Anda di halaman 1dari 8

NEGARA

A. Pengertian Negara
Istilah Negara mengalami beberapa perkembangan, dapat kita catat beberapa
yang sering dijadikan padanan kata, dan masing – masing padanan kata Negara ini
memiliki karekternya sendiri. Negara terbentuk karna adanya manusia yang
membentuk bangsa. Dalam kontek pembahasan Negara.Dibawah ini, dijelaskan
perumusan mengenai Negara dari para pemikir klasik dan modern.
Para pemikir klasik mendefinisikan Negara antara lain, munculnya Negara
karna ada rasa timbal balikdan saling membutuhkan sesamamanusia (plato). Negara
adalah perkumpulan perkumpulan dari keluarga-keluarga untuk memperoleh hidup
yang sebaik-baiknya (Aristoteles).Terbentuknya Negara atau suatu kedaulatan sebuah
kontrak atau perjanjian sosial.Dalam perjanjian itu manusia menyerahkan hak –hakny
akepada penguasa Negara atau dewan rakyat.Sedangkan menurut Jean Jacques
Rousseu, Negara merupakan sebuah produk perjanjian sosial.Individu-individu dalam
masyaraka tsepakat menyerahkan hak-haknya, kebebasanya, kekuasaanya, yang
dimilikinya kepada suatu kekuasaaan bersama.Kekuasaan bersama ini yang
dinamakan Negara.1
Sepertidiatas, difinisi Negara bukan saja terhenti kepada pemikiran klasik.Dibawah
ini dijelaskan perumusan Negara menurut para pemikiran modern.
a. Menurut Harold J. Laski, suatu masyarakat yang dintegrasikan,karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa, dan yang secara sah lebih agung dari pada
kelompok yang merupakan kelompok dari pada masyarakat itu. Masyarakat
adalah suatu kelompok yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai keinginan
mereka bersama
b. Menurut G. Pringgodigdo, Negara adalah suatu alat untuk mengatur hubungan
masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Negara
mengatur cara-cara dan batasan –batasan dimana kekuasaan dapat digunakan
bersama baik secara individu dan kelompok maupun Negara itu sendiri.
Jadi, Negara adalah suatu daerah teriorial yang rakyatnya diperintah yang menuntut
warga negaranya untuk taat peraturan perundang undangan melalui pengusaan yang
sah.2

1
Eftiza. Ilmu Politik dari Ilmu Politik sampai Sistem Pemerintahan (Bandung:ALFABET CV. 2009). Hlm : 44
2
Mariam Budiarjo ,Dasar – dasar Ilmu Politik, (Jakarta:PTGramedia. 1998). Hlm : 39

1
B. Sifat – sifat Negara
1) Sifat Memaksa, artinya semua peraturan perundangan yang berlaku
diharapkan akan ditaati sehingga keamanan dan ketertiban negara pun akan
tercapai. Untuk mencapai hal tersebut negara dilengkapi kekuatan fisik secara
legalseperti adanya polisi, tentara, dan alat hukum lainnya (jaksa, hakim,
peradilan).
2) Sifat Monopoli, artinya negara berhak menentukan tujuan bersama
masyarakat, menentukan mana yang boleh dan tidak boleh mana yang baik
dan bertentangan dengan tujuan negara dan masyarakat.
3) Sifat Mencakup Semua, artinya segala peraturan perundangan yang berlaku
adalah untuk semua orang, semua warga negara, tanpa kecuali.3
C. Unsur – Unsur Negara
Untuk mengetahui hal – hal apa saja yang diperlukan bagi terbentuknya negara
(elemen daripada negara ), maka di bawah ini kan dibahas unsur – unsur dari negara.
Dimana Pasal 1 Montevideo (Pan American) Convention on Rights and Duties of
States of 1933 unsur negara detentukan sebagai berikut.4
a. Peduduk / Rakyat Tertentu
Rakyat suatu negara adalah semua orang yang secara nyata berada dalam
wilayah suatu negara yang tunduk dan patuh terhadap peraturan dalam negara
tersebut.
Secara sosiologis, rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh
rasa persamaan dan yang bersama – sama mendiami suatu wilayah tertentu.
Sedangkan secara yuridis, rakyat merupakan warga negara dalam suatu negara
yang memiliki ikatan hukum dengan pemerintah.5
Yang dimaksud dengan rakyat yaitu sekumpulan manusia dari kedua jenis
kelamin yang hidup bersama sehingga merupakan masyarakat, meskipun mereka
ini mungkin berasal dari keturunan, kepercayaan, dan kulit yang berlainan. Syarat
penting untuk unsur ini yaitu rakyat atau masyarakat ini harus terorganisasi
dengan baik.

