Anda di halaman 1dari 60

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi telah memberikan dampak yang besar terhadap
peningkatan pelayanan kesehatan di masyarakat, dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi, data dan informasi dapat diperoleh dengan cepat dan akurat, sehingga
pemanfaatan sistem informasi sebagai alat pengambilan keputusan semakin
dibutuhkan khususnya pada fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat.
Menurut Kristanto (2007) dalam (Mahanani & Kurniadi, 2015) Sistem
Informasi (SI) merupakan seperangkat komponen yang saling berhubungan yang
memiliki fungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan
pengawasan dalam organisasi. Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang
menerapkan penggunaakan sistem informasi yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat
atau sering disebut Puskesmas.
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Adapun
upaya kesehatan wajib Puskesmas terdiri dari upaya promosi kesehatan, upaya
kesehatan lingkungan, upaya perbaikan gizi, upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana (KB) serta
upaya pengobatan dasar.
Salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari peran Puskesmas yaitu
Posyandu. Posyandu merupakan bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang penyelenggaraannya dilakukan
oleh kader-kader posyandu yang telah diberikan bimbingan dan pelatihan oleh

1
2

tenaga kesehatan. (Departemen Kesehatan RI, 2010). Dalam hal ini Puskesmas
bertanggung jawab memberikan pendampingan terhadap pelaksanaan kegiatan
Posyandu.
Kegiatan Posyandu terdiri dari peningkatan kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana (KB), imunisasi, peningkatan gizi, dan penanggulangan diare. Program
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019
menjelaskan bahwa gizi merupakan salah satu indikator penilaian keberhasilan
sebuah negara membangun kesehatan dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas (Depkes RI, 2009). Berdasarkan hal tersebut Posyandu
memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam hal pencegahan dan pemantauan
terkait perbaikan status gizi masyarakat.
Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang memprioritaskan
progrmanya dalam hal penanganan status gizi masyarakat khususnya stunting.
Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau
pendek (kerdil) dari standar usianya.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 Angka stunting secara nasional
mencapai 30.7% sedangkan untuk tingkat provinsi, provinsi Jawa Timur mencapai
32,81% lebih tinggi dari prevelensi stunting nasional (Kementerian Kesehatan RI,
2018), salah satu daerah dengan fokus penanganan masalah stunting di Provinsi
Jawa Timur yaitu Kabupaten Jember dengan angka stunting sebesar 17%. Data
terkait stunting bersumber dari hasil kegiatan penimbangan berat badan balita yang
dilakukan setiap bulannya di Puskesmas maupun Posyandu dengan menggunakan
metode antopometri.
Metode antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri memiliki parameter sebagai dasar penilaian status gizi, kombinasi
antar beberapa parameter disebut indeks antropometri. Indeks antropometri yang
sering digunakan yaitu berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut
3

umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) serta Indeks Massa
Tubuh (IMT)..
Hasil perhitungan indeks antropometri akan disimpulkan berupa keterangan
balita normal, balita pendek, sangat pendek, bawah garis merah, berat badan
kurang, kurus dan sangat kurus. Oleh Posyandu hasil perhitungan tersebut akan
dilaporkan ke Puskesmas dan selanjutnya akan diolah dalam Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Puskesmas (SP3) melalui unit gizi menjadi bagian dari laporan bulanan
(LB3) yang salah satunya berisi laporan gizi. Selanjutnya laporan tersebut akan
dikirim ke dinas kabupaten/kota maksimal setiap tanggal 5 bulan berikutnya guna
pengambilan kebijakan khususnya terkait masalah gizi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas
Sumbersari Kabupaten Jember bahwasanya proses pengolahan data laporan gizi
masih dilakukan secara manual dengan menggunkan microsof excel, setiap kader
atau bidan wilayah Puseksmas Sumbersari harus merekap hasil penimbangan yang
tercatat pada buku register penimbangan balita, selanjutnya hasil rekapan tersebut
dikirim ke penanggung jawab gizi puskesmas. Penanggung jawab gizi puskesmas
akan merakap kembali semua rekapan hasil pelayanan Posyandu balita yang
berjumlah 97 Posyandu kedalam aplikasi status gizi yang masih menggunakan
microsof excel.
Keterbatasan data yang tersimpan dalam aplikasi excel yang hanya
menyimpan kegiatan penimbangan balita untuk satu tahun dinilai tidak efisien serta
mempersulit penanggung jawab gizi ketika sewaktu-waktu diperlukan data dan
laporan hasil penimbangan, kesibukan masing-masing bidan wilayah
mengharuskan penanggung jawab gizi mengkonfirmasi ulang ke bidan yang belum
mengirimkan laporan hasil penimbangan balita ke Unit Gizi Puskesmas. Hal ini
juga berdampak terhadap meningkatnya beban kerja penanggung jawab gizi
puskesmas pada akhir periode pengiriman laporan gizi ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember.
Seiring dengan semakin bertambahnya kebutuhuan informasi khususnya
untuk pengambilan kebijakan strategis terkait masalah gizi maka dibutuhkan data
yang akurat, tepat waktu, relevan serta data yang dibutuhkan harus cukup (Kroenke
4

& Boyle, 2017) dengan data yang berkualitas akan menghasilkan informasi yang
dapat digunakan untuk mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka
masalah gizi khususnya stunting di Kabupaten Jember. Dalam hal ini pemanfaatan
teknologi menjadi salah satu upaya guna menghasilakn informasi yang berkualitas.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhakan suatu sistem informasi
pada unit gizi Puskesmas yang dapat digunakan untuk membantu penanggung
jawab gizi merakapitulasi data hasil penimbangan balita menjadi sebuah laporan
serta pemantauan keadaan gizi balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Sumbersari Kabupaten Jember secara cepat dan akurat. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Widiastuti & Imansyah, 2018) yang menyatakan
bahwa dengan adanya aplikasi monitoring gizi balita maka dapat memberikan
informasi pemantauan status gizi balita yang selalu diperbaharui dan mudah diakses
kapanpun dan dari manapun. (Mahanani & Kurniadi, 2015) dalam penelitiannya
juga menyebutkan bahwa dengan adanya sistem informasi monitoring gizi balita
petugas posyandu balita dapat melakukan kontrol terhadap kegiatan posyandu
balita secara online, realtime dan terintegrasi dengan seluruh posyandu didalam
wilayah kerja Puskesmas.
Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik mengangkat judul
“Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Pelaporan dan Pemantauan Status Gizi
Balita Berbasis Web Terintegrasi Posyandu Pada Unit Gizi Puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember”. Diharapkan dengan adanya Aplikasi tersebut yang terintegrasi
dengan Posyandu dapat membantu petugas gizi dan bidan wilayah dalam membuat
serta mengirim laporan hasil penimbangan balita sehingga penentuan skala prioritas
masalah gizi dan pencegahannya dapat segera ditindak lanjuti.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan adalah bagaimana merancang dan membuat aplikasi pelaporan dan
pemantauan status gizi balita berbasis web terintegrasi posyandu pada unit gizi
Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember ?
5

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini memfokuskan pada perancangan dan pembuatan aplikasi
pelaporan dan pemantauan status gizi balita yang meliputi pengolahan data
hasil penimbangan dengan menggunakan indeks antropometri dengan
nilai Z-Score (WHO 2005).
b. Pembuatan aplikasi ini berbasis web di Unit Gizi Puskesmas Sumber Sari
Jember yang terintegrasi dengan Posyandu.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat aplikasi
pelaporan dan pemantauan status gizi balita terintegrasi posyandu berbasis web
pada unit gizi Puskesmas Sumber Sari Kabupaten Jember.

1.4.2 Tujuan khusus


Tujuna khusus dari penelitian perancangan dan pembuatan aplikasi pelaporan
dan pemantauan status gizi balita terintegrasi posyandu berbasis web pada unit gizi
Puskesmas Sumber Sari Kabupaten Jember adalah
a. Mengidentifikasi kebutuhan pembuatan aplikasi pelaporan dan pemantauan
status gizi balita terintegrasi posyandu berbasis web pada unit gizi Puskesmas
Sumbersari Kabupaten Jember berupa data balita, data hasil penimbangan balita
dan data user, data posyandu dan data kelurahan.
b. Merancang aplikasi pelaporan dan pemantauan status gizi balita terintegrasi
posyandu berbasis web pada unit gizi Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember
menggunakan flowchart, Context Diagram (CD), Data Flow Diagram (DFD),
Entity Relationship Diagram (ERD).
c. Implementasi desain sistem ke dalam kode program dengan menggunakan
bahasa pemrograman Hypertext Preprocessor (PHP) serta pembuatan database
dengan MariaDB.
6

d. Melakukan uji program secara fungsional untuk mengantisipasi kemungkinan


terjadinya error pada program dengan menggunakan metode black box.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Manfaat Bagi Peneliti
a. Dapat merancang dan membuat aplikasi pelaporan dan pemantauan status
gizi balita terintegrasi posyandu berbasis web.
b. Dapat melakukan perbaikan dan pengembangan dari sistem manual serta
menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan perancangan dan
pembuatan aplikasi berbasis web.

