Anda di halaman 1dari 11

INJEKSI

I. Nama Sediaan
1.1. Injeksi Dexamethason
1.2. Injeksi Cefotaxim

II. Kekuatan Sediaan


2.1 Injeksi Dexamethason : 4 mg/mL
2.2 Injeksi Cefotaxim : 1 g/vial

III. Preformulasi Zat Aktif


3.1 Injeksi Dexamethason Na-fosfat (Dirjen POM, 1995: 289, Martindale,
2009: 468).
- Pemerian: Serbuk hablur; putih atau agak kuning; tidak berbau atau agak
berbau etanol, sangat higroskopis.
- Kelarutan: Mudah larut dalam air
- pH: 7 dan 8.5 (Dirjen POM, 2014: 291).
- Stabilitas: Larutan dan suspensi dari derivat dexamethason tidak tahan
panas dan tidak dapat disterilisasi menggunakan autoklaf. Larutan harus
dilindungi dari cahaya dan dingin
- Inkompatibilitas: Fakta bahan yang sudah diamati dengan 2 jam ketika 1 ml
dexamethason sodium fosfat injeksi setelah dicampur dengan 5 ml air steril
dan 1 ml larutan injeksi dari proklorperazin edisilate/vankomisin HCl
- Khasiat: Edema serebral

3.2 Injeksi Cefotaxim

- Pemerian: Serbuk; putih atau hampir kuning; higroskopis


- Kelarutan: Bebas larut dalam air; agak larut dalam metil alkohol, 10% larut
dalam air
- Titik leleh: 162 - 163℃ (codex 12th, 778)
- pH: 5-7.5 (codex 12th, 777)
- BM: 477,45
- Stabilitas: dalam larutan aqua stabil pada pH optimum antara 4,3 – 6,2
(buffer fosfat) (codex 12th, 778).
- Inkompatibilitas: dengan larutan alkalin seperti sodium bikarbonat,
sebaiknya diberikan terpisah dengan aminoglikosida (codex 12th, 778).

IV. Pengembangan Formula


4.1 Injeksi Dexamethason
Formula umum:
Tiap 2mL mengandung :
Dexamethason 4mg/mL
Setara dengan Dexamethason Natrium Fosfat 4,4mg/mL
Natrium benzoat 0,5%
Aqua pro injection ad 2 ml

Dexamethason Na-fosfat digunakan karena mudah larut dalam air


sedangkan dexamethason praktis tidak larut dalam air karena injeksi akan dibuat
menggunakan air sebagai pelarut. Pelarut yang digunakan yaitu aqua pro injection
sedangkan pengawet yang digunakan adalah natrium benzoat yang berfungsi
sebagai antimikroba. Penggunaan pengawet karena injeksi dalam wadah vial
pengambilannya berulang (multiple doses) dan mudah terkontaminasi dengan
udara. Natrium benzoat dengan pH 8 bisa untuk mempertahankan pH zat aktif.
Dosis dexamethason natrium fosfat dipilih 4mg ditujukan kepada penderita edema
cerebral (0,5-24 mg/hari)

4.2 Injeksi Cefatoxim

Cefatoxim Na adalah bentuk garam dari cefatoxim, dipilih untuk


meningkatkan kelarutan dalam air karena cefatoxim Na mudah larut dalam air.
Memiliki pH antara 4,5 dan 6,5 sehingga digunakan larutan dapar fosfat ph 7,4 yang
mendekati ph cefatoxim 6,5. Sehingga sama dengan pH cairan tubuh. Air yang
digunakan untuk injeksi adalah air yang bebas pirogen yang digunakan untuk
membuat larutan injeksi sebagai pembawa

V. Perhitungan Tonisitas/Osmolaritas
0,44
Dexamethason = × 0,2 =
100

No Nama Bahan Jumlah % zat E T = ExW


1 Dexamethason 0,44% 0,18 44 x 0,18 =
0,0792
2 Natrium Benzoat 0,5% 0,40 0,5 x 0,40 =
0,2
Jumlah 0,2792%
(Hipotonis)

NaCl yang ditambahkan agar isotonis: 0,9% - 0,2792% = 0,6208%


NaCl yang ditambahkan dalam 2mL = 0,6208% x 2mL = 0,012416 g =
12,416mg.
VI. Formula Akhir
6.1 Injeksi Dexamethason
R/ Dexamethason Na-fosfat 4mg
Natrium benzoat 0,5%
Natrium Klorida 12,416mg
A.p.i ad 2 ml