3
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung : Alfabeta, 2010)
hlm : 88 - 89
4
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010 ) hlm :17
5
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung : Alfabeta, 2010)
hlm : 89

2
Bangsa dirtikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan satu kesatuan
karena mempunyai persamaan kebudayaan. Misalnya, bahasa, adat kebiasaan,
agama dan sebagainya.
Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu
negara. Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara
warga negara dan negaranya. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
terhadap negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan
perlindungan terhadap warga negaranya. 6
b. Wilayah
Wilayah merupakan salah satu unsur mutlak bagi suatu negara. Jika warga
negara merupakan merupakan dasar personal suatu negara, maka “wilayah”
merupakan landasan material atau landasan fisik negara. Suatu bangsa nomaden
tidak mungkin mempunyai negara walaupun mereka memiliki warga dan
penguasa sendiri.
Wilayah suatu negara biasanya terdiri atas wilayah daratan, lautan, udara, dan
eksteritorial. Mungkin juga wilayah negara hanya terdiri atas daratan, udara, dan
eksteritorial, tidak memiliki wilayah lautan.
Wilayah Daratan, batas daratan biasanya ditentukan ciri – ciri alamiah
seperti gunung, dan sungai, atau mungkin dibuat batas buatan dalam bentuk
tembok pembatas.7
c. Pemerintah Yang Berdaulat
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat undang – undang dan
melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan) yang tersedia. Negara
mempunyai kekuasaan tertinggi untuk memaksa semua penduduknya agar
menaati undang – undang serta peraturan – peraturannya. Di samping itu, negara
mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan – serangan dari negara lain
dan mempertahankan kedaulatan keluar (exterenal sovereignty). Untuk itu negara
menuntut loyalitas yang mutlak dari warga negaranya.
d. Pengakuan dari negara lain

6
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010 ) hlm :17
7
Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan, (Bandung : Alfabeta, 2010)
hlm : 90

3
Pengakuan negara yang satu terhadap negara lain memungkinkan hubungan
antar negara – negara itu. Hubungan tersebut bisa berupa hubungan diplomatik,
hubungan dagang, kebudayaan dan lain – lain.
Unsur ini bukan merupakan syarat mutlak bagi adanya suatu negara, karena
unsur ini bukan merupakan unsur pembentukan bagi badan negara melainkan
hanya bersifat menerangkan saja tentang adanya negara. Jadi hanya deklaratif,
bukan konstitutif.
Tanpa pengakuan dari Negara lain suatu negara tetap dapat berdiri, misalnya USA
memproklamirkan kemerdekaannya pada 1776, sedangkan pengakuan dari Inggris
baru diberikan pada 1873.
Pengakuan dari negara ini terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Pengakuan de facto, yakni yang berdasarkan kenyataan yang ada atau
fakta yang sungguh – sungguh nyata tentang berdirinya suatu negara.
Pengakuan ini ada yang bersifat tetap ada juga yang bersifat sementara.
2) Pengakuan de Jure, yaitu pengakuan berdasarkan pernyataan resmi
menurut hukum internasional. Pengakuan de jure juga ada yang bersifat
tetap dimana pengakuan dari negara lain itu berlaku untuk selamanya
karena kenyataan yang menunjukan adanya pemerintah yang stabil. Di
samping itu ada juga pengakuan de jure yang bersifat penuh dimana terjadi
hubungan antar negara yang mengakui dan diakui dalam hubungan dagang
dan diplomatik. Negara yang mengakui berhak menempatkan konsulat
atau kedutaan di negara yang diakui.8
D. Asal Mula Terjadi Suatu Negara
Ada beberapa cara untuk mengetahui asal mula terjadinya suatu negara, yaitu :
a. Secara faktual, yaitu cara mengetahui asal mula terjadinya negara berdasarkan
fakta nyata yang dapat diketahui melalui sejarah lahirnya negara tersebut. Secara
faktual dapat digolongkan lagi menjadi beberapa kejadian, yaitu :
1) Occupatie (pendudukan), yaitu suatu daerah yang tadinya tidak bertuan
kemudian diduduki oleh suku atau kelompok tertentu. contoh :Liberia
diduduki budak – budak negro dan dimerdekakan tahun 1947.
2) Cassie (penyerahan), yakni suatu wilayah diserahkan kepada negara lain
berdasarkan perjanjian tertentu.

8
Ibid, hlm : 91 – 92

4
3) Accesie (penaikan), terjadi karena terbentuknya wilayah akibat penaikan
lumpur sungai atau timbul dari dari dasar laut. Contoh mesir yang
terbentuk dari delta sungai Nil.
4) Fusi (peleburan), yakni beberapa negara mengadakan peleburan dan
membentuk negara baru. Contoh bersatunya Jerman Barat dan Jerman
Timur tahun 1990.
5) Proklamasi, yakni ketika penduduk pribumi dari suatu wilayah negra yang
diduduki bangsa lain mengadakan perjuangan perlawana sehingga berhasil
merebut wilayahnya dan menyatakan kemerdekaannya. Contoh Indonesia.
6) Innovation (pembentukan baru), yakni munculnya negara baru di atas
suatu wilayah negara yang pecah dan lenyap karena suatu hal. Contoh
lenyapnya Uni Soviet yang didalamnya muncul negara baru seperti
Chechya, Rusia, dan Uzbekistan.
7) Anexatie (pencaplokan/ penguasaan), yaitu suatu negara yang berdiri di
atas suatu wilayah yang dikuasai (dicaplok) oleh bangsa lain tanpa reaksi
berarti.
b. Secara Toritis
Ada beberapa teori terbentuknya suatu negara, yaitu :
1) Teori Ketuhanan, yakni segala sesuatu yang terjadi di dunia atas kehendak
tuhan, termasuk terjadinya negara.
2) Teori Kekuasaan, yakni negara terbentuk atas dasar kekuasaan yang
diciptakan orang yang paling kuat dan berkuasa.
3) Teori Perjanjian Masyarakat (Kontrak Sosial)
Negara terjadi karena adanya perjanjian msyarakat untuk mendirikan
negara dan memilih penguasa yang akan memimpinnya.
4) Teori Hukum Alam, yakni terjadinya negara karena hukum alam, yang
bersifat universal dan tidak berubah.
c. Berdasarkan Proses Pertumbuhan
Berdasarkan cara ini, asal mula terjadinya negara dibedakan melalui dua proses,
yaitu:
1) Secara primer. (a) tumbuhnya suku/persekutuan masyarakat (b)
munculnya kerajaan (c) negara rasional (d) negara demokrasi
2) Secara sekunder, dimana negara telah ada sebelumnya namun karena ada
revolusi, intervensi, dan penaklukan, timbullah negara baru yang

5
menggantikan negara yang telah ada tersebut, seperti munculnya
Chechnya dan Uzbekistan setelah adanya revolusi di Uni Soviet.9
E. Tujuan dan fungsi Negara
1. Tujuan Negara
Ada beberapa teori tentang tujuan negara yaitu:
a) Teori Kekuasaan
Menurut Shang Yang, tujuan negara adalah memperoleh kekuasaan yang
sebenar-benarnya dengan cara menjadikan rakyatnya miskin, lemah, dan bodoh.
Sementara Machiavelli mengatakan bahwa tujuan negara adalah kekuasaan yang
digunakan untuk mencapai kebesaran dan kehormatan negara. Untuk mencpai
tujuan tersebut seorang pemimpin dibenarkan bertindak kejam dan licik.
b) Teori Perdamaian Dunia
Menurut Dante Allegieri, tujuan negara adalah untuk menciptakan perdamain
dunia, yang dapat dicapai apabila seluruh negara berada dalam satu kerajaan dunia
(imperium) dengan undang-undang yang seragam bagi semua negara.
c) Teori Jaminan dan Hak Kebebasan

Immanuel Kant dan Kranenburg. Keduanya menganjurkan agar hak dan


kebebasan warga negara terjamin, di dalam negara harus dibentuk peraturan atau
undang-undang. Keduanya memiliki perbedaan, dimana menurut Immanuel kant
perlunya dibentuk negara hukum klasik (negara sebagai penjaga malam),
sedangkan Kranenburg menghendaki dibentuknya negara hukum modern
(welfare state).

2. Fungsi Negara
Secara Umum Fungsi negara adalah melaksanakan penertiban, mengusahakan
kesejahteraan, pertahana, menegakkan keadilan.
a) Menurut G.A. Jacobsen dan M.H. Lipman, ada tiga fungsi negara yaitu:
1) Fungsi esensial, yaitu fungsi yang diperlukan demi kelanjutan negara.
Fungsi ini meliputi:
 Memelihara angkatan perang untuk mempertahankan serangan dari
luar dan pergolakan dari dalam;
 Memelihara ankatan kepolisian untuk memberatasi kejahatan;

9
Ibid, hlm : 92 – 94

6
 Memelihara pengadilan untuk mengadili pelanggar hukum;
 Mengadakan hubungan luar negeri;
 Mengadakan pungutan pajak.
2) Fungsi jas, yaitu aktivitas yang mungkin tidak akan ada apabila tidak
diselenggarakan oleh negara seperti pemeliharaan fakir miskin,
pembangunan jalan, jembatan dll.
3) Fungsi perniagaan
Fungsi ini dapat dilaksanakan oleh individu dengan tujuan memperoleh
keuntungan, bisa juga dilaksanakan oleh negara dengan pertimbangan
bahwa modal swasta tidak mencukupi. Contoh fungsi jaminan sosial,
pencegahan pengangguran, penyelengggaraan pos, telpon dll.
b) R.M. Mac Iver dalam bukunya Modern state (1926)dan The Web Of
Government (1947) bependapat bahwa fungsi negara adalah:
a) Memelihara ketertiban dalam batas-batas wilayah negara.
b) Konservasii (penyelamatan) dan perkembangan.
Contoh fungsi ini adalah pemeliharaan hutan-hutan, danau, hasil-hasil
pertanian dll.
c) Van Vollenhoven
Ada empat fungsi negara yang dikenal dengan nama catur praja, yaitu
fungsi menyelenggarakan pemerintahan (bestuur), fungsi megadili
(rechtsprak), fungsi membuat peraturan (regeling), dan fungsi ketertiban
dan keamanan (politie).
d) John Locke
Membagi fungsi negara menjadi tiga yaitu fungsi legislatif (membuat
undang-undang), Eksekutif (membuat peraturan dan mengadili), federative
(mengurus urusan luar negeri, perang dan damai).
e) Montesquieu
Montesquieu membagi fungsi negara menjadi tiga yaitu: Fungdi
legislatif (membuat undang-undang), eksekutuf (melaksanakan undang-
undang), dan yudikatif (mengawasi dan mengadili agar setiap peraturan
ditaati). 10

10
Ibid, hlm : 94 – 95

7
DAFTAR PUSTAKA

o Efriza, Ilmu Politik . Bandung : Alfabeta, 2013. Cet : 3.


o Huda, Ni’matul. Ilmu Negara. Jakarta : Rajawali Pers, 2010.
o Tim Nasional Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung
: Alfabeta, 2010.

Anda mungkin juga menyukai