Modul Lemah Lesu
Modul Lemah Lesu
BLOK 6.6
Penyusun:
dr. Tisna Sendy Pratama, M.Si
dr. Viva Ratih Bening Ati, M.Si
dr. Wiwiek F, M.Sc
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan YME, salah satu modul
penunjang blok 6.6 telah disusun. Modul ini digunakan sebagai panduan kegiatan
skill lab materi lemah lesu. Blok 6.6 merupakan blok terakhir pada semester enam
atau pada tahun ketiga pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal
soedirman Purwokerto.
Dengan modul ini, diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan klinik untuk menentukan diagnosis dan
penatalaksanaan lemah lesu secara terstruktur dan komprehensif. Setelah belajar
skill lab materi lemah lesu, diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi
ataupun tatalaksana yang tepat pada berbagai kasus dengan keluhan utama lemah
lesu.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penyusunan modul ini. Modul ini masih jauh dari sempurna
sehingga saran dan kritik yang membangun kami harapkan dari semua pihak.
Penyusun
DAFRTAR ISI
B. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan
klinik untuk menentukan diagnosis dan penatalaksanaan kasus secara
terstruktur dan komprehensif, yang meliputi :
1) Penyakit infeksi
2) Penyakit non infeksi
2. PENDAHULUAN
Perasaan rasa lemah dan lesu atau dalam istilah medis disebut
dengan malaise adalah istilah untuk yang mencakup kondisi umum tidak
bertenaga, tidak nyaman, kurang sehat atau merasa sedang sakit. Malaise
merupakan gejala yang tidak spesifik dan bersifat subyektif. Derajat
keparahannya seseorang tidak dapat diukur. Dengan penyakit yang sama,
seseorang dapat merasakan gejala malaise namun pada orang lain belum
tentu merasakannya. Gejala tersebut seringkali merupakan penanda
subjektif dari proses penyakit yang akan atau sedang berlangsung sehingga
penting untuk dilakukan penelusuran sumber penyebab timbulnya malaise.
Secara umum malaise pernah dirasakan semua orang khususnya
jika sedang menderita penyakit. Gejala tersebut dapat dirasakan secara
fisik maupun psikis. Namun sebagian dapat timbul karena adanya
gangguan psikis. Beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan
timbulnya lemah dan lesu, yaitu:
Penyakit infeksi akut, seperti : influenza, pneumonia,
sindroma infeksi virus akut, infeksi bakteri akut, dan
sebagainya.
Penyakit infeksi kronis, seperti : AIDS, hepatitis kronis,
TBC, dan sebagainya.
Penyakit jantung paru Kegagalan fungsi organ, seperti :
ginjal atau hati
Gangguan jaringan penyambung, seperti : rheumatoid
arthritis, sarcoidosis, systemic lupus erythematous (SLE)
Gangguan metabolic dan endokrin, seperti : diabetes
mellitus, gangguan tiroid
Kanker, seperti : leukemia, kanker usus, dan sebagainya
Kelainan darah, seperti anemia
Gangguan psikiatri
Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat anti-kejang,
anti-histamin, golongan beta blocker untuk mengatasi
gangguan jantung,
dan sebagainya
3. DASAR TEORI
a. ANAMNESIS
Rasa lemah dan lesu atau malaise biasanya tidak berdiri sendiri.
Beberapa keluhan lain dapat menyertai malaise. Malaise juga dapat
menjadi keluhan penyerta untuk keluhan utama lain. Beberapa keluhan
yang dapat menyertai malaise akan berbeda jika akibat dari penyakit
fisik dibandingkan dengan diakibatkan oleh karena gangguan psikis.
Cemas
Perubahan mood, perilaku atau kepribadian
Depresi
Gangguan mengingat, berpikir, dan berbicara
Rasa lelah letih
Mudah tersinggung dan marah
Kurang bersemangat atau tidak berenergi
dsb
b. PEMERIKSAAN FISIK
Pada keluhan lemah dan lesu, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
fisik secara menyeluruh dari kepala hingga kaki. Hal tesebut perlu
dilakukan dikarenakan lemah lesu hampir menjadi gejala prodromal
sebagain besar penyakit.
Gambar 1. (a) anemia berat; (b) anemia ringan; (c) normal; dan
(d) normal
4. CONTOH KASUS
a. ANAMNESIS
Serang perempuan berusia 35 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan lemah dan lesu sejak satu bulan ini. Keluhan disertai
dengan cepat lelah, berdebar-debar, dan keluar darah saat BAB.
Pasien juga sering mengeluhkan mata berkunang-kunang dan nyeri
kepala. Selain itu seringkali timbul daging dari anusnya terutama
saat konsistensi BAB keras, namun dapat masuk kembali setelah
BAB. Daging yang muncul dari anus tersebut mulai muncul ketika
kehamilan pertama10 tahun yang lalu dan memberat sejak hamil
anak kedia 2 tahun yang lalu.
b. PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik payudara didapatkan keadaan umum
tampak sakit ringan serta pucat, tekanan darah 100/70 mmHg, suhu
36,7oC, frekuensi napas 24x/menit, denyut nadi 100x/menit,
konjunctiva pucat, pemeriksaan thoraks tidak didapatkan kelainan,
dan pemeriksaan abdomen dalam batas normal. Pada pemeriksaan
anus terlihat adanya kelainan. Pada pemeriksaan colok dubur
ampula tidak kolaps, tidak didapatkan benjolan/nyeri tekan,
permukaan mukosa halus, dan sarung tangan darah (+).
c. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hemoglobin : 5 g/dL
Hematokrit : 20%
Leukosit : 10.000 sel/mm3
Hitung trombosit : 150.000 sel/mm3
Laju endap darah (LED) : 14 mm/jam pertama
d. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Kerja: Anemia gravis et causa hemoroid interna grade II
Diagnosis Banding: Anemia defisiensi besi
e. PENATALAKSANAAN
i. Farmakologi
Asam tranexamat tablet 3 x 500 mg per oral
ii. Nonfarmakologi
Edukasi
Rujuk ke internis pro skleroterapi
REFERENSI
Betty S. 2012. Pemeriksaan Abdomen dan Hernia. Universitas Negeri Sebelas
Maret. Solo.
R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I.
Penerbit bukukedokteran EGC. Jakarta.