Oleh :
JURUSAN BIOLOGI
2020
A. Aborsi
1.1 Pengertian Aborsi
Aboertus (aborsi) adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mampu hidup di
luar rahim (< 500 gram atau < 20-22 minggu) sedangkan seorang embrio mungkin hidup
di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.
Berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah kehamilan
tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan / kehamilan yang tidak dikehendaki atau
diinginkan. Aborsi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu aborsi spontan dan aborsi buatan.
Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi secara alami tanpa adanya upaya - upaya dari
luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Sedangkan aborsi buatan adalah
aborsi yang terjadi akibat adanya upaya - upaya tertentu untuk mengakhiri proses
kehamilan.
Aborsi tetap saja menjadi masalah kontroversial, tidak saja dari sudut pandang
kesehatan, tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi biasanya dilakukan
atas indikasi medis yang berkaitan dengan ancaman keselamatan jiwa atau adanya
gangguan kesehatan yang berat pada diri si ibu, misalnya tuberkulosis paru berat, asma,
diabetes, gagal ginjal, hipertensi, bahkan biasanya terdapat dikalangan pecandu (ibu yang
terinfeksi virus). Aborsi dikalangan remaja masih merupakan hal yang tabu, jangankan
untuk dibicarakan apalagi untuk dilakukan.
Berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2.000.000 kasus aborsi yang terjadi
setiap tahunnya di Indonesia. Berarti ada 2.000.000 nyawa yang di bunuh setiap tahunnya
secara keji tanpa banyak yang tahu.
Golongan umur yang melakukan
Pelaku Abortus
abortus
- 89% pada wanita yang sudah menikah - 34% berusia antara 30-46 tahun
- 11% pada wanita yang belum menikah (45% - 51% berusia antara 20-29 tahun
akan menikah kemudian, 55% belum ada - 15% berusia di bawah 20%
rencana menikah)
Dalam studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest (1998) yang menyatakan
bahwa:
ü 1% kasus aborsi karena perkosaan atau incest (hubungan intim satu darah),
ü 3% karena membahayakan nyawa calon ibu,
ü 3% karena janin akan bertumbuh dengan cacat tubuh yang serius.
ü 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang sifatnya untuk kepentingan diri
sendiri (takut tidak mampu membiayai, takut dikucilkan, malu atau gengsi).
B. Jenis-Jenis Aborsi
Aborsi dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan tingkat kejadiannya, seperti berikut
ini:
1. Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan
sehingga rongga rahim kosong.
2. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua dan plasenta.
3. Abortus iminen, yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam hal ini
keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan hormonal dan
anti pasmodica.
4. Missed labortion, keadaan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim
dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
5. Abartus habitualis atau keguguran berulang adalah keadaan dimana penderita
mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.
6. Abortus infleksious dan abortus septic, adalah abortus yang di sertai infeksi genital.