6.2 Injeksi Cefatoxim


R/ Cefotaksim 1,05 mg/mL
Na benzoat 0,5%
Na2HPO4 0,0243 g
NaH2PO4 0,0013 g
Dekstrosa q.s
A.p.i ad 10 mL
VII. Preformulasi Eksipien
7.1 Injeksi Dexamethason
7.1.1 Natrium Benzoat (Rowe et al, 2009: 433, Dirjen POM, 1995: 584)
- Pemerian: Granul atau kristal putih; sedikit higroskopis; tidak berbau atau
berbau lemah seperti benzoin dan punya rasa manis; stabil di udara
- Kelarutan: Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; lebih
mudah larut dalam etanol 90%
- Inkompatibilitas: Komponen kuartener, gelatin, garam ferri, garam logam
berat seperti perak dan merkuri, aktivitas pengawet berkurang dengan kaolin
atau surfaktan ionik.
- Stabilitas: Baik disimpan dalam wadah tertutup, baik pada tempat yang
sejuk, kering.
- Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup di tempat kering
- Khasiat: Antimikroba
7.1.2 Aqua Pro Injection (Dirjen POM, 1979: 96)
- Pemerian: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau
- Kelarutan: Dapat bercampur dengan pelarut polar (Raymond, et al: 766)
- Bobot jenis: 1g/𝑐𝑚2
- pH larutan: 7
- Stabilitas: Secara kimiawi, air stabil terhadap semua bentuk fisik (es, cair,
gas) dalam penyimpanannya, air dilindungi terhadap kontaminasi ion
organik juga dilindungi terhadap masuknya fisik partikel asing dan
mikroorganisme (Kibbe, AH. 2009: 766).
- Inkompatibilitas: Pereaksi dengan obat-obat, zat tambahan lainnya yang
rentang terhadap hidrolisis, pada suhu kamar dan tinggi dapat bereaksi
dengan logam alkali. Air juga beraksi dnegan garam anhidrat, untuk
membentuk hidrat berbagai komposisi dan dengan bahan organik tertentu
dan kalsium karbida (Kibbe, AH.2009:766).
- Khasiat: pembawa atau pelarut
7.1.3 Natrium klorida (Dirjen POM, 1995:584) (Rowe et al, 2009 :639)
- Pemerian: Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur
putih; rasa asin.
- Kelarutan: Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air
mendidih; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol.
- Stabilitas: Tahan Pemanasan Stabil dalam air. Harus disimpan dalam
wadah tertutup baik ditempat yang sejuk dan kering. Memiliki pH 4,5
dan 7
- Kegunaan: Pengencer tablet dan kapsul, agen tonisitas.
- Inkompatibilitas: Larutan natrium klorida berair bersifat korosif untuk
besi. mereka juga bereaksi membentuk endapan dengan garam perak,
timbal, dan merkuri. Oksidator kuat membebaskan klorin dari larutan
diasamkan natrium klorida. Kelarutan pengawet antimikroba
Methylparaben menurun dalam larutan natrium klorida berair dan
viskositas gel karbomer dan larutan dari hidroksietil selulosa atau
hidroksipropil selulosa berkurang dengan penambahan natrium klorida.
7.2 Injeksi Cefotaxim
7.2.1 Natrium Asam Fosfat (Exp:496;RPS18th:821;MD28th:641)
- Pemerian: Tidak berbau, tidak berwarna/putih, anhidratnya berupa
serbuk, kristal atau granul putih. Larutannya asam atau melepaskan CO2
dengan Natrium karbonat
- Kelarutan: 1 dalam 1 bagian air, praktis tidak larut dalam alkohol,
kloroform dan eter.
- Kegunaan: Bahan pendampar
- Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, tempat yang kering dan sejuk
- Inkompatibel: Dengan bahan-bahan alkali dan karbonat, larutannya
bersifat asam dan melepaskan CO2 dari karbonat. Hindari pemerian
dengan alumunium, Ca/Mg dalam bentuk garam karena dapat berikatan
dengan fosfat dan mengganggu absorpsinya pada saluran pencernaan.
Interaksi antara Ca dan fosfat membentuk kalsium fosfat yang tidak larut
dan mengendap.
- 𝑝H : 4,5
- BM: 119,98
- Stabilitas: Stabil secara kimia pada pemanasan 100oC, bentuk dihidrat
kehilangan seluruh air kristalisasinya. Pada pemanasan lebih lama
melebur dengan penguraian pada 205o membentuk hidrogen pirofosfat
(Na2P2O7) dan pada 250oC meninggalkan residu akhir natrium
metafosfat (NaPO3-).
7.2.2 Aqua Pro Injection (Dirjen POM, 1979: 96)
- Pemerian: Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau
- Kelarutan: Dapat bercampur dengan pelarut polar (Raymond, et al: 766)
- Bobot jenis: 1g/𝑐𝑚2
- 𝑝H larutan: 7
- Stabilitas: Secara kimiawi, air stabil terhadap semua bentuk fisik (es, cair,
gas) dalam penyimpanannya, air dilindungi terhadap kontaminasi ion
organik juga dilindungi terhadap masuknya fisik partikel asing dan
mikroorganisme (Kibbe, AH. 2009: 766).
- Inkompatibilitas: Pereaksi dengan obat-obat, zat tambahan lainnya yang
rentang terhadap hidrolisis, pada suhu kamar dan tinggi dapat bereaksi
dengan logam alkali. Air juga beraksi dnegan garam anhidrat, untuk
membentuk hidrat berbagai komposisi dan dengan bahan organik tertentu
dan kalsium karbida (Kibbe, AH.2009:766).
- Khasiat: pembawa atau pelarut
7.2.3 Dinatrium Hidrogen Fosfat (Exp;493;RPS18th;787:MD28th;641)
- Pemerian: Kristal putih, tidak berwarna, larutannya alkali, tidak berbau,
efforesensi, kristal transparan.
- Kelarutan: 1 gr dalam 4 mL air, 1 gr dalam 5 mL air, praktis tidak larut
dalam alkohol.
- Kegunaan: Bahan pendampar.
- Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik, tempat yang kering dan sejuk.
- Inkompatibel: Dengan alkaloid antipirin, kloralhidrat, asetat, pirogalol,
resorsinol, striknin, Ca glukonat.
- Stabilitas: anhidratnya higroskopis. Pada pemanasan 100oC kehilangan air
kristalnya. Pada suhu 400oC berubah menjadi pirofosfat (Na4P2O7), larutan
berairnya stabil.
- pH: 9,5 larutan 2% dalam air pH-nya 9-9,2.
- BM: 141,96
7.2.4 Dekstrosa

VIII. Penimbangan
8.1 Injeksi Dexamethason
Dik : Kekuatan sediaan Dexamethason = 4 mg/mL
BM Dexamethason = 392,47
BM Dexamethason Na.Fosfat = 494,506
Dit : gr Dexamethason Na-Fosfat
𝐵𝑀 𝐷𝑒𝑥𝑎𝑚𝑒𝑡ℎ𝑎𝑠𝑜𝑛 𝑁𝑎−𝑓𝑜𝑠𝑓𝑎𝑡
Jawab : × dosis Dexamethason
𝐵𝑀 𝐷𝑒𝑥𝑎𝑚𝑒𝑡ℎ𝑎𝑠𝑜𝑛
494,506
× 4 𝑔𝑟 = 5,04 gr
392,47

8.2 Injeksi Cefatoxim


Dik: Kekuatan sediaan Cefatoxime = 1 gr
BM Cefatoxime = 455,47
BM Cefatoxime natrium = 477,45
Dit: gr Cefatoxime natrium
𝐵𝑀 𝐶𝑒𝑓𝑎𝑡𝑜𝑥𝑖𝑚𝑒 𝑛𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚
Jawab: × dosis Cefatoxime
𝐵𝑀 𝐶𝑒𝑓𝑎𝑡𝑜𝑥𝑖𝑚𝑒
477,45
× 1 𝑔𝑟 = 1,05 gr
455,47

Bahan @1 vial @10 vial


Cefatoxim natrium 1 g + (10% x 1gr) = 11 g
1,1 g
Aqua p.i 10 mL + (10% x 10 110 mL
mL) = 11mL
NaH2PO 0,0084 g 0,0084 g
Na2HPO 0,0156 g 0,0156 g

IX. Penentuan Metode Sterilisasi


9.1 Dexamethason
Teknik sterilisasi filtrasi, karena injeksi dexamethason berupa larutan
yang tidak stabil terhadap pemanasan atau suhu tinggi. Filter yang
digunakan adalah filter yang berukuran 0,22 µm. Metode sediaan steril
menggunakan metode sterilisasi akhir, karena efektivitas metode ini
lebih baik dibandingkan metode secara aseptis.
9.2 Cefatoxime
Teknik sterilisasi filtasi, karena injeksi cefatoxime berupa larutan
sterildan bersifat termolabil dan dilihat dari kelarutannya dalam air yaitu
sangat larut dalam air maka dapat dilakukan dengan penyaringan
menggunakan membran filter berukuran 0,22 µm untuk menahan
mikroba, sehingga mikroba yang dikandung dapat dipisahkan secara
fisika. Metode sediaan steril menggunakan metode aseptis, karena
cefatoxime merupakan antibiotik yang tidak tahan terhadap pemanasan.