1.5.2 Manfaat Bagi Puskesmas


a. Mempermudah kader dan bidan wilayah serta penanggung jawab gizi
Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember dalam mengolah data dan
membuat laporan.
b. Mempercepat rekapitulasi laporan hasil penimbangan balita.
c. Memudahkan kader posyandu, bidan wilayah dan penanggung jawab gizi
memperoleh akses informasi hasil penimbangan balita secara realtime.
d. Mempermudah Puskesmas maupun pemerintah Kecamatan Sumbersari
dalam proses pencegahan dan penetapan prioritas penanganan masalah terkait
gizi balita.

1.5.3 Manfaat Bagi Akademik


Dapat dijadikan sebagai referensi penelitian selanjutnya serta pengembangan
ilmu pengetahuan dibidang perancangan dan pembuatan sistem pelaporan dan
pemantauan status gizi balita.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karya Tulis Ilmiah Yang Mendahului


2.1.1 Pengembangan Sistem Informasi Pencatatan dan Pelaporan Status Gizi
Balita Stunting Di Kelurahan Gajahmungkur (Wahyu Indri Susanti,
Aris Puji Widodo, Sri Achadi Nugraheni. Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Diponegoro, 2019)
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem dan pelaporan
status gizi balita stunting di Kelurahan Gajahmungkur yang bersifat manual
ke sistem informasi yang baru guna memantau pencatatan dan pelaporan
terkait dengan rekapitulasi data status gizi balita dalam penatalaksanaan kasus
sunting, sehingga kader posyandu maupun puskesmas dapat memantau secara
real time/tepat waktu terhadap jumlah kasus yang terjadi di diaerahnya.
Dengan kerja sistem lama yang belum maksimal ditemukan
permasalahan berupak ketidak validan data yang diberikan dalam pencatatan
dikarenakan masih menulis secara manual. Dengan adanya aplikasi ini,
pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan secara akurat, cepat dan mudah
digunakan. Penelitian ini menggunakan meode penelitian FAST (Framework
For The Application Of System Technique) dengan menggunakan tahapan
metode waterfall, pengembangan sistem ini menggunakan bahasa
pemprograman PHP (Hypertext Prepocesor) dan basis data menggunakan
MySQL.

2.1.2 Monitoring Status Gizi Balita Berbasis Android Dengan Metode Fuzzy
Dalam Mewujudkan Smart City Kota Bontang (Sri Handani Widiastuti,
Nur Imansyah. Sekolah Tinggi Teknologi (STITEK) Bontang 2018)
Penelitian ini bertujuan untuk membuat aplikasi berbasis android monitoring
gizi balita yang dapat digunakan oleh petugas posyandu, perhitungan
penentuan status gizi balita dengan menggunakan metode fuzzy dan aplikasi
yang dihasilkan diimplementasikan dengan pemetaan sehingga monitoring

7
8

gizi dan anak balita akan terpantau secara teratur, cepat dan akurat. Metode
pengembangan perangkat lunak yang digunakan yaitu SDLC Waterfall
dengan menggunakan database MySQL.

2.2 State Of The Art


Berdasarkan isi dari kedua karya tulis tersebut, maka Tugas akhir ini denga judul
“Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Pelaporan Dan Pemantauan Staus Gizi
Balita Terintegrasi Posyandu Berbasis Web Pada Unit Gizi Puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember” memiliki persamaan dan perbedaan sebagaimana dalam tabel
2.1 berikut:

Tabel 2.1 Tabel State Of The Art


Peneliti Sri Handani Widiastuti, Wahyu Indri Susanti, Aris Abdul Rahman. Jurusan
Nur Imansyah. Sekolah Puji Widodo, Kesehatan Prodi Rekam Medik
Tinggi Teknologi Sri Achadi Nugraheni. Politeknik Negeri Jember (2019)
(STITEK),Bontang (2018) Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas
Diponegoro (2019)
Judul Monitoring Status Gizi Pengembangan Sistem Perancangan Dan Pembuatan
Balita Berbasis Android Informasi Pencatatan dan Aplikasi Pelaporan Dan
Dengan Metode Fuzzy Pelaporan Status Gizi Balita Pemantauan Status Gizi Balita
Dalam Mewujudkan Smart Stunting Di Kelurahan Terintegrasi Posyandu Berbasis
City Kota Bontang Gajahmungkur Web Pada Unit Gizi Puskesmas
Sumbersari Kabupaten Jember
Metode Metode yang digunakan Metode FAST (Frame For The Metode yang digunakan adalah
adalah SDLC Waterfall Application Of System Waterfall
Techniques)
Program Menggunakan bahasa Bahasa Pemprograman PHP dan Bahasa pemprograman PHP dan
Pemprograman Java basis data menggunakan Pengolahan
MySQL database menggunakan MariaDB
Objek Posyandu Kota Bontang Puskesmas Pegandan Unit Gizi Puskesmas
Kelurahan Gajahmungkur Unit Sumbersari Kabupaten Jember
KIA dan GIZI
Output Aplikasi berbasis SIG yang Sistem informasi Aplikasi Pelaporan Dan Pemantauan
dapat memonitoring status Pencatatan dan pelaporan status Status Gizi Balita Terintegrasi
gizi balita gizi balita stunting di Kelurahan Posyandu Berbasis Web Pada Unit
Gajahmunngkur Gizi Puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember.
9

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu Monitoring Status


Gizi Balita Berbasis Android Dengan Metode Fuzzy Dalam Mewujudkan Smart
City Kota Bontang menghasilkan output berupa tampilan informasi status gizi
balita dalam bentuk pemetaan dan bukan dalam bentuk laporan status gizi ke Unit
Gizi Puskesmas, adapun penelitian dengan judul Pengembangan Sistem Informasi
Pencatatan dan Pelaporan Status Gizi Balita Stunting Di Kelurahan Gajahmungkur
memuat laporan penimbangan balita, early warning system serta grafik garis untuk
perkembanagan individu balita akan tetapi laporan yang dihasilkan tidar terperenci
terkait status gizi balita yang nantinya akan digunakan sebegai pelaporan ke dinas
kesehatan. Sedangkan dalam pembuatan Aplikasi Pelaporan Dan Pemantauan
Status Gizi Balita Terintegrasi Posyandu Berbasis Web Pada Unit Gizi Puskesmas
Sumbersari Kabupaten Jember menitip beratkan kepada pelaporan status gizi
dengan memanfaatkan fungsi filter sehingga dapat diketahui status gizi balita
berdasarkan tinggi badan, berat badan serta umur. Hasil dari keterangan status gizi
disetiap kelurahan dibuat dalam grafik batang.

2.3 Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.(Kementerian Kesehatan RI, 2014)

2.3.1 Pelayanan Esensial Puskesmas


Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama sebagaimana meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
Upaya kesehatan masyarakat esensial terdiri dari:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
10

d. pelayanan gizi; dan


e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing Puskesmas.(Kementerian Kesehatan RI, 2014)

2.4 Sistem Informasi Puskesmas


Sistem Informasi Puskesmas adalah suatu tatanan yang menyediakan
informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan
manajemen Puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya.(Kementerian
Kesehatan RI, 2019b).

2.5 Posyandu
Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.(Kementerian Dalam Negeri RI, 2011)
2.5.1 Sasaran Posyandu
Sasaran posyandu adalah seluruh masyarakat / keluarga, utamanya adalah
bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas dan PUS.
2.5.2 Kegiatan Posyandu
Kegiatan di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita,
pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imuniasi untuk mencegah penyakit,
penanggualangan diare, pelayanan Keluarga Berencana (KB), penyuluhan dan
konseling / rujukan koseling bila diperlukan.
1) Persiapan Pelaksanaan Posyandu (H-1)
a) Menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat.
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu.
11

c) Mempersiapkan sarana posyandu.


d) Melakukan pembagian tugas antar kader.
e) Kader berkoordinasikan dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.
f) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan.
2) Pelaksanaan Posyandu
a) Pendaftaran
(1) Pendaftaran balita
(2) Pendaftaran ibu hamil
(3) Pendaftaran Pasangan Usia Subur (PUS)
b) Penimbangan
(1) Mempersiapkan dacin
(2) Menimbang balita
(3) Pengukuran pada ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS)
c) Pencatatan
(1) Balita
Penimbangan pertama dengan mengisi yang tersedia pada KMS / buku
KIA, pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS,
pencatatan catatan setiap kejadian yang dialami anak, mengisi kolom
ASI,imuniasi, vitamin A dan semua data dari KMS/ Buku KIA pada
SIP.
(2) Ibu Hamil Hasil
penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu hamil dicatat
dalam buku KIA dan register ibu hamil (SIP). Berdasarkan hasil
pengukuran LILA dapat diketahui resiko Kekurangan Energi Kronis
dengan cara:
(a) LILA < 23,5 cm : resiko KEK (Kekurangan Energi Kronis)

(b) LILA > 23,5 cm : tidak ada resiko KEK (Kekurangan Energi
Kronis)
(3) PUS / WUS
Hasil pengukuran LILA ada WUS dicatat pada register PUS/WUS
d) Penyuluhan
12

(1) Penyuluhan untuk ibu balita


(2) Penyuluhan untuk ibu hamil
(3) Penyuluhan ibu nifas dan ibu menyusui
(4) Penyuluhan untuk PUS
e) Pelayanan kesehatan dan KB
(1) Pemberian vitamin A ibu nifas, bayi dan balita
(2) Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
(3) Pemberian penyuluhan PMT
(4) Pelayanan KB
(5) Imunisasi

2.6 Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan,pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilakan
energi.(Supariasa, Bakri, & Fajar, 2002).

2.6.1 Klasifikasi Status Gizi


Baku antropometri yang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS.
Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes dalam pemantauan status gizi (PSG) anak
balita tahun 1999 menggunakan baku rujukan Word Health Organization-National
Centre For Health Statistics (WHO-NCHS). Berdasarkan baku Harvard status gizi
dapat dibagi menjadi empat yaitu:
a. gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas
b. gizi baik untuk well nourished
c. gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate PCM
(protein calori malnutrition).
d. Gizi buruk untuk serve PCM.
Direktorat bina gizi masyarakat depkes RI, melakukan pemantauan gizi.
Tujuan umum kegiatan ini adalah terjadinya informasi status gizi balita secara
13

berkala dan terus-menerus, guna evaluasi perkembangan status gizi balita,


penetapan kerja sama dan perencanaan jangak pendek.
Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks menurut
(Kementerian Kesehatan RI, 2019a) sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tabel Kategori dan Ambang Batas Gizi Anak
Kategori Status
Indeks Ambang Batas (Z-Score)
Gizi
Gizi Buruk <-3 SD
Berat Badan Menurut Gizi Kurang -3 SD sampai dengan <-2 SD
Umur (BB/U) Anak
Umur 0-60 Bulan Gizi Baik -2 SD samapi dengan 2 SD
Gizi Lebih >2 SD
Panjang Badan Menurut Sangat Pendek <-3 SD
Umur (PB/U) atau Pendek 3 SD sampai dengan <-2 SD
Tinggi Badan menurut
Umur (TB/U) Anak Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Umur 0-60 Bulan Tinggi >2 SD

Berat Badan menurut Sangat Kurus <- SD


Panjang Badan (BB/PB) Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
atau Berat Badan
menurut Tinggi Badan Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
(BB/TB) Anak Umur 0-
60 Gemuk >2 SD

Sangat Kurus <-3 SD


Indeks Massa Tubuh Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
menurut Umur (IMT/U)
Anak Umur 0-60 Bulan Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Gemuk >2 SD
Sangat Kurus <-3 SD
Indeks Massa Tubuh Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
menurut Umur (IMT/U) Normal -2 SD sampai dengan 1 SD
Anak Umur 5-18 Tahun Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Obesitas >2 SD
Sumber:(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2010)

2.7 Antropometri
Cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah
antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauan status
gizi anak balita menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai
status gizi.
14

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya


tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh,
menurut Jelliffie (1966) mengungkapkan bahwa: “Nutrtional anthropometry is
measurement of the variations of the physical dimensions and the gress compotition
of the human body at different age levels and degree of nutrition”.
Dari definisi tersebut diatas dapat ditarik pengetian bahwa antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.(Supariasa et al., 2002)

2.7.1 Indeks Antropometri


a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa
tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang
mendadak, misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu
makan. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current nutritional status).
b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
tinggi badan meruapakan antropometri yang menggambarkan keadaan
pertumbuhan skletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur. Indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu.
c. Berat Bedan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
berat bedan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan
normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbungan tinggi
badan dengan kecepatan tertentu. Jellifie pada 1966 telah memperkenalkan
indesk ini untuk mengindentifikasi status gizi. Indeks BB/TB merupakan
indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini (sekarang). Indeks BB/TB
adalah merupakan indeks yang independen terhadap umur.(Supariasa et al.,
2002)
15

2.8 Definisi Sistem


Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem mempunyai maksud tertentu, ada yang
menyebutkan maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal)
dan ada yang menyebutkann untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Goal
biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam
ruang lingkup yang lebih sempit.(Jogiyanto, 2016).

2.8.1 Karakteristik Sistem


Suatu sistem mempunyai karateristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu
mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary),
lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input),
keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).
a. komponen sistem
suatu sistem terdiri dari sejumlmah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen
sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-
bagian dari sistem. setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan.
b. batas sistem
batas sistem (boundery) merupakan daerah yang membatasi antar suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas-batas sistem
ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. lingkungan luar sistem
lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat pula bersifat merugikan sistem tersebut.
d. Penghubung sistem
16

Penghubung (interface) merupakan media penghubung anta satu subsistem


dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber
daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output)
dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya
dengan melalui penghubung.
e. Masukan sistem
Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenence input) dan masukan sinyal
(signal input). Maintenence input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem
tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk
didapatkan keluaran.
f. Keluaran sistem
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat
merupakan masukan untuk subsitem yang lain atau kepala supra sistem.
g. Pengolah sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Sasaran
dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan
keluaran yang akan dihasilkan sistem. suatu sistem dikatakan behasil bila
mengenai sasaran atau tujuannya.(Jogiyanto, 2016)

2.9 Sistem Informasi


Sistem informasi adalah suatu sistem dalam organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasional, bersifat manajerial, kegiatan strategis dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yag diperlukan
(Jogiyanto, 2016).
17

Untuk menghasilkan informasi, suatu sistem informasi harus


mempunyai enam komponen, yaitu:
a. Komponen input, komponen ini merupakan bahan dasar pengolahan
informasi karena input merupakan data yang masuk ke dalam sistem.
b. Komponen output, merupakan produk sistem informasi. Output sistem
informasi harus berupa informasi yang berguna bagi pemakainya.
c. Komponen basis data, yaitu kumpulan data yang saling berhubungan satu
dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras computer dan digunakan
perangkat lunak untuk memanipulasinya.
d. Komponen model, komponen ini menunjukkan pengolahan data lewat
suatu model-model tertentu untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan.
e. Komponen teknologi, komponen ini berfungsi untuk mempercepat
pengolahan data.
f. Komponen kontrol, komponen ini digunakan untuk menjamin bahwa
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi
yang akurat (Jogiyanto, 2016).
Sistem informasi terintegrasi atau yang sering disebut Enterprise
Integration (EI) merupakan suatu konsep untuk membuat setiap aplikasi-
aplikasi yang bekerja pada berbagai platform berbeda dapat bekerja
sama, dan berhubungan guna menghasilkan suatu kesatuan
fungsionalitas, sehingga memungkinkan untuk saling berbagi informasi
di dalam enterprise maupun diluar enterprise (Roth, 2002).
Penerapan sistem informasi terintegrasi di dalam organisasi
merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya,
berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan di dalam penerapan sistem
informasi terintegrasi.
a. Integrasi harus didasari pada sasaran yang jelas (tujuan akhir dari
penerapan ini adalah perbaikan proses bisnis).
b. Berfokus pada proses bisnis, bukan pada sistem informasi.
c. Memperhatikan alur-alur aktivitas bisnis.
18

d. Identifikasi setiap stakeholder yang terlibat : peran, tugas,


kewenangan, tanggung jawab, dan aktivitas yang dilakukan.
e. Kesamaan pandangan/persepsi terhadap integrasi sistem informasi ini
perlu dibangun.

2.10 Sistem Informasi Pemantauan Status Gizi


Sistem informasi pemantauan status gizi merupakan sistem yang
menyediakan informasi status gizi dan indikator kinerja kegiatan pembinaan gizi
secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan untuk penyusunan perencanaan dan
perumusan kebijakan gizi.(Kementerian Kesehatan RI, 2019a)

2.11 Metode SDLC Waterfall


SDLC atau Software Development Life Cycle atau sering disebut juga System
Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu
sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi yang
digunakakan orang untuk mengembangkan sistem-sistem perangkat lunak
sebelumnya (berdasarkan best practice atau cara-cara yang sudah teruji baik). Salah
satu model SDLC yaitu Metode Waterfall.
Metode waterfall (air terjung) atau sering juga disebut model sekunder linear
(Sequential Linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun
menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut
dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan tahap pendukung
(support). Berikut merupakan model waterfall pada gambar 2.1 :
19

Sumber: (A.S & M.Shalahuddin, 2013)


(Gambar 2.1 Model Waterfall)

a. Analisis kebutuhan perangkat lunak


Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk
mespesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat
lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user, spesifikasi kebutuhan perangkat
lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.
b. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain
pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur
perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap
ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke
representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada
tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga
perlu didokumentasikan.
c. Pembuatan kode program
Desain hasrus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari
tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat
pada tahap desain.
d. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional
dan memastikan bahwa semua bbagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan yang diinginkan.
20

e. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)


Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan
ketika sudah dikirimkan ke user perubahan bisa terjadi karena adanya
kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat
lunak harus berdaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau
pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis
spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk
membuat perangkat lunak baru.

2.12 Perancangan Sistem


2.12.1 Flowchart
Menurut (Jogiyanto, 2016) mengatakan bagan alir (flowchart) adalah bagan
(chart) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau atau prosedur sistem
secara logika. Bagan alir (flowchart) digunakan terutama untuk alat bantu
komunikasi dan untuk dokumentasi. Ada lima macam bagan alir, yaitu:
a. bagan alir sistem (system flowchart)
b. bagan alir dokumen (document flowchart)
c. bagan alir skematik (schematic flowchart)
d. bagan alir program (program flowchrat)
e. bagan alir proses (process flowchrat)

2.12.2 System flowchart


Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan
arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. bagan ini menjelaskan urutan-urutan
dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. bagan alir sistem menunjukkan
apa yang dikerjakan sistem (Jogiyanto, 2016). bagan alir sistem digambarkan
dengan menggukan simbol-simbol yang tampak pada tabel 2.3 berikut:
21

Tabel 2.3 Tabel System Flowchart


Nama Simbol Fungsi

Menunjukkan dokumen input


dan output baik untuk proses
Simbol dokumen manual, mekanik atau komputer

Menunjukkan pekerjaan manual

Simbol kegiatan manual


Menunjukkan input/output yang
Simbol kartu plong menggunakan kartu plong
(punched card)

Menunjukkan kegiatan proses


Simbol proses dari operasi program komputer

Menunjukkan operasi yang


Simbol operasi luar dilakukan di luar proses operasi
komputer

Menunjukkan input/output
Simbol pita magnetik menggunakan pita magnetik

Menunjukkan proses
Simbol pengurutan offline pengurutan data di luar proses
komputer

Menunjukkan input/output
Simbol hard disk menggunakan harddisk

Menunjukkan input/output
Simbol diskette menggunkan diskette

Menunjukkan input/output
Simbol drum magnetik menggunakan drum magnetik
22

Menunjukkan input/output
Simbol pita kertas berlubang menggunakan pita kertas
berlubang

Menunjukkan input yang


Simbol keyboard menggunakan on-line keyboard

Menunjukkan output yang


Simbol display ditampilakn monitor

Menunjukkan proses transmisi


data melalui channel
Simbol hubungan komunikasi komunikasi

Menunjukkan arus data proses


Simbol garis alir

Menunjukkan penghubung ke
Simbol penghubung halaman yang masih sama atau
ke halaman lain

Sumber:(Jogiyanto, 2016)

2.12.3 Document Flowchart


Bagan alir dokumen (document flowchrat) atau disebut juga bagan alir
formulir (form flowchrat) atau paperword flowchart merupakan bagan alir yang
menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.
Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang dengan yang digunakan
di dalam bagan alir sistem.(Jogiyanto, 2016).

2.12.4 Schemic Flowchart


Bagan alir skematik (schemtic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip
dengan bagan yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan
prosedur didalam sistem. perbedaanya adalah, bagan alir skematik selain
mengguanakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-
gambar komputer dan perlatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan
23

gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang


belum paham dengan simbol-simbol bagan alir, penggunaan gambar-gambar ini
memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama menggambrnya. (Jogiyanto,
2016).

2.12.5 Program Flowchart


Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan
secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat
dengan menggunakan simbol-simbol pada tabel 2.4 sebagai berikut.
Tabel 2.4 Tabel Program Flowchart
Nama Simbol Fungsi

Simbol input/output digunakan


Simbol input/output untuk mewakili data input / output

Simbol porses digunakan untuk


Simbol proses mewakili suatu proses

Simbol garis alir (flow line


Simbol garis alir symbol) digunakan untuk
menunjukkan alur dari proses.

Simbol penghubung (connecor


Simbol penghubung symbol) digunakan untuk
menunjukkan sambungan dari
bagian alir yang terputus di
halaman yang masih sama atau di
halaman lainnya

Simbol keputusan (decision


Simbol keputusan symbol) digunakan untuk suatu
penyelesaian kondisi didalam
program

Simbol proses terdefinisi


(predifined proces symbol)
digunakan untuk menunjukkan
24

Simbol proses terdefinisi suatu proses yang rinciannya


ditunjukkan di tempat lain

Simbol persiapan (preparation


symbol) digunakan untuk
Simbol persiapan memberikan nilai awal suatu
besaran

Simbol titi terminal (terminal


point symbol) digunakan untuk
Simbol titik terminal menunjukkan awal dan akhir
suatu proses.

Sumber:(Jogiyanto, 2016)

Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika
progam (prgram logic flowchrat) dan bagan alir program komputer terinci (detailed
computer flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan
tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alir logika
program ini dipersiapkan oleh analis sistem.
Bagan alir program komputer terrinci (detailed computer flowchart)
digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara
terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemprogram.

2.12.6 Process Flowchart


Bagan alir proses (process flowchrat) merupakan bagan alair yang banyak
digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk
menggambarkan proses dalam suatu prosedur. Bagan alir proses menggunakan lima
buah simbol tersendiri sebagaimana pada tabel 2.5 sebagai berikut:
25

Tabel 2.5 Process Flowchart


Simbol Fungsi

Menunjukkan suatu operasi


(operation)

Menunjukkan suatu pemindahan


(movement)

Menunjukkan suatu simpangan


(storage)

Menunjukkan suatu inspeksi


(inspection)

Menunjukkan suatu penundaan


(delay)

Sumber:(Jogiyanto,2016)

2.12.7 Contest Diagram


Menurut (Jogiyanto, 2016) diagram konteks adalah yang terdiri dari suatu
proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. diagram konteks
merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem
atau oputput dari sistem. ia akan memberikan gambarkan tentang keseluruhan
sistem. sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus-
putus). Dalam diagram kontesk hanya ada satu proses.

2.12.8 Data Flow Diagram


Menurut (Jogiyanto, 2016), mengatakan bahwa konteks diagram paling tinggi
(top level) hanya menggambarkan sistem secara garis besar. Konteks diagram
hanya mempunyai satu proses saja, yaitu proses dengan nomor 0. Konteks diagram
menunjukkan hubungan antara sistem dengan lingkungan luarnya.
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa memepertimbangkan
lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang
26

digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat


menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas
(Jogiyanto,1990, 263). DFD juga dapat digunakan untuk mempresentasikan sistem
atau perangkat lunak dalam semua level yang abstrak (Pressman, 2001).
Data Flow Diagram (DFD) adalah model dari sistem untuk menggambarkan
pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Menurut Yourdan dan DeMarco dan
Gene dan Serson elemen-elemen data yang digunakan dalam proses DFD adalah
sebagaimana pada tabel 2.6 berikut:
Tabel 2.6 Tabel Elemen Data Flow Diagram

Nama Simbol Fungsi

Merupakan kesatuan (entity)


dilingkungan luar sistem yang
dapat berupa orang, organisasi
Simbol entitas luas atau sistem lainnya yang berada
(external entity) atau masukan diluar kontrol sistem yang akan
(input) atau keluaran (output) memberikan input atau akan
menerima output dari sistem

Kegiatan atau kerja yang


Simbol proses dilakukan oleh orang, mesin, atau
komputer dari hasil suatu arus data
yang masuk ke dalam proses
atau untuk meghasilkan arus data yang
akan keluar dari proses

Merupakan simpanan dari data


untuk memodelkan kumpulan data
Simbol data store atau paket data
atau

Untuk menggambarkan arus dari data


yang dapat berupa masukan untuk sistem
atau hasil dari proses sistem. Arus data ini
mengalir diantara proses (process),
simpanan data (data sore) dan kesatuan
luar (external entity)
Arus data (data flow)
Sumber: (Jogiyanto,2016)
27

2.12.9 Entity Relationship Diagram


Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan penggambaran hubungan
antara beberapa entity yang digunakan untuk merancang database yang akan
diperlukan.(Jogiyanto, 2016). Menurut Rosa dan M. Shalahuddin simbol-simbol
yang digunakan pada ERD dengan notasi Chen ditunjukkan dalam tabel 2.7 berikut:

Tabel 2.7 Tabel Simbol Entity Relationship Diagram


Simbol Fungsi

Entitas/entity Entitas merupakan data inti yang akan disimpan; bakal


tabel pada basis data; benda yang memiliki data dan harus
Nama_entitas
disimpan datanya agar dapat diakses oleh aplikasi
komputer; penamaan enitatas biasanya lebih keta benda
dan belum merupakan nama tabel.

Atribut Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam


Nama_atribut
suatu entitas.

Atribut kunci primer Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu
entitas dan digunakan sebagai kunci akses record yang
Nama_Kunci_Primer
diinginkan; biasanya berupa id; kunci primer dapat lebih
dari satu kolom, asalkan kombinasi dari beberapa kolom
tersebut dapat bersifat unik (berbeda tanpa ada yang
sama).

Atribut multi Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu
nilai/multivalue entitas yang dapat memiliki nilia lebih dari satu

Nama_atribut

Relasi Relasi yang menghubungkan antar entitas; biasanya


Nama_relasi
diawali dengan kata kerja

Asosiasi/association Penghubung antara relasi dan entitas di mana di kedua ujungnya


memiliki multiplicity kemungkinan jumlah pemakaian.
Kemugkinan jumlah pemakaian maksimunketerhubungan
antara entitas satu dengan yang lain disebut dengan kardinalitas.
Misalkan ada kardinalitas 1 ke N atau sering disebut dengan one
to many menghubungkan entitas A dan entitas B.

Sumber: (A.S & M.Shalahuddin, 2013)


28

2.13 Unfield Modeling Language (UML)


UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa yang
banyak digunakan di dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat
analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemprograman
berorientasi objek.(A.S & M.Shalahuddin, 2013).
Perkembangan teknologi perangkat lunak diperlukan adanya bahasa yang
digunakan untuk memodelkan perangkat lunak. Seperti menyatukan banyak kepala
untuk menceritakan sebuah ide dengan tujuan untuk memahami hal yang sama
tidaklah mudah, oleh karena itu diperlukan sebuah bahasa pemodelan perangkat
lunak yang dapat dimengerti oleh banyak orang.
UML (Unified Modeling Language) muncul karena adanya kebutuhan
pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan
dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual untuk
pemodelan dan dokumentasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan
diagram dan teks-teks pendukung.

2.13.1 Use Case Diagram


Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan
(behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah
interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Use
case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang akan ada di dalam sebuah
sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi nya.
Syarat penamaan pada use case diagram adalah nama didefiniskan sesimpel
mungkin dan dapat dipahami. Ada dua hal utama pada use case diagram yaitu
pendefinisian apa yang disebut aktor dan use case.
a. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem
informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri.
b. Use case merupakan fungsional yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang
saling bertukar antar unit atau aktor.
29

2.13.2 Activity Diagram


Activity diagram atau diagram aktivitas menggambarkan workflow (aliran
data) atau aktifitas dari ssebuah sistem, diagram aktivitas menggambarkan aktivitas
sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh
sistem. Diagram ini menggambarkan berbagai aktivitas dalam sistem yang sedang
dirancang sampai pada titik awal, melalui kondisi (decision) yang mungkin terjadi,
kemudian sampai pada titik akhir.
Diagram ini juga mampu menggambarkan proses paralel yang mungkin
terjadi pada beberapa eksekusi. Diagram ini tidak menggambarkan proses internal
sebuah sistem maupun interaksi antar subsistem, tetapi lebih menggambarkan
proses-proses dan jalur-jalur aktivitas secara umum. Diagram ini dilambangkan
dengan segi empat dengan sudut membulat (lebih bulat dari statechart) untuk
menggambarkan aktivitas, dan memiliki kondisi yang digunakan untuk mengambil
keputusan (Huda, 2010).

2.13.3 Sequence Diagram


Sequance diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu hidup objek dan massage yang dikirmimkan dan diterima
antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar diagram sekuen maka harus
diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metoe-metode
yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek. (A.S & M.Shalahuddin,
2013).
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan
disekitar sistem informasi pengguna, display, dan sebagainya) berupa massage
yang digambarkan terhadap waktu. Sequance diagram terdiri atas dimensi vertikal
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Biasa digunakan untuk
menggambarkan skenario atau rangakaian langakah-langkah yang dilakukan
sebagai respon dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari
aktivitas tertent, kemudian berproses mengikuti urutan tertentu, yang bisa terlihat
melalui massage antara objeknya (Huda, 2010).
30

2.13.4 Class Diagram


Menurut (A.S & M.Shalahuddin, 2013) Class diagram menggambarkan
struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk
membangun sistem. Kelas memiliki apa yang dimaksud atribut dan metode atau
operasi.
a. Atribut merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas
b. Operasi atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.

2.14 PHP
PHP atau Hypertext Preprocessor adalah sebuah bahasa pemprograman web
berbasis server (server-side) yang mampu memparsing kode PHP dari kode web
dengan ekstensi .php sehingga menghasilakan tampilan website yang dinamis di
sisi client (browser).PHP awalnya dikembangkan oleh seorang programmer
bernama Rasmus Lerdorf pada tahun 1995 (Winarno, Zaki, & Community, 2014).

2.15 Hypertext Marup Language (HTML)


Hypertext Marup Language (HTML) merupakan file teks yang ditulis
menggunakan aturan-aturan kode tertentu untuk kemudian disajikan ke user malalui
suatu aplikasi web browser. Setiap informasi yang tampil di web selalu dibaut
menggunakan kode HTML. Oleh karena itu, dokumen HTML sering disebut juga
sebagai webpage (halaman web). Untuk membuat dokumen HTML, tidak
tergantung pada aplikasi tertentu, karena dokumen HTML dapat dibuat
menggunakan apliaksi Text Editor apa pun, bisa Notepad (untuk lingkungan Ms
Windows), Emacs atau Vi Editor (Untuk lingkungan Linux), dan sebagainya. Suatu
file teks akan dianggap sebagai dokumen HTML jika memiliki ekstensi “.htm” atau
“.html”. secara umum dokumen HTML terbagi atas dua bagian, yaitu bagaian
header (kepala) dan body (badan).

2.16 Browser Web


Menurut (Sidik & Pohan, 2010) bahwa browser web adalah software yang
digunakan untuk menampilkan inormasi dari server web. Software ini kini telah
31

dikembangkan dengan menggunakan user interface grafis, sehingga pamakai dapat


dengan mudah melakukan pint dan click untuk pindah antar dokumen.
Umumnya browser web menerima data dalam bentuk HTML. File HTML
sebenarya adalah file teks biasa yang selain berisi informasi yang hendak
ditampilkan kepada pengguna juga mempunyai perintah-perintah untuk mengatur
tampilan data tersebut. Browser memiliki kemampuan penuh dalam
menterjemahkan perintah-perintah tadi.

2.17 XAMPP
XAMPP merupakan pernagkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem
operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai
server yang berdiri sendiri (local host), yang terdiri atas program Apache HTTP
server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa
pemprograman PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU (General Public
License) dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan,melayani
tampilan halaman web yang dinamis. Untuk memperoleh XAMPP dapat
mendownlodnya melalui halaman resminya.
Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (tempat sistem operasi apapun),
Apache, MySQL, PHP dan Perl.
1) X : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi, seperti Windows,
linux, Max OS, dan Solaris
2) A : Apache, merupakan apaliaksi web server. Tugas utama apache adalah
menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang
dituliskan oleh pembuat halaman web
3) M: MySQL meruapakan aplikasi database server
4) P : PHP, bahasa pemprograman PHP merupakan bahasa pemprograman untuk
membuat web yang bersifat server-side scripting
5) P : Perl, bahasa pemprogrman.
32

2.18 Apache

Apache yaitu pernagkat yang diguakan sebagai web server (dalam hal ini
komputer lokal) dengan menggunakan apache, kode-kode PHP yang dibuat dapat
dijalankan di dalam web browser di komputer lokal, tidak perlu akses internet
secara langsung (Winarno et al., 2014).

2.19 Mysql

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL
(Database Management System) atau DBMS yang multithread, multi-user. MySQL
AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU
General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi
komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan
penggunaan GPL Relational Database Management System (RDBMS).
MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang
didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL (General Public License).
MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database
sejak lama, yaitu SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep
pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan
data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara
otomatis. MySQL memiliki beberapa keistimewaan, antara lain :

a. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti
Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih
banyak lagi.
b. Open Source. MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL
sehingga dapat digunakan secara cuma-cuma.
c. Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang
bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.
d. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam
menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak
SQL per satuan waktu (Sutarman, 2007)
33

e. security. Sistem security pada MySQL mempunyai beberapa lapisan keamanan


seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan system perizinan
yang detail.
f. Scalability dan limits. Mempunyai kemampuan menangani database dalam skala
cukup besar, dengan jumlah record 50 juta dan 60 ribu table serta 5 miliar baris
g. Connectivity. MySQL mampu melakukan koneksi dengan client menggunakan
protokol TCP/IP, Unix, dan Names Pipes (Syaukani, 2005).

2.20 Database
Basis data atau database menurut (Connoly, 2002) dalam (Utomo & Lisa,
2011) menerangkan bahwa database merupakan kumpulan data yang dihubungkan
secara bersama-sama dan gambaran dari data yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Berbeda dengan sistem file yang
menyimpan data secara terpisah, pada basis data, data tersimpan secara terintegrasi.
Basis data merupakan komonen utama sistem informasi karena semua
informasi untuk pengambilan keputusan berasal dari data yang berasal pada basis
data. Pengolahan basis data yang buruk dapat mengakibatkan ketidaksediaan data
penting yang digunakan untuk menghasikan informai yang diperlukan dalam
pengambilan keputusan. Tujuan dari dibuatnya basis data untuk mengatur data
sehingga diperoleh kemudahan, ketepatan, dan kecepatan dalam proses
pengambilan keputusan.
Basis data terdistribusi dapat diartikan kumpulan dari data-data dengan
berbagai bagian yang ditangani DBMS (Database management System) secara
terpisah dan berjalan pada sistem komputer.
Basis data terdistribusi adalah kumpulan data logic yang saling berhubungan
secara fisik terdistribusi dalam jaringan komputer, yaitu tidak tergantung dari
program aplikasi sekarang maupun masa yang akan datang.
Distribusi data pada DBMS ada 2 bentuk:
a. Data partioning (data yang terpisah-pisah)
Dalam distribusi DBMS sebuah table relasi mungkin bisa terpecah menjadi
beberapa bagian.
34

b. Data replication (Replikasi data)


Dalam distribusi DBMS sebuah table relasi bisa menjadi replika kemudian
replika tesebut didistribusikan melalui database.

2.21 Pengujian Sistem


2.21.1 Pengujian Black-Box
Pengujian blackbox adalah metode desain test case yang berfokus pada
persyaratan fungsional perangkat lunak (Pressman,2002) Menurut (A.S &
M.Shalahuddin, 2013) Pengujian blackbox yaitu menguji pernagkat lunak dari segi
fungsional tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian dimaksudkan untuk
mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak
sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Pengujian blackbox dilakukan dengan
membuat kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai semua
perangkat lunak apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus yang
dibuat untuk melakukan pengujian blackbox harus dibuat dengan kasus benar dan
kasus salah, misalakan untuk kasus proses login maka kasus uji yang dibuat adalah:
a. Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi (password)
yang benar.
b. Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi (password)
yang salah. Misalnya nama pemakai salah dan kata sandi salah, atau sebaliknya.

2.21.2 Pengujian White-Box


Pengujian white box adalah pengujian perangkat lunak dari segi desain dan
kode program apakah mampu menghasilkan fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran
yang sesuai dengan spesifikasi kebutuhan. Pengujian kotak putih dilakukan dengan
memeriksa lojik dari kode program (A.S & M.Shalahuddin, 2013).
35

2.22 Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT


Analisis dan pengumpulan Metode Waterfall Aplikasi Pelaporan Dan
data yang diperlukan dalam Pemantauan Status Gizi
perancangan sistem. a. Desain Balita Berbasis Web Pada
b. Pengkodean Unit Gizi Puskesmas
1. Alur Penimbangan
Program SumberSari Kabupaten
Balita
2. Format Laporan c. Pengujian Jember
Penimbangan
Balita
3. Format Rekapan
Laporan Penimbangan
Balita
4. Data User (Kepala
PKM, Bidan Wilayah,
Penanggung Jawab
Posyandu)
5. Data Admin
(Penanggung Jawab
Gizi)
6. Data Balita
7. Data Posyandu,
kelurahan dan kriteria
8. Rumus Perhitungan
Staus Gizi.

(Gambar 2.2 Kerangka Konsep)

Penelitian ini menggunakan model pengembangan waterfall digunakan untuk


merancang suatu sistem dalam hal ini perancangan dan pembuatan aplikasi
pelaporan dan pemantauan status gizi balita berbasis web Pada Unit Gizi Puskesmas
Sumbersari Kabupaten Jember berdasarkan pada teori model waterfall menurut
(A.S & M.Shalahuddin, 2013).
Penjelasan kerangka konsep adalah sebagai berikut:
1. Input : Analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi kebutuhan berupa data
alur penimbangan balita, format laporan penimbangan balita, format rekapan
laporan penimbangan balita, data user (kepala Puskesmas, bidan wilayah,
36

penanggung jawab posyandu), data admin (penanggung jawab gizi), data balita,
data posyandu, rumus perhitungan staus gizi balita.
2. Proses : Proses menggunakan tahapan dalam metode waterfall yaitu:
a) Desain
Pada tahap ini, proses perancangan sistem dengan beberapa tahap pembuatan,
anata lain pembuatan system flowchart, context Diagram, Data Flow Diagram
(DFD), Entity Relationship Diagram (ERD)
b) Pengkodean
Pada tahap ini dilakukan pengkodean program yang merupakan implementasi
dari desain sistem yang dibuat ke dalam bahasa pemprograman yaitu PHP dan
pembuatan database MySQL.
c) Pengujian
Setelah implementasi kode pemprograman selesai, selanjutnya dilakukan
pengujian secara fungsional untuk menangani kemungkinan error pada
program dengan menggunakan metode blackbox.
3. Output : Hasil dari program yaitu Aplikasi Pelaporan Dan Pemantauan
Status Gizi Balita Berbasis Web Pada Unit Gizi Puskesmas SumberSari
Kabupaten Jember.
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metodologi dalam penelitian dengan judul “Perancangan Dan Pembuatan


Aplikasi Pelaporan Dan Pemantauan Status Gizi Balita Berbasis Web Pada Unit
Gizi Puskesmas Sumber Sari Kabupaten Jember” adalah jenis penelitian kualitatif.
Menurut (Sugiyono, 2018) penelitian kualitatif merupakan metode penelitian pada
kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan
dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Populasi dalam penelitian ini yaitu Petugas gizi Puskesmas SumberSari


Kabupaten Jember, dengan sampel yaitu penanggung jawab gizi Puskesmas
SumberSari serta ketua Posyandu Catleya 73 RW 06 Kerajan Timur, Tegal Gede,
SumberSari Kabupaten Jember.

3.2 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

Tugas akhir ini berjudul Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Pelaporan


Dan Pemantauan Status Gizi Balita Berbasis Web Pada Unit Gizi Puskesmas
Sumber Sari Kabupaten Jember. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 22
Januari 2019 sampai pada tanggal 12 April 2020 dengan lokasi Puskesmas Sumber
Sari Kabupaten Jember yang beralamat di Jalan Mayjen DI Panjaitan No.42,
Lingkungan Sumberdand, Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa
Timur.

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan merupakan komponen penting yang harus diperhatikan dalam
melakukan suatu penelitian. Berikut merupakan rincian alat dan bahan yang
digunakan dalam Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Pelaporan Dan

37
38

Pemantauan Status Gizi Balita Berbasis Web Pada Unit Gizi Puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember.

3.3.1 Alat

Alat-alat yang dibutuhkan dalam Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi


Pelaporan Dan Pemantauan Status Gizi Balita Berbasis Web Pada Unit Gizi
Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember ini ada dua jenis yaitu : perangkat keras
dan perangkat lunak sebagaimana dijabarkan di bawah ini:

a. Perangakat keras
Perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan pogram ini adalah satu laptop
dengan spesifikasi sebagai berikut:
1) Laptop acer e1-432
2) Processor intel(r) celeron(r), 955U @ 1.40GHz 1.40 GHz
3) System type 64-bit Operating System
4) Installed memory (RAM) 2,00 GB
5) Hardisk 500GB
b. Perangkat lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan program ini adalah sebagai
berikut:
1) Windows 7 professional 64-bit
2) Microsof word 2016
3) Google chrome
4) Power designer 16.1
5) Subleme text
6) MariaDB/Xampp v3.2.4
7) Framework codeigniter boostrep

3.3.2 Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah berupa data-
data hasil wawancara, observasi serta brainstorming yang diperoleh dari
penanggung jawab gizi Puskesmas SumberSari Kabupaten Jember, bidan wilayah
39

dan kader Posyandu. Selain dari data hasil wawancara, observasi dan brainstorming
juga terdapat data lain yang terdiri dari:
a. Data Balita
b. Data bidan wilayah dan kader posyandu
c. Data admin
d. Data alamat posyandu
e. Format laporan Posyandu dan format excel pemantauan status gizi Puskesmas
SumberSari Kabupaten Jember.
f. Rumus antropometri dan Z – Score

3.4 Metode Pengembangan Sistem


Metode yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi ini adalah metode
waterfall atau air terjun. Adapun fase-fase yang ada dalam metode tersebut dapat
dijelaskan pada gambar 3.1:

Gambar 3.1 Metode Waterfall (A.S, Rossa 2013)


Penjelasan dari tahap-tahap penelitian sebagai berikut:
a. Analisis
Dalam langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan sistem.
Mengumpulkan kebutuhan data secara lengkap kemudian dianalisis dan
diidentifikasi kebutuhan data yang harus dipenuhi oleh program yang akan
dibangun. Pada tahapan ini harus dikerjakan secara lengkap dan detail untuk bisa
menghasilkan desain yang lengkap dan pada tahapan ini ada beberapa hal yang
harus dikumpulkan dalam pembuatan program. Dalam mengumpulkan
40

kebutuhan data akan dilakukan survey ke Puskesmas dan Posyandu Sumbersari


Kabupaten Jember.
Kegiatan survey tersebut terdapat beberapa jenis teknik pengumpulan data yang
akan dilakukan yaitu dengan teknik wawancara, observasi serta brainstorming
guna memperoleh data yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan.
b. Desain
Tahapan ini dilakukan setelah tahapan analisis dimana aplikasi
pemantauan status gizi balita yang akan dibangun didesain sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Desain pernagkat lunak adalah proses multi langkah yang
fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data,
arsitektur perangkat lunak, representase antarmuka, dan prosedur pengkodean.
Tahap ini mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan
ke representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada
tahap selanjutnya.
c. Pengkodean
Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari
tahap ini adalah program komputer sesuai dengan yang telah dibuat pada tahap
desain yang kemudian diterjemahkan kedalam kode-kode program (script
program) dengan menggunakan bahasa pemprogram PHP, menggunakan
framework codeigniter boostrep dan database yang digunakan adalah MySQL.
Adapun aplikasi lain yang digunakan adalah sublame text dan XAMPP. Pada
tahap ini pengkodean dilakukan secara berkala, maksudnya akan dilakukan
tahao demi tahap agar program dapat terselesaikan dengan baik.
d. Pengujian
Pengujan fokus pada perangkat lunak secara dari segi logik dan fungsional
dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan yang diiginkan. Pengujian yang digunakan yaitu pengujian black-
box testing (pengujian kotak hitam), yaitu menguji perangkat lunak dari segi
fungsionl tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian kotak hitam
41

dilakukan dengan membuat uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan
memakai perangkat lunak apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data penelitian terdiri dari:
3.5.1 Wawancara
Menurut (Sugiyono, 2018) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Dalam
hal ini peneliti lebih mengarah pada wawancara tidak terstruktur.

3.5.2 Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi dugunakan berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
tidak terlalu besar.

3.5.3 Studi Literatur


Pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam perancangan dan
pembuatan Aplikasi Pelaporan dan Pemantauan status gizi balita yang bersumber
dari buku maupun dari jurnal-jurnal yang dibutuhkan dalam pendalaman konsep
dan teori.

3.6 Instrumen Penelitian


3.6.1 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya
dan akan diajukan kepada pihak yang terkait dengan Pelaporan dan Pemantauan
Status Gizi Balita dengan menggunakan alata tulis untuk mencatat hasil wawancara.
42

3.6.2 Pedoman Observasi

Pedoman observasi berisi daftar hal-hal yang perlu diamati pada pembuatan
Pelaporan dan Pemantauan Status Gizi Balita di Unit Gizi Puskesmas Sumbersari
Kabupaten Jember yang telah disusun sebelumnya.

3.7 Teknik Penyajian Data Dan Analisis Data


3.7.1 Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data dalam penelitian ini yaitu secara tekstual, dimana
dalam hasil analisis data akan ditampilkan secara deskripsi dalam bentuk tekstual

3.7.2 Teknik Analisa Data

Analisa dilakukan dengan metode kualitatif

3.8 Alur Penelitian

Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi literatur

Tujuan
Rumusan Masalah
Penelitian

Menganalisis Kebutuhan
Pembuatan Aplikasi

Desain flowchart Manual dan Desain CD,


Desain Desain
desain flowchart aplikasi DFD dan
Database Tampilan
ERD

Pengkodean aplikasi

Pengujian terhadap aplikasi

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.2 Alur Penelitian


43

Berikut ini adalah penjelasan dari gambar 2.1 yaitu desain penelitian:
1. Studi pendahuluan
Peneliti melakukan studi pendahuluan ke puskesmas sumbersari untuk
mengetahui permasalahan yang ada
2. Studi literatur
Pada tahap ini dilakukan studi pustaka dari literatur-literatur yang ada,
seperti dari website kesehatan, instansi kesehatan,
3. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah awal dalam pembuatan
penelitian ilmiah, pada tahap ini menentukan objek yang akan diteliti setelah
ditinjau dari studi lapang dan studi pustaka.
4. Merumusan masalah
Setelah mengindentifikasi masalah dan menentukan objek penelitian,
peneliti akan merumskan masalah yang akan diteliti.
5. Tujuan penelitian
Menyimpulkan tujuan peneltian dari hasil studi pendahuluan, studi
literatur, observasi maupun wawancara. Tujuan penelitian memperkuat
serta memberikan arah yang tepat dalam proses penelitian.
6. Analisis kebutuhan pembuatan aplikasi
Analisis merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengumpulkan data yang dibuthkan dalam penelitian
7. Desain
Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara
lengkap pada proses ini akan dilakukan pembuatan desain sistem yang akan
digunakan meliputi : flowchart, data flow diagram (DFD), Entity
Relationship Diagam (ERD), selain pembuatan flowchart dan diagram juga
dibuat desain form atau tampilan untuk aplikasi pelaporan dan pemantauan
staus gizi balita beserta sistem admin atau back end.
8. Pengkodean
Pada tahap ini dilakukan pengkodean program yang merupakan
implementasi dari desain sistem yang dibuat ke dalam bahasa
44

pemprograman yaitu PHP dan pembuatan database pada MySQL/PHP


Myadmin
9. Pengujian Terhadap Aplikasi
Setelah pengkodean program selesai, langkah selanjutnya yaitu
melakukan pengujian, pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan
metode blacbox yaitu pengujian perangkat lunak dari segi spesifikasi
fungsional tanpa menguji desain dan kode program.
10. Hasil dan Pembahasan
Merupakan hasil dari proses yang dilakukan selama penelitian serta
penjelasan secara spesifik terhadap proses yang telah dilakukan.
11. Kesimpulan dan saran
Langkah terakhir yaitu membuat kesimpulan dan saran dari hasil
yang diperoleh penelitian ini.
45

3.9 Gambaran Sistem


3.9.1 Admin

Beranda Data User

Data Kelurahan
Data Master
Data Posyandu

Informasi Data Kriteria

Edit

Data Sasaran Tambah Data


login

Hasil
Pelayanan Daftar Penimbangan
Posyandu Per Posyandu

Balita Pendek

BalitaSangat
Pendek

Berat Badan
Kurag (BBK)

Bawah Garis
Merah (BGM)

Balia Kurus
Laporan
Balita Sangat
Kurus

Select Calon Balita


Wilayah
Kurus

Balita Gemuk

Balita Tidak
Hadir

Resume

(Gambar 3.3 Sistem Admin)


46

3.9.2 User

Beranda

Informasi

Data Sasaran Tambah Data

login Pelayanan Tambah Data

Balita Pendek

Balita Sangat
Pendek

Berat Badan
Kurag (BBK)

Bawah Garis
Laporan
Merah (BGM)

Balia Kurus

Balita Sangat
Kurus

Calon Balita
Kurus

Balita Gemuk

Balita Tidak
Hadir

Resume

(Gambar 3.4 Sistem User)


47

Keterangan-keterangan yang ada pada gambaran sistem seabagai berikut:


a. Login : kunci akses masuk aplikasi dengan memasukkan identitas dari akun
dan kata sandi guna mendapatkan hak akses.
1) Admin (Penanggung Jawa Gizi) sebagai pengelola proses pendaftaran
atau penambahan user, Posyandu, pemberian informasi maupun sebagai
admin itu sendiri agar data dan apliaksi tidak disalahgunakan.
2) User (Kader Posyandu) sebagai pengguna aplikasi pelaporan dan
pemantauan status gizi balita.
b. Beranda : halaman utama atau halaman pembuka dari apliaksi.
c. Data master
1) Data user : adalah sebuah tabel dalam database untuk menyiman data
user atau petugas
2) Data posyandu : adalah sebuah tabel dalam database untuk menyimpan
data posyandu beruapa ID posyandu, nama posyandu dan alamat
posyandu.
3) Data kelurahan : adalah sebuah tabel dalam database untuk menyimpan
data kelurahan yang terdapat dalam wilayah kerja Puskesmas Sumbersari
Kabuaten Jember.
d. Pendaftaran: merupakan proses pertama yang dilakukan oleh kader posyandu
agar balita dapat dilayani.
1) Data Balita Dalam Wilayah Posyandu : merupakan tabel untuk
menyimpan data balita yang berada didalam wilayah kerja posyandu
(warga setempat) atau pengunjung tetap dari posyandu tersebut.
2) Data Balita Dalam Wilayah Posyandu : merupakan tabel untuk
menyimpan data balita yang berkungjung ke posyandu untuk melakukan
penimbangan akantetapi bukan merupakan warga setempat.
e. Data balita: berisi tabel semua identitas balita yang terdapat dalam wilayah
kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember.
f. Informasi: informasi merupakan halaman yang befungsi untuk menampilkan
informasi baik berupa program gizi atau jadwal penimbangan di posyandu
yang di input oleh admin.
48

g. Penimbangan
Transaksi penimbangan: merupakan halaman yang berfungsi sebagai tempat
untuk menginputkan antropometri balita berupa tinggi badan, berat badan dan
umur yang selanjutnya akan mengeluarkan output berupa status gizi balita.
h. Laporan :
laporan status gizi terdiri dari laporan balita normal, balita pendek, balita
sangat pendek, berat badan kurang (BBK), bawah garis merah (BGM), balita
kurus, balita sangat kurus, dan balita gemuk merupakan laporan dari hasil
penimbangan balita dengan memperhatikan 3 indeks yaitu berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan
menurut menurut tinggi badan (BB/TB) serta memperhatikan nilai Z-Score
yang merupakan nilai simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB normal
menurut baku pertumbuhan WHO. Contoh perhitungan Z score BB/U: (BB
anak – BB standar)/standar deviasi BB standar.
49

3.10 Flowchrat Sistem Manual dan Aplikasi


3.10.1 Flowchart Sistem Manual
Flowchart sistem manual merupakan alur sistem yang sedang berjalan pada
Posyandu hingga ke Puskesmas SumberSari Kabupaten Jember.

FLOWCHART SISTEM MANUAL

Ibu Balita Kader Posyandu Bidan Penanggung Jawab Gizi

Mulai

Pengisian Formulir
Melakukan
KMS
Pendaftaran Laporan
Penimbangan

Penimbangan Rekapitulasi
Laporan

Hasil
Penentuan
Penimbangan Penyuluhan
Satus Gizi

Pencatatan
Hasil
KMS PenImbangan
Laporan Status
dan Penyuluhan
Gizi Balita
ke dalam KMS

Pencatatan
Data Ke
dalam Format
Bantu

Laporan Laporan
Penimbangan Penimbangan Selesai

(Gambar 3.5 Gambar Flowchart Sistem Manual)


3.10.2 Flowchrat Sistem Aplikasi
Flowchart sistem aplikasi merupakan usulan rancangan alur yang akan
diimplementasikan dalam aplikasi pelaporan dan pemantauan status gizi
balita di Puskesmas SumberSari Kabupaten Jember sebagaimana gambar 3.6.
50

Flowchart Sistem Aplikasi

Orang Tua Balita Kader Posyandu/Bidan Sistem Penanggung Jawab Gizi

Mulai

Data Balita dan Mengakses Mengakses


Orang Tua Balita Alamat Alamat
Web Web

Input Data Membuka


Balita dan dan memilih
Orang Tua nama
Balita Kelurahan,
Database Posyandu.
Posyandu, Data
Balita, Data
Input hasil User, Data Hasil
Pengukuran Pelayanan
TB, BB dan
Umur

Sistem
Memproses Hasil
Pengukuran

Hasil Status
Gizi Balita

Laporan Status Gizi


Laporan Data Data Status Gizi
Balita Per Posyandu,
Status Gizi Balita Balita
Kelurahan dan Rekap
PerKelurahan

Selesai

(Gambar 3.6 Gambar Flowchart Sistem Aplikasi)

3.11 Rancangan Desain Interface


Interface merupakan mekanisme antar pengguna (user) dengan sistem.
Interface dapat menerima informasi dari pengguna (user) dan memberikan
informasi kepada pengguna (User). Berikut merupakan rancangan desain
interface dari aplikasi pelaporan dan pemantauan satus gizi balita di
Puskesmas SumberSari Kabupaten Jember:
51

a. Rancangan Form LogIn

(Gambar 3.7 Gambar Form LogIn)


b. Rancangan Menu Utama Back End

(Gambar 3.8 Gambar Menu Utama Back End)


c. Rancangan Menu Utama Front End

(Gambar 3.9 Gambar Menu Utama Front End)


52

d. Rancangan Form Data Master


1) Data Master User

(Gambar 3.9 Gambar Master User)


2) Data Master Posyandu

(Gambar 3.10 Gambar Data Master Posyandu)


3) Data Master Kelurahan
53

4) Data Master Kriteria

(Gambar 3.12 Gambar Data Master Kriteria)


e. Rancangan Form Informasi

(Gambar 3.13 Gambar Tampilan Menu Informasi)


f. Rancangan Form Data Balita

(Gambar 3.14 Gambar Tampilan Menu Data Balita)


54

g. Rancangan Form Pendaftaran

(Gambar 3.15 Gambar Tampilan Menu Pendaftaran)


h. Rancangan Form Penimbangan

(Gambar 3.16 Gambar Tampilan Menu Penimbangan)


55

i. Rancagan Form Laporan


1) Form Laporan Back End

(Gambar 3.17 Gambar Tampilan Menu Laporan Back End)


2) From Laporan Front End

(Gambar 3.18 Gambar Tampilan Menu Laporan Front End)


56

3.12 Jadwal Penelitian


Penelitian ini akan dimulai pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni
2020. Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan yaitu studi pendahuluan,
penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian, pengujian dan penulisan
laporan. Rincian pelaksanaan laporan dapat dilihat pada lampiran 1.

3.13 Definisi Operasional


Definsi operasional dalam penelitian ini diuraikan dalam tabel 3.6 dibawah
ini:

No Istilah Definsi Cara


Pengumpulan
Data

1. Analisis Merupakan proses penggalian 1) Wawancara


Kebutuhan informasi kebutuhan melalui 2) Observasi
wawancara dan observasi dengan
subjek penelitian untuk mengetahui
gambaran kebutuhan dalam pembuatan
aplikasi pelaporan dan pemantauan
status gizi balita
2. Desain Merupakan proses mentranslasikan 1) Wawancara
kebutuhan perangkat lunak dari tahap 2) Observasi
analisis kebutuhan ke representasi
desain sistem berapa:
a. Desain flowchart system
b. Desain context diagram
c. Desain data flow diagram
d. Desain entity relationship diagram
3. Pengkodean Pembuatan program dengan
menggunakan kode script
menggunakan bahasa
pemprograman PHP
4. Pengujian Merupakan tahap menguji terhadap 1) Wawancara
aplikasi sehingga dapat ditemukan
kesalahan, kekurangan dan error pada
program yang dirancang dengan
menggunakan metode black box. Hasil
pengujian terbagi dua yaitu:
1) Berhasil apabila persyaratan
fungsional dimuat pada saat
dilakukan pengujian
57

2) Tidak berhasil apabila persyaratan


fungsional tidak dapat dimuat pada
saat dilakukan pengujian.
5. Antropometri Indikator antropometri merupakan
kombinasi dari beberapa parameter yaitu
tinggi badan, berat badan dan umur
untuk menentukan status gizi balita
6. Tinggi badan Merupakan hasil pengukuran jarak
maksimum dari vertex ke telapak kaki
pada saat dilakukan pengukuran
7. Berat badan Merupakan hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada
pada tubuh pada saat dilakukan
penimbangan balita
8. Umur Satuan waktu yang mengukur
keberadaan/kelahiran hingga pada saat
kunjungan ke posyandu
9. Balita Balita adalah anak yang berumur
dibawah 5 tahun
(0 sampai 59 bulan 29 hari)
10. Status Gizi Merupakan pengkategorian atau
Balita penarikan kesimpulan dari keadaan
gizi balita berdasarkan hasil
pengukuran dan penimbangan..
Kategori tersebut berupa balita pendek,
balita sangat pendek, Berat Badan
Kurang (BBK), Bawah Garis Merah
(BGM), balita kurus, balita sangat
kurus dan balita gemuk.
11. Kader Merupakan orang yang memiliki 1) Wawancara
kecakapan,kemampuan sehingga
diangkat, dipilih atau ditunjuk untuk
mengambil peran dalam kegiatan dan
pembinaan posyandu dan telah
mendapatkan pelatihan kesehatan.
12. Laporan Merupakan penyajian dari hasil
penimbangan.
58
DAFTAR PUSTAKA

A.S, R., & M.Shalahuddin. (2013). Rekayasa Perangkat Lunak. In Rekasaya


Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Objek (2nd ed.). Bandung:
Informatika Bandung.

Departemen Kesehatan RI. (2010). Ayo Ke Posyandu. Retrieved July 15, 2019,
from Depkes.go.id website:
https://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-
saku-posyandu.pdf

Jogiyanto. (2016). Analisis & Desain Sistem Informasi : pendekatan terstruktur


teori dan praktek aplikasi bisnis (23rd ed.). Yogyakarta: Andi Offset.

Kementerian Dalam Negeri RI. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
2011 Tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar Di Pos
Pelayanan Terpadu. , Pub. L. No. 19 Tahun 2011 (2011).

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No


74 Tahun 2014 Tentang Puskesmas. , (2014).

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018 Provinsi Jawa
Timur.

Kementerian Kesehatan RI. (2019a). Petunjuk Teknis Sistem Informasi Gizi


Terpadu. Retrieved December 11, 2019, from Direktorat Gizi Masyarakat,
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
website: https://www.coursehero.com/file/48040944/BUKU-PANDUAN-
Sigizi-Terpadu-2019pdf/

Kementerian Kesehatan RI. Sistem Informasi Puskesmas. , Pub. L. No. 31 (2019).

Mahanani, P. D., & Kurniadi, A. (2015). Rancang Bangun Sistem Informasi


Monitoring Gizi Balita Berbasis Web Di Puskesmas Lebdosari Semarang.
Jurnal Kesehatan, 14(1), 1–90. https://doi.org/ISSN 1412-3746

59
60

Sidik, B., & Pohan, H. I. (2010). Pemrograman Web Dengan HTML. In Web
Programming (3rd ed.). Bandung: Informatika Bandung.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (27th ed.).
Bandung: ALFABETIKA.

Supariasa, I. D. N., Bakri, B., & Fajar, I. (2002). Penilaian Status Gizi. In M. Ester
& Yustrianah (Eds.), Penilaian Status Gizi (1st ed.). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Sutarman. (2007). Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL (2nd ed.).
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Utomo, B., & Lisa. (2011). Analisa Dan Perancangan Basis Data Penjualan,
Inventori Dan Pembelian Pada PT. Eternal Asia Indonesia. Retrieved January
1, 2019, from Universitas Binus Jakarta website:
http://eprints2.binus.ac.id/23266/1/2011-2-00654-SI Abstrak001.pdf

Widiastuti, S. H., & Imansyah, N. (2018). Monitoring Status Gizi Balita Berbasis
Android Dengan Metode Fuzzy Dalam Mewujudkan Smart City Kota
Bontang. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 24–28.

Winarno, E., Zaki, A., & Community, S. (2014). Pemrograman Web Berbasis
HTML5, PHP, dan JavaScript. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai