutama Islam
sebagai pedoman dalam kehidupan dan juga menjadi sumber hukum Indonesia.
Periode Kolonialisme
Periode kolonialisme dibedakan menjadi tiga era, yaitu: Era VOC, Liberal Belanda dan
Politik etis hingga pendudukan Jepang.
a. Era VOC
Pada era penjajahan VOC, sistem hukum yang digunakan bertujuan untuk:
1. Keperluan ekspolitasi ekonomi untuk membantu krisis ekonomi di negera Belanda;
2. Pendisiplinan rakyat asli Indonesia dengan sistem yang otoriter
3. Perlindungan untuk orang-orang VOC, serta keluarga, dan para imigran Eropa.
Hukum Belanda diterapkan terhadap bangsa Belanda atau Eropa. Sedangkan untuk
rakyat pribumi, yang berlaku ialah hukum-hukum yang dibuat oleh tiap-tiap komunitas secara
mandiri. Tata politik & pemerintahan pada zaman itu telah mengesampingkan hak-hak dasar
rakyat di nusantara & menjadikan penderitaan yang pedih terhadap bangsa pribumi di masa
itu.
Masa penjajahan Jepang tidak banyak terjadi pembaruan hukum di semua peraturan
perundang-undangan yang tidak berlawanan dengan peraturan militer Jepang, tetap berlaku
sambil menghapus hak-hak istimewa orang-orang Belanda & Eropa lainnya. Sedikit
perubahan perundang-undangan yang dilakukan: i) Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
yang awalnya hanya berlaku untuk golongan Eropa & yang setara, diberlakukan juga untuk
kaum Cina; ii) Beberapa peraturan militer diselipkan dalam peraturan perundang-undangan
pidana yang berlaku. Di bidang peradilan, pembaharuan yang terjadi adalah: i) Penghapusan
pluralisme/dualisme tata peradilan; ii) Unifikasi kejaksaan; iii) Penghapusan pembedaan
polisi kota & lapangan/pedesaan; iv) Pembentukan lembaga pendidikan hukum; v) Pengisian
secara besar-besaran jabatan-jabatan administrasi pemerintahan & hukum dengan rakyat
pribumi.
Semenjak kekuasaan eksekutif beralih ke Presiden Habibie sampai dengan sekarang, sudah
dilakukan 4 kali amandemen UUD RI 1945. Beberapa pembaruan formal yang terjadi antara
lain: 1) Pembaruan sistem politik & ketetanegaraan; 2) Pembaruan sistem hukum & HAM;
dan 3) Pembaruan sistem ekonomi.
Tiap-tiap orang harus bertindak demikian untuk menjaga ketertiban dalam bermasyarakat.
Oleh karena itu, hukum meliputi berbagai peraturan yang menentukan dan mengatur
hubungan antara orang yang satu dengan orang yang lain yang dapat disebut juga kaedah
hukum yakni peraturan-peraturan kemasyarakatan.
Kaedah Hukum
Sumber-sumber yang menjadi kaedah hukum atau peraturan kemasyarakatan:
1. Norma Agama merupakan peraturan hidup yang berisi perintah dan larangan yang
bersumber dari Yang Maha Kuasa. Contoh: jangan membunuh, hormati orang tua, berdoa, dll
2. Norma Kesusilaan merupakan peraturan yang bersumber dari hati sanubari. contohnya:
melihat orang yang sedang kesulitan maka hendaknya kita tolong.
3. Norma Kesopanan merupakan peraturan yang hidup di masyarakat tertentu. contohnya:
menyapa orang yang lebih tua dengan bahasa yang lebih tinggi atau baik.
4. Norma Hukum merupakan peraturan yang dibuat oleh penguasa yang berisi perintah dan
larangan yang bersifat mengikat: contohnya: ttiap indakan pidana ada hukumannya.
Unsur-unsur Hukum
Di dalam sebuah sistem hukum terdapat unsur-unsur yang membangun sistem tersebut yaitu:
1. Peraturan yang mengatur tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat
2. Peraturan yang ditetapkan oleh instansi resmi negara
3. Peraturan yang bersifat memaksa
4. Peraturan yang memiliki sanksi tegas.
Sifat Hukum
Agar peraturan hidup kemasyarakatan agar benar-benar dipatuhi dan di taati sehingga
menjadi kaidah hukum, peraturan hidup kemasyarakata itu harus memiliki sifat mengatur dan
memaksa. Bersifat memaksa agar orang menaati tata tertib dalam masyarakaty serta
memberikan sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa yang tidak mau patuh
menaatinya.
Tujuan Hukum
Hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum harus
pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat itu. Sementara itu,
para ahli hukum memberikan tujuan hukum menurut sudut pandangnya masing-masing.
1. Prof. Subekti, S.H. hukum itu mengabdi pada tujuan Negara yang dalam pokoknya
ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan pada rakyatnya.
2. Prof. MR. dr. L.J. Van Apeldoorn, tujuan hukum adalah mengatur pergaulan hidup
manusia secara damai.
3. Geny, hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan, dan sebagai unsur
daripada keadilan disebutkannya “kepentingan daya guna dan kemanfaatan”.
4. Jeremy Betham (teori utilitas), hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata apa
yang berfaedah bagi orang.
5. Prof. Mr. J. Van Kan, hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya
kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu.
Berdasarkan pada beberapa tujuan hukum yang dikemukakan para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa tujuan hukum itu memiliki dua hal, yaitu :
1. untuk mewujudkan keadilan
2. semata-mata untuk mencari faedah atau manfaat.
Sumber Hukum
Sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai
kekuatan-kekutatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang jika dilanggar
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum dapat ditinjau dari segi :
1. Sumber hukum material, sumber hukum yang dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang,
misalnya ekonomi, sejarah, sosiologi, dan filsafat. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog)
akan menyatakan bahwa yang menjadi sumber hukum adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam masyarakat. Demikian sudut pandang yang lainnya pun seterusnya akan bergantung
pada pandangannya masing-masing bila kita telusuri lebih jauh.
2. Sumber hukum formal, membagi sumber hukum menjadi :
Undang-undang (statue), yaitu suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara.
a) Dalam arti material adalah setiap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang dilihat dari isinya mengikat secara umum seperti yang diatur dalam TAP MPRS No.
XX/MPRS/1966.
b) Dalam arti formal adalah keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
karena bentuknya dan dilibatkan dalam pembuatannya disebut sebagai undang-undang
Kebiasaan (custom/adat), perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang
dalam hal yang sama kemudian diterima dan diakui oleh masyarakat. Apabila ada
tindakan atau perbuatan yang berlawanan dengan kebiasaan tersebut, hal ini dirasakan
sebagai pelanggaran.
Keputusan Hakim (Jurisprudensi); adalah keputusan hakim terdahulu yang dijadikan
dasar keputusan oleh hakim-hakim lain dalam memutuskan perkara yang sama.
Traktat (treaty); atau perjanjian yang mengikat warga Negara dari Negara yang
bersangkutan. Traktat juga merupakan perjanjian formal antara dua Negara atau lebih.
Perjanjian ini khusus menyangkut bidang ekonomi dan politik.
Pendapat Sarjana Hukum (doktrin); merupakan pendapat para ilmuwan atau para
sarjana hukum terkemuka yang mempunyai pengaruh atau kekuasaan dalam
pengambilan keputusan.