X. Prosedur Pembuatan
10.1 Injeksi Dexamethason
Metode sterilisasi akhir :
Zat ditimbang dengan menggunakan kaca arloji

Zat dilarutkan dengan aquabidest secukupnya didalam gelas piala yang dilengkapi
batang pengaduk. Kaca arloji yang dipakai sebagai alat menimbang dibilas
dengan aquabidest.

Setelah semua zat dilarutkan, larutan dituang ke dalam gelas ukur hingga volume
tertentu (di bawah volume yang seharusnya dibuat).
Larutan disaring ke labu erlenmeyer melalui corong dengan kertas saring
(0,22µm) yang sudah dibasahi. Kekurangan aquabidest digunakan sedikit demi
sedikit untuk membilas gelas piala, dikumpulkan kemudian dimasukkan dalam
larutan tadi sampai volume larutan tepat.

Dilakukan pengecekan pH, adjust pH bila diperlukan.

Larutan dituang ke dalam buret steril dan ujung buret ditutup dengan
menggunakan alumunium foil.

Jarum buret dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%. Larutan
dimasukkan ke dalam wadah (vial/ampul) sesuai volume.

Gassing (penggantian oksigen dengan nitrogen) dilakukan bila diperlukan.

Ampul/vial ditutup dengan metode yang sesuai

Proses sterilisasi akhir dilakukan menggunakan autoklaf (121oC, 15 menit)


dengan posisi wadah terbalik (dalam gelas piala yang telah dialasi kapas).

10.2 Injeksi Cefatoxim


Semua pengerjaan pembuatan sediaan dilakukan di bawah LAF
(Laminar Air Flow).

Semua bahan ditimbang


Masing-masing zat dilakukan sterilisasi dengan prosedur yang sesuai

Zat dilarutkan dengan aquabidest secukupnya didalam gelas piala yang dilengkapi
batang pengaduk. Kaca arloji yang dipakai sebagai alat menimbang dibilas
dengan aquabidest.

Setelah semua zat dilarutkan, larutan dituang ke dalam gelas ukur hingga volume
tertentu (di bawah volume yang seharusnya dibuat).

Larutan disaring ke labu erlenmeyer melalui corong dengan kertas saring


(0,22µm) yang sudah dibasahi. Kekurangan aquabidest digunakan sedikit demi
sedikit untuk membilas gelas piala, dikumpulkan kemudian dimasukkan dalam
larutan tadi sampai volume larutan tepat.

Dilakukan pengecekan ph, adjust ph bila diperlukan.

Larutan dituang ke dalam buret steril dan ujung buret ditutup dengan
menggunakan alumunium foil.

Jarum buret dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70%. Larutan
dimasukkan ke dalam wadah (vial/ampul) sesuai volume.

Gassing (penggantian oksigen dengan nitrogen) dilakukan bila diperlukan.

Ampul/vial ditutup dengan metode yang sesuai


Proses sterilisasi akhir dilakukan menggunakan autoklaf (121oc, 15 menit) dengan
posisi wadah terbalik (dalam gelas piala yang telah dialasi kapas).

*) pengerjaan dilakukan di bawah laf

XI. Evaluasi Injeksi


11. 1 Larutan
1. Penetapan pH (DirJen POM, 1995: 1039-1040)
Cek pH larutan menggunakan pH meter atau indikator dan kertas indikator.
2. Bahan partikulat dalam injeksi
3. Keseragaman sediaan
4. Penetapan volume injeksi dalam wadah
5. Uji kejernihan larutan (Lachman: 1355)
Pemeriksaan kejernihan dilakukan secara visual oleh seorang di bawah
cahaya penerangan yang baik berlatarkan hitam putih, sehingga jika ada
partikel lebih dari mikrometer akan terlihat.
6. Uji sterilitas
7. Uji pirogen (Volume lebih dari 10 ml)
8. Uji kebocoran
11.2 Suspensi
1. Uji sterilitas
2. Penetapan pH
3. Penetapan volume injeksi dalam wadah
4. Viskositas dan aliran
5. Volume sedimentasi dan kecepatan redispersi

XII. Wadah dan Kemasan

XIII. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai