EKONOMI MANAJERIAL
OLEH
1
Bab 1
Pengertian dan Ruang
Lingkup Eknomi Manajerial
2
rendah dan lain-lain, maka berbagai informasi penting yang berkaitan dengan
masalah itu perlu dikumpulkan. Informasi (data) harus dikumpulkan berdasarkan
analisis kualitatip, yang didasarkan pada pengalaman bisnis yang dialami selama ini,
dan analisis kuantitatip yang berdasarkan pada fakta atau data aktual. Berdasarkan
uraian di atas maka hubungan antara masalah bisnis dan pembuatan keputusan bisnis
dapat dibuatkan skema sebagai berikut.
Gambar 1.
Hubungan antara masalah bisnis dan pembuatan keputusan bisnis
Data Kualitatip, seperti
Intuisi atau pengalaman Bisnis
Data Kuantitatip
(berdasaarkan analisis data aktual)
3
demikian ukuran keberhasilan dalam mempelajari ekonomi manajerial bukanlah satu-
satu ukuran ujian dikelas, tetapi apakah keputusan manajerial yang dibuat itu efektif
atau tidak. Berdasarkan uraian di atas, maka secara skematis dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2
Ekonomi Manajerial :
Aplikasi teori ekonomi dan seperangkat alat
pengambilan keputusan untuk memecahkan
masalah keputusan Manajerial.
4
Sedangkan ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku ekonomi
secara aggregate atau secara keseluruhan, seperti pendapatan nasional, investasi,
saving, konsumsi secara keseluruhan. Namun demikian teori ekonomi mikro
merupakan satu-satunya elemen yang sangat penting dalam ekonomi manajerial.
Teori ekonomi, terutama teori ekonomi mikro akan memprediksi dan
menjelaskan tingkah laku ekonomi. Teori ekonomi mikro biasanya dimulai dengan
model, dimana model merupakan abstraksi dari banyak hal yang melingkupi suatu
kejadian dan berusaha untuk mengidentifikasi beberapa dari faktor penentu yang
penting dari suatu kejadian. Misalnya perusahaan berusaha memaksimumkan laba,
dengan dasar itu maka perusahaan akan memprediksi berapa barang yang harus
diproduksi agar tujuan itu dapat tercapai dalam berbagai struktur pasar.
5
Bab 2
Konsep-Konsep Dasar Teori
Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan
6
6. Banyaknya konsumen potensial (N)
7. Pengeluaran iklan (A)
8. Atribut atau Features dari produk itu (F)
9. Faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan permintaan akan produk itu
(O).
Hubungan antara permintaan akan suatu barang dengan semua faktor yang
mempengaruhinya dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan matematis sebagai
berikut : QDX = f(Px, I, Pr, le, PAe, T, N, A, F, O)
Tabel 2.1
Bentuk Hubungan berbagai variabel dengan
permintaan suatu produk
7
(yang dikategorikan sebagai variabel penentu permintaan) . Dalam ekonomi
Manajerial hubungan antara variabel harga jual dari suatu produk (Px) dan jumlah
permintaan produk (Qdx) selama periode waktu tertentu, dengan menganggap semua
variabel penentu permintaan terhadap produk itu dibuat konstan (CP : Ceteris
Paribus), disebut fungsi permintaan atau sering hanya disebut permintaan. Dengan
demikian secara konseptual fungsi permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu
tabel, grafik atau persamaan matematik yang menunjukkan bagaimana hubungan
antara jumlah permintaan dan harga jual produk itu, sementara variabel-variabel lain
yang dikategorikan sebagai variabel penentu permintaan yang digunakan dalam
analisis permintaan dibuat konstan (Ceteris Paribus).
Suatu fungsi permintaan yang digunakan dalam analisis permintaan dapat
dinyatakan secara umum dalam model matematik sebagai berikut :
QDx = f(Px| I, Pr, Pe, Ie, Pae, T, N, A, F, O) = f (Px)
Catatan : Tanda garis tegak dalam persamaan di atas menunjukkan bahwa semua
variabel setelah garis tegak itu dibuat atau dianggap konstan, (CP).
Contoh Kasus 1 :
Dalam sebuah survei pasar untuk suatu produk tertentu (misalkan produk X)
diketahui fungsi permintaan secara umum untuk produk itu sebagai berikut :
QDx = -1,4 – 15 Px + 7,5 Pr + 2,6 I + 2,5 A
Keterangan :
QDx : Jumlah permintaan produk X (ribuan unit)
Px : Harga produk X (ratusan ribu rupiah)
Pr : Harga produk lain yg berhubungan dengan produk X (ratusan ribu rupiah)
I : Pendapatan Konsumen saat survai (jutaan rupiah petahun)
A : Pengeluaran Iklan (ratusan juta rupiah per tahun)
Saat survei itu dilakukan, diketahui rata-rata harga produk X adalah Rp1.100.000 (Rp
1.1 juta), rata-rata harga barang lain yang berkaitan dengan produk X adalah Rp
900.000 (Rp 0,9 juta)., rata-rata pendapatan konsumen saat survei sebesar Rp
10.000.000 (Rp 10 juta) per tahun., pengeluaran Iklan untuk promosi produk X
sebesar Rp 5.000.000.000 (Rp 5 Miliar = 50). Berdasarkan data-data di atas, buatlah
8
persamaan /fungsi permintaan untuk produk X agar dapat digunakan dalam analisis
permintaan.
Penyelesaian :
Berdasarkan data-data atau informasi tersebut di atas, maka dapat dibuatkan
fungsi permintaan untuk produk X agar dapat digunakan dalam analisis permintaan
sebagai berikut :
QDx = -1,4 – 15 Px + 7,5 Pr + 2,6 I + 2,5 A
=-1,4 – 15 Px + 7,5 (9) + 2,6 (10) + 2,5 (50)
= 217,1 – 15 Px
Berdasarkan fungsi permintaan akan produk X tersebut maka dapat dilakukan
analisis permintaan produk X, berdasarkan berbagai kemungkinan penetapan harga
produk X. Analisis ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel maupun grafik sebagai
berikut : QDx = 217,1-15 Px
Tabel 2.2
Jumlah permintaan produk X pada berbagai tingkat harga
14,473
0 217 Q
9
Berdasarkan tabel maupun kurva permintaan diatas, ada dua (2) pertanyaan penting
yang perlu direnungkan :
1. jika pihak manajemen menetapkan suatu titik harga tertentu, maka berapa
harapan jumlah produk X akan dibeli oleh konsumen ?
2. jika kapasitas produksi terbatas untuk mamenuhi permintaan konsumen, maka
berapa sebaiknya harga produk itu ditetapkan agar harapan jumlah permintaan
konsumen dapat dipenuhi tepat waktu?
Berdasarkan kasus diatas diketahui bahwa rata-rata harga barang X adalah : Rp.
1.100.000 (Rp.1.1 juta =11) sedangkan rata-rata harga barang lain yang berkaitan
dengan barang X adalah Rp.900.000 (0,9 juta = 9). Misalnya karena ada persaingan
harga untuk barang X, maka pihak perusahaan menetapkan harga barang X sedikit
lebih murah dari harga pasar ( tentu dengan mempertimbangkan biaya produksi)
misalnya Rp1.050.000 (Rp.1,05 juta = 10,5 ), maka jawaban atas pertanyaan pertama
diatas adalah sebagai berikut :
QDX = 217,1 - 15Px
= 217,1 - 15(10,5) = 59,6 (59.600 unit barang X).
jika Pihak perusahaan tetap menjual produk X mengikuti rata-rata harga pasar Rp.
1.100.000 (Rp.1.1 juta) maka ia hanya mampu menjual produknya sebanyak :
QDX = 217,1-15Px
= 217,1-15(11) = 52,1 atau (52.100 unit).
Untuk menjawab pertanyaan ke dua (2) diatas, jika misalnya pihak perusahaan hanya
mampu menghasilkan produk X sebanyak 55.000 unit (karena kapasitas produksinya
terbatas misalnya) maka sebaiknya berapa harga yang harus ditetapkan?
QDX = 217,1 - 15(Px)
15Px = 217,1 - QDX
Px = 217,1/15 - QDX /15 = 217,1 - (15)-1 QDX (permintaan invers)
= 14,43 – 0,067 (55) = 10,8 dibulatkan = Rp 1.080.000
10
Pihak manejer perlu memahami analisis perubahan fungsi permintaan (bukan
perubahan dalam jumlah yang diminta) agar mampu menjelaskan fenomena umum
yang berlaku dipasar, tentang mengapa suatu produk, meskipun harga meningkat
tetapi jumlah yang diminta juga ikut naik, sehingga seola-olah bertentangan dengan
hukum permintaan yang berlaku.
Dalam konteks ini, hukum permintaan tetap berlaku bahwa kenaikan harga
produk tetap akan menurunkan jumlah yang diminta, namun penurunan jumlah yang
diminta akibat kenaikan harga itu, diikuti pula oleh pengaruh peningkatan permintaan
yang lebih besar akibat pengaruh nilai dari variabel penentu permintaan yang
berhubungan positif dengan variabel jumlah permintaan itu, seperti tingkat
pendapatan yang meningkat, peningkatan pengeluaran iklan, kenaikan selera
konsumen terhadap produk itu, dan lain-lain.
Dalam ekonomi manajerial, konsep permintaan suatu produk dapat juga
diturunkan dari permintaan untuk produk lain, hal ini disebut permintaan turunan
(derived demand), misalnya permintaan untuk komponen computer (processor)
diturunkan dari permintaan untuk produk komputer yang menggunakan komponen
itu. Dalam hal ini permintaan produk komputer, disebut sebagai permintaan turunan
(derived demand).
Pengaruh dari perubahan variabel penentu permintaan terhadap perubahan kuantitas
permintaan produk, ditunjukan dalam tabel berikut :
Tabel 2.3.
Pengaruh perubahan Variabel penentu permintaan terhadap
Perubahan jumlah permintaan produk
11
yang akan datang
Ekspetasi pendapatan Le Ie meningkat Ie menurun Positip (+)
konsumen dimasa yang
akan datang
Ekspetasi ketersediaan PAe Pae menurun Pae meningkat Negatip(-)
produk dimasa yang akan
datang
Selera konsumen T T meningkat T menurun Positip (+)
Contoh :
Berdasarkan kasus permintaan produk X diatas, misalnya terjadi perubahan pada
variabel pengeluaran iklan,yaitu :
(1). Pengaruh peningkatan pengeluaran iklan sebesar 20% (dari 5 Miliyar menjadi 6
Miliyar )
(2). Pengaruh penurunan iklan sebesar 20% ( dari 5 Miliyar menjadi 4 Miliyar)
Karena terjadi perubahan pada variabel penentu permintaan,maka akan
mengubah fungsi permintaan untuk produk X sebagai berikut :
Fungsi permintaan produk X mula-mula :
QDX = - 1,4 - 15Px + 7,5Pr + 2,6 l +2,5 A
` = - 1,4 - 15Px + 7,5(9) + 2,6 (10)+2,5 (50)
QDX =217,1 - 15Px
Fungsi permintaan produk X yang baru setelah kenaikan pengeluaran iklan :
QDX = -1,4 -15Px + 7,5 Pr + 2,61 + 2,5 A
=-1,4 -15Px + 7,5 (9) + 2,6(10) + 2,5(60)
QDx = 242,1 – 15 Px.,
Sedangkan fungsi permintaan produk X yang baru setelah terjadi penurunan
pengeluaran iklan :
Qdx =-1,4 -15 Px+7,5 Pr +2,6I +2,5 A
12
=-1,4 -15 Px + 7,5(9) +2,6(10) + 2,5 (40)
QDx = 192,1 -15 Px
Berdasarkan fungsi permintaan produk X yang baru, maka dapat dibuatkan
tabel maupun kurva permintaan untuk produk X sebagai berikut :
Tabel 2.4
Skedul Untuk Fungsi Permintaan Yang Baru :
Gambar 4 :
D1 D3
D2
0 Q
13
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh iklan terhadap permintaan produk barang X
dapat dihitung dengan memasukan varabel iklan sebagai berikut. berdasarkan fungsi
permintaan barang X :
QDX = -1,4 - 15Px + 7,5 Pr + 2,6 l+ 2,5 A
= -1,4 - 15Px + 7,5 (9) + 2,6 (10)+ 2,5 A
QDX = 92,1 – 15Px + 2,5 A
Berdasar fungsi permintaan ini, maka pengaruh iklan dapat dihitung, misalnya harga
jual barang X Rp. 1.050.000 dan anggaran pengeluaran iklan adalah Rp. 5 miliyar
(Rp. 5.000.000.000), maka prediksi jumlah permintaan barang X adalah:
QDX = 92,1 – 15Px + 2,5 A
= 92,1 – 15 (10,5) + 2,5 (50)
= 59,6 59.600 unit
Jika anggara pengeluaran iklan dinaikan 20% yaitu dari Rp.5 miliyar menjadi
Rp.6 miliyar . kenaikan anggaran iklan ini berakibat terhadap kenaikan harga produk
(untuk menutupi ongkos pengeluaran iklan ) dari Rp. 1.050 juta menjadi Rp.1.1 juta.
Maka perkiraan jumlah permintaan produk X sebagai berikut :
QDX = 92,1 – 15Px + 2,5 A
= 92,1 – 15 (11) + 2,5 (60)
= 77,1 --------------- 77.100 unit
Dari hasil analisis ini seolah-olah kenaikan harga produk X dari Rp.1.05 juta
menjadi Rp. 1.1 juta ikut menaika jumlah yang diminta , hingga seolah-olah
bertentangan dengan hukum permintaan yang berlaku bahwa jika harga naik akan
menurnkan jumlah yang diminta dan sebaliknya. hal ini terjadi karena kenaikan
anggaran iklan belum diperhitungkan, yang pengaruhnya berhubungan secara positip,
yang terlihat dari penggeseran kurva permintaan ke kanan, dan sebaliknya.
Untuk mengetahui pengaruh sesungguhnya dari masing-masing variabel terdapat
jumlah permintaan terhadap produk X, dapat dianalisis secara persial dengan cara
mambuat salah satu variabel bebas dalam fungsi permintaan konstan (CP) sebagai
berikut :
(1). Analsis perubahan harga dari Rp. 1.05 juta menjadi Rp.1.1 juta (delta P =
0,5 juta, delta intersep = 0 dan delta A = 0),maka :
14
∆QDX = 0 - 15 ∆ Px + 2,5 ∆A = 0 - 15 (11-10,5) + 2,5 (5 - 5) = -7,5
dari hasil analisis ini maka diketahui pengaruh sesungguhnya kenaikan harga dari
Rp.10,5 juta menjadi Rp. 1,1 juta mengakibatkan penurunan jumlah permintaan
sebesar 7,5 atau 7.500 unit produk X.
(2).Analisis perubahan anggaran pengeluaran iklan dari Rp.5 Miliyar menjadi Rp.6
miliyar terhadap perubahan jumlah permintaan produk X, pada tingkat harga
yang konstan (CP) :
∆QDX = 0-15 ∆ Px + 2,5 ∆A = 0 -15 (10,5-10,5) + 2,5 (60-50) = 25
Dengan demikian pengaruh sesungguhya pengeluaran iklan dariRp.5 miliyar
menjadi 6 miliyar telah meningkatkan jumlah permintaan sebesar 25 ribuan unit )
= 25.000 unit
(3) berdasarkan analisis nomor 1 dan 2 diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh
kenaikan harga dan kenaikan pengeluaran iklan menyebabkan kenaikan jumlah
permintaan dari 59.600 unit mejadi 77,100 unit. pengaruh sesungguhnya atau
pengaruh total dari kedua variabel tersebut adalah :
77.100 unit - 59.600 unit = atau : -7.500 + 25.000 = 17.500
15
7. Faktor-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan penawaran produk X itu,
misalnya kondisi perekonomian negara, fasilitas yang disediakan oleh
Pemerintah, keadaan politik dan lai-lain.
Dalam bentuk matematis hubungan antara kuantitas yang ditawarkan dengan
semua variabel yang mempengaruhi penawaran suatu produk, dapat dinotasikan
sebagai berikut :
QSX = f ( Px, I Pi, Pr, T,Pe,N,O) = f(Px)
Apabila pengaruh dari variabel-variabel diatas diringkas, akan terlihat seperti
ditunjukkan tabel 2.5. berikut ini :
Hubungan Varibel-varibel dalam fungsi penawaran
dengan jumlah penawaran suatu produk
16
Suatu fungsi penawaran yang dipergunakan dalam analisis penawaran, dapat
dinyatakan dalam bentuk matematis, sebagai berikut :
Qsx = f (Px,l Pi, Pr,Pe,T,N,O) = f (Px)
Catatan : semua variabel setelah tanda (l) dalam fungsi diatas dibuat atau dianggap
konstan (Cateris Paribus).
17
Tabel di atas disusun berdasarkan fungsi permintan dan fungsi penawaran sebagai
berikut :
QSx = 10.000 + 250Px
QDx = 200.000 – 750Px
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa keseimbangan pasar tercapai pada saat harga
$190 dan jumlah yang diminta maupun yang ditawarkan adalah 57.500 unit per
bulan. Pada tabel juga terlihat bahwa setiap harga dibawah $190 (dibawah harga
keseimbangan) akan terjadi kelebihan permintaan (excess demand) sebaliknya setiap
harga di atas harga keseimbangan akan terjadi kelebihan penawaran (excess supplay).
Analisis keseimbangan pasar dapat juga dilakukan melalui pendekatan
matematis berdasarkan fungsi permintaan dan penawaran produk x sebagai berikut :
Kondisi keseimbangan pasar : QDx = QSx
10.000 + 250Px = 200.000 – 750Px
Px = $190 dan Qx = 57.500 unit.
Gambar 5:
P
S
0 Q
Berdasarkan uraian di atas ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan ketika
ingin melakukan analisis keseimbangan pasar, yaitu :
1. Harga keseimbangan terbentuk pada saat jumlah yang diminta sama dengan
jumlah yang ditawarkan. Jika harga yang ditetapkan sekarang diatas harga
keseimbangan maka akan terjadi kelebihan penawaran (excess suppaly),
sebaliknya jika harga yang ditetapkan dibawah harga keseimbangan akan
terjadi kelebihan permintaan (excess Demand) (Gambar a).
18
2. Jika permintaan meningkat, misalkan karena adanya peningkatan pengeluaran
iklan, dll sementara penawaran tetap, maka harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan akan bergeser keatas, sebaliknya harga keseimbangan dan
jumlah keseimbangan akan bergeser kebawah (Gambar b).
3. Jika penawaran meningkat misalnya karena ada penurunan harga dari input
yang digunakan dalam proses produksi sementara permintaan tetap, maka
harga keseimbangan akan menurun dan jumlah keseimbangan akan naik,
sebaliknya harga keseimbangan akan meningkat dan jumlah keseimbangan
akan menurun (Gambar c).
4. Untuk produk-produk tertentu, penetapan harga diatur atau dikendalikan oleh
pemerintah, seperti pupuk, semen, gabah, jalan tol, jasa transportasi, listrik,
dll., hal ini berarti Pemerintah memberlakukan harga dasar (floor price) dan
harga eceran tertinggi (ceiling price). Harga eceran tertinggi (HET) atau harga
patokan setempat (HPS) yang diberlakukan merupakan harga maksimum yang
diijinkan oleh pemerintah kepada produsen atau penjual untuk menetapkan
harga jual. Sedangkan harga dasar (floor price) yang diberlakukan merupakan
harga minimum yang ditetapkan pemerintah kepada penjual dalam
menetapkan harga jual produk itu. Jika pemerintah menetapkan HET atau
HPS lebih tendah dari harga keseimbangan pasar, maka akan terjadi kelebihan
permintaan (excess demand) dan berakibat terjadi kekurangan produk itu
dipasar, karena konsumen akan membeli lebih banyak produk, sedangkan
pihak produsen akan menjual produknya dalam jumlah yang lebih sedikit.
Sebaliknya akan terjadi kelebihan penawaran (excess suplay). Gambar d.
5. Apabila pemerintah menetapkan harga dasar (floor price) lebih tinggi dari
harga keseimbangan pasar, maka akan terjadi kelebihan penawaran produk itu
dipasar, karena harga yang ditetapkan itu menyebabkan produsen ingin
menjual produknya lebih banyak, sedangkan konsumen akan membeli produk
itu dalam jumlah yang lebih sedikit. Keadaan sebaliknya akan terjadi
kelebihan perimintaan, yang berakibat akan terjadi kekurangan produk itu di
pasar, karena konsumen akan membeli produk itu dalam jumlah yang lebih
banyak. Dengan demikian penetapan harga eceran tertinggi (ceiling price)
19
maupun harga dasar (floor price) dari suatu produk, seharusnya perlu
memperhatikan kondisi keseimbangan pasar dari produk itu agar tidak
menimbulkan gejolak di pasar, (Gambar e).
S
S
D1
D D2 Do
0 Q 0 Q
So S
S1
450
350
D D
0 Q 0 18 30 45 Q
Gambar (6.e)
P
0 18 30 40 Q
SOAL-SOAL LATIHAN
20
1. Misalkan dalam sebuah pasar hanya terdapat 2 orang konsumen, misalkan
konsumen A dan B. Jika fungsi permintaan konsumen A adalah Q A = 10 – P dan
fungsi permintaan konsumen B adalah QB = 8 – 0,8P. Bagaimana kurva
permintaan masing-masing dan kurva permintaan pasar?
2. Akibat krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada tahun 1988 yang lalu telah
mengakibatkan biaya operasional angkutan udara meningkat, sehingga banyak
perusahaan penerbangan menaikan tarif angkutan udara. Jelaskan akibat kenaikan
tarif itu terhadap hal-hal berikut :
a. permintaan untuk menggunakan angkutan udara
b. Permintaan menggunakan Hotel
c. Permintaan untuk sewa Mobil
4. Jika diketahui bahwa fungsi permintaan untuk suatu produk (X) adalah sebagai
berikut : QDx = 60 – 2Px + 10I + 7Py
Keterangan :
Qdx : Jumlah produk X yang diminta, diukur dalam satuan unit
Px : Harga produk X, diukur dalam satuan dollar
I : Rata-rata pendapatan konsumen, diukur dalam ribuan dollar
Py : Harga dari produk lain (Y) yang berkaitan dengan produk X,
diukur dalam dollar.
Pertanyaan :
a. Apakah produk X merupakan produk Normal atau produk Inferior?
b. Apakah produk X dan produk Y merupakan dua produk substitusi atau
komplementer?
c. Jika diketahui I = $40, Py = $20., tentukan fungsi permintaan untuk produk X
d. Apabila diketahui fungsi penawaran dari produk X adalah :
Qsx = -600 + 10Px. Tentukan harga dan jumlah keseimbangan barang X
e. Jika adanya perbaikan (terobosan) teknologi serta adanya program efisiensi
yang memungkinkan produk X dapat dihasilkan dengan biaya yang lebih
murah sehingga mengubah fungsi penawaran produk X menjadi :
Qsx = -360 +10Px. Carilah keseimbangan pasar barang X yang baru.
f. Gambarkan kurvanya sebelum dan sesudah perbaikan tingkat teknologi.
21
5. Misalkan Smith dari General Manager telah mengestimasi
persamaan regresi untuk permintaan mobil Chevrolet sebagai berikut :
Qc = 100.000 – 100Pc + 2000N + 50I + 30 Pf – 1000Pg + 3A + 40.000Pi
Keterangan :
Qc : Jumlah mobil yang diminta pertahun
Pc : Harga mobil Chevrolet, dalam dolar
N : Jumlah penduduk (Jutaan)
I : Pendapatan Disposibel per kapita , dalam dollar.
Pf : Harga mobil merek lain (Ford), dalam dollar
Pg : Harga riil bensin, dalam sen per galon
A : Pengeluaran Iklan, dalam dollar per tahun
Pi : Insentif untuk kredit mobil
Pertanyaan :
a. Tentukan perubahan jumlah mobil Chevrolet yang dibeli tiap tahunnya (Qc)
untuk setiap perubahan dalam variabel independen atau variabel bebasnya.
b. Tentukan nilai Qc, jika rata-rata nilai : Pc = $9000, N = 200 juta, I = $10.000,
Pf = $8000, Pg = 80, A = $200.000 dan Pi = 1
c. Turunkan persamaan permintaan untuk mobil Chevrolet
d. Gambarkan kurvanya.
22
8. Informasi yang diperoleh dari pasar komoditas A adalah : Q D =
300 – 20P dan QS = 10P. pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp 2 per unit
komoditas yang dijual. Tentukan pengaruh atas pemberian subsidi ini terhadap
keseimbangan pasar yang terbentuk.
Bab 3
Konsep Dasar
Pengukuran Elastisitas
23
Meskipun secara teoritis ada sepuluh variabel yang mempengaruhi
permintaan akan suatu produk, namun hanya tiga (3) variabel yang termasuk dalam
variabel endogen (variabel yang dapat dikendalikan oleh pihak
manajemen/perusahaan), yaitu variabel harga, iklan dan features atau atribut dari
produk itu. Dari ketiga variabel tersebut sesungguhnya hanya dua variabel yang
dianggap paling penting untuk dianalisis, yaitu variabel harga dan iklan., sedangkan
variabel features atau atribut biasanya sudah melekat dengan variabel kualitas produk
dan pelayanan, dan dalam ekonomi manajerial dianggap konstan, artinya produk
maupun pelayanan yang diberikan oleh produsen harus memenuhi criteria kualitas
tertentu agar dapat kompetitif dengan produk sejenis lainnya dalam pasar., itu artinya
produk maupun pelayanan mutlak dipenuhi bagi produsen yang berorientasi pada
pasar atau pelanggan.
Elastisitas harga dari permintaan atau sering disebut elastisitas permintaan
merupakan suatu ukuran kepekaan konsumen akibat perubahan harga produk.
Elastisitas diukur melalui koefisien elastisitas yang umumnya dinotasikan dengan ep,
dan didefinisikan sebagai : persentase perubahan jumlah barang yang diminta dibagi
dengan persentase perubahan harga. Rumusan elastisitas permintaan adalah :
ep = (%ΔQ / %ΔP) = (ΔQ/Q) / (ΔP/P) = (ΔQ/ΔP) X (P/Q)
Karena hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta berbanding
terbalik (negatip) maka koefisien elastisitas permintaan selalu bernilai negatip, namun
koefisien elastisitas permintaan selalu diucapkan dalam nilai absolut
24
Diketahui fungsi permintaan akan sebuah barang ditunjukkan oleh persamaan
: QD = 245 – 3,5P. Hitungkah koefisien elastisitas permintaan jika pihak manjemen
menetapkan harga sebesar $10.
Penyelesaian :
ep = (%ΔQ / %ΔP) = (ΔQ/Q) / (ΔP/P) = (ΔQ/ΔP) X (P/Q)
Jika P = 10, maka QD = 245 – 3,5(10) = 210
ΔQ/ΔP = -3,5
P = 10 dan Q = 210
Maka ep = (ΔQ/ΔP) X (P/Q) = -3,5 X 10/210 = -0,167
Nilai koefisien elastisitas sebesar -0,167 berarti : jika harga barang dinaikkan sebesar
1% dari harga yang ditetapkan sekarang, maka jumlah barang yang diminta akan
turun sebesar 0,167%, sebaliknya jika harga barang diturunkan sebesar 1% dari harga
yang ditetapkan sekarang maka jumlah barang yang diminta akan naik sebesar
0,167% dari jumlah barang yang diminta sekarang. Nilai koefisien elastisitas diatas
menunjukkan bahwa permintaan akan barang ini bersifat Inelastis, karena nilainya
lebih kecil dari satu (ep < 1), jika sebaliknya maka permintaan akan barang itu
disebut elastis (ep > 1).
Berdasarkan kasus di atas maka strategi penetapan harga yang harus
dilakukan oleh pihak manajemen untuk meningkatkan penerimaan adalah menaikan
harga barang. Uraian mengenai strategi penetapan harga ini akan diuraikan kemudian.
Contoh 2.
Misalkan berdasarkan suatu survey pasar diketahui bahwa permintaan akan
suatu komoditi ditunjukkan oleh persamaan : P = 940 – 48Q + Q 2. Hitunglah
Elastisitas permintaan akan barang ini jika jumlah permintaan akan barang ini adalah
10 unit barang.
Penyelesaian :
Ep = (%ΔQ / %ΔP) = (ΔQ/Q) / (ΔP/P) = (ΔQ/ΔP) X (P/Q)
Jika Q = 10., maka P = 940 – 48(10 + (10)2 = 560
ΔP/ΔQ = -48 + 2Q = -48 + 2(10) = -28
ΔQ/ΔP = 1 / -28. Ep = (ΔQ/ΔP) X (P/Q) = (1/-28) X 560 / 10 = -2
25
Nilai koefisien elastisitas ini menunjukkan bahwa permintaan akan barang ini
bersifat elastis karena nilai absolut dari elastisitas lebih besar dari satu (ep > 1).
26
Ep = (ΔQ/ΔP) X (P/Q) = -15 (12,5 / 29,6) = -6,33
Nilai koefisien elastisitas sebesar -6,33 dapat diinterpretasikan bahwa apabila tingkat
harga rata-rata dalam interval harga 12,0 – 13,0 (12,5) per unit itu meningkat 1%,
maka jumlah permintaan rata-rata akan menurun sebesar 6,33% dari jumlah rata-rata
sekarang sebesar 29,6 unit. Proses perhitungan yang sama untuk titik-titik kombinasi
yang lain.
27
Setiap reaksi konsumen yang berkaitan dengan perubahan harga barang harus
ditanggapi secara hati-hati oleh pihak manajemen, apabila ingin membuat keputusan
yang berkaitan dengan penetapan harga dan output. Elastisitas permintaan
memberikan informasi penting kepada pihak manajemen tentang bagaimana
“penerimaan total “akan berubah apabila terjadi perubahan harga produk. Konsep
penting yang berkaitan dengan keputusan penetapan harga dan output adalah
“Penerimaan Marjinal (MR)”. Penerimaan Marjinal didefinisikan sebagai
penambahan penerimaan total (TR) yang disebabkan oleh penambahan penjualan
sebesar satu unit output., yang secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :
MR = ΔTR / ΔQ.
Penerimaan marjinal selalu dikaitkan dengan elastisitas permintaan (ep),
karena penerimaan marjinal (MR) selalu melibatkan perubahan dalam penerimaan
total (TR) yang disebabkan oleh pergerakan sepanjang suatu kurva permintaan.
Contoh :
Perhatikan tabel berikut yang diturunkan dari tabel sebelumnya.
Tabel 3.3
Hubungan antara Elastisitas Permintaan dengan
Penerimaan Marjinal (MR)
28
grafik, kurva penerimaan marjinal letaknya berada dibawah kurva permintaan
(QDX).
2. Apabila Penerimaan Marjinal (MR) positip, penerimaan total (TR) akan
meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah produk yang terjual, dimana
elastisitas permintaannya bersifat elastis. Sebaliknya apabila penerimaan
marjinal (MR) negatip maka penerimaan total (TR) akan menurun, meskipun
terjadi peningkatan jumlah produk yang terjual, dimana elastisitas
permintaannya bersifat inelastis. Selanjutnya apabila penerimaan marjinal
(MR) sama dengan nol, maka penerimaan total akan maksimum dan elastisitas
permintaannya adalah uniter.
3. Untuk setiap kurva permintaan, baik yang linier maupun non linier, apabila
elastisitas permintaan bersifat elastis maka MR akan positip, jika inelastis,
MR akan negatip dan apabila uniter maka MR akan sama dengan nol. Bentuk
hubungan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
MR = P(1 + 1/ep).
Jika digambarkan akan nampak sebagai berikut :
TR
TR
0 Q
P
MR
0 Q
29
MR
3.6. Elastisitas Periklanan dan Permintaan
Pengeluaran Iklan merupakan salah satu variabel endogen yang dapat
dikendalikan oleh pihak manajemen, disamping variabel harga dan atribut produk.
Elastisitas periklanan memainkan peranan penting dalam pemasaran suatu produk,
karena dengan mengetahui elastisitas periklanan dapat dikaji : apakah strategi
periklanan yang dilakukan selama ini sudah efektif atau belum. Koefisien elastisitas
periklanan yang rendah menunjukan bahwa pengeluaran iklan serta strategi yang
dilakukan selama ini kurang efektif, karena itu perusahaan harus mengeluarkan
anggaran yang lebih besar agar mampu meningkatkan permintaan produk melalui
periklanan itu.
Perhitungan elastisitas periklanan menggunakan formula perhitungan
elastisitas secara umum, yaitu :
EA = (%ΔQ / %ΔA) = (ΔQ/Q) / (ΔA/A) = (ΔQ/ΔA) X (A/Q)
Tampak bahwa konsep perhitungan elastisitas periklanan dari permintaan
sama dengan perhitungan elastisitas permintaan, kecuali variabel harga diganti
dengan variabel pengeluaran iklan (A). Berdasarkan uraian ini maka hal penting yang
harus diketahui ketika memahami konsep elastisitas permintaan adalah hubungan
antara elastisitas permintaan dan penerimaan total (TR). Hal ini penting terutama
ketika ingin melakukann strategi perubahan (peningkatan atau penurunan) harga
produk untuk meningkatkan penerimaan total (TR). Bentuk hubungan antara
elastisitas harga dengan penerimaan total (TR) ditunjukkan dalam tabel 2.3 berikut :
Tabel 3.4
Hubungan antara Elastisitas Permintaan dengan
Penerimaan Total (TR)
30
3 Inelastis : ep < 1 ● Meningkat ● Meningkat
● Menurun ● Menurun
SOAL-SOAL LATIHAN
31
$50 16
$40 24
$30 32
$20 40
$10 48
32
Pada tingkat tariff $9, apakah Terry perlu menaikkan tarif ? Jelaskan perlu
atau tidak !
8. Cream Perlor merupakan satu-satunya es krim parlor di Smithtoun. Michael
putra dari pemiliknya baru selesai kuliah dari Magister Manajemen. Dalam
kuliah Ekonomi Manajerial ia telah mempelajari mengenai analisis
permintaan dan elastisitas dan ia memutuskan untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah diperolehnya untuk mengestimasi permintaan es krim dari
perusahaan milik ayahnya selama musim liburan panas. Menggunakan
analisis regresi Michael menemukan fungsi permintaan sebagai berikut : Qi =
120 – 20Pi
Keterangan :
Qi = Jumlah es krim yang disajikan
Pi = Harga es krim
Michael meskipun baru menyelesaikan Magister Manajemen dan telah
mempelajari ekonomi manajerial namun ia masih bingung karena ia sering
absen selama kuliah, karena itu ia minta bantuan saudara untuk :
a. Membuat skedul dan kurva permintaan untuk es krim yang ia jual pada
tingkat harga $6, $5, $4 dan seterusnya.
b. Menghitung elastisitas permintaan titik jika Michael menetapkan harga $4
per porsi.
c. Pada tingkat harga itu apakah Michael perlu menaikkan harga?
d. Jika Ia menetapkan harga $2, bagaimana dengan elastisitasnya?
33
Bab 4
Konsep-Konsep Dasar
Produksi dan Biaya Produksi
34
(3) Produksi Marjinal (MP = Marginal Product) setiap input, yang mengukur
tambahan output per unit tambahan input yang digunakan dalam proses
produksi. Untuk menghitungnya digunakan rumusan :
MPi = ∆Q / ∆I
Jika input itu adalah tenaga kerja (L), maka :
MPL = ∆Q / ∆L
Produksi Mrginal dari input sering digunakan untuk mengukur produktivitas
marginal dari input yang digunakan itu.
(4) Produk Rata-rata (AP = Average Product) dari setiap faktor produksi, yang
mengukur rata-rata output per unit input yang digunakan. Untuk
menghitungnya digunakan formula :
API = Q/I
Jika input itu misalnya tenaga kerja (L), maka APL = Q/L
Produk Rata-rata input sering digunakan untuk mengukur produktivitas rata-
rata dari input yang digunakan itu.
(5) Elastisitas produksi dari input (ei) yang mengukur : Persentase perubahan
output (%∆Q) akibat persentase perubahan penggunaan jumlah input (%∆I).
Elastisitas produksi dari input dihitung dengan formula :
35
produksi, karena merupakan indikator penting dalam pembuatan keputusan
manajerial yang efektif.
Hubungan masing-masing indikator di atas ditunjukkan dalam tabel berikut
ini :
Tabel 4.1.
Hubungan antara MP, AP, E dan strategi pembuatan keputusan
36
tenaga kerja,berdasarkan informasi elastisitas output (produksi) dan tenaga kerja
(EL).
Tabel 4.2.
Hubungan antara elastisitas output (produksi) dari tenaga kerja
dengan Prduktivitas rata-rata tenaga kerja
37
memasukan biaya alternatif atau biaya oportunitas dari seluruh input baik yang
dimiliki sendiri atau yang dibeli oleh perusahaan.
Untuk mengendalikan biaya produksi, ada beberapa strategi yang dapat
dilakukan, diantaranya adalah :
1. Biaya produksi harus dipandang sebagai keuntungan
potensial, dan tidak dilihat sebagai ongkos atau pengeluaran yang memang harus
dilakukan. Oleh karena itu reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi
(misalnya menghilangkan pemborosan, mengurangi produk cacat, meningkatkan
kualitas produk, meningkatkan produktivitas, dll) akan meningkatkan keuntungan
perusahaan.
2. Pihak manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi
yang bernilai tambah, jadi tidak sekedar mengubah input manjadi output, yaitu
dengan jalan melakukan produksi pada tingkat biaya yang paling minimum.
Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi
penetapan harga yang kompetitip di pasar.
3. Jika produk yang dihasilkan mempunyai keunggulan
kompetitip dipasar, maka akan meningkatkan pangsa pasar (market share). Hal ini
berarti akan meningkatkan Penerimaan Total (TR) dari penjualan produk-produk
yang dihasilkan itu.
4. strategi reduksi biaya dan penetapan harga produk yang
kompetitip di pasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena
keuntungan (Laba) adalah net benefit antara total revenue (TR) dengan total cost
(TC)., atau dirumuskan sebagai : π = TR – TC.
5. Dengan demikian strategi yang harus dilakukan adalah :
(1) melaksanakan kegiatan produksi pada tingkat biaya produksi yang minimum,
(2) menetapkan harga produk yang kompetitip di pasar, (3) memperluas pangsa
pasar (market share) melalui keunggulan kompetitip (meningkatkan daya saing
terus menerus), (4) memperoleh penerimaan total (TR) yang terus menerus
meningkat, (5) memperoleh keuntungan yang terus menerus meningkat dan (6)
meningkatkan kesejahteraa bagi stakeholders, seperti pemegang saham,
karyawan, manajemen, masyarakat, bangsa dan negara.
38
berdasarkan beberapa strategi pengendalian biaya produksi di atas, maka ada
beberap indikator pengukuran biaya produksi yang dapat dilakukan untuk
mengevaluasi performansi sistem produksi. Indikator-indikator itu antara lain:
1. Biaya Total ( TC = Total Cost) yang merupakan penjumlahan antara biaya
tetap total (TFC = Total Fixed Cost) dan biaya variabel total (TVC = Total
Variable Cost). Atau dapat dituliskan : TC = TFC + TVC
2. Biaya rata-rata (AC = Average Cost) merupakan pembagian antara
komponen biaya total (TC) dengan jumlah output yang dihasilkan (Q). atau
dapat dituliskan : AC = TC / Q., AFC = TFC / Q., AVC = TVC / Q., Atau AC
= AFC + AVC.
3. Biaya Marginal (MC = Meginal Cost) yang mengukur tambahan biaya total
per unit tambahan output yang dihasilkan., atau bisa dituliskan :
MC = ∆TC / ∆Q = ∆TVC / ∆Q.
Hubungan ini diperoleh dari :
MC = ∆TC / ∆Q = ∆(TFC + TVC) / ∆Q = (∆TFC / ∆Q) + ∆TVC/∆Q) = 0 +
(∆TVC / ∆Q) = ∆TVC / ∆Q.
Catatan : Biaya Tetap Total (TFC) tidak dipengaruhi oleh jumlah output yang
dihasilkan dalam jangka pendek, sehingga ∆TFC / ∆Q = 0
4. Elastisitas biaya (Ec) yang mengukur persentase perubahan Biaya Total
(%∆TC) sebagai akibat perubahan persentase output yang diproduksi (%∆Q).
Elastisitas biaya dihitung dengan formula :
Ec = (%∆TC)/(%∆Q) = (∆TC/TC)/(∆Q/Q) = (∆TC/∆Q)/(TC/Q)
= MC/ AC
Tampak bahwa elastisitas biaya dari output merupakan perbandingan antara
biaya marjinal dengan biaya rata-rata.
Catatan : Dalam konsep produksi, menjelaskan hubungan antara output (Q)
dengan dengan input (I) yang digunakan dalam proses produksi, sehingga bisa
dituliskan : Q = f(I). Sedangkan dalam konsep biaya menjelaskan hubungan
antara biaya produksi (Cost) dengan jumlah output yang dihasilkan, sehingga
bisa ditulis : C = f(Q).
39
Dari indikator-indikator pengukuran Biaya Produksi di atas maka
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : Biaya Marjinal (MC), Biaya Rata-rata
(AC, AFC, AVC) dan Elastisitas Biaya produksi (Ec), karena merupakan
indikator penting dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan strategi
pengendalian biaya untuk meningkatkan efisiensi produksi.
Hubungan antara Biaya Marjinal, Biaya Rata-rata, Elastisitas Biaya
Produksi dan strategi pembuatan keputusan Manajerial ditunjukkan dalam
tabel berikut :
Tabel 4.3
Hubungan antara Biaya Marjinal, Biaya Rata-rata, Elastisitas Biaya
Produksi dan strategi pembuatan keputusan Manajerial
40
SOAL-SOAL LATIHAN
2. Tabel berikut menunjukkan banyaknya output total yang dihasilkan dari berbagai
kombinasi input Modal (K) dan tenaga kerja (L).
a. Hitung Produk Marjinal (MP), Produk Rata-rata (AP) dan Elastisitas Produksi
dari Tenaga Kerja (EL) pada saat penggunaan Modal (K) = 2 Unit. Bagaimana
hubungan antara MPL, APL, EL dan keputusan Manajerial yang harus dibuat?
b. Hitung Produk Marjinal dari Tenaga Kerja (MPL) pada berbagai tingkat
penggunaan Modal (K).
41
3. PT. INA adalah sebuah perusahaan yang memproduksi Kosmetik merek Cantik.
Dua kolom pertama dalam tabel dibawah ini menunjukkan skedul produksi
jangka pendeknya, yang hanya menggunakan input variabel tenaga kerja (L),
sedangkan input mesin dianggap sebagai input tetap pada tingkat penggunaan
lima (5) unit mesin per periode waktu. Biaya penggunaan mesin diperhitungkan
sebesar $2000 per unit mesin per periode waktu. Upah tenaga kerja
diperhitungkan sebesar $500 per orang per periode waktu. Skedul produksi
selama beberapa periode waktu ditunjukkan dalam Tabel dibawah ini. Saudara
diminta untuk melengkapi tabel itu dengan menghitung biaya-biaya yang relevan.
4. PT. ABC adalah sebuah perusahaan pemasok peralatan kantor (ATK) yang saat ini
sedang melayani 80 pelanggan. Suatu penelitian yang dilakukan oleh bagian
pemasaran, menduga biaya-biaya Administrasi dan penjualan per pelanggan
adalah : TC = 30.000 + 50Q + 3Q2
Dimana :
TC : Biaya Total per tahun ($)
Q : Banyaknya pelanggan
5. PT. MAJU TERUS adalah sebuah perusahaan industri manufaktur yang saat ini
sedang mempekerjakan 20 orang tenaga kerja. Hanya satu input variabel yang
dipertimbangkan dalam produksi jangka pendek, yaitu tenaga kerja dengan tingkat
upah $60 per tenaga kerja per periode waktu. Produksi rata-rata (APL) adalah 30
unit, sedangkan tenaga terakhir (tenaga kerja ke – 20) mampu menambah 12 unit
42
pada output total. Biaya tetap total (TFC) diperhitungkan sebesar $3600.
Berdasarkan informasi yang disajikan di atas, saudara diminta untuk menghitung :
a. Biaya Marjinal jangka pendek (SMC) dan biaya variabel rata-rata jangka
pendek (AVC).
b. Tingkat output yang sedang diproduksi oleh PT. Maju Terus.
a. Hitung biaya total (TC) dan biaya rata-rata (AC), apabila pada tahun
mendatang perusahaan merencanakan akan menghasilkan jumlah output
sebanyak 4000 unit.
43
b. Apakah peningkatan produksi dari 2000 unit menjadi 4000 unit
mengakibatkan penurunan biaya per unit? Jelaskan.
8. Dua perusahaan dalam industri yang sama, menjual produknya seharga $10 per
unit, tetapi perusahaan yang satu mempunyai TFC $100 dan AVC $6. Sedangkan
perusahaan yang lain mempunyai TFC $300 dan AVC $3,33. (Lihat Dominick
Salvatore, hal 341).
a. Tentukan jumlah output balik modal atau pulang pokok (BEP) dari
masing-masing perusahaan. Mengapa output balik modal (pulang pokok) dari
perusahaan kedua lebih besar dari perusahaan pertama?
b. Cari derajat tuasan operasi (DOL = Degree of Operating Leverage)
untuk masing-masing perusahaan pada saat Q = 60 dan Q = 70. Mengapa
derajat tuasan operasi lebih besar pada perusahaan kedua dibanding perusahaan
pertama? Mengapa derajat tuasan operasi lebih besar pada Q = 60 daripada Q =
70?
9. Sebuah perusahaan penerbit buku, menerbitkan buku Ekonomi Manajerial,
dimana biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel rata-rata (AVC) diestimasikan
sebagai berikut : (Dominick Salvatore)
-----------------------------------------------
Biaya Tetap Total :
Penyuntingan naskah : $10.000
Setting Naskah : $70.000
Penjualan & Promosi : $20.000
44
a. Tentukan output balik modal atau pulang pokok dan Penerimaan Total
Perusahaan (TR).
b. Tentukan output yang akan menghasilkan laba total sebesar $60.000 dan
Penerimaan total perusahaan pada tingkat output tersebut.
Surplus Konsumen dan Surplus Produsen :
Untuk mencari surplus konsumen, terlebih dahulu perlu dicari harga per unit pada
saat QD = 0
SK = (Harga (P) pada saat Q D = 0, dikurangi dengan (-) Harga keseimbangan (Pe)
X Jumlah keseimbangan (Qe) / 2
Atau :
Surplus Konsumen (SK) diperoleh dari : menghitung luas segi tiga bagian atas,
yaitu : (alas X tinggi) : 2
Sedangkan Surplus Produsen dihitung dari : menghitung luas segi tiga bagian
bawa, yaitu : (alas X tinggi) : 2
45
DAFTAR PUSTAKA
Bilas, Richard., 1972. Teori Ekonomi Mikro, Edisi ke dua, Erlangga, Jakarta.
Dumairy, 1991. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kedua,
Cetakan Kesebelas, BPFE , Yogyakarta.
Henry Faizal Noor, 2007. Ekonomi Manajerial., PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Michael R. Bayed an Jeffrey T. Prince., Ekonomi Manajerial dan dan Strategi Bisnis,
Buku1, Salemba Empat, 2016.
46
Sugiarto, dkk., 2002. Ekonomi Mikro, Sebuah Kajian Komprehensif. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sadono Sukirno, 2006. Mikro Ekonomi, Teori Pengantar, Edisi Ketiga, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
47